Menurut catatan akademis, belum ada kepastian tentang sebab musabab pertumbuhan jiwa keagamaan pada manusia, namun peran aspek pendidikan terbukti mempengaruhi jiwa keagamaan pada seseorang. Ada beberapa aspek pendidikan yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang sebagai esensi untuk mengembangkan nilai agama pada anak.
Aspek Pendidikan Mempengaruhi Pengembangan Nilai Agama pada Anak
Seseorang yang berasal dari keluarga yang paham agama dan mempraktikan kaidah-kaidah agama dengan taat, biasanya akan membentuk individu yang senang melakukan aktivitas keagamaan juga. Sebagai contoh saya punya teman, berasal dari keluarga yang taat menjalankan hukum-hukum agama, dalam hal ini hukum Islam.
Dia adalah anak seorang kyai pemilik sebuah pondok pesantren. Predikat orangtua yang seorang Kyai dan hidup di lingkungan pesantren, bisa digambarkan, bahwa kehidupan yang dia temui sehari-hari adalah melihat kebanyakan orang beribadah dan belajar tentang kegamaan secara terus- menerus. Secara sadar maupun tidak disadari dia telah mendidik dirinya sendiri untuk berperilaku serupa dengan apa yang dia lihat.
Awalnya saya agak heran, karena dia merupakan teman saya di sekolah menengah pertama yang nota bene merupakan sekolah umum, bukan sekolah Islam. Bergumam dalam hati, kok, bisa masuk ke sekolah umum, ya, kenapa ga langsung dimasukkan ke pesantren juga, agar bisa mewarisi kemampuan ayahnya kelak. Dan mengurus pondoknya.
Terakhir bertemu ketika kami sudah sama-sama memasuki usia yang sangat matang, dan saya melihat teman saya ini berpenampilan layaknya seorang kyai pada umumnya, bersorban, berjubah dan berkopeah. Waw, dari sini saya belajar dan mencoba menganalisis kecil dan berusaha mengiyakan berbagai teori yang pernah saya baca tentang teori humanistis, lingkungan sangat berpengaruh kuat dalam pembentukan karakter seseorang. MasyaAllahu tabarakallahu.
Kembali berbicara tentang beberapa aspek pendidikan yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang. Di sini saya akan memaparkan pendapat yang menjelaskan tentang aspek pendidikan apa saja yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang. Dalam buku "Psikologi Agama" karya profesor jalaluddin Rahmat dijelaskan, bahwa aspek pendidikan yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang diantaranya adalah:
1. Aspek Pendidikan Keluarga
2. Aspek Pendidikan Kelembagaan
3. Aspek Pendidikan
Aspek Pendidikan Keluarga
Berangkat dari penelitian dua orang psikolog Itard dan Sanguin tentang 2 bayi yang terlepas dari keluarganya, hilang di tengah hutan dan akhirnya diasuh oleh sekelompok serigala yang tinggal di sebuah gua. Kedua bayi manusia ini ditemukan oleh bapak Itard dan Senguin sudah masuk usia kanak-kanak. Pengasuhan yang diterima dari sekelompok serigala menjadikan bayi-bayi ini tidak berkembang selayaknya kehidupan manusia pada umumnya.
Ketika ditemukan oleh kedua ilmuwan psikolog ini, anak-anak yang diasuh oleh sekelompok serigala bertingkah layaknya seorang serigala. Maksudnya gimana bertingkah seperti serigala? Anak-anak tersebut makan dengan cara yang dilakukan oleh serigala yaitu dijilat dan sambil merangkak, pertumbuhan gigi hampir mirip serigala dengan gigi taring yang lebih runcing, kuat di udara yang dingin tanpa perlu mengenakan pakaian.
Keadaan ini membuktikan, seorang anak tumbuh dan berkembang benar-benar atas bimbingan, pemeliharaan, dan pengawasan dari orang-orang sekitarnya, dalam hal ini adalah keluarganya. Anak akan berkembang sesuai bimbingan yang didapatkan. belajar dari kasus sekelompok serigala yang mengasuh anak manusia, bahwasannya manusia bisa bertingkah seperti binatang, karena dia berkembang sesuai dengan pengasuh yang membimbingnya.
Manusia memerlukan pemeliharaan, pengawasan, dan bimbingan yang serasi agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Untuk itu Menurut WH Clark, bayi manusia memerlukan pengawasan dan stimulasi yang diberikan secara terus menerus sebagai modal dasar untuk dapat berkembang secara alami sesuai dengan kodratnya sebagai seorang manusia. ~ WH Clark ~
Keluarga merupakan inti pendidikan. Keluarga merupakan madrasah yang utama dan pertama. kedua orangtua memiliki fitrah untuk menyayangi anaknya dan memberikan pendidikan yang baik dan layak agar anaknya bertumbuh dan berkembang secara layak dan menjadi sosok yang mandiri dan membanggakan.
Begitupun dengan pendidikan agama dan pemahaman nilai-nilai agama. Orangtua memegang peranan penting dalam hal menumbuhkan kecintaan anak pada agama. Kebiasaan perilaku keagamaan pada orangtua akan berimbas pada perilaku keagaaman pada anak. Untuk itu sebagai orangtua kita harus menjadikan kita sebagai contoh atau tauladan yang baik untuk anak-anak kita.
Menurut Rasulullah salallahu 'alaihi wa salam, orangtua memegang andil besar dalam pembentukan fitrah keagamaan pada anak. Karena sejatinya setiap anak yang dilahirkan sudah dibekali dengan potensi keagamaan, namun orangtuanyalah yang akan membentuk ke arah mana, orangtuanyalah yang menjadikan dia Nasrani, Yahudi atau Majusi sesuai dengan hadits Rasulullah salallaahu 'alaihi wa salam.
Pendidikan Kelembagaan
Menurut Yong Pendidikan Keagamaan sangat mempengaruhi tingkah laku keagamaan
Ada tiga tahapan yang harus dilalui anak agar dia mau menerima ajaran yang diterapkan pada dirinya, dalam hal ini mengembangkan nilai agamanya. Tahapan tersebut diantaranya yaitu: Perhatian, pemahaman, penerimaan. ~Djamaludin Ancok~
Makasih mba nita sudah mengingatkan kembali peran kita sbg orang tua..pendidikan utama dan pertama.. Meskipun anak anak kita sekolahkan di sekolah agama tetap karakter anak akan terbentuk dari keluarga dan lingkungannya.saya tertarik 3 tahapan anak menerima ajaran agama. Ini wajb praktek 🙏.
BalasHapus