Ngiiik,...suara rem terdengar. Salma menghentikan mobilnya. Dirasakan begitu tiba-tiba oleh Hajar dan Dania yang saat itu sedang tertidur pulas. Salma terperangah tiba-tiba sekelebat bayangan putih melintas di hadapan mobilnya. Perjalanan menuju rumahnya memang harus melewati kuburan umum, melewati hutan kecil yang memang agak gelap.
Namun tak menyangka sama sekali disuguhkan pemandangan yang baru pertama kali seumur hidup dilihatnya. Sekelebat bayangan putih seperti seorang wanita bergaun putih dan berambut panjang. membuat dia harus memberhentikan kendaraannya tiba-tiba.
Dania berteriak. "Aaarrg,...ada apa Salma, kenapa berhenti mendadak?" Salma, shock, mukanya pucat. Gagap dan tetiba lidahnya terasa kelu, ketika sahabatnya bertanya apa yang terjadi dia tidak bisa berkata apa-apa.
"I..i...itu, aku liat tadi ada sekelebat bayangan putih berambut panjang. Aku liat secara jelas." Salma bicara dengan tergagap, sambil telunjuknya menunjuk ke arah jalan.
"Mana, aku enggak lihat apa-apa, kok, kamu ngelamun, kali, ya?"
Hajar menimpali, begitu juga dengan Dania, dia menimpali dengan ungkapan yang sama.
"Engga, aku bener-bener melihat sosok bayangan itu, tapi anehnya sekarang entah kemana, seperti menghilang." Salma berbicara dengan nada kebingungan sambil pandangannya lurus ke depan sambil celingukan seolah mencari sosok yang dilihatnya tadi.
"Coba kamu istigfar Salma, aku khawatir kamu tadi ngelamun dan berhalusinasi, karena sebelumnya, kan kita sempat bercanda menyebut makhluk itu, iiihh, serem, tuh, kan, jadinya!" Hajar nyerocos sambil sebenarnya diapun merasa ketakutan dan sedikit mengiyakan kalo apa yang dilihat oleh Salma benar adanya kalau itu adalah sesosok kunti.
Selagi ketiga bestie ini bersitegang dan bertanya-tanya tentang kejadian tadi. Tiba-tiba menyembul sosok putihdi depan kap mobil. Sosok itu pelan-pelan makin jelas bentuknya. Sosok itu sedikit membungkuk seperti meraih sesuatu, dan lama-lama mendekat.
Ketiga bestie itu, matanya terbelalak dan ketakutan karena bayangan putih itu lama-lama berjalan mendekat ke arah mereka dan tiba-tiba tangannya melambai-lambai mengibaskan pakaian putihnya. sosok itu teriak minta tolong ke arah tiga gadis yang sedang terbelalak itu.
Tetiba para gadis itu saling memandang keheranan karena kenapa ada syetan yang minta tolong sama manusia? Sontak ketiganya bertanya-tanya dan langsung tersadar apa yang terjadi di depan. Apa yang mereka saksikan itu bukanlah sosok makhluk ghaib. Mereka memastikan lagi dan berusaha memicingkan mata dan metyakinkan diri tentang yang dilihatnya.
Yaaap, ternyata sosok yang sedang berjalan tergopoh-gopoh sambil menuntun bocah berambut panjang itu adalah seorang ibu-ibu yang tengah memakai mukena. Tiga gadis ini akhirnya menghambur ke luar mobil, menghampiri si ibu, yang sepertinya sedikit merasa kesakitan.
"Tolong Ibu, Neng, Ibu mau membawa anak ibu ke dokter, badannya tadi tiba-tiba menggigil hebat, ketika ibu sedang salat."
Si ibu terbata-bata menjelaskan keadaan anaknya.
"Ya...Allah, ayo, Bu, kami antar ke klinik terdekat."
Salma meraih anak perempuan kecil berambut panjang tersebut, sementara nadia membantu si ibu berjalan ke arah mobil. Akhirnya Salma membawa mobilnya bersegera menuju klinik terdekat. Akhirnya mereka berlima tiba di klinik Permata Sehat, Mobil diparkir di halaman klinik lalu Salma dan Hajar yang duduk di samping Salma keluar untuk membantu ibu dan anak berjalan menuu klinik.
Para perawat yang berjaga malam itu bergegas menghampiri si ibu dan anak kecil yang tengah lunglai, seorang perawat secepat kilat menyambar kursi roda dan meletakkan anak kecil yang dia ambil dari gendongan Dania ke atas kursi roda, dan segera melarikannya ke ruang IGD atau Instalasi Gawat Darurat.
Dokter segera datang dan langsung mengangani anak kecil tersebut. Para pengantar pun segera meninggalkan ruangan tinggal si ibu yang masih menunggu anaknya didiagnosa oleh dokter.
"Ibu, anak ibu sepertinya hanya kekurangan cairan saja, apakah seharian ini dia main terus, jadi bikin dia lupa minum?" Dokter memberikan penjelasan pada sang ibu.
"O, iya, Dok, seharian ini dia memang membantu pamannya di ladang yang sedang panen sayur. Padahal hari ini panas sekali Dok, saking senangnya sepertinya sampai lupa minum." Si ibu mencoba menjelaskan dan mengingat kejadian hari ini.
"Putri ibu sudah boleh pulang, saya beri resep, ya, cukup diminum satu kali saja, karena ini hanya gejala ringan dehidrasi, untuk sementara biar perawat memberi dia banyak minum dulu di sini, setelah 30 menit, Ibu boleh kembali pulang, ya!" Dokter menjelaskan dengan gamlang, dan si ibu pun mengangguk-angguk tanda paham.
"Baik, Dok, trimakasih."
"lain kali sering diingatkan putrinya untuk rajin minum, ya, Bu, karena air sangat penting bagi tubuh kita!"
Baik, Dok, akan saya ingat pesan Dokter," Si ibu berbicara dengan nada bahagia ketika mengetahui anaknya baik-baik saja.
Dihampirinya tiga gadis yang tadi membantu membawa dirinya dan putrinya. Salma, Hajar dan Dania yang sedari tadi duduk di ruang tunggu, serempak berdiri ketik melihat kedatangan sang ibu.
"Neng, alhamdulillah anak Ibu tidak apa-apa, dia sudah boleh pulang oleh dokter, kata dokter dia hanya terkena dehidrasi ringan, kita tunggu setengah jam-an lagi, ya, Neng, nanti baru boeh pulang, dokter bilangnya begitu, trimakasih, ya Neng sudah merepotkan, sudah diantar masih ditunggui pula, masyaallah, semoga Allahu memberkahi kalian," si ibu menjelaskan kembali hasil analisa dokter.
"Baik, Bu, tidak masalah, kami akan menunggu sampai beres, biar nanti sekalian kami antar Ibu pulang sampai ke depan rumah," imbuh Salma pada si ibu. Si ibu langsung berbalik menuju ruangan IGD tempat anaknya dirawat.
Tidak lama kemudian muncul si ibu dengan putrinya yang sudah bisa berjalan kembali, terlihat lebih segar dibanding sebelumnya. Salma, Hajar dan Dania membantu si ibu dengan putrinya menuju mobil. Mereka berlima dibawa oleh mobil Salma yang berjalan dengan kesempatan sedang. Salma mencoba memperjelas posisi kediaman ibu tersebut dengan meminta mengarahkan jalan. Akhirnya sesuai arahan si ibu mereka sampai di kediaman si ibu, yang ternyata tidak terlalu jauh dari tempat pertama mereka bertemu. Salma mengantar si ibu sampai depan pintu dan langsung pamit, karena hari sudah larut.
"Banyak istirahat, ya, dek, dan jangan lupa untuk banyak minum! Semoga lekas sembuh." Salma mengucapkan kata perpisahan kepada ibu dan anak itu. Si ibu dan Mira mengucapkn terimakasih sambil melambaikan tangan tanda perpisahan. Nama anak itu ternyata Mira.
Tiga gadis ini langsung melanjutkan perjalanan. Sesampainya di dalam mobil mereka membahas permasalahan salah liat yang dilakukan Salma, ketiganya ngakak berbarengan, miris sama kelakuan sendiri.
"Hadeuh, Salma...Salma..., kita, tuh, udah ketakutan banget, lho, sama pernyataan kamu yang bilang kalau ada sosok putih berambut panjang berkelebat melewati mobil. Hampir saja jantungku copot." Dania berseloroh.
"Iya, aku juga sama, hampir saja Aku mati berdiri ketakutan, ngebayangin yang enggak-enggak, ga taunya, kelebatan bayangan putih yang kamu maksud itu adalah si ibu pemakai mukena, dan yang terlihat rambut njang itu ternyata rambut anaknya yang sedang digendong. Heu,...heu,...Salma...Salma."
Hajar berseloroh sambil tertawa-tawa membayangkan keadaan mereka yang mungkin jika ngaca sudah pucat pasi.
Salma terus melajukan mobilnya sambil tertawa-tawa mendengar gurauan temannya dan membayangkan kekonyolan dirinya. Mobilnya menembus malam yang dingin dengan sangat gagah membawa penumpangnya yang masih segar walaupun waktu sudah menunjukkan
Salma mengantarkan temannya satu persatu sampai depan rumah, dan terakhir dia sendiri menuju rumahnya, ada terselip rasa takut juga sebenarnya membayangkan peristiwa tadi. Takut jika apa yang dibayangkan benar-benar nyata.
Salma berhasil memarkirkan mobilnya dengan rapih dan sukses, akhirnya dia masuk ke dalam rumah. Dia memnag terbiasa membawa kunci serep. Di rumahnya hanya ada Bi Oca. Orangtuanya tidak sedang di Indonesia, mereka berdua sedang mengurusi bisnis mereka.
Salma bergegas mengunci pintu kembali dan naik ke lantai atas. Kamarnya ada di atas. Bersih badan sebentar, ganti baju, langsung mengukur tubuhnya di atas tempat tidur. Salma bergumam, alhamdulillah 'ala kulli hal, untuk setiap yang terjadi hari ini. Terlelap dengan senyum puas, karena hari ini dia telah berhasil menolong sesama makhluk Allah. Merenda malam dengan keberkahan Allahu.
Bersambung
Ngakakk bangett, tapi kalo aku jadi Salma juga bakal parno dulan sih udah kebayang yang enggak-enggak ngeliat putih-putih pas malem pulaa.
BalasHapus