Masih dalam rangkaian buku Happy Parenting with Al-Quran dan Sunnah karya Deri Rizki Anggaraini dan Yazid Subakti. Dua buku sebelumnya telah saya resensi yaitu seri pertama mengangkat tema tentang mendidik anak sejak dalam kandungan dan seri yang kedua mengangkat tema tentang mendidik anak sejak usia dini Buku seri ketiga kali ini mengangkat tema tentang mendampingi anak menuju akil baligh.
Pembuka dalam buku ini menjelaskan tentang keadaaan anak bahwa di usia tujuh tahun kedua diibaratkan seorang tawanan. Anak dalam fase ini bukan tawanan biasa, namun seorang tawanan yang agung. Tawanan yang harus dilindungi dan mendapatkan perhatian yang khusus.
Anak dalam fase ini sedang mengalami banyak guncangan, karena dalam fase ini anak mengalami masa baligh. Masa baligh pada sang anak banyak mengalami perubahan baik secara fisik maupun psikis. Fisik anak mengalami banyak perubahan, diantaranya yaitu terjadi perubahan suara, perubahan organ tubuh dan juga perubahan pada bagian vital.
Begitupula perubahan pada psikisnya, kejiwaannya sedang goncang, karena sedang mencari jati diri. Dalam buku ini dijelaskan bahwa peran orangtua untuk anak di usia ini sangat multifungsi. orangtua harus bisa menjadi guru, motivator, ahli jiwa, pengawas, pelindung sekaligus juga sebagai seorang penjamin.
Orangtua diharapkan menjadi partner sejati anak. Mengajar dengan arif, mendidik dengan bijak, membimbing denganhati, melatih dengan tekun. Anak dalam fase ini diberikan didikan yang tegas, kecintaan yang menggiring anak pada aturan ketegasan dalam menjalankan syariat agama.
Spesifikasi Buku
- Judul: Happy Parenting with Qur’an dan Sunnah (Mendampingi Anak) Menuju Akil Baligh
- penulis: Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti
- Penerbit: Ziyad Books
- Tempat Penerbitan: Banyu Anyar, Surakarta.
- Jumlah Halaman: 200
- Jenis Kertas: HVS Putih
- Jenis Sampul: Soft Cover
- Cetakan: Pertama Tahun 2020
- ISBN: 978-602-317-602-4
Isi Buku Mendampingi Anak Menuju Akil Baligh
Buku karya Kak Deri dan kak yazid pada seri ke tiga tentang Happy Parenting dan Sunnah terdiri dari 7 pembahasan, yang diantaranya yaitu menjelaskan bahwa anak merupakan tawanan yang agung bagi orangtuanya. Di bab ini dijelaskan bagaimana cara memperlakukan anak yang berposisi sebagai tawanan secara tepat di fase usia 8 sampai dengan 14 tahun.
Pada bab ini dijelaskan tentang tumbuh kembang anak, menyiapkan penjelasan dan jawaban atas pertanyaan yang akan dilontarkan dari anak tentang hal-hal aneh yang terjadi pada dirinya. Di usia ini tubuh dan jiwa anak mengalami kegoncangan. Pada bab ini juga orangtua mengarahkan mana yang masih pantas dilakukan oleh anak di usinya sekarang dan mana yang tidak. Memberikan pemahaman tentang apa yang pantas dan tidak pantas dan juga memberikan motivasi kepada anak agar bisa berbahagia di segala kondisi, terasuk juga di era pandemic seperti saat ini.
Bab selanjutnya mengarahkan pada aktivitas keagaamaan pada anak, harus sudah dibimbing secara serius. Anak mulai diperkenalkan dengan makhluk ghaib serta kehidupan dunia jin. Selain itu juga mengupayakan agar anak-anak bergaul dengan orang-orang sholih.
Dilanjutkan dengan menerangkan tentang hukum-hukum dalam Islam dengan mengajarkan ilmu fiqh, dan juga meningkatkan hafalan Al-Quran anak. Semua ibadah anak di masa ini harus diperhatikan secara serius misal keshahihan gerakan shalat, mengontrol kebenaran pelafalan makhraj huruf Al-quran beserta tajwidnya.
Di fase ini juga orangtua harus lebih fokus lagi mengarahkan kelebihan-kelebihan anak menjadi sesuatu prestasi yang harus diseriusi untuk digeluti. Pada fase ini juga orangtua mengharuskan anak untuk menjadikan hobbynya sebagai nilai lebih bagi anak. Orangtua juga harus menambah keterampilan pada anak, misal dengan mengajarkan berkuda, memanah, berenang sesuai dengan yang disunnahkan oleh agama.
Orangtua juga harus memberikan pengertian pada anak tentang apa itu baligh dan apa saja yang harus dilakukan jika salah satu ciri datangnya akil baligh ini sudah dialami oleh anak. Memberikan pendidikan seks dasar agar anak memahami hal yang dibolehkan dan hal yang dilarang untuk dilakukan dalam hubungan dua jenis yang berbeda.
Di akhir bab dijelaskan masa akil baligh pada anak beserta tingkatannya. Ada pembekalan pengetahuan bagi orangtua tentang masalah badai pubertas pada anak. Dalam bab ini juga diterangkan tentang tingkatan usia anak dan apa saja yang terjadi di setiap fasenya.
Biografi penulis
Yazid Subakti dan Deri Rizki adalah sepasang suami istri yang memiliki minat besar pada dunia parenting Islam. Sang istri adalah seorang ahli gizi Kesehatan dan lulusan Universitas Gajah Mada Jogja begitupun sang suami merupakan sarjana Geografi di kampus yang sama.
Sepasang suami istri ini merupakan naras umber di radio MQ FM Jogja, dalam acara rutin Rumahku Syurgaku. Merupakan founder dari Yayasan Rumpun Nurani, Komunitas kepompong Educare, dan Komunitas Hijrah Cinta Keluarga Dahsyat. Deri juga merupakan salah satu pelopor berdirinya Komunitas Pendidik Gizi, dan aktif di kepengurusan Salimah.
Kelebihan Buku
Sama seperti buku-buku sebelumnya kelebihan buku seri ke tiga dari rangkaian happy Parenting with Al-Quran dan sunnah adalah bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami karena menggunakan bahasa ringan dan biasa kita jumpai dan kita gunakan sehingga menjadikan buku ini bisa dibaca untuk berbagai kalangan.
Begitu pula dengan tata letak atau lay out buku yang ciamik, membuat para pembacanya tidak mudah mengalami kejenuhan untuk komit menghabiskan bacaannya.
Selain itu, karena buku ini buku baru, jadi teman-teman bisa mendapatkannya, dan juga harga yang ditawarkan sangat terjangkau. Harganya di kisaran 50 ribu - 60 ribu rupiah.
Kekurangan Buku
Sebagaimana menimbang tentang kesukaan para kaum muda masa kini yaitu membaca pada platform online, buku ini belum masuk daftar buku yang bisa dibaca secara online.
Kesimpulan
Mendidik anak pada fase ini adalah fase tersulit dan membutuhkan bayak pengetahuan tentang hal-hal yang dialami anak tentang peubahan pada fisik dan jiwanya.
Orangtua perlu memperluas wawasannya tentang ilmu parenting sekaligus juga ilmu agama sebagai bekal untuk mewriskannya kembali pada anak, karena pada fase ini anak benar-benar membutuhkan bimbingan yang maksimal dari orangtuanya.
Fase ini merupakan fase rawan pada perkembangan mental anak. Komunikasi yang baik adalah kunci sukses mendidik anak dalam fase ini. karena anak sudah mulai bisa diajak berpikir secara konseptual sedikit demi sedikit, yang tadinya hanya mampu berpikir secara faktual.
Bukunya bagus banget ya memberikan banyak ilmu selain itu harganya juga sangat terjangkau sekali, murah banget sih cocok banget buat dibeli.
BalasHapus