Ketika manusia disinggahi beban berat, ingin rasanya dia berlari dan menyudahi permasalah yang singgah dalam dirinya. Namun hal itu merupakan hal yang tak pantas dilakukan sebagai seorang hamba. Dari pada pusing dan bermuram durja, Yuk, mending kita berpuisi di hari selasa yang penuh rasa.
Apakah ini curhat yang dirasakan oleh sang penulis puisi tentang aneka peristiwa yang dijumpainya pada hari selasa ini? Yaaaa, bisa jadiii, maka dari itu di penghujung hari selasa ini, sebagai pelepas lelah dan penat terciptalah puisi selasa penuh rasa.
Puisi ini merupakan sambungan dari puisi kumpulan hari-hari yang bermakna. Ditulis spontan sebagai ungkapan rasa, atas perstiwa yang dijumpai dalam mengisi hari. Mungkin ada teman-teman yang memiliki pengalaman yang sama di hari selasa, bisa berpuisi bersama, dong kita, kuy, lah!! Silahkan tulis di kolom komen yaa, sebait puisi Sahabat Insnita, spesial dipersembahkan untuk memaknai hari.
Saya pribadi termasuk orang yang senang berpuisi, merangkai kata baris demi baris untuk menumpahkan asa dan rasa yang saya miliki. Terkadang puisi mampu menyelamatkan mood swing hati yang sedang tak menentu, layaknya healing.
Puisi merupakan aliran rasa yang mampu menjadi perwakilan rasa dan asa. Biarlah setiap kata mengalir dengan warnanya sendiri, yang kadang datang dan memuat memuat ciri bersastra. Meski pemilihan diksi yang tak terlalu indah, saya kerap menumpahkannya.
Semga puisi selasa penuh makna ini masuk dalam karya sastra, yaa. menurut yang saya baca karya sastra adalah rangkaian katanya memuat persoalan dan bersifat koherensi sehingga isi dan bentuknya saling berkesinambungan. Karya sastra juga memuat isi yang penuh persoalan dan penuh kesan mendalam serta memiliki nilai sentimentil. Kalo gitu, puisi Selasa Penuh rasa di bawah ini sudah memenuhi syarat belum, yaa, untuk bisa dikatakan karya sastra. Bisa bantu nilai, sist??
Selasa Penuh Rasa
By: Nita
Hai selasa kau datang padaku dengan segala rasa
Hingga aku hampir saja tak dapat menahan rasa
Ada banyak asa namun terkadang tak kuasa
Hingga akhirnya timbul gejolak rasa
Aku memang manusia biasa
memiliki batas dan rasa
Hingga terkadang jenuh rasa melanda
Sampai tergagap mengolah rasa
Terkadang kuingin lari menjauh menghempaskan rasa
Ketika rasa dan asa menemui siksa
Namun Hasratku akhirnya berbicara
Kita hanyalah hamba yang sedang berkelana
di bumi Sang Penguasa tuk laksanakan titah
Selasaku terasa diwakilkan sama kak nita :))
BalasHapusSemangat terus walaupun selasa dilanda pancaroba! <3