Materi ini disampaikan pada mata kuliah Ilmu Jiwa Agama di pertemuan pertama semester VI. Pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Strata Satu di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Latansa Mashira, Lebak, Banten.
Pendahuluan
Fitrah yang
dibawa oleh manusia bersifat suci. Dengan fitrah itulah manusia mampu mengemban
tugasnya sebagai seorang khalifah, menjalankan titah suci dari Tuhan yang maha
Esa sebagai penciptanya. Sesuai dengan yang tertera dalam Al-Quran sura ar-Ruum
ayat 30:
Ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk yang
beragama. Abdul Aziz menerangkan Manusia menjalankan kehidupannya melalui
keyakinan adanya Tuhan yang diperolehnya dari penjabaran dalam kitab suci.
Kitab suci berisi aturan dan kaidah yang
perlu dijadikan pegangan dalam kehidupannya sebagai bekal yang menuntunnya
untuk mencapai keselamatan di dunia dan akhirat.
Harun Nasution menjabarkan bahwa Agama merupakan ikatan suci
yang tanggungjawabnya diperuntukkan pada sesuatu yang memiliki kekuatan luar biasa.
Dzat yang ghaib, yang keberadaannya tidak dapat ditangkap oleh panca indera,
namun pengaruhnya sangat luar biasa.
Ramayulis menyatakan bahwa manusia yang memiliki pengetahuan agama yang matang maka akan memiliki kepribadian yang matang juga. Koswara menjelaskan bahwa Konsep beragama pada seseorang meliputi seluruh aspek yang ada dalam dirinya yaitu aspek kognitif berupa pengetahuan tentang agama, aspek afektif yaitu berkaitan dengan motivasi yang timbul dari dalam dirinya untuk beragama serta aspek psikomotor yang berkaitan dengan kemampuan dan kemauan dia dalam melaksanakan aturan dalam agama.
Kesadaran dalam beragama seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, diantaranya:
- Faktor internal, yaitu segala sesuatu yang dibawanya dari sejak lahir yaitu berupa fitrah sebagai bekal yang sudah diberikan oleh Allah.
- Faktor eksternal, yaitu berasal dari luar dirinya yang mencakup lingkungan rumahnya, Lembaga Pendidikan dan masyarakat.
Pembahasan
Makna Psikologi Agama
Istilah psikologi agama mungkin tidak asing bagi Sebagian kita, namun di sini saya akan mendudukkan pengertian secara mendasar dari dua kata ini, apa itu psikologi dan apa itu agama.
Dari beberapa referensi ditemukan beberapa penjelasan yang terkait dengan dua kata ini. Secara etimologi atau pengertian esensial perkatanya, Psikologi biasa disebut juga dengan Ilmu Jiwa. Psiko berarti jiwa dan logos berarti ilmu.
Sedangkan dari sisi terminology atau istilah, psikologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan manusia yang berhubungan dengan lingkungannya.
Ilmu Jiwa / Psikologi adalah cabang ranting dari ilmu filsafat. Ranah keilmuan ini mempelajari tentang gejala kejiwaan secara umum yang melingkupi pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan kehendak (conasi). Pada dekade akhir, para ahli kejiwaan menambahkan gejala kejiwaan menjadi empat ranah yaitu gejala campuran termasuk di dalamnya intelegensi, kelelahan, maupun sugesti.
Psikologi/ ilmu jiwa Agama yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini merupakan salah satu cabang dari psikologi.
Hakikat Agama
1. al-Din dalam bahassa Semit artinya undang-undang, dalam Bahasa arab menguasai.
2. Religi dalam Bahasa latin artinya mengumpulkan dan membaca.
3. Agama terdiri dari dua suku kata yaitu “A” mengandung arti tidak dan gam mengandung arti pergi, jika keduanya dilebur mengandung arti tidak pergi, tetap di tempat atau bisa juga diartikan menetap dan diwarisi secara turun temurun.
Agama ditinjau dari makna Terminologi. Harun Nasution menjabarkan bahwa Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini bentuknya adalah hal gaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera tetapi memiliki andil yang besar terhadap kehidupan manusia. Agama merupakan sistem yang mengajarkan tata cara keimanan , ibadah dan hubungan sosial.
Namun yang perlu kita garis bawahi dan maknai dengan penuh kesadaran bahwa agama adalah hal yang perlu kita Yakini dengan hati dan pikiran serta kaidahnya kita laksanakan dengan Tindakan, sehingga nantinya akan membekas secara positif pada tingkah laku kita sehari-hari.
Hakikat Psikologi Agama
1. Robert H Thoules: Psikologi agama merupakan cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan menerapkan psinsip psikologi secara umum.
2. Zakiah Daradjat: Kajian ilmu yang mempelajari kehidupan beragama seseorang dan pengaruhnya terhadap tingkah laku, pemikiran dan sikap hidup. Psikologi agama merupakan kajian empiris yang mempelajari tingkah laku manusia berdasarkan keyakinan yang dianutnya sesuai dengan tahap perkembangan di setiap tingkat usia.
Zakiah Daradjat menerangkan bahwa para ahli dalam menetapkan definisi tentang
ini, mengiringi apa yang ada dalam ilmu jiwa harus mencakup apa yang ada dalam agama. Untuk itu makna dari psikologi agama sampai saat ini masih terus dikembangkan, karena agama adalah bukan perkara bahasan terhadap hal-hal obyektif. Pengalaman kehidupan beragama pada setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Selain itu juga makna agama terkadang disusun dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Ruang lingkup Psikologi Agama
Zakiyah Daradjat menuturkan bahwa psikologi agama atau ilmu jiwa agama memiliki ruang lingkup ilmu jiwa yang berbeda dengan ilmu kejiwaan lainnya. Ilmu kejiwaan yang mempelajari tentang seluk beluk manusia baik dipandang dari tingkah lakunya, ataupun mekanisme yang menyertainya. Harus menundukkan kajiannya kepada dua ranah yang berbeda. Kaidah yang ada dalam pola manusia harus tunduk kepada ilmu jiwa dan kepada agama yang keduanya memiliki urgensi yang berbeda. Ruang lingkup psikologi agama diantaranya adalah:
1. Emosi yang keluar tanpa terkontrol, menyertai kehidupan agama seseorang.
2. Pengalaman atau kesan seorang hamba terhadap Tuhannya.
3. Kepercayaan yang tertanam terhadap kehidupan setelah kematian (kehidupan akhirat).
4. Seorang hamba menyadari sikap dan akhlaknya dalam kehidupan yang dia jalani.
5. Dampak adanya ketenangan batin karena penghayatan terhadap ayat-ayat dalam kitab suci.
Cara manusia berpikir, bertingkah laku, berekspresi tidak bisa keluar dari apa yang menjadi keyakinannya. Sesuatu yang menjadi pegangan dan keyakinan, akan mempengaruhi bentukan bangunan perilaku seseorang.
Menurut Zakiah Daradjat psikologi agama membahas tentang kesadaran agama (religious counciousness), yaitu kesadaran diri yang dapat dirasakan oleh pikiran dan hati dalam melaksanakan kaidah dalam beragama. Psikologi agama juga membahas tentang pengalaman agama (religious experience), yaitu ketika pikiran dan hati kita telah sadar dalam melaksanakan kaidah beragama, hati dan perasaan kita juga membenarkan apa yang sudah kita amalkan.
Lapangan kajian psikologi agama adalah proses beragama, perasaan dan kesadaran agama serta segala bentuk pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Objek pembahasan psikologi agama adalah gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan. Manusia berpikir, bersikap, bertingkah laku tidak dapat dipisahkan dari keyakinan yang dianutnya, karena keyakinan akan berdampak pada pembentukan kepribadian seseorang.
Psikologi agama tidak mengkaji masalah yang abstrak seperti konsep ketuhanan atau hakikat kebenaran surga dan neraka, kebenaran suatu agama atau kitab suci yang menyertainya. Psikologi agama hanya membantu manusia lebih memahami jati diri mereka sesungguhnya dan membantu mereka untuk lebih cinta pada agama yang mereka anut. Menangani berbagai konflik dalam diri seseorang, sehingga mereka lebih taat pada agama yang dianutnya atau malah meninggalkannya, ketika dia merasakan agama yang dianutnya tidak lagi sesuai dengan hati dan pikirannya.
Manfaat Psikologi Agama pada Dunia Pendidikan
- Memberikan Pengetahuan Dasar Agama.
- Untuk Menjaga Kesusilaan.
- Sarana Mengatasi Perustasi.
- Memuaskan Rasa Ingin Tahu.
- Berfungsi Sebagai Edukatif.
- Mengatasi Krisis Spiritual.
- Menyelamatkan.
- Menanggulangi Materialistik.
- Sebagai Ethos.
- Menanamkan Cara Berpikir Positif.
- Sebagai Motivasi.
- Memberikan Kecerdasan Kreatif.
- Sarana Mengatasi Ketakutan.
Aplikasi Psikologi Agama dalam Proses Belajar Mengajar
Aplikasi psikologi agama dalam proses belajar mengajar berkaitan erat dengan teori kepribadian Sigmund Freud, teori yang dapat diaplikasikan dalam bimbingan, yaitu bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan dasar, dengan memegang 3 prinsip bimbingan konseling yang digagas oleh Mortensen agar prosesnya menjadi efektif, yaitu:
- Memahami Individu Bimbingan. Konseling bisa efektif jika pendidik dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan anak didiknya.
- Preventif dan Pengembangan Individual. Dengan adanya usaha Preventif (pencegahan) diharapkan dapat mencegah penurunan perkembangan pada anak atau setidaknya dapat mempertahankan hal-hal positif yang telah dicapai.
- Membantu Individu untuk Menyempurnakannya. Terus Membimbing dan mengarahkan anak dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan pengetahuannya.
Kesimpulan
Psikologi Agama adalah kajian ilmu yang mempelajari kehidupan beragama seseorang dan pengaruhnya terhadap tingkah laku, pemikiran dan sikap hidup. Sedangkan ruang lingkup dari psikologi agama membahas tentang kesadaran agama (religious counciousness), yaitu kesadaran diri yang dapat dirasakan oleh pikiran dan hati dalam melaksanakan kaidah dalam beragama. Selain itu juga Psikologi agama membahas tentang pengalaman agama (religious experience), yaitu ketika pikiran dan hati kita telah sadar dalam melaksanakan kaidah beragama, hati dan perasaan kita juga membenarkan apa yang sudah kita amalkan.
Dengan psikologi agama diharapkan setiap manusia mampu memahami hakikat sejati dirinya, untuk apa dia hidup, bagaimana dia menjalani hidup, kemana akhir dari hidupnya. Have a barakah life. Salam Literasi
Referensi:
- Ahyadi, Abdul aziz. Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung: Sinar Baru, 1991
- Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2015.
- Daradjat, Zakiah. Peranan Agama dalam Keseshatan Mental. Jakarta: Gunung Agung, 1971.
- Guntur Cahaya Kesuma, konsep fitrah manusia perspektif pendidikan Islam, Jurnal Pengembangan Masyarakat.
- Jalaluddin, Psikologi Agama: Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi, Jakarta, Raja Grafindo Persada. 2012.
- Koswara, Teori-teori Kepribadian, Bandung: Eresco, 1991.
Muhammaddin. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. Jurnal Ilmu Agama UIN Raden Fatah. Vol.15, Nomor 1, Tahun 2013.
- Nasution, Harun. Islam di Tinjau dari Beberapa Aspeknya. Jakarta: UI Press, 1979.
- Pamungkas, Pakhi. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997.
- Munib, Ahmad. Konsep fitrah dan Implikasinya terhadap Pendidikan. Jurnal Progres Volume 5, No. 2 Desember, 2017.
- Raharjo, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Semarang: Pustaka rizki putra, 2012.
- Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 2004.
- Yusuf, Samsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.