Hai Sains, Suka terkesima, nggak, ketika mendengar seorang anak kecil sudah mampu menerbitkan artikel ilmiah di jenjang usia yang masih terhitung anak-anak? Kalau saya pribadi merasa takjub dengan fenomena seperti ini. Anak-anak di usianya yang masih sangat muda namun sudah memiliki prestasi gemilang.
Suka penasaran, sama isi otaknya, kok, bisa memiliki pola pikir layaknya seorang dewasa. Apakah ini dampak dari pola asuh orangtuanya? PAsti sedikit banyak ada pengaruhnya, ya!? Nah, sosok yang akan saya ceritakan kali ini adalah seorang tokoh yang telah memiliki prestasi di usia yang terbilang masih anak-anak. Siapakah dia? Yuk kenalan lebih dekat!
Biography Jean Piaget
Jean Piaget, telah berhasil menerbitkan artikel ilmiah di usianya yang masih 11 tahun yang berjudul Burung Gereja Albino. Dia menerbitkan 60 buku ilmiah dan ratusan artikel.
Bapak Piaget bisa menyelesaikan pendidikan sarjananya di usia 18 tahun dan gelar doktor diraihnya dalam usia 21 tahun Amazing!! Menyelesaikan doktoralnya dalam bidang ilmu alamiah. Keren, ya. Saya usia segitu strata satu pun belum lulus, haha.
Piaget lahir pada bulan agustus tahun 1896 dan meninggal di tanggal 16 september 1980, dilahirkan di daerah kota kecil di Swish. Ayahnya adalah seorang profesor Sastra di universitas Neuchatel.
Bisa dibayangkan betapa jeniusnya Jean Piaget ini, masyaallah tabarakallahu. Sebenarnya Bapak Piaget adalah seorang ahli biologi, namun akhirnya memiliki ketertarikan terhadap dunia anak. Sama halnya dengan Madam Maria Montessori yang seorang dokter ahli bedah, namun akhirnya memiki ketertarikan pada ilmu perkembangan motorik anak, Juga Mr. Frederich Froebel yang dinobatkan menjadi bapak taman kanak-kanak dunia, dan mengakhiri masa hidupnya bersama anak-anak dan konsent terhadap pendidikan anak usia dini.
Madam Maria Montessori berkeliling dunia bukan karena ilmu kedokterannya, melainkan karena teorinya atau metode montessori yang dia rancang sebagai metode yang diterapkan peruntukannya bagi anak usia dini yang mengalami kelainan atau cacat. Bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara pun memilki ketertarikan dengan dunia anak, untuk itu TK. Taman Siswa adalah taman kanak-kanak pertama yang didirikan di Indonesia.
Begitu pun dengan Piaget. Bapak Piaget terkenal denagn teori belajarnya, bukan teori biologinya. Teori yang dia teliti awalnya diuji coba kepada anak-anaknya, dengan mengamati perkembangan intelektualnya. Selanjutnya untuk menguatkan kembali riset tentang torinya, Piaget melakukan uji riset terhadap ribuan anak.
Teori yang dikembangkan oleh Bapak Piaget ini merupakan cikal bakal dari teori belajar kognitif yang dikembangkan olehnya.
Teori Belajar Jean Piaget
Teori belajar Piaget menjabarkan bahwa perkembangan anak terjadi karena adanya proses active learning. Piaget menjelaskan, jika anak ingin berkembang secara intelektual, maka harus dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, agar seluruh panca inderanya bisa berfungsi dan diikutsertakan secara aktif dan optimal.
Piaget mengembangakan teorinya melalui pengamatannya terhadap berbagai macam tipe anak. Sampai pada akhirnya dia menemukan seorang anak dengan jawaban sangat unik dalam sebuah tes yang diberikan.
Dari Hasil penelitiannya, Piaget menyimpulkan bahwa:
- Dalam mengembangkan kognitifnya, anak harus dilibatkan secara aktif dalam berpikir
- Tidak hanya kegiatan berpikir yang penting bagi anak, namun harus diseimbangkan juga dengan kegiatan mental.
- Pengalaman sangat penting untuk mengembangkan struktur mental pada anak.
- Lingkungan akan membantu anak untuk berkembang. Interaksi antar anak, lingkungan fisik dan sosial pada anak memperngaruhi kematangan perkembangan pada anak.
Selain itu juga Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
1. Fase sensori motor, yaitu berada pada rentang 0 - 2 tahun
Anak banyak menggunakan panca indranya di usia ini, yaitu melalui gerakan yang dibawanya dari sejak lahir, seperti menggengam, menghisap, memandang dan melempar. baru di usia menjelang 2 tahun, anak sudah menggunakan benda yang dipegangnya untuk maksud yang berbeda. Misal, ketika sedang memegang bola, pada usia menjelang 2 tahun, anak akan spontan melempar bola yang ada di tangannya ketika melihat ayam yang akan berusaha mendekatinya.
2. Fase pra operasional, yaitu berada pada rentang 2 - 7 tahun
Masa ini merupakan masa anak untuk membangun pikirannya, karenanya pada fase ini pola berpikir anak belum tersusun dengan rapih. bapak Piaget membagi lagi ranah berpikir anak menjadi 3 bagian, yaitu:
Berpikir Secara Mimbolik
Pada usia ini anak mulai bisa berpikir dengan cara menggambarkan objek yang tidak ada di hadapannya melalui kemampuan bahasanya yang mulai bertambah. Daya imajinasi anak mulai berkembang, sehingga dia memilki cara pandang berbeda dalam permainannya.
Berpikir Secara Egosentris
Anak menilai dunia dengan cara egonya sendiri dan cara pandangnya sendiri, sehingga belum bisa menyelaraskan cara pandangnya dengan cara pandang orang lain.
Berpikir Secara Intuitif
pada fase ini anak sudah mampu mengklasifikasikan objek, dan menyusun benda sesuai dengan kelompoknya, menyusun balok, walau pada hakikatnya anak belum mengetahui maksud dan maknanya.