Media Pembelajaran Anak Usia Dini - Menurut Sista, pentingkah sebuah media pembelajaran digunakan dalam sebuah proses pembelajaran? Apa manfaatnya? Bisakah sebuah proses pembelajaran berjalan, tanpa adanya media pembelajaran? Coba Sista telaah cerita tentang kembang api ini! Alangkah menariknya konsep mengenal sains yang disuguhkan kepada anak melalui story telling. Ini semua berkat media pembelajaran.
Menurut analisa saya, proses pembelajaran bisa tetap berjalan meskipun tidak ada media, namun tentunya kurang efektif. Peserta didik akan mengalami kesulitan dalam memaknai suatu kebenaran. Untuk itu agar kita lebih memahami urgenitas media dalam pembelajaran, kita ulas pembahasannya di bawah ini dengan menjabarkan, apa pengertian media, apa pengertian pembelajaran itu sendiri lalu selanjutnya kita lebih coba memahami apa yang dimaksud dengan media pembelajaran. Apa manfaat, jenis, fungsi, sampai bagaimana merancang media pembelajaran.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Beberapa ahli memberikan batasan pengertian tentang media sebagai berikut (Zaman dan Eliyawati, 2010):
Media adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interest antara guru dengan anak dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Pengertian Pembelajaran
Badru Zaman dalam bukunya menerangkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial anak agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Secara khusus terkait metodologi pembelajaran, aspek ini terkait dengan dua hal yang saling menonjol yaitu metode dan media pembelajaran. Media memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Jika ditinjau dari perpektif komunikasi, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media; salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Secara sederhana pembelajaran sebagai proses komunikasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Modul bahan ajar PPG
Pengertian Media Pembelajaran
Dalam Umar Hamalik, Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.. Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Brown mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
Salah satu makna media belajar adalah bahan rujukan materi atau sumber belajar yang digunakan guru untuk disampaikan kepada anak. Sumber rujukan dapat dikatakan sebagai referensi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan efisien. Sumber belajar tidak hanya berupa buku tetapi dapat film, CD, lingkungan, orang (guru dan anak sendiri), pesan, benda-benda dan kegiatan yang dilakukan dengan media audio (suara hewan, lagu, cerita).
Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar yang digunakan guru dan mempunyai fungsi dapat lebih menjelaskan maksud serta tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut. Pada media pembelajaran terdapat unsur informasi yang akan disampaikan kepada anak, agar dapat mempermudah anak untuk menangkap dan pemahami apa yang akan disampaikan guru. Selain itu, fungsi media pembelajaran adalah untuk menarik perhatian anak agar dalam kegiatan pembelajaran dapat fokus memperhatikan penjelasan maupun arahan guru selama ada di dalam kelas.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian penerima pesan untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
Manfaat Media Pembelajaran
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran (Hikmah, 2019), diantaranya adalah:
- Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas, menarik, kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka (verbalistis).
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan lain-lain. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
- Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
- Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.
- Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
- Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
- Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama bagi siswa.
Sementara itu Kemp dan Dayton mengemukakan beberapa manfaat media (Hikmah, 2019), diantaranya yaitu:
- Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
- Pembelajaran dapat lebih menarik.
- Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
- Waktu pelakasanaan pembelajaran dapat diperpendek.
- Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
- Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimana pun diperlukan.
- Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
- Peranan guru ke arah yang positif
Jenis Media Pembelajaran
Keragaman dan jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sangat banyak dan variatif oleh karena itu dalam perkembangannya timbul usaha-usaha untuk mengelompokkan dan mengklasifikasi media-media tersebut menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya. Para ahli yang tercatat dalam proses pengkalifikasian tersebut antara lain: Rudy Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, Allen, dan lain-lain.
Namun demikian dari beberapa pengelompokkan media yang mereka lakukan belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi atau taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, khususnya untuk suatu sistem pembelajaran. Bahkan tampaknya memang tidak pernah akan ada sistem pengelompokkan yang sahih dan berlaku umum. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam bahan ajar ini jenis media tersebut akan dibagi menjadi tiga kelompok besar sebagaimana yang digambarkan dalam bagan berikut.
Sumber: Modul Bahan Ajar PPG
Dari bagan di atas, kita dapat melihat bahwa media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual. Di bawah ini secara singkat diuraikan keterangan dari masing-masing jenis dan karakteristik media pendidikan tersebut.
1. Media Visual. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini nampaknya yang paling sering digunakan oleh guru pada lembaga pendidikan anak usia dini untuk membantu menyampaikan isi dari tema pendidikan yang sedang dipelajari. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media visual yang diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat proyeksi (disebut proyektor) di mana gambar atau tulisan akan nampak pada layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar diam (still pictures) dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak (motion pictures).
2. Media Audio. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio yaitu program kaset suara dan program radio.
Penggunaan media audio dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila Anda akan menggunakan media audio untuk anak usia dini yaitu:
- Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah memiliki kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan kita mengetahui bahwa anak usia dini masih berpikir konkrit, oleh karena itu penggunaan media audio bagi anak usia dini perlu dilakukan berbagai modifikasi disesuaikan dengan kemampuan anak.
- Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media lainnya, oleh karena itu jika akan menggunakan media audio untuk anak usia dini dibutuhkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak. c. Karena sifatnya yang auditif, jika Anda ingin memperoleh hasil belajar yang yang dicapai anak lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual. Kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.
3. Media Audio-Visual Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media audio-visual ini maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi, karena penyajian materi bisa diganti oleh media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar. Contoh dari media audio visual ini di antaranya program televisi/video pendidikan/instruksional, program slide suara, dsb.
Fungsi Media Pembelajaran
Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, diantaranya yaitu:
- Fungsi Atensi. Media pembelajaran memiliki fungsi untuk menarik dan mengarahkan perhatian anak agar dapat berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau teks materi pelajaran.
- Fungsi Afektif. Media pembelajaran berfungsi untuk melihat tingkat kenikmatan anak ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap anak, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau rasa.
- Fungsi kognitif. Media Pembelajaran berfungsi memperlancar pencapaian untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
- Fungsi kompensatoris. Media visual berfungsi memberikan konteks untuk memahami teks, selain itu juga membantu anak yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Ada berbagai bentuk media visual (gambar) yang dapat membantu proses belajar mengajar. Terlebih bagi anak hiperaktif media visual (gambar merupakan salah satu media yang apat digunakan untuk memusatkan perhatian anak.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya computer dan perangkat digital lainnya yang bisa dilengkapi dengan internet.
Merancang Media Pembelajaran Anak Usia Dini (AUDI)
Langkah-langkah dalam perencanaan media secara umum dapat dirinci sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik anak.
2. Perumusan tujuan instruksional (instructional objective).
3. Perumusan butir-butir materi yang terperinci.
4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
5. Menuliskan naskah media.
6. Merumuskan instrument, tes dan revisi.
Merancang sebuah media untuk aktivitas bermain anak perlu merinci kebutuhan akan media tersebut. Pendidik perlu melakukan identifikasi kebutuhan media yang dapat dirancang oleh Pendidik PAUD.
Persyaratan dalam memilih dan menggunakan media pada kegiatan pembelajaran anak usia dini, media yang diutamakan adalah media riel (nyata), media model, gambar, flash card, panggung boneka, flip card dan lain-lain. Media pembelajaran untuk anak usia dini yang digunakan guru harus dapat dilihat, dipegang dan diraba oleh anak, karena secara kognitif perkembangan berpikir anak usia dini masih dalam kelompok operasional kongkrit. Ukuran media pembelajaran yang digunakan guru harus sesuai kebutuhan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Media Pembelajaran Sains Aud dan Cara Membuatnya
Salah satu contoh yang dapat dikenalkan pada Anak Usia Dini dalam keterampilan Sains AUD adalah mengenalkan penggunaan arah jarum jam atau mengenalkan waktu pada anak.
Nama Alat Permainan : PUZZLE JAM
Fungsi Puzzle jam ini untuk anak adalah Anak dapat mengenal waktu, mengenal lambang bilangan, mengatur angka-angka membentuk deretan yang sesuai dengan arah jarum jam.
Bahan yang diperlukan :
1. Triplek ukuran 30 - 20 cm.
2. Cat kayu aneka warna sesuai desain.
3. Kuas untuk mengecat.
4. Lem kayu
Teknik Pembuatan :
1. 2 buah triplek dipotong dengan ukuran yang sama.
2. Satu bagian dibuat lukisan yaitu gambar jam dan diberi jarum penunjuk.
3. Sebelum dipotong gambar terlebih dahulu dicat/diwarnai.
4. Bagian lain direkat menggunakan lem kayu.
5. Sebelum dicat sebaiknya tumpulkan dahulu bagian-bagian yang runcing dengan menggunakan amplas.
Cara Penggunaan: Keping-keping diambil, anak diminta untuk menyusun kembali angka-angka sesuai dengan arah jarum jam.
Referensi
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
Hikmah, Perkembangan dan Belajar Anak Usia Dini, Modul 2 PPG Bagi Guru PAUD, Jakarta: Kemendikbud, 2019.
Hikmah, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Jakarta: Suryakanta Press, 2012.
Sudjana dan Rivai, Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru, 1997.
Sudono, Anggani, Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini, Jakarta: Grasindo, 2000.
Tim GTK DIKDAS, Modul Belajar Mandiri TK/PAUD, Direktorat GTK Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2001.
Zaman, Badru dan Cucu
eliyawati, Media Pendidikan Anak USia Dini, Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini (PG-PAUD) Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, 2010.