Hai Sains, sudah pernah nonton film Miracle in Cell No 7 versi yang Korea? Pasti bikin nangis tersedu-sedu, kan? Coba, deh, nonton yang versi Indonesianya!
Film Miracle in Cell No 7 ini sudah di remake oleh Hanung Bramantyo dari film Korea Selatan dengan judul sama yang disutradarai oleh Lee Hwan Kyung. Selalu, deh, Mas Hanung ini kalau bikin Film bikin kita berdecak kagum dan merasakan kemajuan film Indonesia yang sangat signifikan.
Hal yang sama saya rasakan ketika saya menikmati film karya beliau yang berjudul Bumi Manusia. Ketika saya menuliskan resensi Film Bumi Manusia saya terbawa suasana seolah masih dalam euforia kemegahan film yang digarap oleh Mas Hanung ini.
Balik ke ke film garapannya yang baru rilis, bagaimana Ending dari remake film Miracle In Cell No 7 versi Indonesia? Berbeda atau sama? Bagaimana juga jalan ceritanya? Persis sama atau ada sesuatu yang dirubah alurnya?
Sama dengan yang versi Korea, endingnya bikin nangis bombay, bahkan bukan hanya di ending, dari awal sampai akhir, film Miracle In Cell No 7 ini mengandung bawang, dan bikin penontonnya terharu dan menangis tersedu-sedu.
Ssst...ada cerita lucu, nih, si adek anakku yang paling bungsu dibikin nangis dari awal episode sampai akhir. Ujung-ujungnya mata ini anak jadi sedikit bengkak ketika bangun pagi keesokan harinya. Kebetulan kami ambil jam malam ketika menyaksikan film ini.
Hadeuh...hampir aja, si adek ga mau sekolah karena malu. Untung emaknya jago ngerayu, jadi wae si adek tetap PD alias percaya diri berangkat ke sekolah.
Spesifikasi Film Miracle In Cell No 7
Film Miracle in Cell versi Indonesia ini konon menembus angka fantastis saat tayang perdana. Bisa dikategorikan sebagai film terlaris di tahun 2022, menembus angka 2 juta penonton dan sampai saat ini masih terus bertambah karena masih tayang di bioskop seluruh Indonesia.
Pemeran Film Miracle in Cell No 7 full Movie
Para pemerannya kebanyakan artis yang sudah masuk pada jajaran artis film yang namanya sudah tersohor, seperti Vino G Bastian yang berperan sebagai tokoh utama yaitu Dodo Rozak, ayah dari kartika kecil yang diperankan oleh Graciella Abigail dan Mawar de Jong yang berperan sebagai Kartika dewasa.
Istri asli Bang Vino pun, Marsha Timoty bermain bersama dalam film ini dan berperan sebagai Juwita ibu kandung Kartika.
Keseruan dan kelucuan film ini tercipta dari para tokoh narapidana yang dimainkan secara apik oleh Indro warkop sebagai Bang Japra, Tora Sudiro sebagai Zaki, Bryan Domani sebagai Asrul atau bule, Indra Jegel sebagai Atmo atau gepeng dan Rifnu Wikana sebagai okta.
Pemain lainnya Deni Sumargo berperan sebagai Pak Hendro sang kepala Napi, Agla Artalidia sebagai Istri Hendro yang bernama Linda. Para jajaran sipir pendukung keseruan film ini diperankan oleh Agus Kuncoro sebagai Agus dan Coki Pardede sebagai amat.
Para pemeran tokoh film Miracle in Cell No 7 konon kabarnya dicari berdasarkan casting seleksi ketat, agar menghasilkan film yang berkualitas. Maka dari itu setiap tokoh yang berperan dalam film Miracle in Cell versi Indonesia mampu menjiwai setiap peran yang dilakoni dengan profesional.
Gendre Miracle in Cell Full Movie
Gendre Roncom alias romance comedy diusung oleh film Miracle in Cell baik yang versi Indonesia maupun versi Korea. Kebetulan ini adalah gendre film favorit Minsnita. Ringan dan lucu namun penuh makna dan pelajaran.
Pas, lah, ya, sebagai pilihan hiburan setelah berkutat dengan pekerjaan yang akhir-akhir ini butuh pemikiran ekstra serius. Tema ringan dan menghibur menurut Minsnita lumayan bisa dijadikan healing sejenak dari rutinitas. Biar otak kembali fresh.
Tentang Produksi Film Miracle in Cell
Film Miracle in Cell Indonesia diproduksi oleh Falcon Pictures dan tayang di bioskop mulai 8 september 2022. Mengambil latar pengambilan gambar sebagian besar di dalam sel penjara, sesuai dengan judul yang dicantumkan, keajaiban dalam sel (penjara) No 7.
Frederica bertindak sebagai produser dan Alim Sudio sebagai penulis skrip. Memakan durasi waktu penayangan selama 145 menit. Menurut minsnita ini merupakan waktu yang ideal untuk sebuah film yang bisa dinikmati oleh semua umur.
Sinopsis dan Karakter Tokoh Film Miracle in Cell No 7 Indonesia
Beberapa karakter dalam tokoh film Miracle in Cell No 7 akan minsnita ulas sedikit. Diawali dengan tokoh utama Dodo rozak yang merupakan seorang pria yang memiliki keterbelakangan mental memiliki jiwa yang sangat jujur dan penyayang serta bertanggung jawab, meski dia adalah seseorang yang memiliki kekurangan.
Dodo Rozak memiliki seorang anak bernama Kartika hasil pernikahannya dengan seorang wanita bernama Juwita yang diperankan oleh Marsha Timoty. Juwita seorang sosok wanita kuat dan berkarakter. Disiplin dalam menanamkan kebiasaan baik pada keluarganya berprofesi sebagai seorang perawat.
Ibu Juwita atau dipanggil dengan sebutan Uwi oleh Dodo Rozak, meninggal dunia seusai melahirkan Kartika. Kata-kata Uwi dan kebiasaan yang ditanamkan uwi benar-benar diingat oleh Dodo Rozak dan diturunkan pada kartika. Layaknya seorang ayah yang memahami ilmu parenting tentang bagaimana mendidik anak sejak dini.
Hal ini yang meninggalkan kesan haru pada setiap adegan cerita kenangan tentang Ibu Uwi. Kartika tumbuh menjadi anak yang manis dan menyenangkan di bawah pengasuhan sang ayah yaitu Dodo Rozak.
Kebaikan yang Membawa Petaka
Kebaikan yang dimiliki Dodo membawa petaka buat dirinya. Berawal dari usahanya dalam menyelamatkan seorang gadis kecil yang ternyata anak seorang petinggi pemerintah yang tenggelam di kolam renang. Namun sayangnya nyawa gadis kecil ini tidak tertolong, dia meninggal di tempat.
Dodo kepergok sedang berusaha membuka baju gadis kecil tersebut yang bernama melati wibisono. Hal ini ia lakukan karena memegang teguh pesan Bu Uwi, agar tidak boleh main hujan-hujanan dan jika baju basah harus segera diganti, karena takut masuk angin.
Untuk itu dia melakukannya terhadap siapa pun. Termasuk ketika melihat melati basah kuyup karena tercebur ke dalam kolam. Ayal dia kepergok oleh satpam rumah dan bibi pengasuh gadis kecil ini. Akhirnya dia dituduh sebagai pembunuh sekaligus pemerkosa. Singkat cerita polisi pun datang dan melakukan rekonstruksi kejadian.
Legitimasi sebuah kekuasaan membuat Dodo dipaksa mengaku telah membunuh dan memerkosa anak tersebut. Iming-iming kebebasan dan akan segera bertemu dengan anaknya akan diberikan jika dia mengakui perbuatannya.
Pada kenyataannya ini malah memperberat status Dodo sebagai tersangka. Singkat cerita akhirnya Dodo pun dimasukkan dalam penjara. Di sinilah awal kesedihan demi kesedihan berjalan.
Dodo tidak bisa berpisah dari Kartika, dalam kondisi keterbatasan Dodo tidak bisa membela diri atas perbuatan yang tidak pernah dia lakukan. Tragis!
Kesedihan Dodo di dalam penjara disaksikan oleh teman-temannya dalam satu ruangan sel no 7. Hal ini membuat kesal teman-temannya karena merasa terganggu, apalagi mengetahui kasus kejahatan yang dilakukan Dodo adalah membunuh dan memerkosa. Membangkitkan kebencian para penghuni sel.
Kebaikan Membawa pada keajaiban
Kepolosan Dodo untuk selalu menjalankan pesan Bu Uwi menjadi orang baik, terus dipegang, dan dia melakukan hal ini kepada siapa pun, tak pandang orang yang dia tolong. Apakah dia lawan atau kawan.
Kali ini kebaikannya membawa pada keajaiban dan keberuntungan. Berawal dari tragedi percobaan penusukan yang diarahkan Okta kepada Bang japra kepala kamar sel tahanan no 7. Kala itu Dodo dengan penuh keberanian menyelamatkan Bang japra.
Dari kejadian ini Bang Japra merasa hutang budi, Dodo pun diperlakukan spesial oleh Bang Japra dan teman-teman satu sel lainnya.
Bahkan Bang Japra dan kawan-kawan satu sel menyusun rencana untuk mempertemukan Dodo dengan Kartika anaknya. Rencana mereka pun berhasil dan bisa memasukkan Kartika ke dalam kamar sel no 7.
Dari sini kehidupan penjara bagi Dodo sudah tak lagi sekeras saat awal masuk, Dodo banyak yang mencintai bahkan tak rela dengan hukuman mati yang akan diterima Dodo.
Kawan-kawannya berusaha mencari jalan agar hukuman mati tak sampai menimpa Dodo. Kebaikan dan kepolosan Dodo merupakan cikal Miracle in cell No 7 terjadi.
Miracle in Cell No 7 Endingnya Gimana?
Lantas setelah berbagai miracle Dodo alami di sel no 7, akan kah ini menyelamatkan Dodo dari jerat hukum yang akan membawanya pada kematian? Miracle in Cell No 7 ending bagaimana?
Ayalnya Dodo tetap mendapatkan hukuman mati. Karena sang pejabat tetap menginginkan hukuman berat untuk Dodo. Di sinilah Adegan demi adegan terus menguras air mata.
Usaha keras yang dilakukan Pak Hendro yang akhirnya menjadi ayah angkat Kartika untuk membebaskan Dodo dari jeratan hukum tak membuahkan hasil.
Tekanan Wibisono Membungkam Dodo
Ketika selangkah lagi akan berhasil, dodo mendapat tekanan dari sang pejabat Pak wibisono, yang menggunakan kekuasaannya untuk menekan Dodo agar tetap mengakui bahwa dia lah pembunuh anak semata wayangnya.
Scene ini membuat air mata berderai. Rasa sayangnya ke Kartika membuat Dodo mengiyakan permintaan pengacara keluarga Wibisono untuk tetap mengakui bahwa dirinya adalah pembunuh Melati Wibisono.
Ancaman yang menyatakan bahwa Kartika akan celaka jika Dodo membantah telah membunuh membuat Dodo mengurungkan niatnya untuk melakukan pembelaan diri. Usaha teman-teman kamar selnya agar Dodo menghapal dialog yang harus dia sampaikan ke pa hakim menjadi sia-sia adanya.
Dodo memilih bungkam terhadap sebuah kebenaran dan mengambil jalan yang akan membawa Kartika pada keselamatan. Karena Dodo harus menjalankan amanat Bu Uwi untuk menjadikan Kartika sebagi seorang dokter.
Kartika harus tetap hidup dan meneruskan sekolahnya demi menggapai cita-citanya. Untuk ini Dodo rela menjalankan hukuman mati. Akhirnya Kartika pun dibesarkan oleh keluarga Pa Hendro yang juga memilki utang budi kepada Dodo karena telah menyelamatkan nyawanya dari tragedi kebakaran yang dilakukan Okta di dalam penjara.
Adegan Perpisahan yang Menguras Air Mata
Perpisahan harus dijalani oleh anak dan ayah ini. Dodo harus pergi ke nusa kambangan dan menjalankan eksekusi matinya di sana.Adegan pamitan antara Dodo dan kartika menguras air mata. Awalnya mereka saling berjanji untuk tetap selalu bersama dengan yel-yel yang biasa mereka gunakan.
Saling tertawa dan berpelukan. Dodo dan kartika saling melambaikan tangan tanda perpisahan yang nantinya berharap bakal bertemu kembali (Duh Sains, saya mewek, nih, ketika menyusun kalimat ini. Teringat adegan Dodo dan Kartika yang menyayat hati).
Namun ketika keduanya seperti tersadar bahwa ini adalah pertemuan terakhir. Mereka berdua akhirnya membalikkan badan dan menangis berlari mendekat, saling berpelukan seolah tak ingin lepas. Meminta satu sama lain untuk saling berjanji bahwa tidak akan pernah saling meninggalkan. Selalu bersama. Miracle in Cell No 7 endingnya bikin nangis bombay, Sains.
Kekurangan dan kelebihan Film Miracle in Cell Indonesia
Kelebihan
Kelebihan dari Film ini semua tokoh diperankan secara alami oleh para pemain. penyutradaraannya pun benar-benar detail, adegan lucu dalam film ini berhasil membawa penonton satu bioskop tertawa terbahak-bahak.
Pada adegan sedih para pemain berhasil membawa penonton menangis tersedu-sedu, berlinang air mata. Pokoknya Perfect, pengambilan gambar, soundtraknya pas dan mendukung membuat penonton hanyut dibawa perasaan.
Penempatan peranan untuk para toohnya pun sangat pas dan sesuai. sehingga adegan diperankan dengan alami, hanya peranan para kameo seperti pengacara saja yang terkesan kaku.
Kekurangan
Pertama: Adegan Dodo yang kepergok di pinggir kolam renang seperti membunuh Melati Wibisono menurut pendapat saya agak kurang masuk akal, karena pada umumnya sebuah rumah mewah bagian kolam renang biasanya tertutup dan tidak bisa diakses oleh orang luar.
Ini anehnya seorang penjual balon bisa dengan mudah masuk ke dalam rumah mewah yang dijaga oleh satpam dan dihuni banyak pelayan. Kok ada orang yang bisa lolos masuk, ya?
Kedua: Kejadian Pak Hendro yang tertimpa lemari saat kebakaran terjadi di penjara dan akhirnya ditolong Dodo pun, tidak jelas alurnya. Bagaimana Dodo bisa tahu kalau di ruangan itu ada Pa Hendro, tiba-tiba malah dodo mencari-cari, apa keterkaitannya?
Itu saja mungkin. namun menjadi catatan besar kekurangan yang ada tidak mengurangi nilai-nilai kebaikan yang menjadi kelebihan dalam film ini.
Kesimpulan
Film ini bagus dan mengandung banyak pelajaran berharga. Seorang yang cacat mental juga adalah manusia yang perlu dihargai keberadaannya. Mereka adalah manusia yang hatinya normal bisa merasakan kesedihan dan kebahagiaan.
Supaya bisa merasakan kelucuan serta kesedihan dari setiap adegan, mending nonton langsung aja yaa. Film ini recommended. Saya, paksu, dan anak bungsu saya merasa puas dengan film ini. Kami mengakui kehebatan Mas hanung dalam mendirect film ini.
Film miracle in Cell Indonesia ini bahkan saya akui lebih mendapatkan tempat di hati saya dibanding dengan versi korea. Lebih Meng-Indonesia dan membumi sesuai dengan keadaan masyarakat serta budaya Indonesia.
Film Miracle in Cell endingnya bikin mewek dan nangis tersedu-sedu, bahkan bisa dikatakan bukan hanya endingnya saja, dari awal pun sudah mengandung banyak kesedihan yang bikin pingin nangis terus, hihi. Untuk itu film ini layak dikategorikan sebagai film penggugah jiwa, seperti halnya film ranah tiga warna yang baru pernah aku tonton.
Nonton, yaa. Happy watching.
Walaupun sudah menonton versi Korea-nya yang menghasilkan mata bengkak dan tisu di tas habis, saya tetap menonton versi Indonesia-nya, dan hasil akhirnya sama saja
BalasHapusKeluar bioskop dengan kondisi mata bengkak dan hidung merah
Perjalanan pulang pikiran tetap melanglang buana ke nasib Dodo, ya, mba.
HapusBanyaakkk bgt yg rekomen film ini.
BalasHapusAkting para pemain ngga perlu diragukan lagi yak.
Plotnya juga ciamik
iya, mba, bagus banget filmnya.
HapusBenarkah bikin mewek kuadrat banget. Baca review ini saja sudah bikin terhura apalagi nonton ya. Tapi belum bisa nonton lagi
BalasHapusaku belum nonton versi indonya, dah terlanjur suka versi koreanya, khawatir malah jadi gak suka hahahaha, apalagi aktornya "lo itu lagi" hihihi, tapi memang ceritanya nguras air mata huhu
BalasHapusAku udah nonton yang versi Korea. Sejujurnya pengen banget nonton yang versi Vino ini. Cirambay banget pasti ya. Moga keburu nonton di bioskop
BalasHapusSedih memang ya Mbak film ini, tapi memang banyak banget pelajaran yang bisa diambil dari film ini.
BalasHapusOh kalau yang versi Indonesia digambarkan ya Mbak sosok ibunya, klo versi Korea kan enggak.
iya, mbak, amanat2 serta sikap2 baik ibunya yang mereka pegang.
HapusSenang akhir-akhir ini makin banyak film Indonesia yang bermutu. Walau film ini bentuk remake versi Korea tapi mengandung kearifan lokal, gak mentah-mentah mengolahnya.
BalasHapusbetul mba, justru remake kadang lebih susah, ya, semacam ada beban mental diperbandingkan...
HapusBeda plot ceritanya sama versi koreaada di si Uwi ini ya. Kalo versi korea kan bapaknya lagi mraktekin pertolongan pertama ke si anak yang abis jatuh kepleset trus ga sadar, ada orang lewat dikira lagi ngapa2 in nih bocah.
BalasHapussama-sama keplesest cuma beda tempat,yang satu di jalanan sepi yg versi indo di kolam renang.
HapusPenasaran nonton versi Indonesianya, enggak cuma akting pemain yang keren tapi kabarnya memnag lebih membumi sesuai dengan kearifan masyarakat serta budaya Indonesia.
BalasHapusiya mba lebih membumi dan lebih deep karena sesuai dengan culture kita.
HapusAku bacanya aja rasanya sedih, apalagi kalo nonton langsung ya. Bener-bener bisa menguras air mata ya alur ceritanya.
BalasHapusjadi semakin ingin lihat filmnya, banyak yang rekomendasikan film ini nih
BalasHapussepertinya harus bawa tisu saat mau nonton
Film ini sudah diadaptasi di berbagai negara
BalasHapusDan kabarnya,yang adaptasi Indonesia ini termasuk adaptasi terbaik
Bangga jadinya
Penasaran dengan versi Indonesianya. Sepertinya memang ada beberapa perbedaan ya dengan yg versi Korea. Yang setiap cuplikannya selalu sukses buat air mata menetes. Semakin jaya ya dunia perfilman tanah air.
BalasHapusSebenarnya banyak sekali kejanggalan di film ini, paling utama adalah kok bisa seseorang dengan keterbelakangan mental masuk penjara. Kayaknya sih enggak bisa gitu. Hal-hal lain pun banyak yang janggal. Tapi secara keseluruhan, menyenangkan kok nonton film ini, terutama pas adegan yang melibatkan Bang Japra n the gank, bisa bikin ngakak.
BalasHapusFilm keluarga yang bagus, walaupun banyak bawangnya. Film kreasi Mas Hanung memang banyak yang mencuri perhatian pencinta layar lebar
BalasHapusWah ada versi Indonesia nya ya, saya pernah nonton yang versi Korea emang bikin tersentuh banget. Sayang belum ada kesempatan buat nonton di bioskop nih...
BalasHapusBelum nonton yang versi remake indonesia kalau yg korea udah prrnah nonton dan sedih
BalasHapus