Bicara tentang motorik halus dan kasar dikalangan mamah smart sepertinya sudah tidak asing lagi yaa. Dua saraf motorik ini selain dimiliki oleh anak pastinya juga dimiliki oleh orang dewasa. Kegiatan bergerak yang dilakukan oleh manusia mulai dari kegiatan yang ringan sampai yang berat diprakarsai oleh dua saraf motorik ini, yaitu motorik halus dan kasar.
Aku pribadi mulai terbiasa mendengar istilah ini ketika mulai menjadi seorang ibu. Seorang ibu yang kala itu masih sangat muda belia, hihi. Tau, dong ya, gimana rasanya menjadi seorang ibu baru yang tidak banyak tahu. Tentunya akan berusaha cari tahu demi bisa memberikan hal yang terbaik untuk sang buah hati. Berusaha menjadi ibu yang sabar dalam membersamai tumbuh kembang buah hatinya.
Selain itu berusaha mencari tahu kegiatan apa yang paling pas untuk si kakak, jenis stimulasi yang bagaimana yang harus diberikan agar pertumbuhan dan perkembangannya bisa berkembang secara optimal. Bisa dibilang anak pertama itu seperti media eksperimen buat ayah bundanya, dan sebagai mamah baru aku berusaha membekali pengetahuan parentingku melalui buku, seminar, bertanya ke dokter dan lainnya agar bisa menjelma menjadi sosok mamah pintar.
Berdasarkan pengalaman tersebutlah, aku jadi ingin selalu berbagi pada papa mama muda yang ingin menjadi orang tua sempurna dan bertanggung jawab pada buah hatinya. Melindungi buah hatinya dan mengasuhnya dengan penuh cinta.
Sesuai dengan tema yang akan kita bahas kali ini yaitu tentang motorik halus dan kasar pada anak. Ada baiknya kita cari tahu dulu, yuk, apa pengertian motorik halus dan kasar itu sendiri.
Apa itu Motorik Halus dan Kasar?
Senangnya jika melihat buah hati kita selalu ceria, bergerak ke sana ke mari. Ternyata kelincahan sang buah hati kita ini dipengaruhi oleh dua saraf gerak yaitu motorik halus dan kasar.
Motorik Halus
Gerakan motorik halus merupakan gerakan yang dilakukan oleh bagian tubuh dengan ditunjang oleh otot-otot kecil. Gerakan ini biasanya dilakukan oleh sepasang jari-jemari tangan. Koordinasi pergelangan tangan dengan kecermatan indra penglihatan sangat berpengaruh sekali dalam rangkaian aktifitas yang menggunakan saraf motorik halus.
Pernah melihat seorang anak mencoba menggunting kertas, melipat baju dan menuang air? Nah ini merupakan bagian dari kegiatan yang menggunakan otot kecil atau motorik halus. Kemahiran anak menggunakan gunting, melipat pakaian dan menuang air tentu saja akan semakin lihai jika orang dewasa memberikan kesempatan pada anak untuk sering melakukan kegiatan-kegiatan tersebut secara mandiri.
Apa saja contoh kegiatan motorik halus yang lainnya? Si kecil yang senang dengan kegiatan mencorat-coret, menulis, menggambar, meronce, menyulam, menempel, mencetak, bermain lego, menyisir rambut, mengancingkan baju ini termasuk dalam kegiatan yang melibatkan motorik halus.
Untuk itu alangkah bijaknya jika kita memfasilitasi kegiatan tersebut untuk dilakukan anak secara mandiri melalui pengawasan tentunya. Usahakan agar jangan menjadi orang tua yang selalu melayani kebutuhan anak selain anak tidak mandiri hal ini juga bisa menghambat perkembangan anak secara keseluruhan.
Motorik Kasar
Sumber: Metode Pengembangan Fisik, Bambang Sujiono |
Gerakan motorik kasar pada anak adalah kemampuan anak untuk menggerakkan sebagian besar tubuhnya. Gerakan motorik kasar membutuhkan tenaga atau dorongan yang lebih besar karena alat gerak yang digunakan adalah otot besar. Kerjasama dan koordinasi antara otot besar sangat diperlukan dalam kegiatan motorik kasar.
Contoh gerakan motorik kasar diantaranya melompat, menendang, melempar, berlari, memanjat, berjalan, merangkak, bermain sepeda, panjat tebing, salto dan lainnya. Biasanya aktivitas motorik kasar bisa dimulai dengan melatih anak berdiri diatas satu kaki terlebih dahulu, jika anak bisa berdiri bertahan dalam beberapa hitungan menit, maka anak akan lebih mudah melakukan gerakan-gerakan motorik kasar lainnya yang lebih sulit tingkatannya.
Stimulasi Tepat untuk Motorik Halus dan Kasar
Sebelum memberikan aneka stimulasi untuk memperkuat otot besar dan kecil sang buah hati, pastikan terlebih dahulu bahwa anak kita cukup nutrisi agar bisa kuat melakukan beragam aktivitas ya , Papmam. Jangan sampai saking semangatnya menstimulasi anak agar pandai, eh sampai lupa terhadap pasokan nutrisinya, hehe.
Pada dasarnya pergerakan pada anak akan dimulai pada kemampuan motorik kasar terlebih dahulu. Hal ini ditunjukkan pada kemampuan seorang bayi atau todler yang relebih dahulu mampu merangkak, berjalan, bergerak sambil berpegangan dibandingkan aktifitas menggunting ataupun menulis.
Gerakan motorik halus pada anak mulai berkembang pesat ketika anak memasuki usia 3 tahun. Anak sudah mulai senang memegang pisau meniru bundanya ketika melakukan pekerjaan di dapur. Mulai senang memegang pensil dan melakukan aktifitas mencorat coret di atas kertas, serta senang menggunakan gunting untuk menggunting kertas dan hal-hal yang mudah untuk digunting.
Biasanya stimulasi yang diberikan pertama kali pada anak adalah stimulasi pada kekuatan otot besar atau motorik kasarnya, karena pada hakikatnya ini sangat bermanfaat dalam mempersiapkan kemampuan dalam menggunakan motorik halusnya.
Seperti halnya pada kegiatan menulis, hal pertama yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah kekuatan otot kecil dan besarnya yaitu menyiapkan kemampuan tangan dan jemari anak untuk memegang pensil dengan baik dan benar.
Beberapa bentuk stimulasi yang bisa diberikan untuk menguatkan otot tangan dan jemari anak untuk mempersiapkan kemampuan menulisnya adalah melalui kegiatan menyenangkan untuk anak seperti menggunting, meronce, menjiplak, mencap, bermain lempar bola, memukul gendang, mengerjakan aktivitas sehari-hari misalnya aktivitas menuang air dan mengambil air, bermain puzzle, bermain playdough, bermain pasir kinetic, mengerjakan aktivitas mewarnai dan menggambar, memindahkan benda dengan penjepit, kegiatan melipat kain atau kertas origami dan lainnya.
Nah, Papmam bisa sering-sering memberikan anak aktivitas tersebut dengan cara yang menyenangkan. Biasakan anak selalu bergerak setiap harinya, karena dengan bergerak kemampauan anak akan terus berkembang dan terasah. Beberapa kegiatan seru yang bisa dilakukan anak bersama orang tua diantaranya:
Rekreasi di Alam
Untuk anak di usia periode sensitif yaitu usia 1 sampai dengan 6 tahun sangat bagus jika sering diajak berjalan-jalan di taman, berinteraksi langsung dengan alam. Memperhatikan benda-benda yang ada disekitarnya, seperti bunga, serangga, binatang berkaki empat seperti kucing, sapi, kambing, kuda yang bisa dengan mudah dia jumpai ketika mengeksplor alam.
Tidak perlu jauh-jauh dari rumah untuk memberikan pengalaman nature untuk anak, cukup berjalan-jalan di sekitar lingkungan tempat tinggal pun bisa dijadikan bahan eksplorasi alam bersama anak. Biasanya kalau melihat hal yang lucu-lucu anak akan penasaran ingin menangkapnya, mengejarnya, memegangnya. Sambil berlari-lari menangkap kupu-kupu anak juga sedang mempersiapkan ketangkasan motorik halus dan kasarnya.
Biasakan Anak untuk Mandiri
Jika anak sudah memasuki usia 3 tahun, biasakan anak melakukan aktivitas yang terkait dengan care of self atau kepedulian terhadap diri sendiri secara mandiri, seperti menyisir rambut sendiri, memakai baju dan mengancingkan baju sendiri, menyiapkan minuman sendiri, menyiapkan makan sendiri dan menghabiskan makanannya dengan kesadaran sendiri.
Meski di awal anak masih kaku dan kurang pandai melakukannya, namun ketika sudah terbiasa, lama kelamaan akan lihai dan terbiasa. Dalam kegiatan menyiapkan makan sendiri Papmam bisa memulainya dengan kerjaan yang ringan seperti mengoleskan selai ke atas roti, menyiapkan piring sendiri dan memilih lauk sendiri. Bisa juga kegiatan masak dan menyiapkan makanan ini dilakukan bersama mamah. Bukankah ini menjadi aktivitas memasak seru bareng mamah?
Mengajak Anak Melakukan Aktivitas Art and Craft
Banyak melakukan aktifitas uji coba seperti membuat kerajinan tangan meronce, melipat, menggunting dengan berbagai pola garis dari mulai garis lurus, garis zigzag, garis lengkung dan lainnya. Kegiatan ini sangat baik untuk perkembangan motorik halusnya. Bisa juga mengadakan praktik sains di rumah, misalnya membuat gelembung busa, bunga mekar, mencetak dengan berbagai macam bentuk potongan buah dan lainnya.
Nah dari berbagai macam aktivitas di atas pasti Papmam sudah pernah mencoba, kan? kalau belum pernah, silahkan dipraktikan bersama si kecil yaa. Jangan lupa ketika melakukannya harus dengan perasaan suka cita dan riang gembira. Selamat membersamai tumbuh kembang anak. Happy parenting.