Layanan Pendidikan bagi Anak Tunanetra

Kamis, 09 Maret 2023

Memiliki anak yang sempurna tentunya menjadi dambaan semua orang tua. Namun, sekiranya Allah berkata lain, tentunya orang tua tetap harus bersyukur dan mengupayakan menjaga dan melindungi anak dengan sepenuh hati.


layanan pendidikan bagi anak usia dini


Mengusahakan anak agar mendapatkan pelayanan terbaik sesuai dengan kebutuhan yang dia perlukan. Banyak sekali kriteria anak yang membutuhkan penanganan khusus, teman-teman bisa membacanya pada artikel saya yang berjudul Klasifikasi dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus


Ada jenis anak berkebutuhan khusus permanen maupun temporer. Masing-masing punya cara penanganan dan pelayanan yang berbeda. Pada artikel kali ini, saya akan mencoba menyajikan tulisan yang lebih spesifik tentang  layanan pendidikan bagi anak tunanetra.


Apa Itu Tunanetra?


Apa itu tunanetra?  Mari kita cari tahu bersama-sama pengertian tentang tunanetra. Sebutan tunanetra berasal dari kata tuna yang artinya kurang, dan netra artinya penglihatan. Tunanetra merupakan istilah yang digunakan pada gangguan masalah penglihatan. Bisa mengalami kebutaan menyeluruh, maupun kebutaan yang dialami ringan.


Menurut Somantri anak-anak yang memiliki gangguan penglihatan  mulai dari setengah melihat, low vision, atau rabun juga termasuk dalam golongan tunanetra.


Klasifikasi Tunanetra


Ada beberapa penggolongan ketunanetraan, yaitu diantaranya:


Buta


kondisi ini sudah pada tahap tidak bisa melihat sama sekali walau kemungkinan bisa menangkap cahaya.


Kurang lihat


Kurang lihat atau disebut juga low vision adalah disandarkan pada seseorang yang memiliki keterbatasan untuk dapat melihat jarak jauh, tetapi bisa melihat objek pada jarak tertentu.


Penglihatan Terbatas


Penglihatan terbatas atau disebut juga visually limited diartikan pada seseorang yang memiliki keterbatasan penglihatan ketika melihat benda pada umumnya.


Kesehatan mata pada anak bisa dicek melalui tes Snellen Card.  Jika si anak memiliki visus kurang dari 6/21 bisa dikatakan tunanetra. Apa maksud dari 6/21? Maksudnya adalah jika anak bisa membaca huruf dari jarak 6 meter saja, padahal orang yang normal bisa membaca dari jarak 21 meter. 


Keadaan penglihatan yang kurang normal pada anak dijabarkan oleh Somantri menjadi beberapa kondisi, diantaranya yaitu:


  1. Ketajaman penglihatan tidak sebaik orang yang memiliki penglihatan di garis normal.
  2. Ada kekeruhan pada lensa mata, atau terdapat cairan tertentu.
  3. Keadaan mata yang tidak bisa dikendalikan oleh saraf otak.
  4. Ada kerusakan saraf pada otak yang akhirnya mengganggu masalah penglihatan.

Adapun proses identifikasi keadaan anak apakah masuk dalam keadaan tunanetra atau tidak, bisa konsultasi langsung dengan dokter, atau bisa juga memperhatikan ciri-ciri yang diperlihatkan oleh anak. Tingkah laku anak dalam memberikan respon terhadap benda yang dilihatnya juga bisa dijadikan acuan identifikasi keadaan penglihatan anak.

Karakteristik Anak Penyandang Tunanetra


Ada beberapa karakteristik khusus yang bisa kita kenali bagi anak-anak penyandang tunanetra, diantaranya yaitu:

  1. Karena terbatas penglihatan maka sering menabrak.
  2. Kesulitan mengenal huruf pada buku bacaan, sehingga seringkali harus meletakkan buku berjarak sangat dekat dengan matanya.
  3. Sering mengeluh kepala pusing atau mata gatal.
  4. kesulitan membaca tulisan di papan tulis dan sulit mengenal gambar jika warna kurang mencolok.
  5. Sering jatuh dan salah meletakkan barang.


Apa yang Menyebabkan Anak Menjadi Penyandang Tunanetra?


Ada 2 faktor tinjauan yang menjadi penyebab anak bisa menjadi penyandang tunanetra, yaitu ditinjau dari faktor eksternal dan internal.


Faktor Internal


Faktor internal biasanya disebabkan oleh gen atau keturunan. Bisa juga karena terjadi ketika bayi masih di dalam kandungan, kondisi kejiwaan si ibu ketika hamil, kekurangan gizi, atau bisa juga karena keracunan obat.


Faktor Eksternal


Faktor eksternal terjadi ketika anak sudah berada di luar kandungan sang ibu. Beberapa kejadian yang berbahaya bisa memberikan dampak cedra pada penglihatan, misalnya terjadi kecelakaan yang mengakibatkan benturan keras dan berdampak pada penglihatan.


Beberapa penyakit juga bisa berdampak pada kebutaan, misal sipilis, diabetes, atau terkena paparan sinar dan perikan radiasi yang terus menerus.


Kesalahan ketika proses melahirkan, tekanan yang kuat ketika mengejan, atau proses melahirkan dengan bantuan alat medis yang menggunakan alat seperti tang, bila tidak hati-hati juga bisa mencederai.


Kekurangan nutrisi, peradangan pada mata akibat virus, racun atau baktiri juga bisa menjadi faktor penyebab kebutaan.


Aspek Perkembangan Anak Tunanetra


Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan pada anak tunanetra agar pemberian layanan pendidikan bisa terarah. Aspek kognitif, aspek motorik, sosial emosional juga pembentukan karakter.


Aspek Kognitif


Aspek kognitif anak penyandang tunanetra cenderung lebih lamban dari anak normal lainnya, untuk itu perlu penanganan khusus agar anak tunanetra bisa berkembang secara optimal. 


Aspek Motorik


Begitupula dengan aspek motorik, baik motorik kasar maupun halus tentunya mengalami perkembangan yang lebih lambat dibanding anak-anak normal lainnya.


Dibutuhkan koordinasi fungsional sistem saraf dan juga otot. Ketidakmampuan melihat secara normal inilah yang menjadi penghambat bagi perkembangan beberapa aspek perkembangan. Kegiatan berjalan, melangkah, menggoyangkan anggota tubuh tentu akan mengalami hambatan. 


Aspek Emosi


Karena keterbatasan penglihatannya, anak tunanetra tak mampu melihat segala bentuk respon yang diberikan ketika marah, benci, senang, maupun sedih. Untuk itu anak tunanetra kurang mampu mengekspresikan apa yang dirasa olehnya.


Sedih, marah, bahagia diekspresikan sesuai dengan kemampuan persepsinya yang agak berbeda dengan perasaan yang ditunjukkan secara umum oleh orang normal. Bentuk ekspresinya terkadang terasa kurang tepat.


Deprivasi emosi jika tidak ditangani akan menghambat perkembangan lainnya. Fisik, motorik, bicara, intelektual maupun sosialnya. Jika mengalami deprivasi emosi biasanya akan cenderung menarik diri, bersifat egois bahkan selalu tergantung pada orang terdekatnya.


Aspek Sosial


Pengalaman sosial anak tunanetra tergantung pada orang disekelilingnya. Tingkat penerimaan orang di lingkungannya sangat berarti bagi perkembangannya. Perlakuan yang negartif akan berdampak buruk bagi perkembangannya.


Rumah dan lingkungan keluarga adalah penentu anak tunanetra berkembang kepada lingkunagn sosial yang lebih besar. Lingkungan sosial sesungguhnya adalah dimulai dari lingkungan sekolah, untuk itu harus disiapkan mentalyang kuat pada anak untuk memasuki dunia sekolah.


 Agar secara psikologis dia merasa aman dan nyaman memasuki lingkungan sosial yang lebih besar dari lingkungan rumah dan keluarganya.


Aspek Karakter


Seringkali anak tunanetra menagalami keputusasaan dalam dirinya. Namun dengan bantuan dan dukungan keluarga, hambatan ini bisa teratasi. 


Keluarga harus memberikan bekal pengetahuan ketika si anak akan memasuki lingkungan baru dengan sangat jelas, agar si anak bisa merasakan nyaman terhadap dunia baru yang akan dimasukinya. Mengenalkan lingkungan barunya dengan sangat baik seperti anak mengenal tubuhnya sendiri. 


Jangan sampai anak merasa ketakutan ketika masuk ke dunia baru sehingga akan mengalami berbagai permasalahan kepribadian seperti introversi, neurotic, frustasi, dan kekakuan atau regiditas mental.


Layanan Pendidikan bagi Tunanetra


Metode dalam mengajar sangatlah penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Sebelum mampu mengajar anak tunanetra, tentunya guru dituntut untuk menguasai teknik dan metode dalam memberikan pembelajaran kepada anak yang awas penglihatannya.


Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra sebenarnya memiliki kesamaan juga dengan anak pada umumnya. Hanya saja perlu disesuaikan dengan keadaan anak tunanetra yang tidak awas dalam penglihatan.


Anak tunanetra sangat membutuhkan layanan pendidikan agar dirinya bisa berkembang menjadi manusia yang memiliki potensi serta mandiri. Layanan pendidikan yang bisa diterima oleh mereka diantaranya mampu menggunakan huruf baraille, menggunakan tongkat dan mengenal rambu-rambu di jalan. Selain itu juga belajar tentangorientsi dan mobilitas.


Strategi dan metode yang digunakan tentunya lebih mengoptimalkan penggunaan indra lain yang masih baik fungsinya untuk menerima informasi, agar anak tunanetra bisa mudah menangkap pelajaran.


Model Pendidikan bagi Anak Tunanetra


Ada beberapa model layanan pendidikan yang bisa diterapkan bagi anak berkebutuhan khusus, dalam hal ini anak penyandang tunanetra. Beberapa pilihan layanan pendidikan ini bisa disesuaikan dengan karakter anak dan kebutuhan anak. Beberapa layanan pendidikan bagi anak tunanetra diantaranya, yaitu:


Pendidikan Khusus (SLB)


Layanan pendidikan bagi tunanetra bisa dilaksanakan dengan sistem segregasi atau sistem pembelajaran yang dilakukan secara terpisah dengan anak-anak pada umumnya yang masih memiliki penglihatan bagus.


Pendidikan Inklusif


Layanan pendidikan bagi anak tunanetra juga bisa dilaksanakan dengan sistem yang terintegrasi, yaitu belajar dengan anak normal lainnya, melalui sistem pendidikan inklusif.


Guru Kunjung


Jenis layanan pendidikan ini bisa diambil bagi anak tunanetra yang memiliki domisisli jauh dan sulit menjangkau sekolah. Biasanya tinggal di daerah terpencil, jauh dari sekolah umum, apalagi Sekolah Luar Biasa (SLB). 


Layanan pendidikan bagi tunanetra ini juga bisa diperuntukkan bagi anak yang kondisi tubuhnya selain penyandang tunanetra juga sulit berjalan.


Prinsip Pembelajaran pada Layanan Pendidikan Anak Tunanetra


Proses pembelajaran pada anak penyandang tnanetra harus disesuaikan dengan kondisi sang anak. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, agar proses pembelajaran berjalan aman dan nyaman serta kondusif. Prinsip tersebut, diantaranya:


Prinsip Individual

 

Baik dalam proses pembelajaran pada umumnya dan juga pada pendidikan layanan anak berkebutuhan khusus, harus memperhatikan prinsip individual dikarenakan keadaan peserta didik berbeda latar belakang.


Dalam memberikan layanan pembelajaran untuk anak penyandang tunanetra hendaknya memperhatikan penyebab kebutaan yang dialami masing-masing anak, latar belakang sosial, keluarga, kemampuan, umur dan lainnya.


Sehingga pendidik bisa membedakan layanan pembelajaran untuk anak yang low vision dan buta total. Hal inilah yang menjadi alasan mendasar dalam menerapkan IEP atau individual education program, agar anak mendapatkan layanan pendidikan yang tepat, karena sesungguhnya setiap anak itu unik.


Prinsip Totalitas 


Prinsip totalitas yang dimaksud di sini adalah, guru mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiiki anak pada organ dan indra yang masih dapat berfungsi dengan baik agar memiliki gambaran yang utuh terhadap suatu objek. Bower mengistilahkannya dengan gagasan multi sesnsory approach.


Pengaplikasiannya misal pada pengenalan jenis-jenis binatang, misal kucing. Prinsip totalitas bisa diterapkan dengan cara si anak meraba kucing, jenis, bentuk, ukuran, sifat permuakaanya dengan cara meraba menggunakan tangan jika tangannya masih berfungsi dengan baik.


Mengenal suara kucing dengan menggunakan indra pendengarannya. Dalam mengenal objek harus totalitas menggunakan indra lainnya, jangan hanya menggunakan satu indra saja. Hal ini akan berdampak tidak optimal dalam proses pembelajaran.  


Prinsip Pengalaman Pengindraan


Anak penyandang tunanetra harus mengalami interaksi langsung dengan objek sasaran. Untuk itu diperlukan alat dan media dalam hal ini. Anaktunanetra harus dibimbing bagaimana meraba, mencium, mendengar dan mengecap. Usahakan mereka dapat pengalaman secara langsung.


Bower menyebutnya dengan sitilah "Pengalaman Penginderaan Langsung". Hal ini dilakukan agar anak tunanetra memiliki gambaran yang utuh terhadap pengenalan objek benda di sekitarnya, seperti mengenal embun, batu, bunga, garam, gula dan lainnya. 


Prinsip Aktivitas Mandiri


Dalam proses pembelajaran usahakan agar melibatkan anak dan meminta anak untuk melakukan sendiri.Bila anak tidak mau beri motivasi dan masukan kepada anak agar mau mencobanya. Guru harus berperan sebagai fasilitator dan motivator.


Proses pembelajaran yang kondusif, ada semangat yang menyertai diharapkan akan membuat anak penyandang tunanetra memiliki semangat untuk tetap menjalani hidup. Prinsip aktivitas mandiri dapat membantu anak bisa mengalami dan mengetahui berbagai keadaan dan mengenali hal yang anak normal alami.


Media Pembelajaran untuk Anak Tunanetra


Dengan kecanggihan teknologi pada saat ini, media pembelajaran untuk anak tunanetra sudah banyak berkembang dan bervariatif. Diusahakan agar media ini dapat digunakan secara fleksibel, bisauntuk di sekolah dan juga di rumah.

Ada beberapa model media pembelajaran yang akan saya kenalkan di sini, untuk menunjang pembelajaran baik di rumah mauun disekolah. Beberapa diantaranya, yaitu:


1. Telesensori

Telesensori adalah media sejenis loof, alat untuk memperbesar ukuran huruf normal, agar mudah terbaca oleh anak tunanetra yang berada dalam kategori low vision.


2. Huruf Braille


Penemu huruf Braille adalah seorang guru yang menyandang tunanetra. Dia adalah Louis Braille, berasal dari Prancis, sudah mengalami kebutaan sejak usianya 3 tahun. Saat tulisan Braille diciptakan pada tahun 1824 Louis masih menjadi pelajar di institution Nationale des Juenes Aveugles (National Institute for Blind Children).


Braille menciptakan huruf yang bentuknya sederhana dan menonjol agar bisa diraba oleh penyandang tunanetra. Dibuat di atas kertas dengan bentuk titik-tik berlubang, umumnya terdiri dari 6 titik yang disusun dalam dua baris.


3. Komputer Berbicara


Komputer berbicara memiliki desain seperti komputer pada umumnya, namun memiliki fiture perintah dalam bentuk suara. Dirancang untuk memudahkan anak penyandang tunanetra agar mampu memahami tools dalam komputer dalam bentuk arahan suara.


4. Digital Accessible System (Daisy) Player


Daisy player adalah sejenis alat yang sudah merekam beberapa buku dan dibacakan lewat suara. Hal ini untuk memudahkan para penyandang tunanetra mendapatkan informasi dari buku yang mereka perlukan. 


Bahkan saat ini sudah berkembang beberapa aplikasi yang terdapat pada handphone, berupa buku dengan layanan dibacakan seperti Noveltoon, Storytell, wattpad. Beberapa aplikasi yang bisa diunduh melalui playstore ini bisa digunakan sebagai media menambah wawasan oleh para penyandang tunanetra.


Media lainnya yang bisa digunakan diantaranya yaitu buku bicara, printer braille, alat printer untuk huruf braille dan termoform semacam alat untuk menggandakan bacaan bagi penyandang tunanetra. Mesin ini dijalankan dengan menggunakan kertas khusus.


Program Layanan Pendidikan bagi Anak Tunanetra


Ada beberapa langkah yang bisa dijadikan pegangan dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak Tunanetra, diantaranya adalah:


Program Kebutuhan Khusus


  1. Ketika memberikan layanan pendidikan bagi anak tunanetra usahakan menggunakan objek nyata agar anak dapa mendapatkan gambaran yang jelas.
  2. Ketika hendak mengajak anak memulai sesuatu panggil namanya dan usahakan gunakan bahasa verbal dengan pengucapan yang jelas.
  3. Ketika menyapa anak, usahakan sambil menyentuh punggung atau lengan anak, agar dia cepat tanggap dengan permintaan kita.
  4. Sediakan media yang sesuai dengan tingkatan penglihatan anak, apakah menderita kebutaan atau hanya pada tingkat penglihatan low vision.
  5. Gunakan arah yang sesuai dengan arah jarum jam untuk menunjukkan letak tempat barang atau sesuatu.
  6. Hindari kata tunjuk ini dan itu atau kata ganti tempat di sini atau di sana dan juga kata ganti orang dia atau kamu. Langsung pada nama barang, nama tempat dan nama orangnya.
  7. Jangan lupa untuk selalu memberitahu jika kita memindahkan sesuatu ke tempat lain atau ketika kita meninggalkan anak.
  8. Gunakan metode bercerita ketika sedang mengeksplore alam dan lingkunagn sekitar.


Urutan Strategi dan Langkah Pelaksanaan Kegiatan Di Kelas


  1. Usahakan untuk menempatkan anak yang berkebutuhan khusus pada posisi paling depan
  2. Buatkan media yang bentuknya timbul agar memudahkan anak untuk mengidentifikasi bentuk alat dan bahannya.
  3. Dekatkan objek yang akan digunakan dalam pembelajaran kepada anak.
  4. Ketika dalam proses pembelajaran ada kegiatan menulis, buatkan tulisan yang besar dengan warna yang kontras denagn warna latar. Perlakuan ini diperuntukkan bagi anak yang memiliki penglihatan low vision.
  5. Gunakan penerangan dengan kualitas yang baik dan terang benderang.
  6. Posisikan mata dengan objek dalam posisi yang sesuai aman dan nyaman bagi anak, sebisanya sangat dekat dengan anak.


Pelajaran dari Film Miracle Worker


Semoga teman-teman bisa memahami sedikitnya tentang layanan pendidikan bagi anak tunanetra. Tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita ingin berusaha, fokus dan serius dalam menekuni suatu hal., begitupula dengan upaya mendidik anak yang menyandang tuhanetra agar mereka mampu hidup mandiri dan juga bisa bermanfaat bagi lingkungan sosialnya.


Mengambil ibrah sebuah film yang cukup fenomenal, sebuah film yang diadopsi dari kisah nyata, yaitu film tentang perjuangan orang tua dari Hellen keller dalam film yang berjudul Miracle Worker. Ada yang pernah nonton?


Sang tokoh Hellen Keller bahkan bukan hanya buta tapi juga tidak bisa mendengar atau tunarungu.Subhanallah, teman-teman bisa melihat bagaimana perjuangan orang tua Hellen Keller dalam film ini, terutama sang ibu, untuk menjadikan anaknya menjadi pribadi yang akhirnya bisa mandiri bahkan menjadi tokoh dunia terkenal, statusnya sebagai pengacara.


Melalui guru yang sabar dan memiliki kemampuan luar biasa dalam menghadapi Hellen Keller, Anna Sullivan berhasil membentuk Hellen Keller menjadi pribadi yang luar biasa. Dari film ini kita belajar, bahwa segala sesuatu yang diusahakan akan menghasilkan. Jika teman-teman berminat untuk menyaksikannya, bisa dilihat di chanel youtube berikut.




Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang mampu memberikan kontribusi bagi umat dan mengupayakan apa yang kita miliki menjadi lebih bermakna, khususnya dalam hal ini sebagai pendidik anak usia dini yang dihadapkan pada program pendidikan inklusif. 


Program pendidikan terbuka bagi siapa saja yang mau bersekolah tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus tunanetra. Melalui artikel ini setidaknya kita memiliki pengetahuan dasar tentang memberikan layanan pendidikan bagi anak tunanetra. Salam positif. Barakallahu.





Referensi


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Prosedur Operasi Standar Pendidikan Anak USia Dini Inklusif. Jakarta, 2018.


Putranto, Bambang. Tips Menangani Siswa yang Membutuhkan Perhatian Khusus. Yogyakarta: Diva Press, 2015


Smart, Aqila. Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran & Terapi untuk Anak Berkebutuhan khusus. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.


Somantri, Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa: Karakteristik dan Masalah Perkembangan Anak Tunanetra. Bandung:Refika Aditama, 2007.




1 komentar on "Layanan Pendidikan bagi Anak Tunanetra"
  1. Lengkap sekali, Bun. Aku pernah nonton film The Miracle Worker itu. sungguh Anna Sullivan ini sosok ibu guru yang sangat mengisnpirasi untuk terus mengusahakan yang terbaik untuk anak didiknya ya, Bu

    BalasHapus

Trimakasih sudah berkunjung ke ruang narasi Inspirasi Nita, semoga artikel yang disuguhkan bisa memberikan manfaat.

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger