Tampilkan postingan dengan label Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tampilkan semua postingan

Sejarah PAUD dan Perkembangannya

Senin, 13 Maret 2023

Pernah terbetik tidak dalam pikiran teman-teman, bagaimana sejarah tentang PAUD alias Pendidikan Anak USia Dini? Baik sejarah PAUD di Indonesia maupun di dunia.


sejarah paud

Ketika pertama kali saya memilih konsentrasi PAUD pada program Magister Pendidikan Islam, salah satu hal yang menjadi pertanyaan dalam benak saya tentang Pendidikan Anak Usia Dini adalah tentang sejarah bagaimana PAUD ini dicanangkan.


Bagaimana para tokoh ataupun ilmuan berpikir tentang hal ini. Siapa pelopor PAUD, Siapa pendiri PAUD di Indonesia maupun dunia. Untuk itu ketika ada ulasan tentang sejarah PAUD, rasa penasaran saya tentang hal ini jadi terobati. 


Kini fenomena PAUD di Indonesia mulai marak dan berkembang. Alhamdulilah senang dengan kondisi ini. Itu artinya Pendidikan Anak Usia Dini mulai diperhitungkan dan dianggap penting. Selama ini Pendidikan Anak Usia Dini dianggap pendidikan yang mudah dan tidak perlu ada sekolahnya. Semoga ke depannya semakin berkembang dan mampu mensejahterakan para praktisi di dunia Pendidikan Anak Usia Dini.


Mengingat program layanan Pendidikan Anak USia Dini adalah pendidikan yang berdampak jangka panjang atau kata lainnya long life education, serta masa pendidikan yang paling penting dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan manusia seperti yang sudah dijelaskan dalam artikel Konsep dasar PAUD, maka penyelenggaraan pendidikan Anak Usia Dini perlu diwujudkan dalam  upaya yang berkesinambungan.


Sejarah PAUD dan Perkembangannya


Siapa pelopor PAUD? Mari kita ulas sejarah tentang tercetusnya pencanangan pendidikan bagi anak usia dini ini. Pada awalnya Pendidikan yang diselenggarakan bagi anak usia dini diprakarsai oleh seorang Filsuf dan juga tokoh pendidikan berbangsa Jerman yang bernama Friedrich Wilhelm August Froebel di tahun 1837 dengan mendirikan lembaga yang bernama Kinder Garten yang artinya Taman Kanak-Kanak di tahun 1840.


Seperti yang diterangkan dalam Soejono, Froebel adalah tokoh yang pertama kali mencanangkan pendidikan anak usia dini diselenggarakan di luar dari rumah inti, dia memiliki pandangan bahwa anak-anak lebih efektif jika melakukan pembelajaran di luar rumah melalui bermain dengan mengoptimalkan stimulasi pada pembelajaran motorik kasar dan halus.


Froebel Pencetus Didirikannya PAUD 


Pemikiran Froebel merupakan realisasi dari pemikiran para tokoh lainnya yang telah terlebih dahulu mencetuskan pentingnya pendidikan yang dilakukan dari sejak anak masih dalam usia dini, seperti Martin Luther King, JJ. Rousseau, Comenicus, John Heindrich Pestalozzi serta tokoh lainnya.


Dalam Yuliani Soejono, ada tiga prinsip pemikiran Froebel yang sangat mendasar dalam upayanya mengembangkan pendidikan anak usia dini, diantaranya yaitu:


Prinsip Otoaktivitas


Prinsip otoaktivitas adalah pemikiran yang mendasari bahwa anak harus melakukan kegiatan sendiri dengan mengembangkan pengetahuannya melalui pengamatan dan pengalaman secara langsung yang dilakukan oleh anak secara individual.


Prinsip Kebebasan


Dalam upaya memberikan stimulasi kepada anak, jangan terlalu banyak diberikan batasan pada ruang tertutup, atau batasan yang mengekang daya cipta serta kreativitas anak. Perlu adanya lingkungan yang terbuka agar anak bisa menangkap banyak pengalaman yang bisa didapatkan pada kegiatan yang memiliki ruang lingkup yang lebih luas.


Prinsip Pengamatan


Melalui pengamatan yang dilakukan oleh anak di luar lingkungan rumahnya, maka daya imajinasi dan kreativitas serta pengalaman anak makin berkembang. Ini akan sangat bagus sebagai stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Froebel sangat mengedepankan prinsisp kinestetik dalam membina pertumbuhan dan perkembangan anak di segala aspek.


Ketiga prinsip di atas diseimbangkan dengan pola belajar bermain yang berlandaskan pada perdamaian (Fridge) Kegembiraan (Frevde), serta kemerdekaan (Frabeit). Kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sagat penting dalam mendorong proses belajar anak dalam iklim yang aman dan menyenangkan. Melalui dasar pemikiran tersebut akhirnya Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan,


Froebel lebih memfokuskan lagi konsep pendidikan bagi anak usia dini menjadi sebuah lembaga atau sekolah yang diperuntukkan bagi anak usia dini. Untuk itulah Froebel dinobatkan sebagai bapak Pendidikan Anak USia Dini dunia, karena dialah yang memiliki ide untuk mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak usia dini.


Sejarah dan Perkembangan PAUD di Indonesia


Berdasarkan Sejarah,  Indonesia pernah mengalami dua kali zaman penjajahan, yaitu ketika zaman penjajahan Belanda dan Zaman penjajahan Jepang. Dunia pendidikan pun berkembang dengan latar belakang dua keadaan, yaitu pendidikan di masa penjajahan Belanda dan pendidikan di masa penjajahan Jepang.


siap pelopor paud di indonesia


Berbicara tentang perkembangan sejarah PAUD di Indonesia sama artinya kita berbicara tentang pasang surut perkembangan pendidikan di Indonesia dengan latar belakang sebagai bangsa yang pernah dijajah oleh dua negara. Untuk itu perkembangan pendidikan di Indonesia pembahasannya merujuk pada dua periode masa ini, setelah itu perkembangan pada masa pasca Kemerdeekaan.


Perkembangan Pendidikan Di Masa Penjajahan Belanda (1908- 1941)


Menilik dari sejarah pada masa penjajahan Belanda, warna pendidikan di Indonesia kala itu merupakan bentukan dari pemikiran orang-orang Belanda, termasuk juga Pendidikan Anak USia Dini yang kala itu dibawa masuk oleh Belanda ke Indonesia sebagai konsep pendidikan yang mereka terapkan untuk anak-anaknya adalah konsep pendidikan anak suia dini yang dikembangakan oleh Frederich Wilhelm Froebel.


Kala itu hanya orang-orang dari kalangan tertentu dan orang-orang Belanda saja yang bisa mengenyam pendidikan. Orang miskin dan kalangan rakyat jelata tidak bisa merasakan nikmatnya manfaat pendidikan.


Baru ketika ada pergerakan pemuda Budi Utomo pada tanggal 28 Mei 1908, para pemuda tersadar akan pentingnya pendidikan yang dimulai dari sejak dini.


Maka dari itu para tokoh pemuda  yang tergerak hatinya langsung berinisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan bernama Bustanul Athfal. Lembaga ini dikelola  oleh organisasi persatuan wanita Aisyiah di Yogyakarta dan terealisasi pada tahun 1919. 


Selanjutnya bapak pendidikan nasional yang telah selesai masa pengasingannya di Belanda, kembali mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang diberi nama "Taman Lare atau Taman Kindertuin" yang selanjutnya berkembang dan terkenal dengan nama "Taman Indria". Ki Hajar Dewantoro merupakan salah satu pendiri PAUD di Indonesia.


Pemikiran Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro tentang Pendidikan Anak USia Dini


Taman Indria sejatinya merupakan pemggambaran, bahwa Bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro ingin menegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang memberikan kesempatan untuk kelima indra berkembang melalui pemberian stimulasi edukatif.

Pada pendidikan Anak Usia Dini bukan masanya anak-anak ditekan untuk mengasah pikiran dan dibebani dengan pelajaran-pelajaran yang berat. Taman Indria kala itu mengusung methode pendidikan global. Menyerap dasar-dasar pendidikan dari Froebel dan menyempurnakannya dengan metode Montessori.

Ki Hajar Dewantoro bercita-cita untuk menyempurnakan konsep Pendidikan Anak Usia Dini yang modern namun juga diwarnai oleh prinsip nasional dan kebudayaan Indonesia. Memiliki harkat dan martabat di dunia internasional. Bapak Ki Hajar Dewantoro membawa sejarah PAUD di Indonesia semakin menemui titik terang.


Perkembangan Pendidikan Di Masa Penjajahan Jepang (1942- 1945)


Pada masa penjajahan Jepang, Pendidikan Anak Usia Dini tetap berlangsung, namun jumlahnya tidak meningkat. Di masa penjajahan Jepang tidak ada pengawasan secara formal pada bidang ini, karenanya tidak ada perkembangan yang signifikan pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, hanya saja penjajah Jepang menambahkan program pembelajaran di tingkat PAUD dengan menyelipkan nyanyian-nyanyian Jepang.

Corak pendidikan yang awalnya bernuansa Belanda, berubah menjadi bernuansa Jepang. Froebelschool pada masa ini berubah menjadi "Taman Kanak-Kanak". Pada masa penjajahan Jepang banyak diwarnai dengan dongeng dan kisah dari Jepang dan juga bentuk permainan ala Jepang. Jepang memang unggul konsep pendidikannya.


Perkembangan Pendidikan Di Masa Pasca Kemerdekaan (1945 - sekarang)


Perkembangan pendidikan di masa kemerdekaan sangat berwarna dan berkembang secara signifikan dari masa ke masa. Sejarah PAUD terus berkembang. Lembaga PAUD terus bertambah dan menjamur di setiap pelosok daerah di wilayah Indonesia, bahkan eksis sampai di daerah pedalaman, dengan memberdayakan para masyarakat setempat.


Di era pasca Kemerdekaan yayasan lembaga pendidikan untuk mendidik para guru Taman Kanak-Kanak mulai didirikan di Jakarta. Sebagai bentuk kepuasan dan ingin merasakan kebebasan dari kebodohan. Di masa ini banyak berdiri Taman Kanak-Kanak baru.


Pada tahun 1950 berdasarkan Undang-Undang No.4 tahun 1950, tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah, tepatnya pada tanggal 22 Mei 1950 didirikan IGTK (Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak).


Dimulai tahun 1950 dan seterusnya, perkembangan Pendidikan Anak USia Dini terus meningkat. Mulai dari banyaknya didirikan Taman Kanak-Kanak dan lembaga yang mendidik para guru Taman Kanak-Kanak. Pemberian subsidi dan pengembangannya terus meluas bukan hanya di Jakarta, tapi juga sampai ke seluruh pulau Jawa.


Sekitar tahun 1960-an mulai didirikan Taman Kanak-Kanak yang berstatus negeri. Program pertukaran pelajar dan sekolah ke luar negeri pun diadakan. Perkembangan modernisasi konsep Pendidikan Anak Usia Dini setelah adanya program ini berkembang pesat.


Tahun 1968 pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNICEF menyediakan tutor untuk para guru Pendidikan Anak USia Dini. Hal ini demi menciptakan guru PAUD yang memiliki kompetensi.


Dimulai sejak tahun ini kurikulum banyak mengalami perubahan. Pendidikan Anak Usia Dini terus berkembang, sampai akhirnya saat ini banyak sekali dibuka jenjang strata satu untuk program study Pendidikan Anak USia Dini, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta.


Kini Pendidikan Anak USia Dini dikelompokkan menjadi beberapa bagian diantaranya TK (Taman Kanak-Kanak, RA (Rawdathul Athfal) , KB (Kelompok Bermain), TPA (Tempat Penitipan Anak),satuan Paud yang sejenisnya serta PAUD yang berbasis keluarga maupun lingkungan.


Bahagia sekali dengan perkembangan Pendidikan Anak USia Dini sampai seperti sekarang. Semoga ke depannya terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya serta kesejahteraannya. So, teman..., Bagaimana dengan PAUD di tempatmu? Makin cinta tentunya dengan Pendidikan Anak USia Dini,Yuk cerita di kolom komentar!!






Referensi


Dewantara, Ki Hadjar. Bagian Pertama Pendidikan.Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1977.

Morrison, George. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2012.



Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017.


Soejono. Aliran Baru dalam Pendidikan . Bandung: CV Ilmu, 1998.


Sujiono, Yuliani Nuraini. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2013.



Tujuan Pendidikan Anak USia Dini

Kamis, 09 Maret 2023

Apa tujuan diselenggarakannya Pendidikan Anak  Usia Dini? Seperti yang sudah dibahas pada artikel Konsep Dasar PAUD, perkembangan otak anak di usia dini sedang mengalami masa perkembagan yang sangat pesat.


tujuan pendidikan anak usia dini

Di masa perkembangan pesat ini dibutuhkan stimulasi edukatif yang diberikan kepada anak usia dini agar pertumbuhan dan perkembangannya bisa diupayakan secara optimal. 


Hakikat Pendidikan Anak USia Dini


Hakikat dari pendidikan anak usia dini jika ditelaah dari tinjauan didaktis psikologis adalah untuk mengupayakan mengembangkan kecerdasan yang secara fitrah sudah dibawa anak sejak lahir. Kemampuan dan kecerdasan anak akan berarti jika keberadaannya bisa membawa manfaat bagi kehidupannya maupun lingkungannya serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, atau biasa dikenal dengan istilah life skills atau kecakapan hidup.


Melalui kecakapan hidup yang dimiliki anak serta distimulasi sejak dini, diharapkan anak dapat hidup mandiri dan melindungi diri sendiri sehingga anak mampu bertahan hidup serta bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri dalam keadaan yang aman, nyaman dan menyenangkan.


Sejalan dengan ungkapan Catron dan Allen bahwasannya usaha mengembangkan kecakapan hidup pada anak bertujuan agar anak:


  1. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri (self help).
  2. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk menolong orang lain, melibatkan dirinya dalam perkara-perkara sosial.

Mengupayakan anak agar memiliki keterampilan hidup bukan ditekankan pada permasalahan teknik, misalnya anak mampu menjadi tukang kayu atau tukang jahit dan seorang programer, melainkan mengoptimalkan aspek pertumbuhan dan perkembangan pada diri anak.


Untuk itu hakikat pendidikan anak usia dini adalah mengupayakan beberapa aspek pertumbuhan dan perkembangan yang dimiliki anak agar dirinya bisa bertanggung jawab merawat dirinya, menjaga kondisi fisiknya serta mampu mengendalikan emosinya dan membangun hubungan sosial. Selain itu mampu mengikuti pembelajaran hidup yang harus diikuti atau learning how to learn.


Apa Saja Keterampilan Hidup yang Harus Dimiliki Anak USia Dini?


Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwasannya Keterampilan hidup yang dipayakan pada anak usia dini yang dimaksud adalah mengoptimalkan aspek  pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Bukan keterampilan hidup yang sulit dijangkau untuk anak-anak.


Keterampilan hidup yang dikembangkan pada anak yaitu agar anak mampu berperilaku mandiri, mampu bertanggung jawab serta bermanfaat pada kehidupan dirinya sendiri dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Bisa makan sendiri, mandi sendiri, menggunakan baju sendiri, dan hal sederhana lainnya yang bisa dilakukan secara mandiri oleh anak.


Sebagaimana yang dikatakan oleh Hilman dan Hsu bahwa living value atau pendidikan nilai merupakan pendidikan pembiasaan pada anak merupakan bidang pengembangan yang harus terintegrasi ke semua hal. Untuk itu mengoptimalkan pendidikan nilai pada anak, bukan hanya tanggung jawab guru agama dan budi pekerti tetapi juga semua guru bidang study dan semua element. 


Sejalan juga dengan empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO, yaitu learning to know (belajar melalui media dan juga guru), learning to do (melakukan kegiatan secara langsung), learning to be ( dengan cara bermain peran), learning live together (belajar dengan cara bermain dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya).


Tujuan Pendidikan Anak USia Dini


Sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indoesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3, bahwasannya pendidikan berfungsi untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan cerdas. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi generasi yang kreatif, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu kuat dan sehat.


Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk mengembangkan pengetahuan orang tua dan guru serta element terkait agar lebih memahami tentang ilmu pendidikan anak usia dini. Konsep pendidikan anak usia dini terbagi menjadi dua sasaran, yaitu tujuan secara khusus dan juga secara umum. 


Tujuan Khusus Pendidikan Anak Usia Dini


Ada tujuan khusus yang ingin diraih dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, diantaranya yaitu:

  1. Mampu membuat temuan dari hasil identifikasi dalam duania anak usia dini dalam ranah fisiologis anak agar bisa diterapkan dan dikembangkan untuk  kebermanfaatan masalah fisiologis anak.
  2. Mampu memahami perkembangan daya kreativitas anak usia dini dengan cara memberikan stimulasi edukatif pada anak suai dini.
  3. Mampu memahami bahwa anak memiliki kecerdasan majemuk yang bisa dikembangkan dan dioptimalkan.
  4. Mampu mengoptimalkan konsep bermain dan belajar serta belajar sambil bermain bagi anak.
  5. Mampu mengembangkan pendekatan serta metode pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran pada anak.

Tujuan Umum Pendidikan Anak USia Dini


Tujuan pendidikan Anak USia Dini secara umum tentunya untuk mengembangkan potensi anak dari mulai sejak dini, sebagai bekal bagi anak untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam lingkunagn yang lebih luas dari lingkungan rumahnya yang selama ini menjadi tempat awal dia berkembang dan bertumbuh.


Secara rinci tujuan Pendidikan Anak USia Dini tercakup dalam 6 aspek yang harus ditumbuhkembangkan dalam diri anak yang lebih dikenal dengan istilah Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), 6 aspek perkembangan anak usia dini tersebut akan saya uraikan di bawah ini:


1. Aspek  Moral dan Agama


Anak mau dan mampu berperilaku sesuai dengan tuntutan agama dan memiliki akhlak yang baik, mengenal Tuhannya dan juga mencintai sesama. Mengenalkan anak pada ciptaan Tuhan yang lainnya seperti aneka binatang dan aneka tumbuhan juga segala bentuk makhluk mati seperti batu-batuan, pasir, tanah dan lainnya.


2. Aspek Psikomotorik


Mengupayakan agar anak mau dan mampu beradaptasi untuk mengaktifkan panca indera yang dimilikinya. Selain itu juga mengoptimalkan motorik kasar dan halus, misalnya menari, menggunting, melipat, meronce, berlari, bemain bola dan sebagainya.


3. Aspek Bahasa


Mengupayakan agar anak mau dan mampu mengembangkan keterampilan berbahasa baik berbahasa pasif  seperti membaca dan menulis maupun aktif seperti berkomunikasi tentang pelajaran dan tema yang diperlajari.


4. Aspek Kognitif


Mengupayakan agar anak mampu dan mau berpikir secara logis dan kritis dalam berpikir dan mengungkapkan alasan, memecahkan masalah juga menghubungkan permasalahan dengan penjelasan sebab akibat . Misal dengan cara menyguhkan sebuah gambar yang mampu merangsang anak menceritakan apa yang dia lihat dalam gambar tersebut. lakukan tanya jawab dengan anak dengan merangsang anak agar mampu menceritakan dan memberikan alasan kenapa bisa terjadi. Misal gambar tentang kejadian banjir.


5. Aspek Sosial Emosional


Mengupayakan anak agar mau dan mampu mengenal lingkungan alam dan sosialnya. bagaimana bertahan dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya, mampu saling menghargai perbedaan dan bisa bekerjasama.

Selain itu anak juga mau dan mampu mengendalikan emosi diri. Mengedepankan perilaku positif, mengontrol diri dan rasa saling memiliki. Hal ini bisa distimulasi lewat permainan yang melatih kesabaran dan kontrol sosial anak.


6. Aspek Seni


Mengupayakan anak agar mau dan mampu peka pada irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta mengembangkan bakat melukis sehingga anak bisa mengekspresikan kreatifitas seninya dan juga mampu menghargai karya seni.


Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia diselenggarakan dengan memperhatikan 6 aspek perkembangan anak usia dini di atas.  Tentunya hal ini melengkapi tujuan pendidikan anak usia dini secara terstruktur dan terperinci demi membentuk anak Indonesia yang memiliki kualitas dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya.


6 aspek perkembangan anak usia dini tersebut juga untuk menyiapkan anak agar bisa masuk ke lingkungan akademik di lembaga sekolah, karena pemebrian stimulasi yang dilakukan sejak dini akan menumbuhkembangkan potensi-potensi yang tersembunyi.


Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini juga untuk melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan adanya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan terhadap potensi-potensi yang dimiliki anak. 


Nah, berdasarkan penjelasan di atas betapa pentingnya penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak. Untuk itu perlu disiapkan para pendidik yang memiliki kompetensi di bidangnya agar menghasilkan generasi yang berkwalitas. 


Guru PAUD adalah manusia istimewa. Dirinya menjadi wasilah dalam menciptakan iklim bangsa yang cerdas, bermartabat dan berkualitas. Untuk itu mari kita lancarkan tujuan pendidikan anak usia dini di indonesia dengan terus meningkatkan kompetensi diri baik sebagai orang tua maupun guru. 



Referensi


Sujiono, Yuliani Nuraini. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2013.


Morrison, George. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2012.


Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017.


Guru PAUD adalah Manusia Istimewa

Kamis, 02 Maret 2023

Guru PAUD adalah manusia istimewa. Kenapa saya katakan seperti itu? Karena hal pertama yang menjadi sorotan adalah tidak banyak yang ingin menjadi guru PAUD, tanggung jawab untuk sebuah pekerjaan yang cukup sulit saya rasa.


guru paud adalah

Butuh kesabaran, ketelatenan dan juga keikhlasan serta kecintaan untuk menjalankan profesi ini. Bagaimana tidak, seorang ibu yang mendidik satu anak saja terkadang merasa kelelahan dan kehabisan akal untuk menghadapi anak-anak yang mempunyai banyak keinginan.


Bagaimana dengan guru PAUD yang harus menjaga anak yang jumlahnya tidak sedikit. Satu guru malah terkadang bisa menghandle belasan anak. Apalagi guru-guru PAUD yang mengabdikan dirinya didaerah pedalaman atau di kota kecil. 


Guru PAUD adalah Manusia Istimewa


Julukan istimewa memang pantas disandang oleh guru PAUD. Di tangan para guru PAUD dititipkan manusia kecil yang akan dibentuk menjadi sosok hebat bagi masa depan.  


Hal apa saja yang menjadikan sosok guru PAUD menjadi istimewa? Beberapa hal ini diantaranya, yaa...


guru paud adalah





Guru PAUD adalah tenaga pendidik yang memiliki profesionalitas dalam merancang, merencanakan proses pembelajaran dan memberikan penilaian dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan. 


Selain itu, guru PAUD adalah tenaga profesional yang melakukan bimbingan dan pengarahan, perawatan serta pengasuhan kepada anak didik.


Sebagaimana yang sudah saya kutip dalam artikel Konsep Dasar Pendidikan Anak USia Dini bahwasannya menurut Bloom seorang pakar Neurologi, otak manusia berkembang sangat pesat pada saat usia anak-anak, yaitu 0 sampai 8 tahun berkembang 80 % dan 20 % siasanya dicapai pada usia 8 - 18 tahun.


Dari data penelitian tersebut, anak-anak usia dini atau anak pada usia 0 - 8 tahun harus diberikan stimulasi edukatif agar potensi dalam dirinya bisa dikembangkan secara optimal. Untuk itu peran guru PAUD sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak salah jika guru PAUD mendapat julukan manusia istimewa.


Para guru PAUD lah yang menyiapkan para manusia hebat dan tangguh untuk memakmurkan bumi. Di tangan guru PAUD lah diletakkan harapan pembentukan generasi awal yang kuat dan berkarakter unggul


Istilah Pendidik pada PAUD


Secara umum istilah pendidik pada lembaga PAUD adalah sama seperti pada lembaga sekolah tingkat dasar, menengah pertama maupun menengah atas. Istilah guru adalah hal yang umum digunakan. Sebagaimana identifikasi status guru yang memiliki posisi, diantaranya:


  1. Orang yang memiliki daya kharisma sebagai figur yang patut dijadikan contoh.
  2. Orang yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan, pengajaran dan juga membimbing para peserta didik.
  3. Orang yang memiliki kemampuan dalam merancang program pembelajaran.
  4. Sebuah profesi yang membutuhkan keahlian khusus.


Namun, biasanya pada lembaga PAUD sebutan pendidik PAUD lebih fleksibel dibanding pada tingkatan sekolah lainnya.


Ada sebutan ummi, ustadz atau ustadazah, tante, atau bahkan kakak. Karena biasanya penyebutan para pendidik anak usia dini disesuaikan dengan kenyamanan perasaan anak. panggilan yang anak-anak sukai akan menimbulkan dan membuat dia merasa aman dan nyaman.


Kedudukan Guru PAUD Menurut Undang-undang


Guru PAUD adalah seorang pendidik yang memiliki kedudukan sama dengan para pendidik lain di tingkat yang lebih tinggi, mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas. 


Sesuai dengan undang-undang No 20 Tahun 2003 yang tercantum pada pasal 1 ayat 6 dinyatakan bahwasannya pendidik adalah orang yang memiliki kualifikasi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara dan lainnya yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.


Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 juga dijelaskan dalam pasal 39 ayat 2, bahwasannya para pendidik adalah tenaga ahli yang memiliki tugas untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, menilai, membimbing dan juga melatih serta melakukan penelitian juga pengabdian  masyarakat.


Untuk itu para pendidik PAUD juga dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang pengajaran, khususnya di tingkat anak usia dini, sehingga para pendidik PAUD bisa bekerja secara profesional. 


Adapun syarat menjadi seorang profesional dalam bidang pendidikan khususnya dan disegala bidang pada umumnya adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki kecintaan serta bakat pada bidang yang ditekuninya.
  2. Memilki komitmen mutu, iman dan takwa, juga akhlak yang baik.
  3. Mempunyai latar belakang akademik yang sesuai dengan posisi yang dijalani.
  4. Mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas yang dijalani.
  5. Mempunyai tanggung jawab  terhadap profesi yang digeluti. dan terhadap tugas yang dijalani secara profesional
  6. Mempunyai kemauan untuk belajar sepanjang hayat pada profesi yang digeluti.
  7. Memperoleh penghasilan yang sudah ditentukan.
  8. Ada jaminan perlindungan hukum dan juga memiliki kode etik profesi.


Sebagai pendidik PAUD sudahkah kita memenuhi syarat keprofesionalan yang disebutkan di atas?


Kompetensi Guru PAUD


Untuk menjadi seorang guru PAUD yang handal dibutuhkan kompetensi yang sesuai di bidangnya. Profesi sebagai guru PAUD adalah profesi strategis dalam pembentukan sosok manusia seutuhnya. Untuk itu tugas sebagai pendidik PAUD bukan hal main-main. Profesi ini harus serius dijalani dan ditekuni.


gaji guru paud

Beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik diantaranya kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dankompetensi sosial sebagaimana yang sudah tertera dalam peraturan pemerintah No 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab VI. Maksud dari kompetensi yang disyaratkan adalah sebagai berikut:


Kompetensi Pedagogis


Kompetensi pedagogis ini adalah kompetensi unik yang harus dimiliki oleh para pendidik, agar bisa menguasai teknik pembelajaran dan individu anak didik. 


Seorang pendidik harus mampu memahami perkembangan, karakteristik dan juga kebutuhan para peserta didik.


Selain itu juga seorang pendidik harus memahami konsep dan prinsip pendidikan, menguasai prosedur pengembangan kurikulum, memahami prinsip dan strategi pembelajaran, serta memahami bagaimana menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, aman dan menyenangkan bagi peserta didik.


Pendidik juga harus mengerti bagaimana memberdayakan media yang tepat untuk setiap materi pembelajaran termasuk juga mengenal perkembangan teknologi, terutama yang terkait dengan pembelajaran. 


Selain itu para pendidik juga harus mengerti prinsip serta prosedur penilaian dari hasil sebuah proses pembelajaran.


Kompetensi Kepribadian


Sebagai seorang pendidik diwajibkan memiliki performa yang bagus di hadapan para muridnya. Kejujuran, kharismatik, dewasa serta bijaksana. Sebagai pendidik juga harus memiliki sikap dan komitmen bagi profesinya sebagai seorang pendidik.


Seorang pendidik juga harus memiliki kepribadian dan perilaku demokratis, menjunjung tinggi kode etik pendidik serta memberikan dampak positif bagi para muridnya dan juga orang di sekitar lingkungannya.


Kompetensi sosial


Kompetensi sosial bagi seorang pendidik mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya para pendidik harus bersikap tterbuka, objektif dan juga tidak membeda-bedakan para peserta didik. Tidak memandang status dan kedudukan.


Mampu bergaul dan bekerjasama serta berkomunikasi dengan baik sesama tim guru, orang tua, masyarakat, tenaga kependidikan dan juga mampu beradaptasi dengan kondisi sosialbudaya setempat.


Kompetensi Profesional


Kompetensi profesional yang dimaksud adalah pendidik atau guru PAUD adalah orang yang memiliki penguasaan terhadap substansi aspek dan konsep perkembangan anak dan mampu mengaitkannya dengan berbagai bidang pengembangan lainnya.


Selain itu guru PAUD adalah sosok yang harus mampu mengaitkan berbagai aspek pengembangan pada peserta didik untuk diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan teknologi dan informasi.


Peran Guru PAUD


Guru PAUD adalah manusia istimewa yang diberikan amanah untuk membentuk manusia kecil pemilik masa depan cemerlang. Guru PAUD adalah manusia istimewa yang diberikan kesempatan oleh Tuhan semesta untuk menggali pemilik potensi pesat di masa pertumbuhannya, yaitu anak usia dini, 


Guru PAUD adalah sosok yang memiliki tugas agar dapat memberikan segala sesuatu yang anak usia dini butuhkan demi mengembangkan segala potensi yang dimilikinya secara optimal.


Mengutip pernyataan Rogers dan Catron Alley bahwasannya guru yang baik adalah guru yang mampu memfasilitasi anak berkembang secara optimal menjadi manusia seutuhnya.  Guru yang baik juga mampu menciptakan iklim belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, selain itu juga peka terhadap minat dan bakat anak serta perasaan yang sedang dialami anak.


Guru PAUD adalah sosok yang bertindak sebagai fasilitator bagi anak didiknya, karena dalam proses pembelajaran bukan hanya sekedar mentrasfer ilmu kepada pendidik secara pasif, namun harus ada timbal balik yang aktif diantara pendidik dan peserta didik.


Guru PAUD harus memahami cara berpikir anak, menghargainya dan juga memberikan materi sesuai dengan kemampuan anak. Seyogyanya juga para guru PAUD memiliki kehangatan, humoris, mudah beradaptasi dan lain sebagainya sesuai dengan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik.


Demikian artikel tentang kedudukan pendidik PAUD sebagai manusia istimewa. Semoga kita para pendidik bisa memenuhi kriteria yang sudah dijelaskan di atas. Profesi Guru adalah hal yang sudah kita pilih, hendaknya bisa kita jalani secara profesional. Semangat mendidiik...


Referensi


Sujiono, Yuliani Nuraini. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2013.


Morrison, George. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2012.


Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017.



Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

Kamis, 23 Februari 2023

Masa usia dini adalah masa yang paling krusial dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena di tahap ini, otak anak berkembang secara pesat. Untuk itu masa ini disebut sebagai masa golden age, atau usia emas seorang manusia.


Karena di masa ini anak bertumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk itu pendidikan anak usia dini sangat penting guna mengoptimalkan enam aspek perkembangan pada anak secara terarah. sekaligus sebagai sarana untuk mendeteksi pertumbuhan dn perkembangan anak.


konsep dasar pendidikan anak usia dini


Konsep Dasar Pendidikan Anak USia Dini


Apa itu konsep dasar pendidikan anak usia dini? Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini merupakan landasan dasar dalam pendidikan anak di usia dini. Konsep dasar pendidikan anak usia dini sangat perlu diketahui oleh para pendidik PAUD agar bisa memahami bagaimana pendidikan anak usia dini secara menyeluruh. 


Pengetahuan tentang konsep dasar pendidikan anak usia dini merupakan pijakan atau pondasi dasar bagi seluruh bangunan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan  Pendidikan Anak Usia Dini yang membahas seputar sistem pembelajaran Pendidikan Anak USia Dini.


Kekeliruan pemahaman tentang konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini akan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan alasan inilah betapa pentingnya mempelajari dan memahami tentang konsep dasar Pendidikan Anak Usia dini.


Dengan mengetahui konsep dasar pendidikan anak usia dini kita jadi mengetahui bahwa dalam proses pengasuhan anak usia dini harus disertai dengan pengetahuan tentang memberikan stimulasi yang mendidik.


Perlu keterlibatan para ahli tentang stumulasi apa yang tepat yang diberikan untuk anak, agar bisa bertumbuh dan berkembang secara optimal. Hakikat pendidikan anak usia dini adalah memberikan stimulasi edukatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara holistik atau menyeluruh.


Aspek perkembangan anak yang dimaksud meliputi 6 aspek perkembangan moral  agama, sosial emosional, psikomotorik, seni, kognitif dan bahasa,  dalam kurikulum pendidikan anak usia dini sering disebut sebagai 6 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak (STPPA).


Apakah Pendidikan Anak Usia Dini Penting?


Beberapa fakta keilmuan tentang perkembangan manusia menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan fase penting yang harus dilalui oleh seorang anak. Berdasarkan fakta-fakta keilmuan yang isomorfis pada pendidikan anak usia dini yaitu di bidang psikologi, fisiologi, neurosains, pendidikan, ekonomi dan juga antropologi memberikan data yang akurat tentang Pendidikan Anak Usia Dini.


Beberapa faktor yang menjadi penguat bahwa Pendidikan Anak Usia Dini itu penting, diantaranya adalah:


1. Perkembangan Otak Anak Sangat Pesat pada Usia Dini


Perkembangan keilmuan tentang neurosains atau ilmu tentang otak, melalui hasil riset yang menyatakan bahwa ketika lahir sel otak bayi berjumlah sekitar 100 milyar, namun sel-sel otak ini masih sangat lemah dan belum saling terhubung.

Hanya saling terhubung pada bagian penting yang mengarah pada pengendalian detak jantung, alat pernafasam, gerak refleks, alat fungsi dengar dan sinyal kehidupan. Terus berkembang hingga pada usia tiga tahun sel otak terbentuk jaringan sebanyak 3 trilyun.


Jaringan koneksi ini akan semakin kuat jika ada stimulasi edukatif yang diberikan pada anak, karena setiap rangsangan yang diberikan kepada anak akan memperkuat setiap sinaps atau sambungan. 


Berdasarkan inilah adanya Pendidikan Anak Usia Dini, karena menurut para ahli menciptakan generasi berkualitas diawali dari pendidikan yang diberikan sejak dini. 


Stimulasi yang diberikan pada lembaga pendidikan anak usia dini akan menjadikan neuron-neuron berfungsi secara optimal dan memacu aspek perkembangan anak secara holistik, yaitu 6 aspek perkembangan yang diantaranya moral dan agama, psikomotor, sosial emosional, kognitif, bahasa, dan seni.


apa itu konsep dasar pendidikan


2. Mengurangi Dampak Putus Sekolah pada Anak


Menurut penelitian yang dilakukan oleh worl bank menyatakan bahwa anak-anak yang pernah mengenyak pendidikan anak usia dini dari sisi mental telah memiliki kesiapan untuk belajar pada jenjang yang lebih tinggi dibanding anak yang tidak masuk pada jenjang pendidikan anak usia dini.


Anak-anak yang sudah sempat mengenyam pendidikan anak usia dini berimplikasi pada kemampuan belajar anak dan juga memberikan peluang yang lebih besar bagi anak untuk bisa berprestasi. 


Pendidikan anak usia dini diibaratkan sebagai sumbu semangat untuk menyiapkan kobaran api semangat belajar pada jiwa anak-anak, sehingga mentalnya siap untuk menghadapi persaingan ke depannya, bukan hanya dipersiapkan untuk masuk SD atau jenjang selanjutnya.


3. Data Kecerdasan Anak yang ikut pada Lembaga PAUD


Data temuan di bidang psikologi menyatakan bahwa anak-anak yang sempat mengenyam pendidikan anak usia dini memiliki tiga kelebihan dibanding dengan anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan anak usia dini. 


Tiga kelebihan dari temuan penelitian psikologi tentang pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut:


Pertama, anak-anak yang mendapatkan pembelajaran di usia dini yaitu pada usia 0-6 tahun akan mengalami pengalaman belajar yang berefek tahan lama atau dikenal dengan sebutan long term effect. Ini adalah hasil penelitian Hunt.


Anak-anak yang mendapatkan pembelajaran pada masa ini akan mendapatkan efek yang lebih tahan lama dan mampu menyimpannya samapaidewasa kelak. sesuai dengan pepatah yang mengatakan bahwa belajar di usia muda bagaikan mengukir di atas batu.


Kedua, Penelitian dari Boom, bahwa kecerdasan intelektual berkembang pesat dan puncaknya ada pada saat usia dini. Masih  menurut Boom bahwasannya sikap intelektual dan kemampuan membaca pada seseorang mulai terbina antara umur 4 sampai 9 tahun.


Ketiga, Pernyataan dari riset yang dilakukan oleh Piaget, bahwasannya anak yang mendapatkan stimulasi sosial secara baik maka akan memiliki sikap sosial dan hasil akademik yang cukup bagus dan juga bertindak secara baik juga pada akhir masa anak-anak bahkan sampai usia tua.


Stimulasi sosial yang paling efektif adalah stimulasi sosial yang diterima saat belajar pada lembaga PAUD. Selain itu hasil riset yang dilakukan oleh Osbon White dan Bloom di bidang neurosains tentang fakta perkembangan otak anak menyatakan bahwa perkembangan otak anak yang paling pesat terjadi pada saat anak dalam usia dini.


sistem pembelajaran paud

Perkembangan kecerdasan intelektual anak usia 0 - 4 tahun mencapai 50 %, usia 0-8 tahun mencapai 80 % dan usia 0 - 18 tahun mencapai 100 %.


Selanjutnya dilakukan penelitian tentang perkembangan fisik anak. Perkembangan fisik anak pada usia 0 tahun mencapai 25 %, pada usia 6 tahun mencapai 85 % dan pada usia 12 tahun perkembangan fisik anak mengalami final mencapai 100 %.


Berdasarkan beberapa pertimbangan hal di atas, untuk itu pendidikan anak usia dini perlu diselenggarakan dan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Begitu pula di Indonesia penyelenggaraan pendidikan anak usia dini aturannya telah jelas dalam undang-undang. Berikut ini akan saya paparkan tentang penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di Indonesia.


Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini


Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan, maka pemerintah telah menyusun landasan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Ada beberapa landasan yang menguatkan konsep dasar penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di indonesia diantaranya yaitu landasan yuridis, landasan filosofis, landasan religius serta landasan keilmuan secara teoritis maupun empiris.

sistem pembelajaran pendidikan anak usia dini



1. Landasan Yuridis


Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu dari tujuan pendidikan dalam skala nasional, sebagaimana yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003  tentang sisdiknas atau sistem pendidikan nasional, lebih tepatnya Bab 1, pasal 1, Butir 14 yang menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pendidikan yang diberikan kepada anak dari sejak dilahirkan sampai usia 6 tahun demi mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mempersiapkan anak melanjutkan ke pendidikan ke tahap selanjutnya.

Selanjutnya dijelaskan secara rinci pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak USia Dini, yaitu pendidikan Anak USia Dini diselenggarakan sebelum tingkat sekolah dasar, diselenggarakan bisa melalui jalur formal yaitu pada lembaga TK, RA dan sederajat, non formal dalam bentuk KB, TPA atau sederajat,  dan in formal adalah pendidikan anak usia dini yang dilakukan dalam keluarga dan lingkungan. 

Selain itu juga berdasarkan landasan UU RI Nomor 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak yang berisi pernyataan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan untuk mengembangkan potensinya secara maksimal.

2. Landasan Filosofi dan Religi


Pendidikan  anak usia dini memiliki landasan filosofi dan juga religi sesuai dengan kepercayaan yang dipegang. Dalam Islam diterangkan bahwa anak dilahirkan dalam keadaan fitrah yang lurus. Dalam hadits Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam dijelaskan terbentuk menjadi seorang Majusi, Yahudi maupun Nasrani adalah tergantung orang tuanya.  Hal ini mengisyaratkan bahwa pembentukan karakter pada anak harus dilakukan dari sejak dini. 

Anak dalam Islam dikenalkan pada aqidah dan ibadah sangat dianjurkan diperkenalkan dari sejak dini seperti salat lima waktu, puasa, sodaqah dan lainnya. Pengamalan nilai-nilai agama tersebut diperkenalkan kepada anak dengan memperhatikan keunikan masing-masing anak.

Dasar-dasar Pendidikan sosial yang dibiasakan dalam Islam bahwasannya  dalam mendidik anak melalui metode pembiasaan untuk membentuk karakter baik pada anak dengan dilandaskan pada keimanan dan ketakwaan. 

Pendidikan anak usia dini juga perlu disesuaikan dengan nilai-nilai yang diterapkan oleh lingkungan disekitarnya baik dari sisi budaya, keindahan, kesenian dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat dipertanggungjawabkan.


Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu

Ontologis. 

Aspek Ontologis merupakan dasar pemikiran dalam sebuah keilmuan. Apakah anak usia dini itu?
Perlu dipahami bahwa anak adalah sosok yang membutuhkan perhatian pada pertumbuhan jasmaninya maupun perkembangan psikologisnya, sosialnya dan juga sisi antropologis yang memperhatikan anak dibentuk juga dari sisi budaya yang biasa dia amati. 

Epistomologis

Epistemologi memandang keilmuan lebih dalam lagi yaitu bagaimana memahami suatu hal, dalam hal ini bagaimana mendidik anak usia dini?

Pembelajaran pada anak usia dini haruslah menggunakan konsep belajar sambil bermain (learning by playing), belajar sambal berbuat (learning by doing), dan belajat melalui stimulasi (learning by stimulating).

Aksiologis

 Aksiologis dalam keilmuan membahas tentang manfaat dari hal yang dibahas. Dalam hal ini pendidikan anak usia dini akan memberikan manfaat pada perkembangan dan pertumbuhan anak.harus mempertimbangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi moral dan spiritual, sosial emosional, bahasa, seni, psikomotorik, dan kognitif anak dengan konsep belajar sambil bermain dan membuat anak menjadi enjoy menikmati dunianya. 

3. Landasan Keilmuan dan Empiris


Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini seperti yang sudah dijelaskan di atas adalah imu yang isomorfis, yaitu ilmu yang terhubung satu sama lain, yaitu diantaranya ilmu kejiwaan ilmu kemanusiaan, ilmu budaya, fisiologi, ilmu parenting, kemanusiaan, kesehatan dan gizi. 

Keilmuan tersebut bahu membahu untuk membentuk anak menjadi anak yang berkualitas dan berkembang secara optimal. Dari sudut empiris dijelaskan dalam sebuah penelitian bahwa bekal 100 sampai sekitar 200 milyar sel otak bayi yang dibawa sejak lahir, harus diberikan stimulasi edukatif agar bisa berkembang.

Namun sayangnya dari hasil penelitian dikejutkan bahwa hanya 5 % potensi otak yang terpakai disebabkan kurangnya pemberian stimulasi yang mengoptimalkan fungsi otak anak.

Untuk itu mari bahu membahu antara orang tua, guru dan juga instansi terkait untuk membantu anak mengembangkan potensinya secara optimal dan maksimal. Happy parenting.




Referensi


Suyadi dan Maulidya Ulfah. Konsep Dasar PAUD. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2016.

Sujiono, Yuliani Nuraini. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2013.

Aisyah, Siti, DKK. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak USia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka, 2015.

Suyadi. Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia, 2010.

Mansur. Pendidikan Anak USia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Perkembangan Agama Anak USia Dini

Senin, 24 Oktober 2022

Perkembangan agama pada anak usia dini sangat tergantung pada orangtua yang membentuknya dan memberi pengajaran pada anaknya. Peran orangtua dan lingkungan sangat terkait erat dengan perkembangan agama pada anak usia dini.


perkembangan agama anak usia dini

Sebagai orangtua yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap kelanjutan kehidupan seorang anak, perlu sekali memikirkan langkah apa yang terbaik agar anaknya dapat tumbuh menjadi anak yang qurrata'ayun atau sejuk di pandang mata. Bagaimana cara mengupayakan agar anak kita tumbuh menjadi generasi yang qurrata'ayun?


Tentu saja berdasarkan kebutuhan dasar manusia terhadap agama, pengenalan nilai-nilai agama perlu diberdayakan sejak kecil. Pendidikan agama penting untuk anak. Namun tentunya ada skala prioritas nilai apa saja yang harus ditanamkan pada anak dari perkara urusan agama ini. Lalu nilai pembelajaran apa saja yang harus ditanamkan pada anak?


4 Aspek Pembelajaran Nilai Agama Islam 


Sebagai seorang pendidik perlu kiranya kita mengetahui aspek-aspek yang terdapat pada pembelajaran agama Islam. 4 Aspek pembelajaran nilai agama Islam yaitu aspek spiritual, aspek sosial, aspek sumber hukum dan aspek taklifi. 


2 aspek awal yaitu aspek spiritual dan aspek sosial merupakan nilai krusial dalam pengembangan moral dan nilai-nilai agama untuk anak usia dini. Sedangkan 2 aspek selanjutnya dijadikan pengetahuan untuk para orangtua dan juga pendidik. 


Aspek Spritual


Aspek spritual terdiri dari 2 aspek yaitu Rukun Iman dan Rukun Islam. Anak-anak dari sejak dini perlu diberikan pemahaman tentang 2 aspek ini. Sebelum kita membekali anak-anak dengan pengetahuan Rukun Iman dan Rukun Islam, ada baiknya juga sebagai pendidik kita bekali dan perbaiki pengetahuan kita tentang hal ini.


Sebagai pengingat diri mari kita kupas secara umum tentang  tentang Rukun Iman dan Rukun Islam


Rukun Islam


perkembangan moral dan agama anak usia dini


Islam secara etimologi memiliki arti berserah diri, patuh, selamat atau damai. Berasal dari bahasa Arab aslama. Sedangkan secara terminologi, Islam memiliki pengertian patuh tunduk dan taat terhadap aturan dari Rasulullah Muhammad salallahu 'alaihi wa salam yang disampaikan dari Allah ta'ala. 


Rukun Islam terdiri dari lima perkara, yaitu,  bersyahadat, menyatakan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasululah salallahu 'alaihi wa salam. Solat dilakukan 5 kali sehari sebagai kewajiban.  Berzakat, yaitu memberikan 2,5 % dari jumlah harta yang sudah cukup haulnya. Berpuasa dan melakukan ibadah haji bagi yang sudah memiliki kemampuan.


Rukun Iman


Iman secara etimologi berasal dari Bahasa Arab Amana, yu'minu, memiliki pengertian menerima atau percaya. Sedangkan secara terminologi iman memiliki pengertian membenarkan dan mempercayai tentangyang disamoaikan oleh Rasulullah Sallalahu 'alaihi wa salam dari Allah ta'ala. 


Cara mempraktikan rukun iman ini adalah "Tashdiqun bil qolbi ikrarun bi lisan, wa 'amalun bil arkan" yang artinya, meyakini dengan sebenarnya-benarnya oleh hati, menegaskan dengan ucapan lisan dan mengamalkannya dengan anggota tubuh.


pendidikan agama penting untuk anak


Aspek Sosial/Akhlaq


Aspek sosial atau bisa dikatakan aspek akhlaq. Aspek ini sangat penting ditanamkan pada anak untuk perkembangan agama pada anak usia dini. Akhlaq merupakan jamak taksir dari khuluq, secara etimologi mengandung pengertian tingkah laku, budi pekerti atau tabiat. 


Secara terminologi menurut syeik jabir al-Jazairi, akhlaq mengandung pengertian bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan kebaikan dan keburukan, atau terpuji dan tercela.


perkembangan nilai agama dan moral anak usia dini


Aspek sosial atau akhlaq ini dibagi menjadi 2, yaitu akhlaq menurut sifatnya dan akhlaq menurut objeknya.


Akhlak Menurut Sifat


Akhlaq menurut sifat dibagi menjadi 2 yaitu akhlaqul karimah atau akhlak terpuji dan akhlaqul mazhmumah atau akhlaq tercela.


Akhlaq terpuji seperti senang membantu, berhati mulia, senang belajar, senang berkata baik dan lainnya. Sedangkan akhlaq mahmumah atau buruk contohnya, berkata bohong, senang menipu, senang ingkar janji dan lain sebagainya.


Akhlaq Menurut Objek


Akhlaq menurut objek ini maksudnya adalah muamalah kepada wujudnya atau muamalah kepada siapa?


Akhlaq menurut objek dibagi menjadi 2, yaitu muamalah ma'al khaliq atau berhubungan dengan sang pencipta dan mu'amalah ma'al khalqi atau berhubungan dengan sesama makhluk.


ruang lingkup perkembangan nilai agama dan moral anak usia dini



Aspek Sumber Hukum



Pembelajaran nilai agama Islam untuk perkembangan agama pada anak usia dini yang perlu kita pahami selanjutnya adalah mengkaji aspek sumber hukum agama. Aspek ini juga merupakan nilai krusial dalam pengembangan moral dan nilai dalam pengembangan agama anak. Dari sini kita bisa mengetahui mana yang prioritas diperkenalkan pada anak.


Aspek sumber hukum ini terbagi menjadi 4 yaitu sumber hukum berdasarkan al-Qur'an. as-sunnah, Ijma dan Qiyas.



pendidikan agama penting bagi anak


Aspek Taklifi atau syariat


Taklifi berasal dari bahasa Arab yang artinya sesuatu yang berat untuk dilakukan. Secara terminologi adalah perintah dari Allah yang terasa berat untuk dilakukan karena adanya suatu beban untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu.


Orang yang sudah layak mendapatkan beban adalah mukallaf, sedangkan tingkatan hukum syariatnya dikatakan, wajib, sunnah, mubah, haram dan makruh.


Pembelajaran Nilai Agama Islam Untuk Anak Usia Dini


Dari 4 aspek yang telah diterangkan di atas, cukup menerapkan 2 aspek pelajaran nilai agama Islam saja yang diberikan pada anak usia dini, yaitu aspek spiritual dan aspek sosial, sedangkan aspek sumber hukum dan taklifi bisa dijadikan pengetahuan bagi para pendidik dan juga orangtua.


Dalam mengenalkan pembelajaran agama pada anak usia dini sebaiknya dilakukan dengan cara yang santai dan penuh kegembiraan, serta mengusung konsep belajar sambil bermaon dan bermain untuk belajar. Bagaimana caranya, teman-teman bisa baca artikel mengenalkan kegiatan beribadah pada anak usia dini sambil bermain.


Contoh kegiatan nilai agama dan moral pada anak usia dini dalam aspek spiritual

 
Contoh kegiatan nilai agama dan moral pada anak usia dini dalam aspek spiritual di bawah ini bisa dikenalkan melalui beberapa metode dalam mengajarkan agama pada anak. Kegiatan nilai agama Islam tersebut diantaranya:

  1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
  2. Mengucap dan membalas salam
  3. Mengucapkan tahmid, tahlil, tasbih, takbir, dan kalimat masyiah serta kalimat thayyibah lainnya.
  4. Menyebutkan nama-nama malaikat dan tugasnya bisa menggunakan lagu
  5. Menyebutkan nama-nama kitab Allah melalui lagu
  6. Menceritakan kejadian hari kiamat melalui dongeng dan cara yang menyenangkan.
  7. mengeanalkan qadha dan qadar melalui perumpamaan sederhana dan media yang menyennangkan. Misalnya menerangkan hal kepada anak bahwa betapa bersyukurnya kita bisa memiliki ayah dan ibu, dikasih kesemoatan untuk menjadi laki-laki tau perempuan dan lainnya.

contoh kegiatan nilai agama dan moral


Mengenalkan praktik ibadah pada Anak Usia Dini


  1. Beberapa contoh mengenalkan praktik ibadah pada anak usia dini diantaranya, yaitu:
  2. Menirukan praktik solat
  3. Menirukan praktik zakat, infaq, sodaqah.
  4. Menirukan praktik puasa
  5. Menirukan praktik ibadah haji
  6. Mengenalkan do'a-do'a pende, seperti do'a makan, tidur, bangun tidur, menggunakan baju, masuk kamar mandi.


Mengenalkan Nilai Aspek Sosial pada Anak USia Dini


  1. Mengucapkan terimakasih
  2. Mengucapkan kata tolong
  3. Mengucapkan kata maaf
  4. Mengucapkan kata permisi.


Selamat Mengamalkan dan mempraktikan. Salam Pengasuhan.

Stimulasi Berpikir kritis Anak Usia Dini

Senin, 17 Oktober 2022

Teknologi yang berkembang pada saat ini memacu kita para pendidik untuk memberikan stimulasi berpikir kritis pada anak usia dini. Pembelajaran sains memberikan stimulasi pada anak agar mampu berpikir kritis.


berpikir krtis anak usia dini


Proses tumbuh kembang anak usia dini yang begitu cepat membutuhkan pendampingan yang intensif dari para orangtua dan tentunya juga guru. Perkembangan proses berpikir anak yang begitu cepat dalam  peningkatan pengetahuan melalui bergerak dan melakukan interaksi baik dengan sesama temannya maupun dengan lingkungan yang lebih luas.


Untuk membantu mengoptimalkan perkembangan anak maka perlu diberikan stimulasi yang beragam. Apa maksud dari stimulasi? Yuk, kita coba bahas.


Apa Itu Stimulasi?


Stimulasi adalah rangsangan yang diberikan dari sejak bayi masih di dalam kandungan. Sebaiknya dilakukan setiap hari untuk merangsang semua sistem panca indra yaitu pendengaran, penglihatan, pembauan, pengecapan, dan perabaan.


Selain itu rangsangan diberikan juga pada gerak halus dan gerak kasar baik pada tangan dan juga kaki serta jari-jari. Rangsangan juga diberikan dengan cara mengajak berkomunikasi dan membuat perasaan bahagia pada bayi juga anak-anak.


Stimulasi Menurut Para Ahli


Menurut Kusnandi Rumi, stimulasi adalah upaya yang dilakukan oleh keluarga kepada anak untuk menciptakan suasana yang riang gembira dan penuh kebahagiaan dan dilakukan dengan penuh cinta agar merangsang seluruh sistem indra, melatih motorik halus dan kasar anak, berkomunikasi serta pikiran dan perasaan pada anak.


Menurut Dinkes, stimulasi untuk anak diberikan pada semua aspek perkembangan anak. Baik pada motorik kasar maupun halus, bahasa serta personal sosial. Stimulasi harus diberikan setiap hari secara rutin dan berkesinambungan serta diberikan dengan kasih sayang dan metode bermain.


Berpikir Kritis Anak USia Dini


Apa itu Berpikir kritis dalam pembelajaran bagi anak? Kemampuan berpikir kritis bagi anak menurut para ahli adalah kemampuan anak untuk mampu berpikir secara sistematis, yang meliputi kemampuan anak dalam mengobservasi, menganalisis, membuat hipotesis dan menyimpulkan.


Pada dasarnya anak-anak sejak dini sudah memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, sudah merupakan bawaan dan fitrah yang dimiliki oleh masing-masing manusia yang dibekali oleh sang maha kuasa.


Sebagaimana yang dijelaskan oleh Brewer, bahwasannya manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir secara rasional. Manusia Selalu ingin memikirkan apa yang terjadi di sekelilingnya. Manusia pada umumnya memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.


Kecenderungan manusia untuk mengartikan segala macam kejadian di sekelilingnya merupakan bukti dan indikator bahwa manusia memiliki kemampuan berpikir kritis.


Contoh anak bisa berpikir kritis kita bisa buktikan dengan cara coba perhatikan anak-anak ketika menemukan sesuatu hal yang baru bagi dirinya? Apakah mereka akan cuek? Bisa dipastikan anak-anak akan tersita perhatiannya dengan benda baru tersebut. Hal ini bisa dijadikan indikator berpikir kritis pada anak usia dini. 


Mengapa kita perlu melatih anak berpikir kritis sejak dini? Melatih anak berpikir kritis pada anak usia dini akan sangat bermanfaat bagi kehidupan real anak di masa sekarang dan di masa yang akan datang pada kehiduannya.


Stimulasi Berpikir Kritis Anak Usia Dini


Sebagaimana Dijelaskan di atas tentang stimulasi dan berpikir kritis pada anak bisa disimpulkan bahwa stimulasi dengan perkembangan berpikir kritis pada anak saling memiliki keterkaitan.


Anak usia taman kanak-kanak sudah memiliki bekal kemampuan dasar tentang matematika dan pengetahuan alam sekitar. 


Kemampuan dasar matematika anak bisa dilihat dari kempuan anak untuk menghitung dan mengenal bilangan. Bahkan ada anak yang sudah bisa melakukan konsep hitungan secara sederhana.


Sedangkan untuk kemampuan dasar pengetahuan alam atau sains, bisa ditunjukkan oleh anak, ketika anak memiliki perhatian terhadap alam sekitar dirinya dan mau belajar serta mampu menyebutkan nama-nama benda yag ada di sekitarnya.


Stimulasi sains yang diperoleh oleh anak dengan menyebutkan benda alam yang dilihatnya dan menjelaskan peristiwa yang terjadi dan akan terjadi, akan membentuk pola berpikir kritis anak secara terkonsep.


Perlunya Para Pendidik Paham Tentang Stimulasi


Pemahaman tentang stimulasi sangat dibutuhkan oleh para orangtua dan pendidik, agar dapat memberikan rangsangan yang dibutuhkan oleh anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya agar bisa optimal.


Stimulasi yang terarah dan disesuaikan dengan kondisi anak, akan berdampak positif bagi anak. Anak akan lebih memahami objek yang dipelajarinya. Anak akan mengenal tantangan hidupdan peluang-peluangnya dengan baik.


Memberikan stimulasi pada anak dengan memberikan pengalaman secara langsung melalui pembelajaran sains, maka kekuatan intelektual anak akan terlatih secara simultan dan secara terus menerus.


Memberikan stimulasi kepada anak dengan cara memberikan banyak pengalaman dan mengamatu secara langsung kepada anak maka keterampilan sains anak akan berkembang.


Keterampilan Sains Anak USia Dini


Salah satu strategi berpikir kritis terbentuk pada anak adalah dengan cara menerapkan keterampilan proses sains pada anak usia dini. 


Keterampilan proses sains hakikatnya terdiri dari dua komponen penting yang satu sama lainnya saling menunjang, yaitu komponen produk dan komponen proses.


1. Komponen produk terdiri dari pengetahuan, fakta, konsep dan hukum

2. Komponen proses terdiri dari keterampilan dan sikap yang berhubungan dengan penyelidikan dan pengetahuan.


Pengertian Keterampilan


Kata keterampilan diambil dari kata terampil yang memiliki pengertian kepandaian dalam melakukan sesuatu dengan ceoat dan benar. Jika seseorang mampu melakukan sesuatu dengan cepat namun tidak benar tidak bisa dikatakan terampil, begitu pun sebaliknya.


Seseorang yang terampil dalam sesuatu pekerjaan, dia tidak akan ragu-ragu untuk melakukan pekerjaannya tersebut. Seolah tidak harus berpikir lagi apa yang harus dilakukan dan tidak mengalami kesulitan.


indikator berpikir kritis pada anak usia dini

Dalam ruang lingkup yang lebih luas keterampilan meliputi kegiatan yang berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengarkan dan lain sebagainya.


Sedangkan dalam artian sempitnya keterampilan lebih ditujukan pada aksi atau pun perbuatan.


Beberapa ahli lain menjelaskan bahwa keterampilan merupakan perilaku yang tampak akibat perbuatan otot yang digerakkan oleh sistem saraf serta disertai koordinasi yang memadai antara kerja otot dan proses psikologi yang mengatur gerak itu.


Sains untuk Anak USia Dini


Sains untuk anak usia dini menurut pandangan para pakar konstruktivisme seperti Piaget merupakan proses anak bermain dan bereksplorasi serta bereksperimen. Hal ini menjadikan anak memiliki pemahaman dan keterampilan proses sains.


Para orangtua dan guru wajib menyediakan waktu untuk mendampingi anak dalam melakukan eksperimen dan kegiatan keterampilan proses sains, karena yang terpenting dalam keterampilan proses sains adalah proses si anak dalam berkegiatan, bukan hanya pada hasil akhirnya.


Hal ini sangat penting dalam upaya mendukung kesuksesan dan dalam rangka memberikan kemampuan memecahkan masalah bagi anak. Unyuk itulah mengapa kita perlu melatih naka berpikir kritis sejak dini.


Keterampilan Sains Anak USia Dini


apa itu berpikir kritis dalam pembelajaran


8 Prinsip Stimulasi Keterampilan Sains Anak USia Dini


Dalam memberikan stimulasi untuk mengoptimalkan peryumbuhan dan perkembangan anak usia dini, dan mengupayakan bagaimana cara menumbuhkan pola kriti pada anak usia dini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan.


Sebagaimana yang dipaparkan oleh Witherington dan Ausuble, ada 8 prinsip yang harus dipegang ketika memberikan stimulasi pada pembelajaran sains anak usia dini. 8 prinsip pemberian stimulasi ini diantaranya yaitu:


  1. Stimulasi yang diberikan memiliki tujuan yang jelas, agar mendapat keberhasilan.
  2. Stimulasi diberikan pada semua aspek pertumbuhan perkembangan anak baik secara jasmani dan rohani.
  3. Stimulasi yang diberikan hendaknya mengandung makna dan berarti bagi anak agar anak mampu membentuk pola yang berguna.
  4. Stimulasi yang diberikan mampu menunjang efektivitas dan efisiensi belajar anak dan dilakukan secara wajar tidak berlebihan.
  5. Adanya pengintegrasian pada stimulasi belajar yang sebelumnya dengan stimulasi belajar yang baru diberikan agar menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terikat tidak mudah lepas dan hilang.
  6. Pembelajaran selalu dimulai dengan menentukan sebuah masalah dan berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut.
  7. Dalam proses pembelajaran yang diberikan harus berhasil menemukan kunci jawaban sehingga ditemukan hubungan dalam sebuah masalah sehingga bisa ditemukan insight, wawasan, dan pemahaman yang baru.
  8. Stimulasi yang diberikan pada anak dimulai dari hal-hal yang terdekat dari anak lalu berkembang ke hal yang jauh dari anak, dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks dan dari konkret ke abstrak.

Selain prinsip yang sudah dijelaskan di atas, prinsip berikut ini juga bisa dijadikan pegangan sebagai cara memberikan stimulasi untuk anak.


contoh berpikir kritis anak usia dini

Pemberian stimulasi pembelajaran sains untuk anak usia dini bertujuan agar anak-anak memiliki minat yang besar dan lebih tertarik untuk mengetahui dan belajar tentang sains serta mau dan mampu mempelajari hal-hal baru yang ditemukan anak di lingkungan alam sekitarnya.


strategi berpikir kritis

Mengapa Perlu Melatih Anak Berpikir Kritis


Mengapa perlu melatih anak berpikir kritis dari sejak dini? Berikut penjelasannya:


mengapa kita perlu melatih anak berpikir kritis sejak dini


Summary


Pemberian stimulasi pada anak sejak dini sangatlah penting dilakukan oleh para orangtua dan pendidik, agar anak kelak bisa menghadapi permasalahan yang dihadapinya secara logis. Anak mampu berkiprah di dunia nyata dan mandiri.


Untuk itu pemberian stimulasi berpikir kritis pada anak usia dini sangat penting. Salah satunya dengan cara keterampilan proses sains sebagaimana yang telah dijabarkan di atas. Silahkan dicermati dan semangat dalam menerapkannya. Salam pengasuhan.




strategi berpikir kritis


Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger