Mengatasi Rasa Ketidakpercayaan Diri pada Anak. Orang Tua dan Pendidik Wajib Tahu!

Rabu, 23 April 2025

Permasalahan Ketidakpercayaan diri pada anak merupakan fenomena yang acap kali dihadapi banyak orang tua dan pendidik. Menurut Dr. Erikson, seorang pakar psikolog perkembangan anak, hal ini hal ini timbul pada tahap perkembangan "inisiatif vs rasa bersalah" yaitu pada kisaran usia 3-5 tahun dan "kerajinan vs inferioritas" pada kisaran usia anak 6-12 tahun.


masalah ketidakpercayaan diri pada anak



Profesor Robert Brooks, seorang psikolog yang juga berdedikasi di Harvard Medical School, dalam bukunya "Raising Resilient Children" menjelaskan tentang berbagai manifestasi rasa ketidakpercayaan dalam diri anak menjadi beberapa pembagian utama, diantaranya yaitu:

  1. Pemalu (Social Shyness). Rasa malu pada diri anak biasanya dikarenakan mengalami kesulitan ketika berinteraksi dengan orang lain, terutama terhadap orang lain yang baru dikenal. Anak-anak sering menghindari kontak mata, berbicara dengan suara sangat pelan, atau bersembunyi di belakang orang tuanya.
  2. Pencemas (Anxiety). Rasa cemas pada diri anak biasanya timbul karena dipengaruhi kekhawatiran yang berlebihan terhadap situasi baru atau tantangan, biasanya disertai dengangejala fisik seperti sakit perut, sakit kepala, atau gangguan tidur sebelum menghadapi situasi tersebut.
  3. Penakut (Risk-Aversion). Rasa takut pada anak biasanyha ditunjukkan dengan cara menolak aktivitas yang dia anggap baru karena takut gagal atau terluka, meskipun aktivitasnya sesuai dengan usia dan kemampuan mereka.
  4. Pembohong (Fabricator). Kasus berbohong pada anak biasanya diekspresikan oleh anak melalui kisah khayalan yang mereka ciptakan namun mereka buat seolah-olah itu adalah kenyataan. Hal ini biasanya menutupi rasa tidak mampu yang ia miliki
  5. Tidak Mandiri (Dependency). Ketidakmandirian pada anak biasanya ditandai dengan rasa ketergantungan mereka yang berlebihan pada orang dewasa, meskipun hal itu sebenarnya mampu mereka lakukan sendiri.

Seorang penulis buku dengan judul "Raising Your Spirited Child", Dr. Mary Sheedy Kurcinka, memaparkan bahwa perilaku rasa tidak percaya diri pada anak merupakan mekanisme perlindungan diri yang ditampakkan oleh anak ketika mereka merasa dirinya tidak aman atau tidak yakin dengan kemampuan yang mereka miliki. Menurut Dr. Mary anak-anak tidak dilahirkan dengan bawaan rasa ketidakpercayaan diri, hal tersebut adalah respons yang dipelajari dari pengalaman hidup yang mereka jumpai.

Hasil penelitian yang diterbitkan oleh National Institute of Child Health and Human Development menggambarkan bahwa sekitar 20-40% anak usia sekolah mengalami salah satu bentuk ketidakpercayaan diri di atas, dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Permasalahan ini harus segera ditangani, karena jika tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa terus berlanjut sampai dewasa dan akan berdampak pada kualitas hidup seseorang secara keseluruhan.

Untuk itu sangat dianjurkan bagi orang tua dan pendidik dalam memahami fenomena ketidakpercayaan diri pada anak bukanlah tanda kelemahan karakter atau kegagalan pengasuhan. Namun, jadikan hal ini menjadi kesempatan untuk memberikan dukungan yang tepat dan membantu anak mengembangkan resiliensi serta keterampilan mengatasi masalah yang akan bermanfaat seumur hidup mereka.

Untuk itu yuk bagi para orang tua dan pendidik kita coba telusuri lebih mendalam lagi tentang permasalahan ini melalui gambaran kasus yang biasanya sering terjadi pada anak. Saya akan memaparkan lebih dalam lagi tentang tiga permasalahan ketidakpercayaan diri pada anak dalam kasus Pemalu, Pencemas dan Berbohong melalui kisah beberapa anak yang menghadapi permasalahan ini.

Mengenal Anak Pemalu dan Cara Mengatasinya


Pagi itu, di ruang kelas Kartini TK Cendrawasih sedang heboh mempersiapkan pentas seni tahunan. Bu Nina wali kelas mereka, sibuk membagi-bagi peran untuk drama kecil yang akan anak-anak tampilkan.

"Farhan, kamu jadi raja ya!" kata Bu Nina dengan semangat.

Farhan, yang sedang berdiri dipojokan, langsung menunduk. Wajahnya terlihat memucat, dan terlihat ketakutan "eng…eng…ga mau Bu, Farhan enggak bisa..." ucapnya hampir tidak terdengar. Terlihat sangat cemas.

Bu Nina menghela napas. Sudah dua tahun ia membersamai Farhan, Sikapnya selalu saja sama, meringkuk seperti keong yang ketakutan setiap kali diminta tampil di depan kelas.

Kisah Farhan mungkin tidak asing ya bagi sebagian orang tua dan pendidik. Sikap yang ditunjukkan oleh Farhan merupakan gambaran Ketidakpercayaan diri pada seorang anak. Tentu saja ini bukan hal yang aneh, tapi dampaknya bisa sangat mengkhawatirkan jika tidak segera ditangani.

Aku jadi teringat dengan Lala, putri tetanggaku yang acap menyembunyikan dirinya di balik baju mamanya ketika bertemu dengan orang asing. Di usianya yang sudah lima tahun, Lala masih sulit ketika diminata untuk menyapa, tersenyum, atau sekadar menatap mata orang yang mengajaknya berbicara.

Melalui rasa malunya lala sebenarnya sedang melawan rasa ketakutan yang dimilikinya. Takut akan penilaian orang. Dalam benak si kecil, setiap interaksi sosial adalah potensi kegagalan atau penolakan. Maka, dia akan mengambil jalan aman yaitu dengan bersembunyi.

Apa sih definisi pemalu dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk kita lanjut pembahasan kita.

Apa itu Anak Pemalu?


Menurut Suyanto (2005), anak pemalu adalah anak yang kurang memiliki keterampilan sosial ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Jika didiamkan berlarut maka anak akan terus merasa kesulitan dalam bergaul. Anak-anak pemalu biasanya punya percaya diri dan self-esteem yang rendah. Mereka tidak berani tampil ekspresif dan lebih suka menarik diri dari teman-temannya. Kalau dibiarkan terus, mereka bisa jadi anak yang introvert (suka memendam perasaan sendiri) dan susah bergaul dengan orang lain.

Kenapa Anak Bisa Jadi Pemalu?


Biasanya rasa malu disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini:
  1. Merasa tidak aman ketika mengekspresikan diri dikarenakan pernah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti dikritik atau diledek.
  2. Orang tua yang overprotektif. Hal ini membuat anak menjadi pasif dan jadi tergantung pada orang lain.
  3. Adanya perhatian yang kurang dari orang tua, hal ini membuat anak merasa tidak berharga
  4. Mengalami kritikan yang diungkapkan di depan umum.
  5. Banyak mengalami hukuman. Hal ini juga membuat anak dibalut perasaan takut dan ragu
  6. Pola asuh yang salah sejak kecil atau karena anak memiliki cacat fisik yang membuatnya merasa rendah diri.

pemalu pada anak usia dini



Karakteristik Anak Pemalu


Anak-anak yang pemalu biasanya ditandai dengan sikap atau hal di bawah ini:
  1. Anak selalu menghindar ketika harus berhubungan dengan orang lain.
  2. Anak merasa enggan dan ragu ketika diajak terlibat dengan orang lain.
  3.  Anak pemalu biasanya Tidak berani mengambil risiko.
  4. Cenderung pendiam dan jika berbicara suaranya pelan.
  5. Memiliki rasa kurang percaya diri.
  6. Tidak menyenangi permainan yang butuh Kerjasama.
  7. Sulit memutuskan pilihan untuk dirinya sendiri.

Dampak Rasa Malu Berlebihan bagi Perkembangan Anak


Jika dibiarkan berlarut, rasa pemalu yang berlebihan pada anak akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan, seperti mengalami kendala dalam pergaulan karena terbiasa menarik diri karena terhambat perkembangan emosi dan sosialnya. Selain itu anak pemalu juga akan terbentuk jiwa yang tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik karena tidak mampu mengekspresikan diri secara nyaman dan santai.

Bagaimana Tips Jitu Menangani Anak Pemalu?


Tentu saja kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi anak ini harus segera diatasi dan dicari solusinya. Para pendidik dan orang tua bisa menerapkan hal-hal berikut ini:

  1. Orang tua dan pendidik harus mampu membangkitkan keyakinan bisa pada diri anak dengan menerima dan memuji apapun hasil kerja anak. Misalnya, "Wah, gambarnya bagus sekali anak sholeh! Pasti bisa lebih bagus lagi jika ingin berlatih terus!"
  2. Usahakan Jangan memaksa anak untuk tampil jika dia belum siap, tapi tetap tawarkan kesempatan itu dengan menggunakan kata-kata positif seperti "Kamu pasti bisa, semangat ya!"
  3. Beri anak kesempatan untuk Latihan bekerja dalam kelompok kecil yang berjumlah 2 orang, supaya anak lebih mudah berkomunikasi dan bekerjasama.
  4. Upayakan agar anak tidak bermain sendirian terlalu lama. Beri peran kecil dalam kegiatan kelompok, meski hanya sebagai "pendengar".
  5. Pendidik maupun orang tua harus mampu menciptakan suasana yang dekat dan hangat setiap harinya melalui sapaan lewat kontak mata dan senyuman.
  6. Memberikan pertolongan pada anak dan menanyakan dengan lembut saat anak butuh bantuan mengerjakan tugas tapi tidak mau bicara.
  7. Ciptakan permainan atau nyanyian yang melibatkan nama semua anak di kelas untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

Dengan pendekatan yang tepat dan penuh kesabaran, anak pemalu bisa bertransformasi menjadi anak yang lebih percaya diri dan mampu bersosialisasi dengan baik.


Mengenal Anak Pencemas dan cara Mengatasinya


Gelisah dan khawatir, mungkin ini ya gambaran perasaan cemas yang hinggap pada diri anak. Aku punya cerita, nih tentang seorang anak yang bernama Ramadhan, salah satu anak kenalanku yang berusia 5 tahun. Menurut cerita mamanya sebenarnya Ramadhan adalah anak yang cerdas, tapi sering merasa cemas berlebihan ketika hendak menghadapi hal yang baru buat dia. Dia bisa muntah, sakit perut, atau bahkan demam hanya karena besok harus tampil di sebuah pertunjukan. Padahal jika dia sudah larut dan beradaptasi dengan situasi yang dia hadapi dia akan merasa bahagia.

Kecemasan berlebihan seperti yang dialami Ramadhan menunjukkan rasa ketidakpercayaan diri yang mendalam. Meskipun sang anak memiliki kemampuan dalam hal yang dia cemaskan. Dia akan merasa tidak mampu, tidak cukup, dan takut gagal.

Apa sih definisi pencemas pada anak dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk kita lanjutkan pembahasan kita dengan mengusung pendapat para ahli biar lebih kuat nih pemahaman kita.

Apa itu Kecemasan pada Anak?


Menurut Hurlock (1978), kecemasan adalah kondisi mental yang tidak nyaman berkaitan dengan rasa sakit yang mengancam atau yang dibayangkan. Berbeda dengan rasa takut yang disebabkan situasi nyata, kecemasan lebih samar dan dipicu oleh situasi yang dibayangkan.

Sundari (2005) menambahkan bahwa kecemasan melibatkan gejala fisik seperti jari-jari dingin, jantung berdebar, berkeringat dingin, pusing, nafsu makan berkurang, dan sesak napas. Sedangkan gejala mentalnya meliputi ketakutan, merasa terancam bahaya, sulit konsentrasi, gelisah, dan ingin lari dari kenyataan.

Mengapa Anak Bisa Cemas?


Ada beberapa penyebab kecemasan yang terjadi pada diri anak yang bisa diidentifikasi. Anak pencemas biasanya dibangun dari pola asuh orang tua dengan gaya pengasuhan yang dianut seperti di bawah ini: n

  1. Gaya pengasuhan yang terlalu protektif. Hal ini membuat anak jadi merasa was-was bahkan merasa bersalah jika tidak ada orang tua di sampingnya.
  2. Peraturan yang dibuat terlalu ketat sehingga anak merasa takut dihukum jikamengalami kegagalan.
  3. Anak tidak dibiasakan untuk berperilaku mandiri. Hal ini akan membuat anak takut sendirian dan selalu ingin ditemani.
  4. Orang tua tidak membiarkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Hal ini akan membuat anak kesulitan dalam bergaul dan cenderung takut jika bertemu dengan orang baru.
  5. Takut pada perubahan cuaca atau gejala alam seperti petir dan suasana gelap.

Tanda-tanda Anak Mengalami Kecemasan


Sebenarnya apa saja sih tanda-tanda jika anak sedang mengalami rasa cemas? Menurut para ahli, kecemasan ini dibagi menjadi kecemasan dalam tingkat yang masih ringan dan kuat. Kecemasan tingkatan ringan ditandai dengan murung dan gugup, mudah tersinggung atau marah, tidak bisa tidur nyenyak dan juga sangat sensitif dengan perkataan orang lain.

Sedangkan Kecemasan yang lebih kuat bisa diidentifikasi dalam sikap yang biasanya ditunjukkan dengan berlaga menjadi sok jagoan sebagai bentuk menutupi rasa ketidakpercayaan pada diri. Bisa juga ditandai dengan cepat bosan dan sulit fokus pada satu hal, gelisah dan kesulitan berbicara dengan lancar, menghindar dari situasi yang menyebabkan ketakutan seperti tidur walaupun tidak lelah, menyibukkan diri, atau malah dengan melamun.

Kecemasan yang lebih kuat juga bisa ditandai dengan memberikan reaksi berlebihan atau malah terlalu diam ketika dikritik. Adanya perubahan drastis dalam perilaku misalnya yang biasanya ramah anak berubah menjadi kasar, makan berlebihan, terutama makanan manis. Terlalu banyak menonton TV atau bermain gadget dan berkegiatan yang cenderung menghibur, bahkan sering menyalahkan orang lain ketika menutupi ketidakmampuan yang dimiliki.

mengatasi rasa cemas pada anak



Dampak Kecemasan pada Perkembangan Anak


Setelah kita mengetahui tanda-tanda anak yang mengalami kecemasan, tentunya sebagai pendidik dan orang tua akan segera mencari tahu bagaimana cara mengatasinya, solusi apa yang tepat agar rasa cemas pada anak bisa diminimalisisr atau bahkan dihilangkan, karena jika dibiarkan, kecemasan yang terus menerus dialami bisa membuat anak mejadi pribadi yang kurang percaya diri, tidak mandiri, tidak bisa memecahkan masalah dan selalu ingin bergantung pada orang lain.

Contoh kecemasan yang sering muncul pada Anak Usia TK


Biasanya kecemasan yang ditunjukkan oleh anak di tingkat taman kanak-kanak berkisar pada rasa cemas ketika bertemu dengan orang baru dan meminta orang tua untuk terus menunggunya ketika di sekolah. Kecemasan yang lainnya juga ditandai dengan perasaan tidak aman jika jauh dari guru, menangis ketika belum ada yang jemput, takut pada sosok tertentu, bisa teman atau individu yang berada di lingkungan sekolah, tidak berani beraktivitas karena tidak percaya diri.

Tips Menangani Anak yang Cemas


Bingung ya parents jika kita menghadapi atau bahkan memiliki anak yang cenderung pencemas. Lagi-lai sebagai orang tua kita ingin memberikan yang terbaik pastinya untuk buah hati tercinta. Begitu pula sebagai pendidik, tentu saja kita ingin ha yang terbaik bagi anak didik kita. Bahagia tentunya jika bisa membimbing mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi problem solver bagi masalah yang mereka hadapi.

Apa saja nih yang harus dilakukan oleh orang tua dan pendidik ketika ingin berupaya mengatasi kecemasan yang terjadi pada diri anak?Hal-hal berikut ini bisa dicoba ya:

  1. Temukan penyebab kecemasan anak.
  2. Alihkan perhatian ke hal-hal yang disukainya saat mulai cemas.
  3. Orang tua dan pendidik hendaknya jangan memaksa anak untuk membicarakan kecemasannya ketika sedang sangat cemas.
  4. Berikan kasih sayang fisik seperti pelukan atau elusan di kepala.
  5. Menjaga situasi tetap kondusif, pastikan anak cemas tidak menjadi bahan ejekan orang lain.
  6. Upayakan untuk mengajak anak berbicara dengan kata-kata menenangkan dan membuatnya merasa aman.
  7. Lakukan kegiatan yang bisa menyenangkan dan membuat anak nyaman seperti bercerita, mendengarkan musik, atau menggambar.
  8. Ajak anak untuk anak mengekspresikan perasaan dalam bentuk kata-kata.
  9. Ungkapkan pujian saat anak berhasil mengungkapkan kecemasannya.
Dengan pendekatan yang tepat dan penuh kesabaran, anak-anak bisa belajar mengelola kecemasan mereka dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tenang dan percaya diri.

Mengenal Rasa Takut pada Anak USia Dini dan Cara Mengatasinya


Anak yang penakut biasanya ragu untuk mencoba hal yang belum dia lakukan. Biasanya argumentasi yang dia lontarkan adalah "Tidak mau, Ma! Kalau jatuh gimana?"

Kalimat ini biasanya terlontar dari anak dengan ketidakpercayaan diri yang diwujudkan sebagai rasa ketakutan berlebihan ketika mencoba hal-hal baru. Baginya, setiap tantangan baru adalah potensi kegagalan yang menakutkan, bukan petualangan yang menyenangkan. Apa sih sebenarnya makna dari rasa takut yang dimiliki anak?


Pengertian Takut


Rasa takut muncul ketika seseorang merasa lemah dan terancam. Meski terdengar negatif, Sundari (2005) berpendapat bahwa takut sebenarnya punya nilai positif untuk kesehatan mental kita. Takut membuat kita lebih berhati-hati, jadi rasa takut sebaiknya jangan dihilangkan, namun harus tetap dikontrol.

Ketakutan paling mendasar pada anak adalah ketakutan kehilangan orangtua. Anak-anak juga sering takut pada orang asing, binatang, dan gelap. Watson dalam Crain (2007) menjelaskan bahwa anak sulit membedakan antara hal nyata dan imajinasi mereka sendiri.

Ketika anak memasuki usia 4 tahun anak masuk pada fase anak mulai berpikir intuitif. Mereka punya jawaban tentang dunia tapi belum bisa menjelaskannya dengan baik. Anak menggunakan intuisi untuk menjelaskan ketakutan mereka, misalnya dengan menganggap bayangan sebagai monster.

Perlu diketahui ya, bahwa ketakutan berbeda dengan kecemasan. Ketakutan biasanya muncul karena ada stimulus tertentu, misalnya jika anak takut anjing karena pernah digigit, sedangkan kecemasan tidak selalu punya pemicu yang jelas.

Ketakutan bisa jadi masalah jika muncul berulang dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan bisa berkembang menjadi fobia (Murphy dalam Crosser, 2004).

Percobaan dalam mengatasi rasa takut seorang bocah berusia 3 tahun bernama Peter terhadap kelinci pernah dilakukan oleh Mary Cover Jones dengan cara pembiasaan yang dilakukan secara bertahap dan akhirnya berhasil menghilangkan ketakutan terhadap kelinci dan benda serupa. Awalnya Peter hanya dibiarkan melihat kelinci dari kejauhan, selanjutnya mulai didekatkan sampai jarak dimana Peter merasa terganggu. Hari berikutnya dilakukan lagi dengan mendekatkan jarak lebih dekat secara perlahan sampai Peter merasa tidak terganggu, dan hari selanjuynya Peter sudah menunjukkan keberaniannya bermain bersama kelinci.


Penyebab Rasa Takut pada Anak


Beberapa faktor yang mempengaruhi rasa takut pada anak biasanya disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini:

  1. Faktor Intelegensi. Anak yang cepat dewasa biasanya cenderung punya rasa ketakutan seperti anak dengan usia yang lebih tua.
  2. Jenis kelamin. Biasanya anak perempuan menunjukkan lebih banyak ketakutan.
  3. Status sosial ekonomi. Keumumannya anak dari keluarga ekonomi rendah punya lebih banyak ketakutan, terutama pada kekerasan. Ini dipicu dari lingkungan tempat tinggal yang biasanya tidak aman.
  4. Kondisi fisik anak. Biasanya anak yang sedang dalam kondisi letih, lapar, atau kurang sehat lebih mudah merasa takut.
  5. Faktor hubungan sosial. Berada di antara anak lain yang ketakutan bisa menular.
  6. Faktor urutan kelahiran. Biasanya anak pertama cenderung lebih penakut karena pola asuh orang tua yang overprotektif.
  7. Faktor Kepribadian. Biasanya anak dengan emosi tidak stabil lebih mudah menjadi pribadi yang penakut.

Gejala yang Muncul Jika Anak Takut


Smith (dalam Crosser, 2004) menyebutkan gejala ketakutan pada anak ditunjukkan dengan beberapa perilaku diantaranya dengan perilaku agresif misalnya dengan cara mengamuk dan memukul. Biasanya anak seringkali menarik diri untuk mencari perlindungan dari orang dewasa atau dengan mengekspresikan rasa takut dengan melarikan diri dan bersembunyi.

Pengaruh Rasa Takut pada Perkembangan


Rasa takut yang dialami oleh anak jika dibiarkan dan tidak dikontrol maka akan menyebabkan anak terlalu bergantung pada orang lain karena merasa tidak aman di lingkungan yang baru. Selain itu anak juga mudah gugup dalam merespons situasi dan sulit dalam mengambil keputusan.


Tips Mengatasi Ketakutan pada Anak


Ada beberapa cara yang bisa dicoba oleh para orang tua dan juga pendidik ketika mengatasi anak yang penakut, diantaranya yaitu dengan langkah mengidentifikasi ketakutannya dan berbagi pengalaman dengan menerangkan pada anak bahwa semua orang punya rasa takut dan ini merupakan hal yang wajar.

Langkah selanjutnya dukung kemandirian anak dengan menghargai pilihan mereka. Jangan lupa untuk mempersiapkan anak ketika menghadapi situasi yang akan menimbulkan ketakutan pada anak. Selain itu orang tua harus menjaga lingkungan tetap nyaman dan aman. Untuk para pendidik upayakan untuk menggunakan strategi modeling atau dengan cara mencontohkan yang diterapkan dalam kurikulum pembelajaran.

Cara menerapkan strategi modeling dalam kurikulum


  1. Demonstrasi Langsung: Guru atau orang dewasa mencontohkan cara menghadapi objek atau situasi yang menakutkan dengan tenang. Misalnya, jika anak takut pada serangga, guru dapat menunjukkan cara memegang atau mengamati serangga dengan sikap tenang dan tertarik.
  2.  Peer Modeling: Melibatkan teman sebaya yang tidak memiliki ketakutan serupa untuk mencontohkan perilaku berani. Seperti pada kasus Peter yang disebutkan dalam teks, di mana dia belajar mengatasi ketakutannya terhadap kelinci dengan mengamati anak-anak lain yang bermain dengan kelinci.
  3.  Cerita dan Buku: Menggunakan cerita yang menampilkan karakter yang berhasil mengatasi ketakutannya. Guru bisa membacakan buku tentang anak yang awalnya takut gelap namun akhirnya belajar mengatasinya.
  4. Role-Play: Menciptakan permainan peran di mana anak-anak dapat mempraktikkan perilaku berani dalam situasi yang aman dan terkontrol.
  5. Video Modeling: Menunjukkan video tentang anak-anak atau karakter yang menghadapi dan mengatasi ketakutan mereka.
  6. Pendekatan Bertahap: Seperti dalam kasus Peter yang disebutkan dalam teks, pendekatan bertahap dimulai dengan melihat objek yang ditakuti dari jarak yang aman, kemudian secara bertahap mendekat seiring waktu.

Strategi modeling ini efektif karena membantu anak melihat bahwa situasi yang mereka takuti sebenarnya tidak berbahaya dan bahwa ada cara untuk menghadapinya dengan tenang. Ketika dimasukkan ke dalam kurikulum secara terstruktur, ini membantu anak-anak membangun kepercayaan diri mereka dan mengembangkan keterampilan mengatasi ketakutan mereka secara positif.


Perjalanan Panjang Membentuk Kepercayaan Diri pada Anak



Seorang Psikolog perkembangan anak, Dr. Amalia, menjelaskan, bahwasannya ketidakpercayaan diri yang terjadi pada anak biasanya berakar dari tiga hal yaitu pengalaman kegagalan yang tidak ditangani dengan baik, pola asuh yang terlalu kritis atau overprotektif, dan perbandingan yang tidak sehat dengan anak lainnya.

Membantu anak mengatasi ketidakpercayaan diri bukanlah proses yang mudah yang bisa terjadi hanya semalam. Keberhasilan untuk membangun rasa percaya diri pada anak merupakan perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan banyak cinta serta usaha yang gigih dari kita para orang dewasa.

"Percaya diri itu seperti otot," kata Dr. Amalia. "Semakin sering dilatih, semakin kuat. Dan latihannya dimulai dari hal-hal kecil."

Membangun kepercayaan diri pada anak bukan juga bukan berarti tentang menciptakan sebuah transformasi besar yang bisa dilakukan secara instan, tapi lebih ditekankan kepada bahwasannya kita orang tua dan pendidik bisa merayakan kemajuan kecil yang dialami oleh anak setiap harinya.

Dan mungkin inilah pesan terpenting untuk kita semua, bahwa dalam membantu anak mengatasi ketidakpercayaan diri, kita perlu belajar menghargai proses lebih dari pada hasil. karena proses pembelajaran pada anak usia dini lebih menekankan pada proses ketimbang pada hasil. Yuk belajar menjadi orang tua dan pendidik yang bijak. Happy parenting dan salam pengasuhan.

Universitas Muhammadiyah Gresik: Kampus dengan Ekosistem Akademik Unggul

Jumat, 28 Maret 2025
Hai para pemuda cerdas. Menjelang pertengahan tahun buat para kawula muda cerdas pasti lagi pada ketar ketir nih sibuk mencari kampus favorit yang akan menjadi pilihan untuk melanjutkan studinya. Masa-masa ini kita sedang dihadapkan dengan persiapan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Apalagi kita semua paham bahwa gambaran tingkat Pendidikan tinggi di Indonesia saat kini tengah menghadapi tantangan yang beragam. Untuk itu para pemuda yang akan menjadi calon mahasiswa perlu memiliki strategi yang jitu dalam memililih lembaga kampus yang bisa menjadi wadah solutif dan innovatif bagi masa depannya.

kampus swasta unggul

 

Seleksi yang ketat mau tidak mau harus dihadapi para calon mahasiswa ketika ingin mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di kampus ternama serta favorit yang memiliki kualitas yang bagus. Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) menjadi momen kritis yang menentukan masa depan pendidikan para kawula muda. Namun jangan khawatir itu bukan sebuah akhir dari hidupmu, masa depan diraih bukan hanya dengan satu jalan, masih banyak jalan lain dan itu mungkin menjadi jalan terbaik bagi hidupmu. So, Gagal SNBT? UM Gresik Solusinya!

Dinamika Perguruan Tinggi di Era Digital


Seperti kita ketahui Perguruan Tinggi bukan hanya sekadar institusi akademik, melainkan ekosistem transformasi yang mempersiapkan generasi muda menghadapi kompleksitas global. Institusi akademik kampus memberikan pengalaman yang lebih luas dan global dalam membuka cakrawala tentang dunia. Nah, adakah kampus keren selain kampus negeri pilihan?

Tentu!!! Yuk kenalan dengan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yang memiliki peran sebagai pionir dalam merevolusi paradigma pendidikan tinggi. UMG merupakan solusi pilihan tepat dan membuktikan bahwa kesempatan tidak dibatasi oleh jalur konvensional. Jika kesempatan di kampus lain tidak bisa didapat, menjadikan kampus Universitas Muhammaiyah Gresik merupakan pilihan yang sangat tepat, lho. Mengapa? Yuk aku jelasin.

Mengapa Universitas Muhammadiyah Gresik Berbeda?


Ada beberapa hal yang perlu smart people ketahui tentang kelebihan Universitas Muhammadiyah Gresik, dan menjadikannya sebagai kampus pilihan yang tidak perlu diragukan eksistensinya, cek sampai akhir ya.

1. Legitimasi Akademik yang Kredibel


Unirank 2024 telah menganugerahi UMG sebagai Perguruan Tinggi Terbaik di Kabupaten Gresik. Pengakuan ini bukan sekadar label prestasi, melainkan bukti nyata komitmen institusi dalam menghadirkan pendidikan berkualitas tinggi yang kompetitif.

2. Filosofi Pendidikan Transformatif


UMG membangun filosofi pendidikan yang melampaui transfer pengetahuan yang berfokus pada Pengembangan Karakter Integral yang bukan hanya sekedar pembentukan karakter baik, namun merupakan harmonisasi dari integritas moral, kejujuran akademik, tanggung jawab sosial serta kesadaran etis. Hal ini akan membentuk seorang individu yang memiliki martabat serta kehormatan disamping kecerdasan. Mahasiswa dibiasakan untuk berpikir kritis, berbuat adil, memiliki rasa empati yang tinggi, serta kejujuran dan konsisten dalam ucapan dan perbuatan.

Selain itu, UMG membangun penguatan kompetensi global dengan menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan, memahami budaya yang beragam, memiliki kemampuan berkomunikasi antar bangsa dan juga memiliki keterampilan multidisipliner melalui metode yang mengembangkan jalur mahasiswa internasional, kurikulum berbasis standar global, pelatihan bahasa asing serta proyek kolaborasi internasional.

UMG juga memiliki program pembentukan pemimpin bagi masa depan yang bertaraf tidak hanya pada sebuah posisi namun juga berkemampuan menjadi inspirasi bagi orang lain, mampu mengambil keputusan yang tepat dan sanggup memecahkan masalah dan bekerja dalam tim yang efektif. Kegiatan yag dicanangkan untuk mendukung Gerakan ini melaui simulasi kepemimpinan, mentorship dari para ahli di bidangnya, berbagai kegiatan keorganisasian dan penanganan proyek kemasyarakatan.

UMG juga memiliki program yang mengarahkan para mahasiswanya untuk mampu berinovasi dan Kreatif dengan mewujudkan pemikiran yang di luar kebiasaan, mampu membuat solusi yang baru berani dalam mengambil resiko dan tetap mendukung belajar yang berkelanjutan dalam pengembangan diri.

3. Inklusivitas Pendidikan


Berbeda dengan perguruan tinggi konvensional, UMG memahami bahwa potensi mahasiswa tidak dapat diukur sekadar dari skor akademik. Institusi ini membuka pintu selebar-lebarnya bagi mereka yang memiliki passion dan motivasi tinggi. Nah, pas kan ya untuk generasi muda yang kaya energi dan butuh penyaluran pada hal-hal positif yang membangun.

Selain itu terdapat juga program beasiswa spektakuler, program beasiswa komprehensif. UMG juga menghadirkan solusi revolusioner bagi mahasiswa yang mengalami kendala ekonomi, diantara fasilitas yag disediakan adalah beasiswa DPP 1 dan DPP 2 100%.

Ka.Biro Admisi dan Humas yang mengelola Penerimaan Mahasiswa Baru Alif Sulthon Basyari, S.E., M.SM., memaparkan bahwa Universitas Muhammadiyah Gresik siap membatu bagi para siswa yang baru saja gagal dalam SNBP lewat program beasiswa ini. Biaya formulir hanya 100k saja, dan bebas test masuk.Info Pendaftaran Mahasiswa Baru di Universitas Muhammadiyah Gresik dan Informasi beasiswa ada di website atau https://pmb.umg.ac.id/beasiswa ya, silahkan kunjungi websitenya untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.

UMG Kampus Inovatif Ekosistem Akademik Unggul  


Penjabaran di atas semoga menjadi gambaran para kawula muda cerdas yang menginginkan masa depan cerah bagi kehidupannya kelak. Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) menghadirkan ekosistem akademik modern yang inovatif, menawarkan pengalaman pendidikan tinggi yang komprehensif dan transformatif. Tentu saja ini merupakan suguhan sarana pendidikan berkualitas yang bisa kita jadikan pilihan.

Dengan infrastruktur canggih seperti laboratorium teknologi mutakhir, perpustakaan digital berbasis AI, dan ruang kolaborasi interdisipliner, UMG tidak sekadar menyediakan pendidikan, tetapi memberdayakan mahasiswa untuk mengembangkan potensi maksimal mereka. 

Beberapa program studi yang ditawarkan juga sangat beragam, mencakup bidang teknik (Industri, Mesin, Elektro), ekonomi digital, manajemen strategis, sistem informasi cerdas, hingga pendidikan berbasis teknologi. Hal ini tentu saja memberikan peluang yang luas bagi para mahasiswa dalam memilih jalur akademik sesuai minat dan bakat masing-masing.

Keunggulan UMG terletak pada jejaring kerja sama strategis yang kuat dengan berbagai mitra industri, termasuk perusahaan multinasional, startup teknologi, lembaga pemerintah, dan institusi pendidikan internasional. 

Universitas ini menyediakan jalur pengembangan karier komprehensif melalui program magang berkualitas, sertifikasi industri, kesempatan mengikuti kompetisi nasional dan internasional, serta pendampingan alumni. Para alumni UMG telah membuktikan kualitas pendidikan dengan meraih posisi strategis di perusahaan ternama, menjadi wirausaha sukses, peneliti berprestasi, dan pemimpin inspiratif di berbagai bidang, menunjukkan dampak nyata dari pendidikan yang diterima.


Kapan Bisa Mulai Mendaftar?  


Mulai tertarik dan penasaran dengan program pendaftaran yang harus ditempuh? Jangan khawatir kalian semua masih memiliki kesempatan yang cukup panjang. Periode pendaftaran untuk tahun akademik 2025 dibuka mulai 18 Maret hingga 24 April 2025, dengan mekanisme pendaftaran yang sederhana dan user-friendly. Calon mahasiswa dapat mendaftar melalui situs https://pmb.umg.ac.id/, mengisi formulir online secara lengkap, dan mengunggah dokumen pendukung.

Mengutip pesan berharga dari Rektor Alif Sulthon Basyari, S.E., M.SM., yang menegaskan bahwa  filosofi universal UMG: "Kami tidak sekadar mendidik, tetapi memberdayakan. Setiap mahasiswa adalah potensi tak terbatas yang menunggu untuk diwujudkan." Universitas ini meyakini bahwa kegagalan bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari pencapaian baru, dan masa depan selalu terbuka bagi mereka yang berani bermimpi dan bertindak.


Nyalakan Potensimu, Raih Masa Depan Gemilang!


Setiap langkah yang kamu ambil hari ini adalah investasi untuk mimpi besarmu. Di Universitas Muhammadiyah Gresik, bukan  sekadar menawarkan pendidikan, tetapi menyediakan wahana transformasi total. Perlu diingat, tujuan akhir kita bukan hanya menjadi seorang mahasiswa, namun  calon pemimpin, inovator, dan penggerak perubahan. Mewujudkan cerminan generasi karakter bangsa yang merdeka.

Pertanyaannya sekarang adalah: Apakah kamu siap melampaui batas-batas kemampuanmu? Apakah kamu berani memulai perjalanan yang akan mengubah hidup selamanya? UMG bisa kamu jadikan sarana memberikan kesempatan pada potensi yang kamu miliki. Setiap impian memiliki ruang untuk tumbuh dan berkembang.

Jangan biarkan keraguan membatasi dirimu. Masa depan tidak menunggu, masa depan kamu ciptakan sendiri. Bergabunglah dengan komunitas UMG, dan jadikan setiap tantangan sebagai tonggak menuju kesuksesan yang spektakuler! Waktunya untuk BERAKSI, bukan sekadar bermimpi!


So, jangan tunda lagi. Yuk daftar segera!!! Demi mewujudkan masa depan cerah gemilang.

Game Edukatif Finansial: Cara Menyenangkan Mengenalkan Literasi Keuangan pada Anak Gen Alpha

Rabu, 19 Maret 2025
Hari Sabtu kedua di bulan Ramadhan, artinya sudah mau dua kali kami mengadakan bukber atau buka bersama keluarga besar dari ayahnya anak-anak. Dari tahun ke tahun memang sudah menjadi tradisi di keluarga, bahwa di setiap akhir pekan kami berupaya untuk berkumpul bersama keluarga. Acara kumpul-kumpul seperti ini banyak hal yang bisa kami petik, mulai dari momen penuh tawa, cerita mengharukan, hingga kisah sedih yang menyentuh hati.

Saat matahari mulai beranjak turun, rumah kakek mulai dipenuhi dengan aroma hidangan khas Ramadhan. Kurma, kolak, dan aneka takjil dan gorengan menggugah selera tersaji di meja panjang teras samping rumah. Anak-anak berlarian di halaman, sementara para orang tua sibuk berbagi kabar dan cerita. Inilah momen yang dinanti-nanti, ketika ikatan keluarga semakin erat terjalin di bulan suci.

game edukatif finansial

Kenalan dengan Game Finansial dari Anak Gen Alpha


Tahun ini terasa istimewa karena ponakan terkecil yang kini bersekolah di TK akhirnya bisa menjalankan puasa penuh untuk pertama kalinya. Yap, usianya kini 6 menjelang 7 tahun. Afra Namanya. Wajahnya berseri-seri saat adzan maghrib berkumandang, bangga akan pencapaiannya yang disambut dengan tepuk tangan dan pelukan hangat dari seluruh keluarga. Afra memiliki makanan favorit yang katanya dia siapkan sendiri, yaitu goreng sosis! Hm …salut juga dengan anak perempuan mungil ini, kecil-kecil sudah cukup mandiri.

Tradisi bukber ini bukan sekadar tentang makanan atau berkumpul, tetapi juga menjadi wadah untuk berbagi keberkahan dan silaturahmi. Di sela-sela santap malam, kami selalu berbagi cerita, dan ponakan terkecilku yang bernama Afra ini biasanya senang berada di pangkuanku. Dia pernah berceloteh kalau merasa nyaman jika duduk dan bercerita bersamaku, hehe.

Maklum kali ya, mungkin dia paham kalau Wawanya ini seorang Praktisi PAUD yang memang sehari-hari berkecimpung di dunia anak kecil. Sepertinya dia bisa membaca gelagat saya yang selalu memasang radar "mode guru TK" aktif kapanpun bertemu anak-anak. Sepertinya dia bisa menangkap aura khas "Bunda PAUD" yang terpancar dari cara saya tersenyum, berbicara dengan nada ceria yang otomatis keluar, atau bahkan berbicara mengikuti gaya dia berbicara yang memang suaranya sangat kecil dan lembut.

Seperti umumnya anak gen alpha zaman now, Afra ini juga anak yang melek digital, ketika dalam pangkuanku dia menunjukkan HP nya dan bilang kalau dia punya game yang sekarang sedang menjadi favorit permainannya.

“Wa, lihat, ade lagi mainan ini lho.” Dia mengarahkan layar HP ke wajahku.

“Wah apa nih, kok menarik sekali, uwa belum pernah lihat deh kayanya game ini. Mau dong diajarin.” Aku berujar pada Afra sambil memperhatikan game yang dia tunjukkan. Ya di situ terpampang desain kota yang tertata posisinya. Hmm,…kagum juga terhadap anak kecil ini, dia sudah mahir menyusun rumah-rumah begitu tertata, ada jalan penghubung antar rumah, taman komplek dan juga pepohonan yang ditata sekelilingnya. Duh, duh bak seorang arsitek dia menata sebuah kota kecil sesuai dengan imajinasinya.

Selanjutnya Afra juga menunjukkan sebuah permainan khas anak perempuan.Yup, Kasir-kasiran. Dia berbelanja beberapa item barang yang dia pilih lalu menghitungnya. Game ini membantu kita jeli dalam harga barang dan juga membantu mengajarkan anak menjumlahkan semua item yang dibelanjakan.

Benar adanya sebuah teori dari Maria Montessori bahwasannya "Otak anak itu seperti spons, menyerap semua informasi dengan cepat " Untuk itu di era digital ini, kita perlu memilih media pembelajaran yang tepat untuk anak-anak kita. Seperti halnya game yang disajikan dalam aplikasi game edukasi anak bisa menjadi pilihan game orang tua untuk anak-anaknya dalam rangka memberikan stimulasi untuk perkembangan kognitifnya.

Eits, tapi ternyata bukan hanya untuk anak saja, lho, orang tuanya pun bisa enjoy nih sesekali ikut nimbrung menikmati permainan dalam mortgagecalculator.org, itung-itung pelepas penat dan juga mengasah otak biar nggak cepat pikun.


Aku juga jadi menyelusuri website game ini, dan memang banyak sekali ternyata game edukatif di dalamnya. Aku pikir ini akan sangat banyak manfaatnya untuk anak jika disesuaikan dengan kebutuhan anak dan tentu saja melalui pendampingan dan pengarahan ya tentunya. Supaya lebih yakin, yuk kita kupas nih apa yang aku pernah dapatkan ilmu-ilmu perkembangan anak dari para pakar.  


Pendapat Para Pakar tentang Manfaat Game Edukasi Finansial


Penelitian Prof. Jean Piaget, menyatakan bahwa anak usia 7-11 tahun sedang berada di tahap operasional konkret. Mereka mulai memahami konsep abstrak melalui pengalaman nyata. Nah, game edukatif keuangan dalam aplikasi mortgagecalculator.org/money-games/ bisa menjadi jembatan yang bagus untuk mengajarkan konsep abstrak seperti menabung, investasi, atau bahkan inflasi dengan cara yang konkret dan menyenangkan

game edukatif finansial mortgage
Pendampingan Orang Tua pada Anak-Anaknya Akan Berdampak Positif bagi Perkembangan Anak


Aplikasi game keuangan ini juga bisa kita jadikan media untuk mengajarkan anak tentang manfaat menabung dan betapa bermanfaatnya ketika kita bisa mengelola keuangan. Membeli hal yang dirasa penting dan menahan untuk membeli hal yang di luar kebutuhan. Seorang pakar psikologi perkembangan anak Dr. Howard Gardner dengan teori kecerdasan majemuknya juga mendukung penggunaan game sebagai media belajar.

Melalui game edukatif anak jadi banyak belajar, asal tetap di bawah pengawasan orang tua dan dengan Batasan waktu yang disesuaikan dengan usia serta kebutuhan anak. Game edukatif keuangan tidak hanya mengembangkan kecerdasan logis-matematis tapi juga kecerdasan interpersonal saat anak bermain bersama teman atau keluarga.

Pikiranku teringat juga dengan sebuah pertanyaan yang dilontarkan seorang mahasiswi tentang seorang anak yang sudah kecanduan gadget. Apakah game digital malah akan memperburuk?

"Pertanyaan bagus!" kataku kala itu. Aku lanjut menerangkan dengan mengutip perkataan Dr. Daniel Siegel, seorang pakar neurobiologi interpersonal, Beliau menyarankan kepada orang tua dengan memberikan batasan yang jelas terhadap hal yang disukai anak aagar anak memahami Batasan serta tanggung jawabnya.

Ini memiliki arti anak boleh bermain game digital, namun sebagai orang tua kita perlu mendampingi serta menetapkan batasan waktu yang jelas, pendampingan serta komunikasi yang intensif dengan anak. Perkara game edukatif keuangan, sebenarnya baik digital maupun konvensional, tetap memiliki manfaat kognitif yang serupa.

Aku juga teringat dengan pernyataan seorang bapak yang membagikan pengalamannya pada sebuah akun media sosial Twitter yang saat ini berganti X, dia membagikan pengalamannya mengajarkan literasi keuangan pada anaknya dengan menggunakan game. Amazing, katanya "Anak saya yang tadinya boros, sekarang punya tabungan sendiri dan bisa membedakan mana kebutuhan vs keinginan. Semua ini dampak dari hasil main “Game berbasis financial” bareng tiap weekend.

Waw, takjub juga mendengarnya, sebuah metode yang layak juga dicoba oleh para orang tuanya, mendidik dengan cara mengasyikkan yang membawa kebahagiaan bagi anak juga orang tuanya kalau begini. Nggak ada salahnya kita coba mengikuti jejak bapak tersebut dalam mengedukasi masalah keuangan pada anak kita melalui aneka games berbasis keuangan, contohnya game yang tersedia di mortgagecalculator.org/money-games/ sebagai pilihan permainan game keuangan untuk anak kita.

Macam-macam Game yang Ada Di Mortgagecalculator.org


Jadi sebenarnya ada game jenis apa saja, sih di aplikasi dan website mortgagecalculator.org ini? Wah, kalau ditanya ada berapa jenisnya ini sih kayanya nggak bakal beres nerangin dalam sehari, hehe. Buanyak banget pokoknya, selain ada game finansial ada juga game lain yang dapat menstimulasi kemampuan kognitif anak bahkan sosial emosionalnya, apalagi jika dimainkan berbarengan. 

aneka game finansial di mortgagecalculator
Aneka Permainan Game Finansial Pilihan yang ada di Mortgagecalculator.org



Bagusnya anak bermain game berbarengan dengan teman sebaya atau dengan orang tuanya  ada penelitiannya juga nih dari Dr. Lev Vygotsky yang menerangkan bahwa proses belajar paling baik bagi anak adalah dalam konteks sosial, yaitu ketika anak bermain game keuangan bersama orang tua atau teman sebaya, mereka tidak hanya belajar konsep keuangan, tapi juga kemampuan berpikir kritis, pengambilan keputusan, dan juga mengembangkan keterampilan sosial emosionalnya. Anak harus mau bekerja sama dan juga sabar menunggu giliran bahkan juga bisa berbesar hati ketika mengalami kekalahan.

Hmm, kalau sudah yang bicara para ahli pasti papa mama sebagai orang tua jadi lega ya, dan tidak merasa bersalah ketika mengizinkan anaknya untuk mengenal media digital. Tapi ingat ya pap mam, banyak syaratnya, lho. Asal syaratnya diikuti dan dijalankan tetap aman terkendali

Apalagi ada tambahan penguatan lagi, nih dari Prof. Carol Dweck dengan konsep growth mindset-nya, menurut Profesor Carol game edukatif mengajarkan pada anak tentang kegagalan yang dialami merupakan bagian dari proses belajar. Jika anak mengalami kekalahan dalam game mereka bisa mulai lagi dan belajar dari kesalahan sebelumnya. Ini sangat penting untuk perkembangan kognitif dan emosional anak."

Dalam ilmu neurologi otak anak-anak sangat plastis, artinya sangat mudah dibentuk dan beradaptasi. Saat bermain game keuangan, atau game kognitif edukatif lainnya akan mengaktifkan aktivitas di prefrontal cortex bagian otak yang mengatur fungsi eksekutif seperti perencanaan dan pengambilan keputusan. Konon proses kerjanya akan meningkat secara signifikan.

Jadi baiknya anak-anak lebih condong dikenalkan pada game edukasi keuangan dan game edukasi lainnya dari pada dikenalkan pada game yang bernuansa kekerasan. Dengan menstimulasi otak anak melalui game edukatif, memiliki arti mengaktifkan kerja otak dan berdampak pada aktivitas kognitif tinggi.

Kita intip lagi yuk ada apa saja game lainnya yang disediakan di Mortgagecalculator.org  selain game finansial. Sttt,...btw aku juga suka lho main game yang lainnya di mortgagecalculator, meski ga bisa lama-lama tapi cukup untuk refresh dari tuntutan kerja rutinitas harianku, hehe.

game edukasi mortgagecalculator

Banyak sekali games edukatif yang bisa kita pilih sebagai permainan edukatif untuk anak. Di mortgagecalculator.org papa mama bisa mencari mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan si kecil. Sini, nih aku kaih bocoran kategori gamenya apa saja.

kategori permainan edukatif di mortgagecalculator

Nah banyak sekali kan? Untuk lebih jelasnya papa mama bisa langsung kunjungi websitenya saja ya. Bingung karena kebanyakan? Jangan bingung, dong, kuncinya yang sudah kita sama-sama diskusikan, yaitu sebagai orang tua harus lebih selektif dalam memilihkan game edukatif yang sesuai dengan kemampuan serta kebutuhan anak. Ketelatenan dalam memberi pendampingan menjadi salah satu kunci pemberian batasan yang jelas.

Kalau gitu, biar lebih jelas lagi, yuk kita bikin list, apa saja yang perlu menjadi rambu-rambu yang diterapkan oleh orang tua pada anaknya, biar lebih ingat, nih:

  1. Orang tua harus tetap mengawasi.
  2. Memberikan batasan waktu yang jelas yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak.
  3. Orang tua harus siap memberikan pendampingan yang intensif pada anak.
  4. Rajin melakukan komunikasi efektf dengan anak.
  5. Selektif dalam memilihkan jenis game bagi anak harus mengandung unsur edukatif yang sangat bermanfaat pada perkembangan kognitif anak, misalnya game edukasi finansial.
  6. Orang tua siap bermain bersama anak untuk menciptakan konteks sosial dalam pembelajaran.
  7. Beri pemahaman pada anak jika mengalami kekalahan saat main game bahwasannya itu adalah bagian dari proses belajar.
  8. Lebih memprioritaskan game yang bersifat edukatif dari pada game bernuansa kekerasan.

O, iya, aku juga jadi teringat lagi nih, tentang sebuah webinar parenting yang aku ikuti secara online, kala itu pembicaranya pakar anak yang sangat terkenal dengan panggilan akrabnya Kak Seto. Beliau mengatakan bahwa game edukatif keuangan itu seperti vaksin, dalam arti mencegah 'penyakit finansial' di masa depan. Dan pada saat itu ada seorang ibu yang berbagi cerita bahwasannya anaknya yang saat itu duduk di kelas 5 SD sekarang sudah mengerti tentang bunga majemuk gara-gara main game investasi bareng bapaknya tiap weekend. Hmm,… keren juga pikirku. Patut dicoba, nih.

Jadi orang tua itu gampang tapi susah ya? Aku membatin sendiri, pikiranku berimajinasi tentang sebuah investasi yang menguntungkan dan juga teringat perkataan salah seorang seorang finansial planner anak yang aku dapat dari sebuah podcast. Dia menjelaskan bagaimana game keuangan membantu anak-anak memahami konsep "delayed gratification" atau kepuasan tertunda, artinya anak akan memiliki kemampuan untuk menunda kesenangan sesaat demi keuntungan jangka panjang.

Hmm mungkin ini juga ya yang menjadi salah satu bagian dampak positif yang aku dapatkan karena kesenanganku bermain game finansial berupa monopoli. Coba kala itu sudah kenalan dengan game finansial digital yaa, mungkin kebijakan keuanganku akan lebih canggih kagi dari sekarang.

Huwaaa,… pertanda apa ini? Penyesalan terlahir sebagai Gen tua kah? Wkwkwk…tidak dong, lebih baik sekarang kita sebarkan informasi yang edukatif ini, supaya para generasi alpha kita tambah cerdas dan melek finansial. Yuk papa mama budayakan untuk mendampingi anak kita selalu yaaa. Happy parenting lovely parents.


Bagaimana Menulis Cerita Anak Agar Menarik?

Kamis, 17 Oktober 2024

Hai Super Parents…

Berminat membuat atau menulis buku cerita anak? Boleh lho, selain sebagai pembaca buku cerita untuk Ananda, Super Parents juga bisa mengembangkan keterampilan serta keahlian lebih meningkat lagi. Yup…menulis buku cerita anak. Apa saja sih kaidah yang harus diperhatikan? Bisa dibaca lanjut sampai selesai ya.


menulis cerita anak




Menulis buku cerita anak adalah seni yang memadukan kreativitas, pemahaman psikologi anak, dan keterampilan bercerita. Sebagai penulis, kita tidak hanya dituntut untuk menciptakan kisah yang menghibur, tetapi juga harus mampu menyampaikan nilai-nilai penting dengan cara yang mudah dipahami dan menarik bagi anak-anak.

Dalam era digital sekarang ini, buku cerita anak tetap menjadi pilihan istimewa bagi para orang tua. Buku sudah diketahui sebagai media penting dalam perkembangan literasi, imajinasi, dan karakter anak. Oleh karena itu, menguasai teknik penulisan buku cerita anak menjadi kunci untuk menghasilkan karya yang tidak hanya disukai anak-anak, tetapi juga bermanfaat bagi perkembangan mereka.

Artikel ini akan membahas berbagai aspek penting dalam teknik penulisan buku cerita anak. Mulai dari pemilihan tema yang sesuai, pengembangan karakter yang menarik, hingga penggunaan bahasa dan gaya penceritaan yang tepat untuk ananda.

Artikel ini bisa dijadikan panduan menulis bagi pemula yang baru memasuki dunia karya tulis anak atau bagi penulis yang sudah berpengalaman dan ingin menyegarkan keterampilan menulisnya. Yuk kita mulai perjalanan menarik dalam dunia penulisan buku cerita anak!

 
Ragam Sastra Anak


Dikutip 0leh Sarumpaet (2010), Davis memiliki pandangan tentang karya sastra anak. Menurutnya sastra anak adalah karya yang dibaca oleh anak-anak melalui "pendampingan orang dewasa". Hal yang menarik adalah dalam sebuah karya sastra anak dibutuhkan peran orang dewasa di dalamnya, baik sebagai penulis maupun sebagai pembaca buku cerita yang membimbing pemahaman anak menjadi lebih kaya.

Mengutip pernyataan  dari Nurgiyantoro ( 2013) bahwasannya Huck dan kawan-kawan berpendapat bahwa sastra anak itu memiliki "batas-batas" khusus yang disesuaikan dengan sejauh mana pengalaman yang sudah dialami anak, pengetahuan apa yang bisa dicerna oleh anak dan hal apa yang sesuai dengan perkembangan emosi dan kejiwaan dalam dimensi dunia anak-anak. Menarik ya?!

Begitu menariknya dunia cerita anak, Christantiowati menjelaskan bahwa banyak sekali penulis besar yang tadinya menulis cerita dewasa beralih menjadi seorang penulis buku cerita anak, diantaranya, yaitu cerita yang bertajuk Robin Hood, Robinson Crusoe, Gulliver's Travel

Awalnya, cerita-cerita ini dibuat untuk orang dewasa lho! Tapi seiring waktu, cerita-cerita ini diadaptasi khusus buat anak-anak atau malah "diadopsi" sendiri oleh anak-anak sebagai cerita mereka.

Jadi intinya, sastra anak itu adalah kolaborasi unik antara dunia dewasa dan dunia anak-anak. Walaupun penulisnya orang dewasa, tapi isinya harus bisa masuk ke dunia anak-anak dengan cara yang tepat dan sesuai perkembangan mereka!

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Cerita Anak?


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang penulis jika ia ingin menulis buku cerita anak yang menarik dan sesuai dengan tahap perkembanagn anak serta dunia anak. Beberapa hal tersebut diantaranya:

Tema dan Nilai


Tema cerita yang diangkat bisa berdasarkan realitas, fantasi, atau cerita rakyat. Sebisa mungkin mengandung tema sederhana namun memantik rasa ingin tahu anak. Sematkan nila universal berupa pesan moral seperti kejujuran, toleransi, tanggung jawab dan karakter positif lainnya dalam alur cerita.

Tokoh dan Penokohan


Tokoh yang ditampilkan bisa berupa manusia, binatang, tumbuhan, atau benda yang "dihidupkan". Tokoh utama yang diangkat sebaiknya anak-anak. Jadikan tokoh dewasa sebagai pendukung saja. Penokohan harus realistis namun tidak terlalu sempurna agar anak bisa mengidentifikasi diri.

Latar


Latar di sini mencakup latar tempat, waktu, dan sosial-budaya. Pemilihan latar harus sesuai dengan nalar anak dan terdapat kesesuaian dengan ilustrasi buku.

Alur/Plot


Dalam cerita anak umumnya menggunakan alur maju agar jalan cerita lebih mudah dipahami oleh anak. Konflik yang disajikan harus sederhana agar membuat jalan cerita menjadi menarik di mata anak. Namun bisa dipahami juga oleh orang dewasa.

Amanat


Amanat yang disematkan dalam buku cerita bisa berupa amanat didaktik (pendidikan) atau moral, secara tersirat maupun tersurat sehingga sifatnya tidak menggurui. Pesan moral yang disampaikan bisa berkaitan dengan diri sendiri, terhadap sesame, tentang hubungan dengan pencipta dan juga alam.

Sudut Pandang


Sudut pandang yang digunakan sangat mempengaruhi bagaimana cerita bisa tersampaikan. Sudut pandang ini bisa berperan sebagai orang pertama sebagai aku atau orang ketiga sebagai dia.

Bahasa dan Gaya


Bahasa yang digunakan harus Bahasa sederhana yang mudah dipahami anak-anak. Gunakan kata-kata yang nyata dan kalimat sederhana untuk anak kecil. Gaya bercerita meliputi stile (gaya bahasa) dan nada (tone) yang sesuai untuk anak-anak.

Ilustrasi


Ilustrasi sangat menentukan suksesnya sebuah buku cerita bisa menarik atau tidak, terutama jika diperuntukan bagi buku anak prabaca dan pembaca dini. Harus logis dan sinkron dengan teks cerita.

Untuk itu idealnya seorang penulis buku cerita anak harus bekerja sama dengan ilustrator agar hasilnya maksimal.

Pemahaman dan penerapan unsur-unsur ini akan membantu penulis menciptakan buku cerita anak yang berkualitas, sesuai dengan perkembangan psikologis anak, dan mampu menyampaikan nilai-nilai positif secara efektif.


Jenis Karya dalam Menulis Cerita Anak


Ada beberapa macam jenis buku cerita anak yang bisa kita kembangkan. Kuncinya tetap harus disesuaikan dengan umur serta pemahaman anak. Beberapa jenis karya buku cerita anak diantaranya yaitu:

Buku Bergambar Nirkata (Wordless Picture Book)


Buku ini unik karena ceritanya hanyha menggunakan gambar, tidak ada kata-kata sama sekali (100% visual). Targetnya adalah untuk anak yang belum bisa baca (prabaca). Untuk itu cara membacanya orang tua atau guru harus mendampingi.

Manfaatnya membuat anak kreatif berimajinasi karena mereka harus menebak-nebak ceritanya. Namun tantangannya beberapa anak mungkin kesulitan dalam menafsirkan jalan ceritanya secara mandiri. Jenis buu ini di Indonesia masih jarang, mungkin karena butuh ilustrator yang super jago agar buku ini bisa hidup.

Buku Bergambar (Picture Book)


Jenis buku ini merupakan format paling populer buat anak-anak. Gambar mendominasi dengan prosentase 70-90% dari isi buku. Teksnya sangat sedikit hanya terdiri dari beberapa kata atau kalimat pendek saja. Cocok buat anak prabaca dan yang baru belajar baca. Satu buku biasanya satu cerita utuh dan gambar serta teks saling melengkapi agar cerita bisa tersampaikan.

Buku Bab (Chapter Book)


BUku ini seperti jembatan antara buku bergambar dan novel. Ceritanya sudah terbagi dalam bab-bab pendek. Biasanya masih menggunakan format A4 atau B5. Setiap bab ada gambarnya, namun tidak sebanyak buku bergambar. Sangat cocok untuk anak yang sudah mulai lancar membaca tetapi belum siap beranjak pada buku sejenis novel. Teksnya lebih banyak, tapi masih ramah anak. Biasanya ceritanya lebih kompleks dari buku bergambar


Novel Awal (First Novel)


Ditandai dengan ukuran yang lebih kecil yaitu menggunakan kertas A5 atau A6. Ketebalan melebihi buku bab dan sudah lebih rapi alur ceritanya. Jenis novel awal tarhet sasarannyya adalah untuk anak yang sudah lancer membaca. Ada ilustrasi tapi lebih sedikit dan alur cerita mulai kompleks namun masih terhitung ringan, biasanya dalam bentuk serial bersambung.

Novel


Jenis nobel merupakan jenis buku cerita yang masuk dalam format buku cerita dewasa namun segi isi masih diperuntukan untuk anak usia sekitar 10 – 12 tahun. Jalan cerita sudah kompleks dengan jumlah halaman yang cukup tebal sekitar ratusan. Contoh terkenal: Harry Potter atau Si Dul Anak Jakarta.

Buku Kumpulan Cerpen


Satu buku isinya beberapa cerita pendek. Tiap cerita biasanya ada satu gambar aja. Jenis buku kumpulan cerpen ini cocok buat pembaca awal yang udah bisa baca sendiri karena teks lebih dominan dibanding gambar. Lewat buku ini anak bisa baca satu cerita selesai, istirahat, lanjut cerita lain.

Komik


Komik merupakan buku cerita yang full gambar. Cerita yang disajikan lewat gambar yang berurutan ditambahkan dengan dialog. Ada balon teks untuk percakapan tokoh. Bisa untuk anak-anak atau dewasa. Kombinasi sempurna antara visual dan teks. Cocok buat pembaca lancar yang menyenangi hal visual. Bisa jadi cara asyik buat anak yang malas membaca teks panjang.


Intinya, buku cerita bergambar itu adalah perpaduan antara gambar dan tulisan yang saling melengkapi satu sama lain. Bayangkan seperti duet yang kompak - gambarnya nggak bisa sendirian, tulisannya juga butuh teman. Mereka kerja sama untuk menyampaikan cerita dengan lebih menarik.

Buku jenis ini biasanya menceritakan hal-hal yang dekat dengan keseharian anak-anak. Tokohnya bisa manusia atau bahkan binatang-binatang lucu yang punya sifat seperti manusia. Yang keren, ceritanya dibuat supaya anak-anak bisa menghubungkan dengan pengalaman mereka sendiri.

Resep Rahasia Menulis Buku Cerita Anak Bergambar


Nah, supaya buku cerita bergambar ini bisa bikin anak-anak tertarik, ada beberapa "resep rahasia" yang perlu diperhatikan:

  1. Jalan ceritanya harus seru! Kalau ceritanya membosankan, anak-anak bakal males baca dong.
  2. Topiknya harus menarik untuk anak-anak. Misalnya tentang petualangan, persahabatan, atau hal-hal seru lainnya yang bikin mereka penasaran.
  3. Ceritanya harus "pas" dengan umur pembacanya. untuk anak prasekolah lebih baik menggunakan banyak pengulangan dan irama yang asyi. untuk pembaca yang lebih besar usianya alur ceritanya  bisa dibuat lebih kompleks dengan alur yang jelas dan dialog yang menarik
  4. Ceritanya sebaiknya memiliki kesesuaian dengan pengalaman sehari-hari anak atau hal-hal yang mereka suka.
  5. Gunakan bahasa yang kesannya akrab dan ramah, layaknya sedang berbicara dengan teman sendiri.
  6. Pemilihan gambar yang digunakan sangat penting sekali! Harus sesuai dengan latar belakang budaya dan keluarga anak-anak. Bisa juga memperkenalkan mereka pada hal-hal baru yang belum mereka ketahui.
  7. Ceritanya harus membuat anak-anak ingin membaca berulang-ulang. Kamu tau kan rasanya waktu masih kecil minta dibacain cerita yang sama terus-terusan? Nah, seperti itu!
  8. Yang terakhir, baik bahasa maupun gambarnya harus bisa memberikan informasi dan ide-ide baru yang memperkaya pengetahuan anak.

Jadi intinya, buku cerita bergambar itu bukan hanya sekedar buku dengan gambar cantik saja. Tapi lebih dari itu, dia adalah alat yang powerful dalam membantu anak-anak belajar having fun! Gambar dan tulisannya bekerja sama untuk membuat cerita menjadi lebih hidup dan mudah dipahami anak-anak. Ditambah lagi, buku seperti ini bisa jadi teman setia anak-anak dalam mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka.

Nah, bagaimana Super Parents dan para pendidik, apakah sudah memiliki gambaran tentang bagaimana cara menulis cerita anak? Idealnya jika ingin lebih memahami harus langsung praktik, nih. Sudah siap mempraktikannya? Bisa dimulai dari menulis buku cerita bagi anak-anak pra membaca yang cenderung lebih sederhana dan mudah. Yuk, dicoba!

Rahasia Metode Pembelajaran PAUD yang Menyenangkan dan Merangsang Kreativitas

Selasa, 15 Oktober 2024

 Halo, Super Parents!


Pernahkah kalian melihat mata anak-anak berbinar-binar saat menemukan sesuatu yang baru? Atau mendengar celoteh penuh semangat mereka saat bercerita tentang pengalaman seru di sekolah? Nah, itulah momen-momen emas yang bisa kita manfaatkan untuk mengenalkan sains pada si kecil!


metode pembelajaran paud

 

Tunggu dulu, jangan buru-buru membayangkan anak TK dengan jas lab dan kacamata tebal ya. Sains untuk anak usia dini itu justru penuh warna, tawa, dan kegembiraan! Bayangkan saja ketika kita bersama anak-anak bermain balon sabun sambil belajar bagaimana cara membuatnya, atau membuat es krim sambil memahami perubahan wujud. Seru kan?

Di artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai metode pembelajaran sains yang asyik dan mudah diterapkan untuk anak usia dini. Dari bercerita sampai bereksperimen, semua dikemas dalam aktivitas yang membuat anak-anak betah belajar. Yang lebih seru lagi, kita akan membongkar rahasia di balik setiap kegiatan, supaya Super Parents bisa menjadi 'ilmuwan cilik' bersama si kecil di rumah. Yuk simak bersama, 8 metode yang bisa kita aplikasikan bersama Ananda.

Metode Pembelajaran untuk Sains Anak


1. Metode Bercerita


Metode ini menggunakan cerita untuk menyampaikan konsep sains kepada anak-anak. Cara menerapkannya yaitu dengan konsep bercerita, bisa juga menggunakan bantuan buku atau melalui pengetahuan lisan para guru atau Super Parents.

Misalnya Super parents atau guru bisa menceritakan proses air hujan yang turun membasahi bumi. Kisah ini bisa dikemas dalam tema "Petualangan Tetesan Air". Super Parents bisa memulai bercerita tentang siklus air. Cerita ini mengikuti perjalanan setetes air dari awan, turun sebagai hujan, mengalir di sungai, dan akhirnya menguap kembali ke langit. Berkumpul Kembali menjadi awan dan jatuh lagi Kembali ke bumi berupa air hujan. Dan seterusnya.

2. Karya Wisata


Metode ini melibatkan kunjungan ke lokasi tertentu untuk pengalaman langsung. Menurut Moeslichatoen metode karya wisata merupakan salah satu metode yang dilaksanakan dengan cara mengamati dunia secara langsung dan nyata.

Aktivitasnya banyak ragam, salah satu aktivitas yang bisa dipilih adalah kunjungan ke kebun binatang untuk mempelajari berbagai jenis hewan, habitatnya, dan cara mereka beradaptasi dengan lingkungan.

3. Sosio Drama


Metode sosiodrama disebut juga role playing. Metode pembelajaan ini dilakukan melalui konsep memerankantokoh atau sebuah benda dengan bertujuan agar anak-anak mampu berekspresi, berimajinasi dan mengembangkan daya kreativitas melaui figure tokoh yag diperankannya.

Dalam pembelajaran sains anak-anak bisa memerankan skenario tertentu untuk memahami konsep sains. Skenario yang bisa disusun misalnya anak-anak memerankan proses fotosintesis. Beberapa anak berperan sebagai tanaman, sementara yang lain menjadi matahari, air, dan karbon dioksida juga oksigen dan glukosa.

4. Pemberian Tugas


Masih menurut Moeslichatoen, bahwa dalam metode pemberian tugas anak-anak diberikan tugas yang disesuaikan dengan kemampuannya dan harus dikerjakan dengan baik bertujuan memberikan pengalaman yang nyata kepada anak bisa dilakukan secara individua tau kelompok.

Anak-anak diberi tugas spesifik terkait konsep sains. Misalnya merancang kegiatan bersama Ananda dengan meminta mereka mengumpulkan daun-daun yang jenis berbeda-beda. Kemudian mengelompokkannya berdasarkan bentuk atau warna. Setelah itu anak-anak bisa mempresentasikannya di depan teman-teman dan juga gurunya.


5. Bercakap-cakap


Menurut Hildebrand metode bercakap-cakap memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya dan perasaannya secara verbal melalui proses pembelajaran, hal ini bisa mengembangkan kemampuan Bahasa reseptif dan ekspresif Ananda.

Metode ini melibatkan diskusi interaktif tentang topik sains. Menerapkannya bisa dengan cara Super Parents membuka diskusi tentang cuaca. Lakukan diskusi interaktif dengan meminta anak-anak berbagi pengalaman mereka, menceritakan apa kesan mereka dan dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan terbuka seperti "Apa yang terjadi saat hujan?"

6. Metode Eksperimen


Kegiatan eksperimen dilakukan bersama anak dengan bermacam tema, misalnya memilih tema untuk mengetahui penyebab benda bisa tenggelam dan terapung. Langkah percobaan yang dilakukan yaitu dengan meminta ananda memasukkan berbagai benda ke dalam air untuk melihat apakah benda tersebut tenggelam atau mengapung.

Sambil melakukan percobaan, ajak Ananda berdiskusi kenapa keadaan itu bisa terjadi. Sedikit bocoran, nih tentang teori tenggelam dan terapung untuk diceritakan pada Ananda. Beritahu Ananda bahwa ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam air, ada dua gaya utama yang bekerja yaitu gaya gravitasi yang menarik benda ke bawah, dan gaya apung (buoyancy) yang mendorong benda ke atas.

Benda yang lebih padat dari air artinya memiliki massa jenis yang lebih besar, hal ini menunjukkan gaya gravitasi lebih besar dari gaya apung, sehingga benda tenggelam. Sebaliknya Jika benda kurang padat dari air dalam artian massa jenis lebih kecil, maka gaya apung lebih besar dari gaya gravitasi, oelh karena itu benda bisa mengapung.

Contohnya batu kecil (padat) akan tenggelam karena massa jenisnya lebih besar dari air sedangkan potongan gabus (kurang padat) akan mengapung karena massa jenisnya lebih kecil dari air.


7. Metode Demonstrasi


Melalui metode demonstrasi guru bisa menunjukkan proses sains kepada anak. Metode demonstrasi menurut Djamaroh adalah cara penyajian pembelajaran dengan memeragakan atau menunjukkan sesuatu kepada anak.

Banyak sekali aktivitas sains yang bisa menggunakan metode demonstrasi, salah satunya kita bisa melakukan percobaan bersama Ananda tentang perubahan wujud air. Pendidik atau Super Parents bisa mendemonstrasikan perubahan wujud air dari es (padat) menjadi air (cair) dan uap (gas). Perubahan wujud terjadi karena perubahan energi panas (kalor) yang dimiliki molekul-molekul air:

Contoh praktis yang bisa didemontrasikan adalah es batu yang dibiarkan di suhu ruang akan mencair dan air yang direbus akan menguap dalam bentuk asap yang keluar dari panci.

8. Metode Proyek: Menanam dan Merawat Tanaman


Moeslichatoen menjelaskan bahwa metode proyek adalah metode pembelajaran yang dapat melatih konsep tanggung jawab pada anak, selain itu meetode pembelajaran ini juga bisa melatih daya konsentrasi serta mengembangkan kreativitas anak.

Super parents dan pendidik bisa membuat proyek bersama anak tentang merawat tanaman misalnya. Kegiatan proyek dilakukan dari mulai menanam biji, merawatnya, dan mengamati pertumbuhannya selama beberapa minggu.

Melalui proyek bersama ini anak-anak jadi memahami bahwa proses pertumbuhan tanaman melibatkan beberapa proses biologis yang diantaranya yaitu:

Perkecambahan: Biji menyerap air, mengaktifkan enzim-enzim yang memecah cadangan makanan dalam biji. Embrio dalam biji mulai tumbuh, mendorong akar dan tunas keluar.

Fotosintesis: Setelah daun tumbuh, tanaman mulai melakukan fotosintesis, mengubah energi cahaya menjadi energi kimia (glukosa) dengan bantuan klorofil, air, dan karbon dioksida.

Pertumbuhan: Tanaman menggunakan energi dari fotosintesis untuk membentuk sel-sel baru, memperpanjang batang dan akar, serta mengembangkan daun baru.

Metode proyek biasanya memerlukan waktu yang agak Panjang. Dari proyek menyemai biji kacang hijau didapatkan beberapa kesimpulan bahwa biji kacang yang ditanam akan berkecambah dalam beberapa hari jika diberi air cukup. Tanaman yang diletakkan di tempat gelap akan tumbuh pucat dan lemah karena kurang fotosintesis.


Poin Penting dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di PAUD


Nah, Super Parents kita sudah menjelajahi berbagai metode seru untuk mengenalkan sains pada si kecil. Ingat ya, kunci utamanya bukan hanya pada apa yang diajarkan, tapi bagaimana cara mengajarkannya. Biarkan rasa ingin tahu anak menjadi bintang utama dalam perjalanan belajar mereka.

Ada beberapa poin penting yang harus diterapkan oleh Super Parents yaitu jadikan pembelajaran sains itu fleksibel bisa dilakukan di mana saja, kitab isa menyulap dapur menjadi laboratorium sains untuk melakukan berbagai aktivitas bersama Ananda. Begitu pula dengan halaman rumah yang bis akita sulap menjadi kelas.

Jangan pernah takut dengan pertanyaan "kenapa?" dari si kecil. Justru, itu tanda mereka sedang mengembangkan pemikiran kritis. Kalau bingung menjawab, jadikan itu kesempatan untuk mencari tahu bersama.

Kegagalan dalam eksperimen? Itu bonus pelajaran! Ajari anak bahwa ilmuwan sejati juga sering gagal, tapi selalu belajar dari kegagalan itu. Yang penting, Super Parent harus tetap menjaga proses berkegiatan belajar bersama Ananda menyenangkan dan penuh keceriaan. Hal ini akan menggugah semangat anak.

Super Parents tidak perlu jadi Einstein untuk mengajarkan sains pada anak. Yang perlu dikembangkan adalah kesabaran yang super ekstra, kreativitas, dan juga keinginan belajar bersama.


Summary


Dengan menerapkan metode-metode yang sudah kita bahas, kita bukan hanya mengajarkan sains, tapi juga menanamkan kecintaan pada proses belajar dan penemuan. Siapa tahu, dari kegiatan sederhana meneliti benda bisa tenggelam dan terapung, kita sedang mempersiapkan ilmuwan-ilmuwan hebat masa depan!

Jadi, jangan ditunda lagi? Yuk, kita berpetualang sains bersama buah hati tercinbta! Biarkan tangan mereka kotor dengan tanah saat membuat proyek menanam pohon, atau membuat dapur berantakan ketika melakukan bereksperimen. Karena dampak dari semua itu, ada pembelajaran yang sangat berharga.

Selamat bereksperimen dan belajar bersama! Ingat, dalam dunia sains anak usia dini, proses itu sama pentingnya dengan hasil. So, nikmati setiap momen penuh kejutan dan keajaiban bersama mereka. Happy learning by doing Super Parents and Kids.

Rekomendasi Wahana Atlantis Ancol Terbaik untuk Anak-Anak

 Hai Super Parents!

Mau isi weekend ini dengan jalan-jalan seru bareng si kecil? Ada wahana yang bisa bikin si kecil happy, nih. Nilai plusnya juga banyak, lho! Selain mengisi quality time bareng keluarga, Wahana Atlantis Ancol bisa menjadi aktivitas seru yang bikin happy dan juga memberikan nilai plus untuk berbagai aspek perkembangan si kecil. 


Bagi Super Parents yang tinggal di seputaran Jakarta, Wahana Atlantis Ancol ini merupakan pilihan tepat sebagai tempat liburan yang educatif juga ramah di kantong. 


wahana-atlantis ancol

Di Wahana Atlantis Ancol yang didesain dengan gaya arsitektur Mediteranian kita bisa berenang bareng si kecil sambil menikmati suasana kota Mediteranian yang unik dan eksotis bareng si kecil. Auto berimajinasi menjadi penduduk istana Yunani, deh. Mata ini dimanjakan dengan panorama yang tidak biasa. Sungguh indah!


Si kecil bisa berenang, main air, sekaligus belajar tentang mitologi Yunani dan sejarah Atlantis. Keren kan? Kognitif si kecil makin berkembang nih. o, iya, jangan lupa juga selingi kegiatan berenang dengan bercerita apa saja bersama Ananda Tema cerita bisa diambil dari hasil tangkapan mata di lingkungan tempat bermain. Sudah pasti kemampuan bahasa ananda juga akan semakin berkembang.  Siapa tau nih, pulang-pulang si kecil jadi tertarik baca buku sejarah mediterania!


wahana atlantis ancol



Jadi, daripada bingung weekend mau ngapain, mending kita siap-siap saja nih buat petualangan seru di Atlantis Ancol. Wisata Ancol bukan hanya Dufan, lho, ada wahana atlantis Ancol. Kolam renang dengan tema Atlantis ini punya sederet wahana yang menarik bagi anak-anak.

Harga tiket Atlantis Ancol ramah di kantong dan banyak pilihan paketnya, seperti tiket reguler, annual pass hingga six month pass. Jika Anda dan keluarga hobi berenang, maka Atlantis pasti akan menjadi tempat wisata terfavorit.

Apa saja pilihan wahana yang menarik untuk anak-anak? Simak rekomendasinya, nih Super Parents.

8 Wahana Atlantis Ancol yang Asyik untuk Anak-anak


Bukan sekedar kolam renang biasa, Atlantis Water Adventures merupakan taman rekreasi air tematik dengan konsep peradaban wilayah Mediterania. Anak-anak serasa diajak untuk berpetualang ke dunia bawah laut yang hilang, karena ada sembilan jenis kolam yang tersedia.

Ada apa saja di Atlantis Ancol? Berikut ini beberapa wahana yang paling menarik bagi anak-anak:

1. Antila River


Sesuai dengan namanya, wahana yang satu ini berbentuk sungai yang mengalirkan air. Super Parents dan ananda bisa menaiki ban pelampung dan berjalan otomatis sesuai dengan aliran air. Ini, nih yang bisa membuat ananda lebih mahir lagi dalam melatih kontrol gerakan dan koordinasi.

Arusnya yang cukup kuat akan membawa Super Parents dan ananda berkeliling Atlantis Water Adventures dengan sangat puas. Lanskapnya yang teduh akan membuat kita semakin nyaman duduk bersantai di atas ban pelampung.


2. Poseidon Wave


Tidak harus pergi ke pantai untuk bisa merasakan ombak. Poseidon Wave menjadi salah satu wahana Atlantis yang bisa membuat anak-anak merasakan hembusan ombak yang kencang.

Supaya aman, nikmati hempasan ombak di di atas ban pelampung. Tubuh akan terasa dihempaskan kesana kemari dan menjadikannya sangat seru. Sangat menarik untuk menunggu ombak datang menghempaskan tubuh bersama dengan keluarga.


wahana dragon race atlantis ancol



3. Dragon Race


Belum puas rasanya bermain air tanpa menaiki seluncur. Dragon Race menjadi salah satu wahana Atlantis Ancol yang merupakan seluncur dengan panjang 116,6 meter.

Seluncur ini tersedia 4 jalur yang berdampingan dengan warna yang berbeda-beda, sehingga sangat seru jika dimainkan bersama-sama. Super Parents  dan ananda bisa berlomba-lomba siapa yang lebih dulu mendarat. Du, ini sih sudah pasti seru banget.


4. Astha Tirta


Wahana Atlantis Ancol  merupakan kolam renang paling luas yang dilengkapi dengan 8 jenis papan seluncur. Setiap seluncuran memiliki arus yang deras sehingga mampu menguji adrenalin karena kecepatan yang semakin tinggi.

Seluncuran juga memiliki putaran dan kelok-kelok menantang, tetapi tetap aman untuk anak-anak. Ada banyak sensasi yang tidak terlupakan, karena di beberapa titik seluncur berupa terowongan yang menegangkan.

5. Crazy Slide


Jika ingin menaiki seluncuran yang lebih menantang lagi, Anda dan anak-anak bisa mencoba wahana Atlantis Ancol, Crazy Slide. Wahana ini memiliki lintasan yang lebih panjang yaitu 148 meter.

Seluncur terpanjang ini menjadikan Atlantis Ancol sebagai wisata Jakarta yang sangat diminati. Setiap titik juga memiliki terowongan sehingga bisa memicu adrenalin semakin mendebarkan.
 

6. Dragon Slide


Ingin menaiki wahana seluncuran bersama-sama? Anda perlu mencoba Dragon Slide. Seluncuran ini memiliki arus yang cukup deras dan bisa dinaiki bersama-sama menggunakan ban pelampung.

Setidaknya ada tiga orang yang bisa menaiki seluncur bersamaan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Keseruannya membuat Anda dan keluarga tidak akan pernah lupa dan justru bikin ketagihan.
 

7. Skybox


Sebuah wahana yang didatangkan langsung dari Eropa! Anda bisa bermain seluncur yang panjangnya 78,6 meter. Seluncuran ini berbeda karena hanya ada satu orang remaja hingga dewasa yang bisa menaikinya.

Perbedaan dari seluncuran lain adalah kemiringannya 80 derajat dengan ketinggian 1,8 meter. Kecepatan seluncurnya adalah 56 km/ jam, dan hanya butuh waktu 5 detik untuk terjun bebas.
 

8. Apollo Pool


Nah, bagi Super Parents yang masih memiliki putra-putri balita dan menyukai permainan yang lebih santai, ada baiknya memilih Apollo Pool sebagai wahana seru-seruan bareng si kecil. Kolam terbesar di Atlantis ini sangat cocok untuk berlatih keterampilan berenang. Whoa, motorik kasar dan halus ananda bisa semakin berkembang.

Lebar kolamnya 8 meter dengan panjang sampai 350 meter, jadi ananda dan Super parents bisa puas berenang di kolam ini. Ananda dan Super Parents bisa mengeksplor banyak kegiatan di sini.

Sudah tidak sabar untuk mencoba satu per satu wahana Atlantis Ancol? Anda bisa langsung membuat agenda liburan ke Atlantis Water Adventures pada akhir pekan nanti.

Jangan lupa persiapkan tiketnya dengan membeli dari sekarang supaya tidak perlu mengantri lagi membeli tiket. Siapkan juga baju ganti yang lengkap supaya aktivitas bermain jadi lebih tenang. Have a great week ends Super Parents and kids.



Referensi:

https://www.ancol.com/blog/kolam-renang-atlantis/

https://www.ancol.com/unit-rekreasi/atlantis-ancol--4

https://www.ancol.com/blog/wahana-atlantis-ancol/

5 Tahapan Perkembangan Ajaib Spiritual Anak

Minggu, 13 Oktober 2024

Hai Super Parents,…Assalamualaikum.


Ketika sedang jalan-jalan bersama si kecil, mungkin super parents pernah dikagetkan oleh celotehan si kecil yang dengan polosnya bertanya tentang wujud Tuhan. Bunda Tuhan itu seperti apa, sih? Punya tongkat sakti ya? Hmm…Atau pernah suatu kali sang putri kecil kemana-mana inginnya pakai mukena dan membawa Al-Quran di tangannya, bahkan selalu ada dalam tas mainnya. Tenang, kalian tidak sendiri, banyak juga orang tua lain mengalami hal yang sama.

Dunia spiritual anak-anak penuh kejutan bagaikan roller coaster, membuat kita sering merasa kaget. Namun tidak jarang juga tersenyum dan tertawa melihat tingkah polahnya dan juga karena imajinasinya yang terkadang di luar nalar. 

Apalagi di era digital sekarang, nih. Informasi yang diterima ananda banyak yang masuk dan tidak mudah untuk membendungnya. Mereka banyak mendapatkan info dari gadget. Dampaknya, menjadi orang tua di era digital ini menjadi petualangan seru yang sekaligus juga bikin deg-degan.

tahapan perkembangan keagamaan anak
 

Nah, supaya petualangan seru kita dalam mendampingi anak bisa berjalan dalam kenyamanan hakiki, yuk kita coba pahami tahapan perkembangan spiritual Ananda. Semoga dengan berbekal diri dengan pengetahuan ini, kita bisa mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi tingkah laku si kecil yang kadang menguji adrenalin kita. Semoga setelah paham, Super Parents akan dengan santai menanggapi keanehan tingkah si kecil dengan hanya bergumam “oh, itu memang hal wajar …!”

Siap-siap ya! Kita akan memecahkan kode 'bahasa rahasia' spiritual anak-anak, dari yang cuma bisa bilang "Tuhan baik" sampai yang sok-sokan ceramah ala ustadz cilik. Semoga setelah membaca pemaparan ini, Super Parents bakal memiliki kekuatan penuh untuk memahami dan membimbing perjalanan spiritual Si Kecil.

Tahapan Perkembangan Pembelajaran Nilai Keagamaan Anak Usia Dini  


Mari kita lanjutkan diskusi kita tentang bagaimana ananda yang sudah memasuki usia taman-kanak-kanak mulai mengenal dan memahami nilai-nilai agama. Berikut ini 5 kemungkinan tentang tahapan perkembangan dan pemahaman ketika anak diperkenalkan tentang nilai keagamaan, ada 5 tahapan nih Super Parents, diantaranya yaitu unreflective, egocentris, misunderstand-verbalis, ritualis, dan imitative.

Tahap Unreflective (Tanpa Refleksi)


John Echol (1995) Memaknai istilah reflektif sebagai tidak mendalam. Pada tahapan ini, anak belum memiliki kemampuan untuk menyaring informasi keagamaan yang mereka dapatkan secara mendalam. Mereka belum bisa merenungkan. Mereka akan menerima informasi sesuai dengan pikiran polos mereka. Kalau orang tua bilang "Tuhan selalu melihat kita", bisa saja Ananda berimajinasi Tuhan adalah sesosok makhluk yang memiliki mata besar dan mengawasi terus.

Ketika Super Parents bercerita tentang keindahan surga, bisa jadi dalam benak Ananda akan terbayang bahwa surga adalah suatu tempat yang dipenuhi dengan aneka coklat, permen dan juga puding. Atau hal lainnya sesuai dengan apa yang Ananda sukai dan gandrungi.

Untuk itu pada tahapan ini pemberian pengetahuan keagamaan masih dalam konteks yang sederhana. Jangan sekali-kali kita menakut-nakuti Ananda dengan ungkapan,"Nanti masuk neraka lho!". Fokus saja dulu ke hal-hal dasar seperti, "Tuhan sayang kita" atau "Berbuat baik itu penting".

Berbasis pernyataan Maria Montessori yang menerangkan bahwa pikiran anak usia dini layaknya sebuah spons, mereka akan menyerap segala informasi yang masuk ke dalam pikiran mereka dengan sangat mudah, semudah spons dalam menyerap cairan. Untuk itu pada tahapan ini ceritakan hal-hal yang baik terlebih dahulu.

Para pendidik dan orang tua juga tidak perlu terlalu kecewa atau memarahi anak ketika anak tidak serius menjalankan pembelajaran tentang salat atau doa, karena anak belum bisa serius dan merenungkan apa yang dipelajarinya. Apalagi jika kita menuntut mereka untuk mengikuti sama persis dengan apa yang kita ajarkan.

Hal ini bukan menunjukkan ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran, kita harus memahami bahwa memang anak sedang dalam tahapan pemahaman unreflective. Selain itu juga kemampuan mereka belum sempurna, misalnya perkembangan bahasa yang masih dalam tahap perkembangan, misalnya masih ada yang cadel atau banyak tidak mengenal kata dan juga tidak paham artinya. Banyak kata asing yang bisa mereka ketahui melalui pemeblajaran nilai agama. Selain itu motoriknya juga belum berkembang sempurna seperti halnya juga aspek perkembangan lainnya.

Tahap Egocentris (Berpusat pada Diri Sendiri)


Pada tahapan ini, anak sudah memasuki pada tahapan memiliki sedikit pengertian atas informasi yang didapatkan. Mereka akan berpikir dan banyak bertanya. Namun masih terbatas konteks ke ’Aku-an’ nya.

Hal ini bisa dilihat dari tingkah lucunya ketika berdoa dia akan berkata, "Ya Tuhan, bukakan hati mama agar mau membelikan aku mobil remote, ya!” Bahkan ketika hari terlihat cerah setelah seharian turun hujan dia akan berceloteh, “Alhamdulillah Allah maha tahu, nih, kalau aku emang beneran lagi ingin main sepeda di luar!”.

Untuk itu, tahap ini merupakan kesempatan yang bagus untuk mengenalkan anak pada konsep ke-Tuhanan, bahwasannya Tuhanbertindak secara universal, kemurahannya diperuntukkan bagi semua manusia. Super Parents bisa mengajak mereka berdiskusi dengan ungkapan, “ Kakak, menurut kamu kira-kira Allah azza wa Jalla sayang tidak ya sama teman-teman kamu?”

Pada tahap ini juga Super Parents sudah bisa mengenalkan konsep bersyukur atas pemberian yang Allah kasih, bukan hanya sekedar meminta lewat doa saja. Mereka sudah bisa diberi pemahaman bahwa harus banyak bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Allah selama ini. Dengan cara apa? Dengan menjadi anak baik, mau belajar ngaji, mau belajar salat dan nilai-nilai kebaikan lainnya.

Namun, jangan kecewa jika mereka juga tidak mau mengikuti perintah kita untuk belajar salat misalnya, karena di tahapan ini ego mereka masih sangat dominan dan psikologis mereka belum stabil. Perlu sabar dalam mengarahkannya.

Tahap Misunderstand-Verbalis (Salah Paham Verbal)


Di tahap ini, biasanya anak-anak udah mulai terbiasa dengan istilah "agamis" walaupun sering salah mengartikan, misalnya, pahala diartikan seperti sebuah permen. Biasanya anak-anak seringkali reflek mengucapkan kata astagfirullah walau sesungguhnya tidak paham kalau maknanya adalah mohon pengampunan. Atau ada juga nih anak kecil yang berseloroh, “Ih, kamu nakal, kamu harus tobat!” Ketika ditanya apa makna tobat, maka si kecil bingung menjawabnya.

Nah, pada tahap ini, Super Parents mulai bisa menjelaskan sedikit demi sedikit tentang makna kata-kata agamis yang sering didengar oleh anak. Ini waktu yang tepat untuk menjelaskan makna dari kata-kata agama yang acap mereka dengar.

Gunakan kalimat sederhana ketika menjelaskan, misalnya "Nak, Pahala itu seperti hadiah dari Allah karena kita berbuat baik." Atau “Tobat itu maksudnya meminta maaf kepada Allah.” Ketika Ananda salah mengartikan ada baiknya Super Parents tidak menertawakannya apalagi kalau sambil marah.

Menertawakan atau memarahi anak bisa menyebabkan Ananda kehilangan rasa ingin tahunya (curiosity) terhadap nilai keagamaan dan akhirnya malas untuk belajar.

Tahap Ritualis (Terfokus pada Ritual)


Sekarang kita masuk ke tahap di mana anak-anak mulai tertarik dengan ritual-ritual agama. Mereka suka sekali melakukan hal-hal yang kelihatannya "agamis", meskipun belum memahami maknanya. Misalnya Anak perempuan lagi senang-senangnya pakai mukena, bahkan sampai digunakan saat bermain.

Anak laki-laki senang sekali mendengar suara adzan tetapi mungkin kesenangannya itu dilandasi karena suka ketika mendengar adzan digaungkan lewat pengeras suara. Atau rajin ikut tarawih hanya karena ingin mendapat makanan buka puasa.

Nah, Ini momen yang bagus untuk mulai menjelaskan makna di balik kegiatan ritual keagamaan. Bisa mulai dari hal-hal simpel, misalnya "Kita sholat untuk berterima kasih sama Tuhan." Jangan terlalu kaku. Kalau anak main-main pakai atribut agama, gak papa. Perlahan kita mengajari mereka tentang cara menghormatinya.

Pada usia 3-6 tahun kemampuan Bahasa anak juga sedang proses berkembang. Berbasis pendapat pakar Bahasa Elizabeth tentang konsep perkembangan Bahasa yang sedang pesat di masa ini. Mengembangkan dan mengenalkan nilai agama kepada anak juga bisa dijadikan sarana untuk mengembangkan bahasanya.

Disarankan untuk melatih kegiatan keagamaan dengan konsisten melalui latihan secara rutin dan praktik langsung bukan hanya sekedar pengetahuan yang informatif saja.Karena pengalaman nyata akan memberikan pengalaman yang berdampak bagi anak.

Tahap Imitative (Meniru)


Masa kanak-kanak masih berada dalam masa dasar dalam perkembangan. Mereka sangat tertarik untuk meniru apa yang orang dewasa di sekitarnya lakukan. Mereka berusaha menjadi "mini-version" dari sosok orang dewasa yang berada di sekitarnya.

Anak-anak pintar sekali berakting jadi "orang yang agamis". Pada tahapan ini anak perempuan mulai suka pake jilbab meniru bundanya. Yang laki-laki senang mengenakan sarung dan peci menitu gaya ayahnya.

Mereka mulai bergaya menasehati temannya menggunakan istilah agamis, padahal sendirinya masih suka berbuat kesalahan yang sama. Bahkan ada juga lho anak yang mahir menirukan gaya seorang ustadz, baik dari cara berpakaian atau gaya sang ustadz berbicara. Hadeuuh. Lucunya.

Tahapan ini merupakan tahapan yang krusial. Konsisten antara perbuatan dan ucapan sangat penting agar tidak mengecewakan anak. Jika kita mendahulukan nilai agama di setiap perbuatan kita maka akan tertanam dalam jiwa anak bahwa nilai agama adalah sesuatu yang penting dan harus dijadikan pedoman.

Untuk itu jadilah orang tua yang mampu menjadi tauladan bagi anak-anaknya. Persiapkan diri jauh hari sebelum dianugerahi seorang keturunan. Kalau kata ibu Maria Montessori, pengaruh keberhasilan sebuah pembelajaran adalah bersumber dari orang dewasa yang dipersiapkan baik dari sisi lahiriahnya maupun batiniahnya atau psikologisnya agar mampu membentuk generasi unggul dan membanggakan.

Mengembangkan Nilai Keagamaan Melalui Konsep Potret, Esensi dan Target


Postur tubuh annak yang mungil menjadi sinyal bagi kita orang dewasa agar bisa lebih memahami karakteristik dasar anak. Mereka tentu saja perlu dibina oleh kita sebagai orang dewasa yang sudah memiliki kebesaran baik dari sisi fisik maupun psikologisnya. Tugas kita lah membimbing anak dengan kesesuaian tahap perkembangannya, begitu pula dalam menanamkan nilai agama. Ada 3 hal yang harus kita perhatikan, Pengembangan nilai agama didasarkan pada potret, esensi dan target. Apa maksudnya, yuk lanjut kita baca pemaparannya.

Potret Pengembangan Nilai Agama Anak


Anak dibimbing harus dengan patokan yang jelas. Kurikulum yang diterapkan harus jelas. Penjelasan tentang program pengembangan agama jangan hanya sekedar melakukan rutinitas saja seperti halnya pembiasaan pada makan, minum, tidur dan urusan biologis lainnya. 

Program penanaman nilai keagamaan pada anak harus mengakar pada diri anak. Anak harus terbentuk menjadi pribadi yang mampu memaknai konsep dirinya hadir di dunia ini pada pemikirannya kelak setelah dia dewasa.

Dari sejak dini harus dikenalkan secara bertahap, bahwa kita hidup sebagai manusia harus memiliki nilai bukan hanya sekedar urusan biologis, karena jika penekanan hanya ada pada urusan biologis akan sama saja fungsi kita seperti hewan.

Esensi Pengembangan Nilai Agama


 Jadi, apa intinya mengajarkan agama ke anak usia dini? Esensinya bukan hanya menciptakan anak menjadi robot yang hafal ayat-ayat, tapi lebih pada penanaman nilai-nilai baik yang sesuai ajaran agama. Penekanannya dalam pembentukan akhlak mulia dan mensupport anak untuk menjadi versi terbaik dari yang dirinya miliki. Secara simpel, kita mau anak paham bahwa ada 'sesuatu' yang lebih besar dari diri mereka, yang menyayangi dan melindungi mereka.

Goalnya adalah membimbing anak agar bisa lebih mengenal Tuhannya. Bukan hanya mengenal nama tapi juga mengetahui bahwa Allah itu memiliki sifat bai seperti penyayang , pemurah, maha kaya dan lainnya.

Melalui penanaman nilai agama anak jadi memahami mana hal yang boleh dia lakukan mana yang “Big No No” berdasarkan nilai agama yang dianut dan bukan hanya berdasarkan takut pada orang tua. Kita juga sedang membiasakan anak untuk melakukan ritual ibadah menurut agamanya. Tentu saja tanpa paksaan! Sehingga anak bisa bersyukur bukan hanya pada manusia, namun juga kepada Tuhannya.


Target Nilai Pengembangan Nilai Agama Anak


Target utamanya adalah untuk mewarnai pertumbuhan dan perkembangan anak dekat dengan nilai keagamaan. Semua ini didasarkan pada:

  1. Anak terlahir dalam keadaan suci. Seusai dengan hadis Rasulullah SAW, yang menyatakan bahwa Sesuangguhnya anak dilahirkan dalam keadaan suci, Ayah ibunya lah yang menjadikan dia Nasrani, Yahudi dan juga Majusi.
  2. Awal kehidupan anak tentu akan penuh diwarnai dengan prinsip kejiwaan yang dimiliki oleh anak.

Atas dasar inilah sebagai orang tua dan pendidik target kita ketika membimbing anak pertama kali berbicara dia harus bisa berbicara dengan menggunakan kata-kata yang sopan. Ketika makan dia harus terbiasa menggunakan tangan kanan, menghabiskan makanan dan tidak tabzir. Makan dengan mengambil makanan yang paling dekat dengannya, dan hal lainnya yang sudah ditetapkan oleh kaidah agama.


Kompetensi Perkembangan Nilai Agama dan Moral AUD


Supaya Super Parents memiliki sedikit gambaran tentang apa saja nilai-nilai yang perlu dikembangkan dan diterapkan pada ananda, saya akan memaparkan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan nilai agama dan moral sesuai dengan tahapan usia ananda. Berikut ini pemaparannya:


Kompetensi Perkembagan Nilai Agama dan Moral

Usia 3 – 4 tahun

Usia 5 – 6 tahun

Aplikasi Kegiatan

Keterangan

Mengenal Tuhan

Menyebut nama Tuhan.

Mengetahui tempat ibadah sesuai dengan agamanya.

Meniru kegiatan ibadah secara sederhana.

Menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan.

Memahami sifat-sifat Tuhan seperti pengasih, penyayang, maha kaya dan lainnya.

Mengenal doa-doa pendek.

Menggunakan kartu info.karya wisata di alam untuk mengenalkan konsep ciptaan Tuhan dan sifat Tuhan.

Usia 3 – 4 tahun mengenal konsep dasar seperti nama Tuhan dan tempat ibadah. Sedangkan untuk usia 5 – 6 tahun lebih kompleks, yaitu sifat Tuhan dan ciptaannya.

Moral dan Etika

Mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan sesuatu.

Mengucapkan salam.

Mengetahui sikap baik dan buruk.

Mengucapkan terima kasih, minta tolong, mengucapkan maaf.

Mau menyapa serta menjawab sapaan.

Bersikap sopan terhadap orang tua dan guru.

Mengerti konsep benar dan salah.

Mulai menanamkan konsep kejujuran.

Menyiram tanaman, memberi makan binatang. Bersikap ramah.

Meminta tolong dengan baik.

Berbahasa sopan ketika berbicara.

Bermain puzzle sederhana tentang aneka sifat baik.

Usia 3 – 4 tahun mulai mengenal orang lain. Usia 5 – 6 tahun mulai peduli lingkungan.

Toleransi

Mengenal aneka keberagaman di kalangan temannya.

Mulai Menghargai orang lain.

Menghargai teman yang berbeda agama.

Memahami jika masing-masing orang memiliki cara beragama yang berbeda.

Melalui pembelajaran seni. Menggambar symbol agama, atau membuat karya seni yang berhubungan dengan tema keagamaan.

 

Kegiatan Keagamaan

Ikut serta dalam kegiatan keagamaan sederhana.

Mendengarkan cerita-cerita keagamaan.

Mampu melakukan ibadah sederhana sesuai agamanya melalui bimbingan.

Mengenal hari-hari besar keagamaan.

Berpartisipasi dalam perayaan hari keagamaan dalam konteks sederhana.

Mengenal ciptaan Tuhan dan menyebutkannya seperti kucing, pohon rambutan dll.

Menyanyikan lagu keagamaan.

Menggunakan metode bercerita, mengenalkan tokoh nabi dan kebaikannya. Misal Nabi Muhammad SAW yang pemaaf.

Usia 3 – 4 tahun Meniru kegiatan ibadah secara sederhana. Sedangkan Usia 5 – 6 tahun melakukan ibadah secara mandiri, mulai memiliki inisiatif.

Nilai Kemanusiaan

Mau menolong teman.

Tidak mengganggu teman.

 

Menunjukkan sikap mau menolong teman.

Mulai memahami pentingnya berbagi.

Menunjukkan kepedulian pada lingkungan sekitar.

 

Menggunakan metode bermain peran untuk usia 3 – 4 tahun, mempraktikan membantu ibu. Untuk usia 5 – 6 tahun memerankan adegan berbagi makanan dengan teman.

Usia 3 – 4 tahun mulai mengenal teman. Sedangkan usia 5 – 6 tahun aktif menghargai perbedaan dan menunjukkan sikap toleransi.

Pengenalan Kitab Suci

 

Mengenal kitab suci agamanya.

Mampu menyebutkan tokoh kitab suci.

Dengan metode berbanyi, tengtang kitab suci.

Usia 3 – 4 tahun belum ada indokator spesifik.

Sedangkan umur 5 – 6 tahun mulai mengenal macam-macam kitab suci dan Nabinya.

 

 

 

 

 


Nah, Super Parent, perlu diingat juga, bahwa setiap anak itu terlahir unik, jadi ketika mencoba menerapkan nilai keagamaan dan moral pada anak harus disesuaikan dengan tahap perkembangan masing-masing anak. Jangan memaksa dan harus dilakukan dalam suasana yang bahagia, aman juga nyaman bagi orang tuanya dan tentu saja bagi si kecil.


Gunakan bahasa yang sederhana ketika menjelaskan pada anak dan berikan afirmasi positif, agar mereka senang melakukan hal positif yang sesuai tuntunan. 


Prinsip Dasar Pembelajaran Perkembangan Nilai Anak  


Selain mengetahui tahapan perkembangan dalam pembelajaran nilai-nilai agama, sebagai orang tua dan pendidik kita juga harus paham prinsip dasar dalam kajian perkembangan nilai-nilai agama pada anak usia dini. Apa sajakah? Mari kita kupas lagi!

  1. Prinsip Aktivitas. Kegiatan reel akan lebih berdampak buat anak. Utamakan penerapan yang dilakukan erat kaitannya dengan aktivitas kehidupan sehari-hari.
  2. Prinsip Keteladanan. Siap menjadi tauladan bagi Ananda. Karena jika tidak ada contoh yang linier maka proses pembelajaran akan sia-sia.
  3. Prinsip Kesesuaian dengan Kurikulum Spiral. Sampaikan pembelajaran secara bertahap, dimulai dari yang sangat mudah, mudah dan agak sulit menuju pada hal sulit.
  4. Prinsip Developmentally Appropriate Practise (DAP). Utamakan prinsip kesesuaian pada perkembangan setiap anak, jangan memaksa anak layaknya orang dewasa mini yang harus asama dengan kita.
  5. Prinsip Psikologi Perkembangan Anak. Terapkan prinsip yang memahami psikologi perkembangan anak, kenali fase perkembangannya.
  6. Prinsip Monitoring. Lakukan monitoring rutin dan berkala. Sampai sejauh mana anak mampu menerapkan pembelajaran yang sudah diberikan. Hal ini penting untuk pijakan evaluasi ke depannya.


Kesimpulan dan Antisipasi Sikap Orang Dewasa Terhadap Pengembangan Nilai Keagamaan Anak


Dalam proses mengembangkan nilai agama pada anak, yang paling penting adalah kita sebagai orang dewasa sekaligus pendidik harus menyiapkan diri untuk menjadi orang dewasa matang yang patut menjadi contoh baik bagi ananda.

Anak-anak lebih suka meniru daripada diceramahi Panjang lebar. Kita juga harus selalu siap menjawab pertanyaan mereka, walau pun jangan ragu menjawab tidak tahu jika memang kita tidak mengetahui jawaban yang ditanyakan oleh anak. Ajak anak untuk mencari jawabannya bersama, misalnya lewat baca buku atau mendengarkan kajian di Youtube. Pertanyaan dari anak-anak seringkali membuat kita harus berpikir keras lho untuk menemukan dan memberikan jawaban yang tepat.

Buat suasana belajar agama menjadi menyenangkan. Melalui konsep bercerita, nyanyian, atau permainan. Hormati proses mereka. Kadang anak-anak bisa mundur atau maju dalam pemahaman agamanya. Konsistensi itu perlu dan penting sekali. Jika kita ingin mengajarkan tentang kejujuran, bangun dulu diri kita menjadi orang yang jujur. ya kita juga harus jujur.

Libatkan anak dalam kegiatan sosial keagamaan. Misalnya, mengajak mereka berbagi makanan takjil atau terbiasa membantu kita menunaikan zakat. Hal ini mengajarkan kepada anak tentang aspek sosial keagamaan. Ajari ananda perihal toleransi dalam agama dari sejak kecil dalam konteks yang sederhana.

Perkembangan spiritual anak merupakan perjalanan yang panjang. Dalam proses perjalanannya bisa saja kita menemukan kerikil atau liukan, jalannya tak melulu lurus juga lurus. Yang terpenting kita bisa menjadi seorang pemandu yang sabar dan bijak dalam menemani perjalanan mereka mengenal dan memahami nilai-nilai agama.

Mengajarkan nilai-nilai agama pada anak itu layaknya sedang bercocok tanam. Bibit yang kita tanam tidak bisa kita paksakan agar tumbuh langsung besar, semuanya berproses, butuh siraman air serta pemberian pupuk yang sesuai agar bisa tumbuh subur.

Jadi, santai saja dalam menghadapi pelangi perkembangan spiritual anak-anak. Yang penting kita bisa menjadi panutan yang baik dan selalu siap menjawab pertanyaan mereka dengan sabar. Nikmati prosesnya dan syukuri hasilnya. Pelan-pelan tapi pasti, mereka bakal tumbuh menjadi individu yang memiliki pemahaman agama yang kuat dan bermakna. Tapi ingat ya, ini bukan aturan kaku. Setiap anak itu unik dan bisa saja punya "jalan spiritual" yang beda-beda. 

Stttt..., Super Parents sadar tidak, sebenarnya petualangan kita dalam memahamkan anak pada nilai keagamaan adalah bukan hanya anak yang berkembang pemahaman nilai keagamaannya tapi titik berat justru ada pada pengembangan kedalaman pemahaman agama kita sendiri. Setuju? Keep spirit dan salam pengasuhan.

Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger