Cara Mengatasi Sampah Plastik Skala Dunia

Minggu, 06 November 2022

Sampah plastik merupakan sebuah permasalahan yang sampai saat ini menjadi pemikiran yang terus dicari solusinya. Bumi yang terbebas dari sampah plastik, bagaikan diri kita yang mampu bernapas lega tanpa kendala, eeaa. Seriously!


Sampah plastik bukan saja menjadi permasalahan di Indonesia, namun sudah menjadi permasalahan di tingkat dunia. Untuk itu Perserikatan bangsa-bangsa atau disingkat PBB merumuskan solusi negara bersama 169 negara lainnya.


mengatasi sampah plastik


Dunia telah menetapkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui sebuah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ditandatangani oleh 169 negara pada tanggal 21 Oktober 2015.  


SDGs terdiri dari 17 goals (tujuan global) yang merupakan komitmen bersama untuk dapat dicapai pada tahun 2030. Permasalahan sampah berkaitan dengan tujuan ke-6 (clean water and sanitation), ke-12 (responsible consumption and production), ke-13 (climate action), ke-14 (life below water), dan ke-15 (life on land).


Mengapa Penanggulangan Sampah Sangat Penting?


Keberadaan sampah perlu ditanggulangi secara serius pengelolaannya. Bahaya sampah plastik yang tertimbun dan tidak terolah dengan baik akan memberikan dampak negatif pada keberlangsungan hidup makhluk di bumi.


Mengapa sampah harus ditanggulangi dengan baik? Beberapa permasalahan yang berkaitan erat dengan kepentingan makhluk hidup bisa terganggu karena keberadaan sampah yang membahayakan.


 Untuk itu perlu dipikirkan cara menanggulangi sampah di lingkungan masyarakat, sesuai dengan program-program yang elah dirancang pada skala dunia dalam pencanangan Sustainable Development Goals (SDGs). Beberapa keterkaitan permasalahan sampah denagn fasilitas kebutuhan hidup, diantaranya, yaitu:


Kaitan Sampah dengan Air Bersih


Sampah berkaitan dengan air bersih dan sanitasi, hal ini sesuai dengan tujuan ke 6 dari 17 yang dirancang oleh SDGs, karena betapa banyak sumber daya air yang tercemar oleh sampah. Pencemaran juga terjadi di kolom-kolom drainase, selokan dan sungai. 


Keterkaitan Sampah dengan Pola Produksi dan Konsumsi


Sampah sangat erat juga hubungannya dengan pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Hal ini berkaitan dengan tujuan ke 12 dalam rancangan SDGs, karena masih banyak rantai produksi yang mencemari lingkungan, begitu juga pola konsumsi manusia yang masih cenderung mencemari lingkungan. 


Keterkaitan Sampah dengan Iklim


Sampah juga sangat erat relasinya dengan perubahan iklim, hal ini sesuai dengan tujuan ke 13 dalam rancangan SDGs,  karena sampah dapat juga meningkatkan produksi karbon di udara. Emisi karbon dapat mengganggu keseimbangan.


Keterkaitan Sampah dengan Ekosistem Air dan Samudera


Poin selanjutnya dalam rancangan SDGs terkait masalah sampah adalah bahwasannya sampah juga sangat erat kaitannya dengan ekosistem air dan samudera, sesuai dengan rancangan tujuan SDGs ke 14.


Keterkaitan Sampah dengan Ekosistem Daratan


 Poin terakhir dalam rancangan rumusan SDGs yaitu keterkaitan sampah dengan ekosistem daratan sebagaimana tercantum dalam tujuan SDGz pada poin ke 15. Saat ini kita masih melihat banyak sekali pencemaran sampah yang terjadi pada kolam ikan serta berbagai permukaan daratan lainnhya. 


Sampah tentu sangat berbahaya bagi kesehatan, baik yang diakibatkan secara langsung oleh keberadaan sampah itu sendiri seperti banyaknya bakteri, jamur, kuman,dan lalat, serta juga yang diakibatkan oleh  dampak tidak langsung seperti terjadinya mutasi gen pada ikan akibat sampah micro plastic, misalnya, yang dapat menyebabkan kanker, kelahiran bayi abnormal, gangguan imunitas, dan lain-lain. 


Upaya Dunia dalam Mengatasi Masalah Sampah Plastik


Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) melaporkan 1000 penyu mati akibat sampah plastik (https://sampahlaut.id/). Convention on Biological Diversity bahkan melaporkan bahwa 800 spesies lautan terancam karena sampah plastik, di antaranya menyebabkan 100 ribu hewan laut mati karena sampah plastik. 


Hal itu karena sekitar 80% sampah yang berasal dari daratan berakhir di lautan, di mana 45% - 70% darinya merupakan sampah berbahan dasar plastik. Mengerikan sekali bukan dampak dari sampah plastik ini?! Bahkan sampah plastik pun menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. 


Banjir memiliki dampak yang sangat merugikan bagi ekosistem bumi. MAnusia yang terkena dampak banjir pun terkadang menderita kerugian yang sangat banyak baik dari sisi fisik dan psikis. Hal ini dapat menimbulkan dampak trauma psikologis. 


Permasalahan ini harus dipikirkan untuk menemukan jawabannya bagaimana mengobati trauma psikologis bagi korban dampak banjir dan bencana alam lainnya.


Dengan berbekal komitmen SDGs, seluruh dunia saat ini terus berupaya mengurangi polusi dan sampah plastik pada tataran produsen. Produk-produk yang berbahan dasar plastik mulai dikurangi dan diganti dengan ‘plastik ramah lingkungan’. 


bahaya sampah plastik



Untuk sesaat, plastik ramah lingkungan ini memberikan angin segar, walaupun banyak juga akhirnya yang mengklaim bahwa saat ini plastik ramah lingkungan bukan menjadi solusi. 


Hal itu karena dua orang peneliti dari University of Plymouth, Inggris, yaitu Imogen Napper dan Richard Thompson, melakukan penelitian terhadap beberapa jenis plastik yang diklaim compastable (dapat menjadi kompos), biodegradable (dapat terurai secara biologi/alami), dan oxodegradable (dapat teruai dengan oksigen).


Ketiga bahan tersebut ternyata setelah dikubur di dalam tanah, atau ditenggelamnkan di dalam laut, atau dibiarkan di udara terbuka, setelah tiga tahun dibiarkan seluruh jenis plastik itu masih utuh seperti sedia kala. 


Hal itu pun didukung oleh laporan pada tahun 2015 yang berjudul Biodegradable Plastics and Marine Litter. Misconceptions, Concerns and Impacts on Marine Environment yang diterbitkan oleh UN Environment yang menyimpulkan bahwa plastik biodegradable bukanlah jawaban yang tepat, karena kantong plastik hanya dapat hancur secara sempurna pada industrial composter, bukan pada alam biasa.


Di Indonesia banyak juga inovasi yang dilakukan untuk menciptakan kantong kemasan ramah lingkungan, salah satunya yaitu Telobag (telobag.com). Telobag ini merupakan inovasi kantong kemasan berbahan dasar singkong yang juga diklaim biodgradable. Namun sejauh ini belum ditemukan penelitian yang mengukur tingkat biodegradasi dari kantong kemasan ini. 


Pada tataran konsumen, penggunaan plastik juga dikurangi. Pemerintah terus mendorong upaya pembatasan penggunaan bahan-bahan plastik di masyarakat, seperti pelarangan penggunaan kantong plastik di pusat perbelanjan dan swalayan dan sedotan plastik.


Sehingga lahirlah beberapa inovasi sedotan ramah lingkungan (eco-straw) seperti dari bambu dan jerami. Pemerintah juga mengkampanyekan penggunaan alat-alat makan dan minum sendiri untuk mengurangi alat-alat makan dan minum yang sekali pakai langsung buang. Hal ini juga diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan (sekolah dan kampus) dan tempat kerja.


manfaat mengurangi sampah plastik


Dalam upaya mengurangi sampah, khususnya sampah plastik ini, salah satu kampanye yang digaungkan oleh negara-negara di seluruh dunia adalaha apa yang kita kenal dengan istilah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). 


Reduce artinya mengurangi volume sampah, Reuse artinya menggunakan kembali alat-alat, pakaian, atau lainnya (tidak langsung buang), dan Recycle artinya mendaur ulang sampah menjadi barang lain.


Bahkan akhir-akhir ini, ada juga yang melengkapi istilah itu menjadi 5R yaitu (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Replant), di mana Replace artinya mengganti alat-alat, perabotan dan lain-lain dengan yang lebih ramah lingkungan, serta Replant artinya menanam kembali atau yang kita kenal dengan istilah reboisasi.


Dari usaha Redeuce, Reuse, dan Recycle bisa dijadikan ide untuk berbisnis. Sampah-sampah plastik yang didaur ulang bisa dijadikan produk-produk yang bisa digunakan kembali. Hal ini bisa menjadi ide bisnis yang kreatif dan unik.


Hasil olahan dari sampah plastik berubah menjadi biji-biji plastik yang bisa diolah kembali menjadi aneka perkakas, seperti pajangan, stationery, alat rumahtangga, seperti kursi, 


Yuk, jaga bumi kita dari pencemaran sampah plastik yang bisa membahayakan ekosistem. Semangat terus menjaga alam dan bumi tempat kita berpijak.

2 komentar on "Cara Mengatasi Sampah Plastik Skala Dunia"
  1. Inspiring banget Mba Nita. Memang butuh dukungan pemerintah dalam hal penanggulangan sampah ini. Kalau di hulu sudah ada regulasinya maka akan mengalir lancar sampai ke hilir.

    BalasHapus
  2. iya kak, masih berusaha konsisten untuk mengurangi sampah plastik, saat ini masih berusaha bawa kantong belanja dan wadah belanja saat belanja dan membeli makanan matang

    BalasHapus

Trimakasih sudah berkunjung ke ruang narasi Inspirasi Nita, semoga artikel yang disuguhkan bisa memberikan manfaat.

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger