Tampilkan postingan dengan label Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tampilkan semua postingan

Stimulasi Berpikir kritis Anak Usia Dini

Senin, 17 Oktober 2022

Teknologi yang berkembang pada saat ini memacu kita para pendidik untuk memberikan stimulasi berpikir kritis pada anak usia dini. Pembelajaran sains memberikan stimulasi pada anak agar mampu berpikir kritis.


berpikir krtis anak usia dini


Proses tumbuh kembang anak usia dini yang begitu cepat membutuhkan pendampingan yang intensif dari para orangtua dan tentunya juga guru. Perkembangan proses berpikir anak yang begitu cepat dalam  peningkatan pengetahuan melalui bergerak dan melakukan interaksi baik dengan sesama temannya maupun dengan lingkungan yang lebih luas.


Untuk membantu mengoptimalkan perkembangan anak maka perlu diberikan stimulasi yang beragam. Apa maksud dari stimulasi? Yuk, kita coba bahas.


Apa Itu Stimulasi?


Stimulasi adalah rangsangan yang diberikan dari sejak bayi masih di dalam kandungan. Sebaiknya dilakukan setiap hari untuk merangsang semua sistem panca indra yaitu pendengaran, penglihatan, pembauan, pengecapan, dan perabaan.


Selain itu rangsangan diberikan juga pada gerak halus dan gerak kasar baik pada tangan dan juga kaki serta jari-jari. Rangsangan juga diberikan dengan cara mengajak berkomunikasi dan membuat perasaan bahagia pada bayi juga anak-anak.


Stimulasi Menurut Para Ahli


Menurut Kusnandi Rumi, stimulasi adalah upaya yang dilakukan oleh keluarga kepada anak untuk menciptakan suasana yang riang gembira dan penuh kebahagiaan dan dilakukan dengan penuh cinta agar merangsang seluruh sistem indra, melatih motorik halus dan kasar anak, berkomunikasi serta pikiran dan perasaan pada anak.


Menurut Dinkes, stimulasi untuk anak diberikan pada semua aspek perkembangan anak. Baik pada motorik kasar maupun halus, bahasa serta personal sosial. Stimulasi harus diberikan setiap hari secara rutin dan berkesinambungan serta diberikan dengan kasih sayang dan metode bermain.


Berpikir Kritis Anak USia Dini


Apa itu Berpikir kritis dalam pembelajaran bagi anak? Kemampuan berpikir kritis bagi anak menurut para ahli adalah kemampuan anak untuk mampu berpikir secara sistematis, yang meliputi kemampuan anak dalam mengobservasi, menganalisis, membuat hipotesis dan menyimpulkan.


Pada dasarnya anak-anak sejak dini sudah memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, sudah merupakan bawaan dan fitrah yang dimiliki oleh masing-masing manusia yang dibekali oleh sang maha kuasa.


Sebagaimana yang dijelaskan oleh Brewer, bahwasannya manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir secara rasional. Manusia Selalu ingin memikirkan apa yang terjadi di sekelilingnya. Manusia pada umumnya memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.


Kecenderungan manusia untuk mengartikan segala macam kejadian di sekelilingnya merupakan bukti dan indikator bahwa manusia memiliki kemampuan berpikir kritis.


Contoh anak bisa berpikir kritis kita bisa buktikan dengan cara coba perhatikan anak-anak ketika menemukan sesuatu hal yang baru bagi dirinya? Apakah mereka akan cuek? Bisa dipastikan anak-anak akan tersita perhatiannya dengan benda baru tersebut. Hal ini bisa dijadikan indikator berpikir kritis pada anak usia dini. 


Mengapa kita perlu melatih anak berpikir kritis sejak dini? Melatih anak berpikir kritis pada anak usia dini akan sangat bermanfaat bagi kehidupan real anak di masa sekarang dan di masa yang akan datang pada kehiduannya.


Stimulasi Berpikir Kritis Anak Usia Dini


Sebagaimana Dijelaskan di atas tentang stimulasi dan berpikir kritis pada anak bisa disimpulkan bahwa stimulasi dengan perkembangan berpikir kritis pada anak saling memiliki keterkaitan.


Anak usia taman kanak-kanak sudah memiliki bekal kemampuan dasar tentang matematika dan pengetahuan alam sekitar. 


Kemampuan dasar matematika anak bisa dilihat dari kempuan anak untuk menghitung dan mengenal bilangan. Bahkan ada anak yang sudah bisa melakukan konsep hitungan secara sederhana.


Sedangkan untuk kemampuan dasar pengetahuan alam atau sains, bisa ditunjukkan oleh anak, ketika anak memiliki perhatian terhadap alam sekitar dirinya dan mau belajar serta mampu menyebutkan nama-nama benda yag ada di sekitarnya.


Stimulasi sains yang diperoleh oleh anak dengan menyebutkan benda alam yang dilihatnya dan menjelaskan peristiwa yang terjadi dan akan terjadi, akan membentuk pola berpikir kritis anak secara terkonsep.


Perlunya Para Pendidik Paham Tentang Stimulasi


Pemahaman tentang stimulasi sangat dibutuhkan oleh para orangtua dan pendidik, agar dapat memberikan rangsangan yang dibutuhkan oleh anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya agar bisa optimal.


Stimulasi yang terarah dan disesuaikan dengan kondisi anak, akan berdampak positif bagi anak. Anak akan lebih memahami objek yang dipelajarinya. Anak akan mengenal tantangan hidupdan peluang-peluangnya dengan baik.


Memberikan stimulasi pada anak dengan memberikan pengalaman secara langsung melalui pembelajaran sains, maka kekuatan intelektual anak akan terlatih secara simultan dan secara terus menerus.


Memberikan stimulasi kepada anak dengan cara memberikan banyak pengalaman dan mengamatu secara langsung kepada anak maka keterampilan sains anak akan berkembang.


Keterampilan Sains Anak USia Dini


Salah satu strategi berpikir kritis terbentuk pada anak adalah dengan cara menerapkan keterampilan proses sains pada anak usia dini. 


Keterampilan proses sains hakikatnya terdiri dari dua komponen penting yang satu sama lainnya saling menunjang, yaitu komponen produk dan komponen proses.


1. Komponen produk terdiri dari pengetahuan, fakta, konsep dan hukum

2. Komponen proses terdiri dari keterampilan dan sikap yang berhubungan dengan penyelidikan dan pengetahuan.


Pengertian Keterampilan


Kata keterampilan diambil dari kata terampil yang memiliki pengertian kepandaian dalam melakukan sesuatu dengan ceoat dan benar. Jika seseorang mampu melakukan sesuatu dengan cepat namun tidak benar tidak bisa dikatakan terampil, begitu pun sebaliknya.


Seseorang yang terampil dalam sesuatu pekerjaan, dia tidak akan ragu-ragu untuk melakukan pekerjaannya tersebut. Seolah tidak harus berpikir lagi apa yang harus dilakukan dan tidak mengalami kesulitan.


indikator berpikir kritis pada anak usia dini

Dalam ruang lingkup yang lebih luas keterampilan meliputi kegiatan yang berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengarkan dan lain sebagainya.


Sedangkan dalam artian sempitnya keterampilan lebih ditujukan pada aksi atau pun perbuatan.


Beberapa ahli lain menjelaskan bahwa keterampilan merupakan perilaku yang tampak akibat perbuatan otot yang digerakkan oleh sistem saraf serta disertai koordinasi yang memadai antara kerja otot dan proses psikologi yang mengatur gerak itu.


Sains untuk Anak USia Dini


Sains untuk anak usia dini menurut pandangan para pakar konstruktivisme seperti Piaget merupakan proses anak bermain dan bereksplorasi serta bereksperimen. Hal ini menjadikan anak memiliki pemahaman dan keterampilan proses sains.


Para orangtua dan guru wajib menyediakan waktu untuk mendampingi anak dalam melakukan eksperimen dan kegiatan keterampilan proses sains, karena yang terpenting dalam keterampilan proses sains adalah proses si anak dalam berkegiatan, bukan hanya pada hasil akhirnya.


Hal ini sangat penting dalam upaya mendukung kesuksesan dan dalam rangka memberikan kemampuan memecahkan masalah bagi anak. Unyuk itulah mengapa kita perlu melatih naka berpikir kritis sejak dini.


Keterampilan Sains Anak USia Dini


apa itu berpikir kritis dalam pembelajaran


8 Prinsip Stimulasi Keterampilan Sains Anak USia Dini


Dalam memberikan stimulasi untuk mengoptimalkan peryumbuhan dan perkembangan anak usia dini, dan mengupayakan bagaimana cara menumbuhkan pola kriti pada anak usia dini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan.


Sebagaimana yang dipaparkan oleh Witherington dan Ausuble, ada 8 prinsip yang harus dipegang ketika memberikan stimulasi pada pembelajaran sains anak usia dini. 8 prinsip pemberian stimulasi ini diantaranya yaitu:


  1. Stimulasi yang diberikan memiliki tujuan yang jelas, agar mendapat keberhasilan.
  2. Stimulasi diberikan pada semua aspek pertumbuhan perkembangan anak baik secara jasmani dan rohani.
  3. Stimulasi yang diberikan hendaknya mengandung makna dan berarti bagi anak agar anak mampu membentuk pola yang berguna.
  4. Stimulasi yang diberikan mampu menunjang efektivitas dan efisiensi belajar anak dan dilakukan secara wajar tidak berlebihan.
  5. Adanya pengintegrasian pada stimulasi belajar yang sebelumnya dengan stimulasi belajar yang baru diberikan agar menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terikat tidak mudah lepas dan hilang.
  6. Pembelajaran selalu dimulai dengan menentukan sebuah masalah dan berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut.
  7. Dalam proses pembelajaran yang diberikan harus berhasil menemukan kunci jawaban sehingga ditemukan hubungan dalam sebuah masalah sehingga bisa ditemukan insight, wawasan, dan pemahaman yang baru.
  8. Stimulasi yang diberikan pada anak dimulai dari hal-hal yang terdekat dari anak lalu berkembang ke hal yang jauh dari anak, dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks dan dari konkret ke abstrak.

Selain prinsip yang sudah dijelaskan di atas, prinsip berikut ini juga bisa dijadikan pegangan sebagai cara memberikan stimulasi untuk anak.


contoh berpikir kritis anak usia dini

Pemberian stimulasi pembelajaran sains untuk anak usia dini bertujuan agar anak-anak memiliki minat yang besar dan lebih tertarik untuk mengetahui dan belajar tentang sains serta mau dan mampu mempelajari hal-hal baru yang ditemukan anak di lingkungan alam sekitarnya.


strategi berpikir kritis

Mengapa Perlu Melatih Anak Berpikir Kritis


Mengapa perlu melatih anak berpikir kritis dari sejak dini? Berikut penjelasannya:


mengapa kita perlu melatih anak berpikir kritis sejak dini


Summary


Pemberian stimulasi pada anak sejak dini sangatlah penting dilakukan oleh para orangtua dan pendidik, agar anak kelak bisa menghadapi permasalahan yang dihadapinya secara logis. Anak mampu berkiprah di dunia nyata dan mandiri.


Untuk itu pemberian stimulasi berpikir kritis pada anak usia dini sangat penting. Salah satunya dengan cara keterampilan proses sains sebagaimana yang telah dijabarkan di atas. Silahkan dicermati dan semangat dalam menerapkannya. Salam pengasuhan.




strategi berpikir kritis


Metode Mengajar Anak Mengenal Islam

Jumat, 14 Oktober 2022

Berbicara tentang metode, seperti sebuah keniscayaan untuk semua hal. Benar, ga, sih? Semua ilmu dan cabang ilmu sepertinya tak memiliki ruh jika tanpa metode di dalamnya. dalam ilmu pertanian ada yang namanya metode menanam, dari mulai menanam padi, menanam kacang-kacangan dan lainnya.


Dalam dunia tumbuh-tumbuhan dan lainnya saja membutuhkan metode, apalagi jika terkait dengan manusia? Tentunya lebih penting dan lebih harus lagi, terutama yang berkaitan dengan pengajaranyang akan menentukan makmur tidaknya bumi yang kita tempati ini.


Pembelajara berefek pada pembentukan karakter manusia, untuk itu metode mengajar sangat perlu disusun dan dirumuskan. Metode mengajar anak pun tidak kalah pentingnya, karena pendidikan manusia dimulai sejak dari kanak-kanak.


metode mengajar anak

Begitu pula dengan mengenalkan anak pada Islam dengan cara mengenalkan ibadah-ibadah dalam bentuk yang sederhana dan ringan perlu adanya metode agar anak mau dan mampu melaksanakannya dengan riang gembira.


Apa Itu Metode?


Ethimologis Metode berasal dari bahasa Yunani Methode, terbentuk dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta memiliki arti menuju, melewati, sedangkan Hodos mengandung arti jalan, arah atau cara.


Kata methode kemudian diserap menjadi Bahasa Inggris dan memiliki arti jalan yang dilalui untuk mendapatkan tujuan tertentu dengan cara yang sistematis.


Metode Mengajar Anak Mengenal Islam


Ada beberapa metode yang bisa kita terapkan pada anak agar anak mau mengenal dan mulai belajar tentang Islam dan kaidahnya. Beberapa metode yang digunakan diantaranya:


1. Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi yaitu mengenalkan Islam kepada anak dengan cara mempertunjukkan segala hal yang berkaitan dengan kaidah keislaman seperti salat, shodaqah, berdoa dan lainnya dengan cara memberikan contoh lewat pertunjukkan.


Pertunjukkan tersebut bisa berupa pertunjukkan film, lewat media gambar ataupun langsung diperagakan oleh teman maupun guru.


2. Metode Bercerita


Metode bercerita bisa disampaikan lewat dongeng dan cerita ketauladanan para rasul serta sahabatnya dan juga orang-orang sholih, baik dari zaman dahulu maupun kejadian yang baru saja ataupun yang sedang berlangsung


Berbagai macam kisah cerita tentang kebaikan, perjuangan bisa dijadikan sarana untuk mengenalkan kaidah Islam pada anak. Sebaiknya kita melakukannya dengan penuh riang gembira dan penyampaian yang ekspresif.


3. Metode Ketauladanan


Metode mengajar anak dengan cara memberikan ketauladanan adalah hal yang paling familiar dilakukan oleh para guru dan juga para orangtua.


Metode ketauladanan ini diawali dari sikap-sikap yang mencerminkan kebaikan sebagai contoh ketauladanan yang diberikan oleh guru dan orangtua, karena orangtua dan guru adalah figur terdekat anak yang dijadikan rol model bagi mereka.


4. Metode Drill/Praktik/Latihan


Metode drill atau bisa disebut juga sebagai metode praktik atau latihan adalah metode yang bisa diterapkan oleh para orangtua dan guru dalam mendidik anak mengenal agama Islam.


Misalnya hendak mengenalkan berdoa, ajak anak untuk langsung praktik menyebutkan lafadz doa pendek yang diseusikan dengan kemampuan anak. 


Contoh lain jika ingin mengenalkan dan mengajarkan salat kepada anak, bisa langsung dengan mengajak anak melakukan salat bareng dengan kita. Meski pada awalnya gerakan anak masih belum sempurna, lama kelamaan dengan banya berlatih maka akan ada progres yang tampak.


5. Metode Sosio Drama dan Bermain Peran


Metode bermain peran bisa diterapkan juga dalam mengenalkan Islam kepada Anak USia Dini. Misalnya dengan memerankan seorang yang rajin beribadah dan seorang anak lagi tak ingin beribadah alias malas.


Anak yang malas dinasihati oleh anak yang rajin dan akhirnya bersama-sana melakukan kegiatan ibadah,misalnya, berangkat bersama ke masjid untuk salat dan lain sebagainya.


6. Metode Karya Wisata


Mentode mengajar anak-anak dengan melakukan karya wisata misalnya dengan  jalan-jalan ke museum Islam, atau ke tempat peribadatan. Jalan-jalan ke masjid sambil mengenalkan fungsi masjid dan bagian-bagian dari masjid


7. Metode Tanya Jawab


Dalam metode mengajar untuk anak, sebagai orangtua dan pendidik harus memperhatikan beberapa prinsip yang harus dipegang dan dijalankan, agar proses belajar yang diberikan diharapkan  akan mencapai keberhasilan. 


Prinsip Mengajar Anak Usia Dini


Secara umum permasalahan prinsip mengajar sudah saya tulis dalam artikel yang berjudul Prinsip Mengajar, teman-teman bisa kunjungi artikel tersebut jika tertarik untuk mengetahui prinsip mengajar secara umum.


Dalam artikel kali ini kita akan diskusi tentang prinsip mengajar pada anak usia dini. Setelah metode mengajar kepada anak-anak kita tentukan, jangan lupa untuk mengutamakan prinsip dalam mengajar anak usia dini. Prinsip mengajar pada anak usia dini dibagi menjadi dua yaitu prinsip praktis dan teoritis.  


Prinsip Teoritis


Menurut beberapa pakar anak usia dini skala dunia, seperti Foebel, Maria Montessori dan Steiner merumuskan beberapa prinsip tentang mengajar anak usia dini yang akhirnya dikumpulkan oleh Tina stein menjadi 10 prinsip mengajar yang diterapkan pada anak usia dini, yang diantaranya, yaitu:

  1. Mengerti tentang masa kanak-kanak adalah masa optimalisasi potensi.
  2. Memeprtimbangkan perkembanga fisik dan psikis anak secara holistik atau menyeluruh.
  3. Membangkitkan motivasi intrinsik untuk membangkitkan inisiatif pada anak.
  4. Stimulasi yang dilakukan secara holistik tidak parsial dan sektoral.
  5. Menerapkan kedisiplinan untuk membentuk karakter.
  6. Observasi secara detail pada masa peka anak yaitu di usia 0-3 tahun atau sering disebut sebagai masa golden age.
  7. Bertumpu pada hal-hal yang sudah dikuasai anak.
  8. Orang-orang yag berada di sekitar anak merupakan sentra penting dalam perkembangan anak.
  9. Periode kanak-kanak adalah periode penting pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak.
  10. Pendidikan anak usia dini merupakan periode yang saling berkaitan dan kolaborasi penting antara anak, orang dewasa, lingkungan dan pengetahuan.


Prinsip-Prinsip Praktis


Prinsip-prinsip praktis memiliki artian prinsip dalam melaksanakan  pembelajaran yang diterapkan untuk anak usia dini. Prinsip-prinsip praktis ini bisa teman-teman cermati dan terapkan langsung pada anak, diantaranya, yaitu:


1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak.


Metode mengajar anak-anak harus berprinsip pada kesesuaian kebutuhan anak. Setiap anak berbeda-beda perlakuannya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhannya, namun secara garis besar, mengutip dari teori kebutuhan menurut Maslow, anak usia dini membutuhkan 3 hal yang harus dipenuhi oleh orangtua dan pendidik. 3 hal tersebut bisa teman-teman perhatikan pada diagram di bawah ini.


cara mengajar anak tk

Prinsipdi atas perlu diperhatikan ketika kita memberikan pengajaran kepada anak usia dini. Penuhi kebutuhan makanan, minuman dan pakaiannya. Penuhi rasa aman, nyaman serta perlindungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya, terutama dari ayah bundanya. Berikan kasih sayang yang tulus. 


Jika ketiga hal di atas telah kita penuhi, diharapkan pembelajaran yang kita tanamkan kepada anak akan membuahkan hasil, karena anak sudah dalam kondisi yang siap menerima pendidikan dan pengajaran dari lingkungannya.


2. Disesuaikan Tahapan Perkembangan Anak


Prinsip yang kedua dalam metode mengajar anak usia dini adalah harus sesuai dengan pola perkembangan anak. Setiap anak-anak memiliki perkembangan yang berbeda. Ada anak yang cepat dalam satu sisi namun agak lambat di sisi perkembangan yang lain.


Untuk itu sebagai pendidik kita harus jeli dalam mengobservasi setiap perkembangan anak. Jangan terlalu memaksakan pada anak jika anak belum mampu. Alihkan ke hal lain yang memang anak sudah siap menerimanya.


3.  Belajar Melalui Bermain


Cara mengajar anak  usia dini hendaknya dilakukan melalui konsep bermain. Jika kita mengajarkan tentang kegiatan sehari-hari, misalnya memakai pakaian, membereskan mainan, sebisa mungkin pemberian instruksi harus berupa hal yang menyenangkan dan menggembirakan. 


Tidak dianjurkan mengajarkan anak practical life atau yang lainnya seperti menstimulasi aspek kognitif, psikomotor, bahasa ataupun afektif, harus didasari dengan konsep bermain, bersenang-senang dan happy.  


4. Mengembangkan Kecerdasan Majemuk Anak


Prinsip keempat yang harus kita perhatikan dalam memberikan pengajaran pada anak adalah menganut penerapan konsep mengembangkan seluruh kemampuan anak, dalam artian jangan fokus pada satu kemampuan saja.


Misal hanya menggali kemampuan kognitifnya saja tanpa memperhatikan kemampuan motoriknya, psikomotornya, perkembangan bahasanya, perkembangan seninya, dan lainnya. Konsep ini terutama sangat diperhatikan dalam cara mengajarkan pada anak tingkat play group dan juga tingkat TK.


4 langkah metode mengajar



5. Pengajaran Secara Bertahap


Metode mengajar anak-anak harus berdasarkan pada prinsip pengajaran secara bertahap. dalam artian tidak langsung pada fase yang sulit untuk dijangkau oleh anak. Anak adalah sosok yang membutuhkan hal-hal yang bisa dia lihat, dia sentuh dia dengar secara langsung.


Anak tidak memahami konsep yang kompleks dan abstrak. Beberpa pembagian konsep cara berpikir anak diantaranya yaitu:

  • Konkret menuju abstrak
  • Sederhana menuju kompleks
  • Bergerak menuju verbal
  • Dari diri sendiri menuju lingkungan sosial 

6. Lingkungan yang Kondusif


Ciptakan lingkungan yang kondusif merupakan prinsip yang harus diterapkan ketika menerapkan metode pembelajaran untuk anak usia dini. Lingkungan yang aman dan nyaman yang disesuaikan dengan kemampuan, asalkan sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan anak.

Nyaman dan aman bukan berarti harus mahal dan berkelas. Kita bisa memberdayakan potensi yang terdapat di sekitar kita secara bijak dengan sedikit sentuhan kreativitas.


7. Anak Sebagai Pembelajar Aktif


Biarkan anak mengeksplor apa yang dia inginkan dan apa yang dia miliki. Jangan terlalu banyak turut campau atau mengarahkan secara berlebihan kepada anak, agar daya imajinasinya bisa berkembang dengan optimal.

Orangtua dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja, sebagai penyedia dan sigap ketika anak-anak membutuhkan sesuatu sekaligus membimbing serta mengawasi, bila mana ada hal yang tidak dipahami oleh anak.


8. Anak berinteraksi sosial


Biarkan anak bergaul dengan lingkungannya. Jangan terlalu mengekang anak untuk tetap diam di rumah. Ini berlaku untuk anak yang sudah bisa bersosialisasi, yaa, bukan untuk anak yang masih bayi yang masih sangat butuh pantauan dari orangtua secara intens.

Bisa diterapkan untuk anak di segala usia prinsip ini diterapkan sebagai cara anak play ground dan anak TK. Untuk anak di bawah usia tersebut, hendaknya benar-benar harus didampingi. Bergaulnya anak di lingkungan sosialnya dapat memperkaya penegtahuan anak dan juga sebagai sarana stimulasi.


model pembelajaran yang efektif untuk anak

9. Merangsang Kreativitas dan Inovasi


prinsip selanjutanya yang harus diterapkan dalam metode mengajar anak adalah merangsang kreativitas dan inovasi, dengan cara memberikan kegiatan dan permainan yang bervariasi. Bebrapa contoh permainan untuk anak bisa dilihat pada artikel Ragam Permainan Kooperatif untuk Anak dan Ragam Permainan untuk Melatih Konsentrasi Anak.


10. Mengembangkan Kecakapan Hidup


Prinsip selanjutanya dalam mengajar anak adalah mengembangkan kecakapan hidup, seperti melakukan kegiatan aktivitas seharai-hari, seperti menyiram bunga bersama, memakai baju sendiri, belajar mengancingkan baju, menggunakan sepatu, membantu di dapur dalam kegiatan yang sederhana disesuaikan dengan kemampuan anak.


11. Disesuaikan dengan Kondisi Sosial Budaya


Sesuaikan pengajaran yang diberikan kepada anak dengan adat dan kebiasaan di tempat tinggal anak. Seperti misalnya adat mencium tangan dilakukan di daerah yang terbiasa melakukan cium tangan sebagai tanda hormat, tidak mungkin diberikan pengajaran pada daerah yang memakai adat membungkukkan badan sebagai tanda hormat.


12. Stimulasi secara Holistik


Pengajaran diberikan secara terpadu dan terintegrasi, agar anak bisa mendapatkan stimulasi yang maksimal dan optimal.


13. Memanfaatkan Potensi Lingkungan


Memanfaatkan potensi lingkungan anak berada, seperti anak yang tinggal di daerah  patai diberikan pengetahuan tentang hal-hal seputar laut dan budidaya serta sumberdaya dan kekayaan laut.


Anak yang tinggal di daerah gunung dikenalkan dengan potensi dan keanekaragaman sumberdaya dan potensi alam yang berada di sekitar gunung, dan sebagainya.

metode mengajar anak-anak


Prinsip Mengajarkan Agama Islam


Setelah kita mengetahui prinsip mengajar untuk anak usia dini, selanjutnya kita melangkah pada materi utama yaitu prinsip mengajar agama Islam. Ada 15 prinsip dalam mengajarkan agama Islam kepada anak. 15 prinsip tersebut diantaranya:


  1. Berkaitan dengan ayat Qauliyah dan kauniyah
  2. Berkaitan dengan tauhid
  3. Berkaitan dengan kebenaran, kebaikan dan keindahan.
  4. Mensinergikan antara akidah, ibadah dan mu'amalah.
  5. Sesuai dengan norma, falsafah, sosial dan psikologi.
  6. Menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.
  7. Aspek akidah, ibadah dan muamalah, iman, ilmu dan amal, fisik, jiwa, rumah tangga, sekolah dan masyarakat saling menunjang.
  8. Adil
  9. Mendidik dari sejak dini, yaitu sejak anak berumur 4 bulan (120 hari) di dalam kandungan.
  10. Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan.
  11. Berwawasan nasional dan internasional atau dunia.
  12. Menerima perubahan, kemajuan, kemoderenan, dan pembaharuan pemikiran yang positif.
  13. Memiliki tujuan yang baik, cara yang baik, menyediakan sarana dan prasarana serta mencetak pendidik dan anak didik yang Islami.
  14. Mengawali pendidikan dari rumah, sekolah/madrasah, masyarakat.
  15. Pemerataan pendidikan yang menembus segala lapisan masyarakat.


Prinsip Mengajar Agama Islam dalam Konteks Metode


Beberapa prinsip mengajar agama Islam yang harus diperhatikan dalam konteks metode mengajar untuk anak dan diterapkan juga untuk orang dewasa serta sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis akan saya jabarkan di bawah ini.


  1. Terbuka. Prinsip mengajar agama harus terbuka dan tidak boleh kitman atau menyembunyikan ilmu, karena Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wa salam bersifat tabligh, sedangkan kitman lawan dari tabligh. Sesuai dengan pelajaran yang telah tersurat dalam Al-Quran surat al-Maidah (5) ayat 67.
  2. Menyebar Kebaikan
  3. Gembira dan mudah


4 langkah metode mengajar

4. Santun dan lembut

5. Kebermaknaan


cara mengajar anak play group

6. Komunikatif dan menerima pendapatan serta masukan dari murid

7. Menciptakan dan selalu menambah pengetahuan yang baru untuk murid

8. Memberikan keteladanan


metode yang digunakan orangtua untuk mendidik anak

Prinsip Mengajar Agama Islam  Bagi Anak Usia Dini


Adapun prinsip menagajar bagi anak usia dini adalah menggunakan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan di atas, namun diwarnai dengan prinsip-prinsip nilai Islam yang mencakup tarbiyah jismiyah, tarbiyah aqliyah, tarbiyah rohaniah atau disebut juga sebagai tarbiyah adabiyah yang secara keseluruhannya termaktub dalam pendidikan aqidah, ibadah, akhlaq serta sirah.


Adapun cara mengaplikasinnya melalui 3 hal, yaitu:


1. Keimanan

Kegiatan keimanan merupakan pengamalan dari rukun iman yaitu mengenal Allah ta'ala, mengenal malaikat. mengenal Rasulullahu, mengenal kitab Allah, mengenal qadha dan qadar, dan mengenal hal ghaib.


2. Keislaman

Kegiatan ini merupakan pengamalan rukun Islam, yang meliputi pengenalan pada kalimat tauhid dan kalimat thoyyibah, mengenalkan aneka ibadah seperti shalat, sedekah seperti zakat dan infaq, berdo'a, thaharah, serta naik haji, dengan cara yang mudah dan disesuaikan dengan kemampuan anak.


3. Akhlaq dan Adab

Hal ini bisa diperkenalkan kepada anak dengan cara yang mudah misalnya dengan metode dongeng dan bercerita tentang keagungan Rasul dan para sahabatnya, dan juga sejarah tentang kejayaan Islam.


Demikian metode mengajar anak dalam mengenal Islam beserta prinsip-prinsip yang harus diterapkan. Semoga sebagai orangtua dan juga guru bisa menerapkan kaidah ini dalam memberikan pengajaran agama Islam pada anak.





prinsip mengajar

















































Prinsip Mengajar yang Asyik, Bangkitkan Mood Belajar Anak

Kamis, 13 Oktober 2022

Mengajar bagi sebagaian orang ada yang merasa menjadi suatu momen yang menjenuhkan, atau bahkan mengerikan dan menakutkan, tapi banyak juga menjadikan mengajar sebagai sarana refreshing atau malah sebagai pemuasan batin.


prinsip mengajar


Dikatakan pemuasan batin, karena mengajar bisa dikatakan sebagai sarana untuk meningkatkan kapasitas ilmu di dalam diri. Bahkan bagi sebagian orang mengajar juga dijadikan sarana healing. eits bener, nggak, nih?


Namun jika seseorang sudah memilih profesi sebagai seorang guru yang memiliki tugas sebagai pengajar, sudah semestinya mengetahui prinsip dalam mengajar. Ada beberapa prinsip mengajar anak yang harus diperhatikan. Kita bersama-sama berdiskusi dalam artikel ini. Keep reading, Sains!


Hakikat Mengajar


Menurut Arifin mengajar adalah kegiatan menyampaikan bahan ajar kepada para peserta didik atau pelajar, agar dapat menerima, menguasai, menanggapi dan mengembangkan, melalui metode tertentu dan memiliki tujuan untuk mengarahkan pada perubahan positif.


Menurut Bigs seorang pakar psikologi mengartikan mengajar dari 3 aspek, yaitu aspek kuantitatif, aspek institusional dan aspek kualitatif. Bagai mana penjabaran tentang 3 aspek tersebut? Yuk lanjut baca!


1. Aspek kuantitatif 


Aspek ini memandang bahwa mengajar merupakan "the transmission of knowledege" maksudnya yaitu penularan ilmu pengetahuan.


2. Aspek institusional 


Aspek ini memandang bahwa mengajar merupakan "the efficient the orchestration of teaching skills", yakni maksudnya penataan semua kemampuan mengajar secara efisien.


3. Aspek kualitatif


Aspek kualitatif atau istilah dalam bahasa inggrisnya "the facilitation of learning" yaitu upaya guru dalam membantu memudahkan kegiatan belajar, untuk kemudian siswa  mengembangkan pengetahuannya dengan meluaskan pemahaman sendiri.


Belajar sambil bermain juga dapat membangkitkan semangat dan motivasi bagi anak untuk mau belajar, caranya bagaimana? Bisa teman-teman baca di artikel mengenalkan hal baru kepada anak sambil bermain.


Mengajar dalam Islam


Makna mengajar sebenarnya sudah familiar sejak awal manusia diciptakan. Mengajar merupakan proses kegiatan belajar yang dilakukan oleh manusia ataupun juga makhluk hidup lainnya demi menjaga keberlangsungan dirinya.


Al-Quran memberikan ketegasan dan penerangan dalam masalah mengajar melalui Firman Allah yang diabadikan dalam surat al-Baqarah ayat 31 dan 32. Ayat ini menjelaskan bahwa proses belajar telah dimulai sejak masa Nabi Adam alaihi salam. Beliau merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah ta'ala. Allah berfirman dalam Quran surat al-Baqarah ayat 31 dan 32:


prinsip mengajar


Ayat di atas menggambarkan bahwasannya dari sejak zaman nabi Adam Allah telah memerintahkan manusia untuk belajar segala hal tentang dirinya dan lingkungan sekitarnya, seperti halnya dengan Nabi Adam 'alaihi salam yang telah mendapatkan pengajaran langsung dari Allah yang maha aziz.

Untuk itu kita harus mengoptimalkan aspek perkembangan yang dapat membantu manusia bermetamorfosis ke arah yang lebih baik lagi. Ada 3 aspek yang dapt mempengaruhi pembentukan manusia berkarakter,  untuk info lebih jelasnya saya telah menuliskannya dalam artikel "Aspek yang Mempengaruhi Nilai Perkembangan Anak".

Prinsip Mengajar


Setelah kita mengetahui makna dari mengajar itu apa, mari kita beranjak pada permasalahan yang prinsip dalam mengajar. Mengajar merupakan proses yang sistemik dan sistematik, dan terdiri dari banyak komponen.


Prinsip mengajar menurut gestalt adalah proses yang dilakukan secara terus menerus oleh pendidik,  ( bisa disebut guru dan orangtua) kepada peserta didik atau anak sehingga akan memberikan dampak perkembangan bagi anak. Anak kelak diharapkan akan mampu  mengatasi permasalahan melalui bekal dan pengalaman yang diperolehnya. 


Masing-masing komponen dalam mengajar saling berkaitan, saling tergantung, saling komplementer atau melengkapi dan saling berkelanjutan. Untuk itu alangkah baiknya dan perlunya jika para pendidik mengetahui tentang prinsip-prinsip mengajar agar dapat menyuguhkan pembelajaran dengan baik.


Ada 8 prinsip mengajar yang dirumuskan oleh pakar psikologi untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Yuk, kita  kita pelajari bersama. 


Namun sebelumnya saya ingin menyampaikan terlebih dahulu kutipan tentang prinsip pembelajaran dalam undang-undang sistem pendidikan nasional, agar lebih bisa memaknai dan memahami. Berikut kutipannya:


prinsip mengajar anak

8 Prinsip Mengajar


Lanjut kita kupas bersama tentang 8 prinsip mengajar yang telah dirumuskan para pakar psikologi yang diterapkan dalam pembelajaran. 8 prinsip mengajar tersebut  diantaranya adalah:


1. Prinsip Aktivitas


Prinsip aktivitas ini berdasar pada teori Jean Piaget yang menyatakan bahwa pemikiran seorang anak lebih berkembang jika melakukan aktivitas sendiri secara langsung atau diistilahkan dengan "learning by doing, learning by doing experience".


2. Prinsip Motivasi


Prinsip motivasi merupakan prinsip dasar mengajar yang efektif untuk meningkatkan kemauan anak belajar. Motivasi harus sering diberikan oleh para guru sebagai booster semangat untuk anak. 


Untuk itu  membutuhkan peranan seorang guru secara maksimal dalam memotivasi anak. Menurut Nasution seorang pakar pendidikan, guru harus memberikan motivasi yang maksimal kepada murid agar meningkatkan gairanh belajar anak.


3. Prinsip Individualitas


Maksud dari prinsip individualitas ini adalah setiap anak atau individu membawa keunikan masing-masing, untuk itu harus ada perlakukan yang berbeda dari anak yang satu dengan yang lainnya dalam artian dalam memberikan pengajaran harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak.


4. Prinsip Keperagaan


Prinsip keperagaan ini maksudnya adalah berdasarkan prinsip dasar mengajar sebaiknya menggunakan bahan peraga agar mudah dipahami oleh anak-anak. Dengan menyedikakan alat peraga artinya memaksimalkan panca indra anak. 


Jika kita mencontoh pola tarbiyah Raulullah sallallahu 'alaihi wa salam, beliau dalam memberikan pengajaran kepada para sahabat dengan cara memperagakannya di hadapan para sahabat.


Misalnya mengajarkan tentang salat. Rasulullah SAW, mencontohkan gerakan salat secara langsung dihadapan para sahabat. Begitu pula dengan pengajaran ibadah lainnya.


5. Prinsip Keteladanan


Keteladanan merupakan metode influintif yang terbukti banyak memperoleh keberhasilan dalam menanamkan sebuah nilai dalam mempersiapkan moral dan spiritual anak. 


Prinsip mengajar anak mengutamakan ketauladanan dari gurunya, sebagaimana Rasulullah Muhammad Sallallahu 'alaihi wa salam memberikan uswah atau ketauladanan bagi kita ummatnya, melalui keagungan budi pekerti dan ketinggian akhlaknya.


6. Prinsip Korelasi


Maksud menganut prinsip mengajar yang menekankan korelasi di sini adalah, antara pelajaran yang satu dengan yang lain mengandung keterkaitan. Menurut Gestal seorang pakar pendidikan barat bahwa pembelajaran yang terintegrasi atau terkait akan lebih memberi banyak pengaruh baik dan bermakna dari pada pendidikan yang parsial.


7. Prinsip Minat


Apa itu minat? Minat adalah keingin tahuan dalam jiwa seseorang untuk mengetahui, mempelajari dan membuktikan sesuatu. Nah, prinsip mengajar ke tuju ini kaitannya dengan kesenangan anak. Jika sudah ada minat di dalam jiwa anak, maka penerimaan pembelajaran akan mudah diterima, karena ada unsur kuat yang mendasari anak yaitu ingin mengetahui, mempelajari dan membuktikan hal yang dipelajarinya.


Untuk itu jika sebuah proses pembelajaran mengutamakan dan memperhatikan minat anak diharapkan anak akan menyenangi pelajaran dan mudah memahaminya. Terutama sangat dianjurkan untuk diterapkan pada anak usia dini.


 Jika ada minat terhadap sesuatu biasanya dia akan fokus dengan apa yang diminatinya. Jika bisa fokus terhadap suatu hal diharapkan dia bisa mudah memaknai dan memahami.


Seperti halnya petunjuk yang diisyaratkan oleh Allah azza wa jalla dalam Al-quran surat al-A'raf (7) ayat 204, bahwasannya Allah berfirman "Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikan dengan tenang, maka kalian akan mendapatkan petunjuk"


8. Prinsip Pembiasaan


Prinsip Pembiasaan merupakan prinsip belajar dan mengajar yang mengupayakan pembinaan anak agar terbiasa melakukan sesuatu sehingga anak akan merasa senang dan ringan dalam melakukannya karena sudah terbiasa.


Pembiasaan perlu sekali dilakukan dari anak berusia dini, karena usaha yang dilakukan sejak masa kanak-kanak awal akan mudah prosesnya.


Hal ini telah dicontohkan cara penerapannya oleh Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya "Perintahlah anakmu salat ketika mereka sudah berusia 7 tahun dan pukullah mereka jika enggan mengerjakan ketika usia 10 tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka".


 Nah, Sains, bisa kita sama-sama terapkan, nih, prinsip di atas ketika mengajarkan hal-hal baru pada anak kita atau peserta didik, jika kita berprofesi sebagai seorang guru. 


Buat para orangtua yang memiliki buah hati lebih dari satu, prinsip individualitas sepertinya perlu jadi perhatian, nih, untuk diterapkan pada masing-masing anak, karena setiap anak itu unik, jadi perlakuan yang diberikan juga harus beda caranya dan bentuknya. 


Yuk, mari kita belajar menjadi seorang pendidik yang mengerti kebutuhan setiap anak, mencoba mengajak anak untuk menjadi partner belajar yang menyenangkan dan enjoy dalam menjalani proses pembelajaran. Salam pengasuhan.


Summary


Belajar sebenarnya merupakan perkara yang menyenangkan buat anak, asal tidak ada paksaan di dalamnya. Untuk itu para pendidik bisa yang berstatus guru atau orangtua, mengerti tentang prinsip mengajar pada anak agar anak tidak takut dengan belajar.


Kenapa prinsip pembejajaran penting untuk diketahui? Karena seorang pendidik perlu bekalilmu tentang pendidikan, agar bisa memberikan kenyamanan pada proses belajar. Sehingga proses pembelajaran dapat meraih keberhasilan.


8 prinsip mengajar yang sudah dijabarkan di atas merupakan prinsip mengajar efektif dan semoga bisa menjadi pegangan, karena 8 prinsi mengajar tersebut bisa kita jadikan sebagai pijakan untuk guru atau para orangtua. Penerapan yang terbaik tentunya dengan memilih metode yang tepat dan disesuaikan untuk anak.


Selamat mempraktikan 8 prinsip mengajar, di atas. Happy educating dan salam pengasuhan.









 



Perencanaan Pembelajaran Anak USia Dini

Senin, 10 Oktober 2022

Perencanaan dalam sebuah pembelajaran sangat diperlukan demi mencapai keberhasilan program belajar. Perencanaan sebuah pembelajaran, sama seperti  pendekatan pembelajaran, perencanaan pembelajaran bagi anak usia dini juga harus mengacu pada kesesuaian kebutuhan anak.


perencanaan pembelajaran anak usia dini

Perencanaan disiapkan sebelum pembelajaran dimulai untuk menyiapkan suasana belajar yang menyenangkan dan mudah diterima serta dicerna oleh anak.


Pengertian Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini


Pengertian Pembelajaran


Perencanaan menurut The Liang Gee adalah penggambaran aktivitas yang dirancang dimuka untuk mencapai tujuan tertentu.


Perencanaan menurut Murdick dan Ross adalah pemikiran yang mendahului aktivitas disusun untuk mencapai tujuan tertentu, mencakup pengembangan dan alternatif.


Pengertian Pembelajaran


Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan murid untuk memaksimalkan dan menggali segala potensi yang dimiliki baik dari dalam maupun luar, sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.


Pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan guru yang di dalamnya meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan perencanaan pembelajaran, dan mengevluasi hasil proses belajar.


Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran adalah hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu dengan mengupayakan segala potensi dan sumber daya yang ada


perencanaan pembelajaran anak usia dini

7 Prinsip Perencanaan Pembelajaran 


Perencanaan pembelajaran disusun untuk memudahkan kegiatan pembelajaran yang akan dijalankan. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyusun sebuah perencanaan pembelajaran. 


Dibawah ini saya sertakan prinsip pembelajaran secara umum yang bisa disesuaikan dengan prinsip perencanaan pembelajaran untuk PAUD, dengan mengutip pendapat seorang ahli yaitu  Trianto yang menerangkan bahwa ada 7 prinsip dalam menyusun perencanaan. 


Prinsip-prinsip tersebut harus disesuaikan dengan perkembangan anak usia dini. Apa pengertian anak usia dini? Silahkan kunjungi artikel tentang Pengertian Anak USia Dini dan Karakteristiknya. 7 prinsip perencanaan pembelajaran PAUD diantaranya adalah:


1. Relevansi

Relevan atau selaras dan berhubungan dengan kebutuhan anak.


2. Adaptasi

Memperhatikan dan mengadaptasi perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), seni dan psikologi.


3.Kontinuitas

Disusun berkelanjutan antara satu perkembangan dengan perkembangan selanjutnya.


4. Fleksibelitas

Disusun dan dikembangkan secara fleksibel (luwes dan mudah) disesuaikan dengan keunikan dan kebutuhan anak serta keadaan kemampuan lembaga.


5. kepraktisan dan akseptabilitas

Kepraktisan dan akseptabilitas memiliki artian dalam menyusun perencanaan harus memudahkan bukan malah menyulitkan bagi para pendidik dan peserta didik juga masyarakat dalam melaksanakan pembelajaran di lembaga pendidikan anak usia dini.


6. Feasibility

Feasibility ini mengandung arti harus layak diterapkan bagi anak dan juga berpihak pada anak dengan memperhatikan kebutuhan anak. 


7. Akuntabilitas

Perencanaan pembelajaran yang disusun dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat dan sejumlah elemen yang terkait.


Dasar Acuan Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini


Ada 4 dasar acuan perencanaan pembelajaran paud yang harus diperhatikan. 4 dasar acuan tersebut diantaranya Prota, Prosem, RKM dan RKH. Apa maksud dari dasar acuan tersebut? Yuk, perhatikan penjabaran di bawah ini:


Prota (Program Tahunan)


Program tahunan merupakan rancangan pembelajaran yang dibuat untuk satu tahun pelajaran, terdiri dari program pembelajaran pada semester satu dan semester dua. Dalam perencanaan tahunan menyertakan beberapa indikator perkembangan anak untuk satu tahun meliputi beberapa tema ajaran yang akan disampaikan dalam satu tahun.


Prosem (Program Semester)


Program semester merupakan rancangan pembelajaran yang disusun untuk satu semester kurang lebih 5 bulan per satu semester. Menyertakan tema terkait yang sudah ditentukan untuk pembelajaran selama satu semester.


RKM (Rencana Kegiatan Mingguan)


Rencana kegiatan mingguan merupakan penjabaran untuk kegiatan setiap minggunya. Kegiatan pembelajaran diambil dari program semester dengan menyesuaikan tema dan sub tema untuk mencapai indikator yang telah direncanakan.


RKH (Rencana Kegiatan Harian)


Penyusunan Rencana Kegiatan Harian lebih detail dibandingkan penyusun rencana prota, prosem atau pun RKM. RKH lebih merinci lagi kegiatan yang sudah disusun dalam RKM. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran diterangkan secara lebih spesifik.


Adapun komponen perencanaan pembelajaran PAUD pada RKH adalah:


1. Komponen Identitas, terdiri dari: Nama pengajar, Nama satuan PAUD, Tema, Sub tema, Semester genap/ganjil, kelompok, Hari/tanggal, alokasi waktu,

2. Komponen Pelaksanaan Pembelajaran: Pembukaan, Penyajian/ Pelaksanaan pembelajaran, Penutup.

3. Komponen Penilaian, terdiri dari penilaian afektif, kognitif, psikomotor.

4. Komponen Akhir, terdiri dari: Tanda tangan guru dan kepala satuan PAUD (RA, Tk, TPQ, KB)


Tema yang dipelajari disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak.


Pengembangan tema dilakukan secara fleksibel. Pengembangan tema juga harus disesuaikan dengan kemampuan dasar yang dimiliki anak. Selain fleksibel pengembangan tema dilandasi dengan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Tema yang dikaitkan dengan peristiwa, seperti kejadian gempa, gunung meletus, banjir dan lain sebagainya.
  2. Tema yang dihubungkan dengan minat anak, seperti membahas binatang, tumbuhan, tata surya, alat transportasi, dan lain sebagainya.
  3. Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau spesial seperti Maulid nabi, hari kemerdekaan, tahun baru islam, atau tahun baru masehi dan lain sebagainya.
  4. Tema yang dihubungkan dengan aneka konsep diantaranya: 

  • Konsep sains,  seperti mengenal tumbuhan, mengenal binatang, mengenal tata surya
  • Konsep pengetahuan sosial, seperti mengenal diri, mengenal lingkungan, mengenal keluarga, teman, rumah, pasar, terminal, desa, kota dan lainnya.
  • Konsep matematika, seperti menghitung dan mengenal angka.
  • Konsep bahasa dan seni, dikembangkan melalui konsep berkomunikasi menyampaikan cerita, belajar menulis dan bermain musik, menari, menggambar, meronce, melukis dan lainnya.


4 Prinsip dalam Menyusun Tema


Setelah menyusun tema dan sub tema selanjutnya menetapkan durasi waktu yang akan digunakan ersama anak. Jangan lupa untuk memperhatikan minggu efektif dalam satu tahun. Agar tema yang disusun bisa dijalankan secara efektif, maka harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:


Kedekatan

Kedekatan yan dimaksud di sini adalah pemilihan tema yang ada disekeliling anak dan dekat dengan anak. Jika mengangkat tema lingkungan pilih yang dekat dengan anak terjangkau oleh pandangannya.


Kesederhanaan

Kesederhanaan di sini maksudnya tema yang mudah dimengerti oleh anak, sederhana dan mudah dipahami.


Kemenarikan

Pilih tema yang menarik buat anak, yang membuat hati anak senang dan semangat untuk belajar. misalnya mengambil tema kekinian yang sedang viral namun sesuai dengan jiwa anak.


Insidentil

kejadian yang secara spontan terjadi di hari itu bisa diangkat dan dijadikan pembahasan dengan membuat forum tanya jawab dan meminta pendapat anak. Peristiwa insidentil atau spontan terjadi ini bisa diangkat meski tidak sesuai dengan tema.

 

perencanaan pembelajaran anak usia dini

Contoh Perencanaan Pembelajaran Prota dan Prosem


Berikut ini untuk mempermudah pemahaman teman-teman saya sertakan contoh perencanaan pembelajaran bagi anak usia dini.


contoh perencanaan pembelajaran paud


Contoh Tabel Perencanaan Pembelajaran

 Program Semester

contoh perencanaan pembelajaran anak usia dini

perencanaan pembelajaran paud









Pendekatan Keterampilan Proses Sains

Sabtu, 08 Oktober 2022

Masih dalam rangkaian pembahasan sains untuk anak usia dini. Kali ini saya mengangkat tema tentang pendekatan keterampilan proses sains. 


pendekatan keterampilan proses sains


Bicara tentang pendekatan alias PDKT kalau kata kaum milenial mangsa ayeuna, jadi mengingatkan saya pada sebuah kisah asmara sepasang muda-mudi yang sedang mabuk cinta, dan berhasrat ingin menyatukan rasa cinta mereka ke arah yang lebih dekat, bahkan kalau bisa sampai ke jenjang saling menghalalkan. Eaa.


Eitts, kok jauh amat yaa perumpamaannya! Biar makin melekat dalam ingatan! Lanjut, ya? Dua sejoli yan saling jatuh cinta ini tentunya akan melakukan pendekatan jika ingin keduanya saling kenal. Banyak ragam teknik dan cara yang digunakan untuk mendekati sang pujaan hati, agar sampai akhirnya bisa saling memiliki dan menghalalkan.


Nah, begitu pula dalam pembelajaran Sains, apalagi peruntukkannya ditujukan bagi anak usia dini. Perlu pendekatan khusus agar anak-anak ingin mengenal dan mau belajar sains dengan rasa suka dan penuh cinta.


Sains dan Pemahaman Agama


Sebelum kita lanjut ke pembahasan inti, saya ingin menceritakan terlebih dahulu rasa kagum saya ketika saya mencoba merenungi dan mengambil ibrah keterkaitan Sains dengan Islam.


Yuk coba  kita telaah lagi materi sebelumnya tentang "Perolehan Sains Anak Usia Dini" dan juga materi tentang "Pengetahuan Awal Sains dan Manfaatnya". di situ dijelaskan bahwa mengembangkan keterampilan proses sains dasar pada anak adalah dengan cara Mengobservasi (mengamati), Mengklasifikasikan (mengelompokkan), Mengukur atau menghitung, Memprediksi, dan mengkomunikasikan.


Jika menelaah materi yang dijabarkan dalam Al-Quran. Sebagian besar merupakan kisah yang disampaikan tentang pelajaran yang diambil dari  para nabi dan rasul. Seperti halnya kisah Nabi Ibrahim 'alaihi salam tentang pencariannya terhadap hakikat Tuhan.


Diceritakan dalam Al-Quran melalui firman Allah surat al-An'am ayat 75 sampai 78 bahwa Nabi ibrahim melakukan observasi ketika ingin mengetahui keberadaan Rabb yang maha agung, pencipta alam ini. Silahkan teman-teman renungkan dan analisis ayat berikut:


keterampilan proses sains

keterampilan proses sains


Dalam ayat di atas, Nabi Ibrahim melakukan observasi dan berusaha memberikan prediksi kepada bulan lantas matahari, bahwa kemungkinan mereka adalah Tuhan. Namun hasil observasinya terhadap kelompok benda-benda langit ini tak memuaskan, dan akhirnya Nabi Ibrahim berlepas dari hasil prediksi awalnya.

 Nabi Ibrahim pun mengkomunikasikan kepada orantuanya tentang hakikat keberadaan Rabb sang pencipta.


Begitulah keterampilan proses sains telah dikenalkan langsung dan akhirnya diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Pelajaran di atas disampaikan agar kita lebih menjiwai materi tentang sains dan segala yang berkaitan di dalamnya. 


Sains diharapkan dapat menumbuhkan rasa kecintaan kita semakin dalam kepada Agama kita dan juga kepada sang khalik azza wa jalla.


Hakikat Pendekatan Pembelajaran


Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Lanjut pada materi inti. Sebelum melangkah pada pembahasan pendekatan keterampilan proses sains, kita kupas dulu pengertian tentang pendekatan agar lebih mudah memahami dalam pengaplikasiannya.


Pendekatan pembelajaran bisa diartikan sebagai titik awal atau sudut pandang pada proses pembelajaran dalam menentukan sebuah ide objek kajian. Pendekatan merupakan proses  menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teori tertentu.


Jenis Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Subjek


Ada dua macam pendekatan pembelajaran yang biasa diterapkan, yaitu;


1. Pendekatan SCA atau student centered approach


Pada pendekatan SCA  atau pendekatan yang berpusat pada murid ini titik beratnya adalah siswa lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran. Guru bertindak sebagai pembimbing dan tutor saja. Siswa diarahkan untuk aktif mencari banyak informasi dan ikut terlibat dalam proses pembelajaran.


2. Pendekatan TCA atau Teacher Centered Approach


Pada pendekatan TCA atau pendekatan berpusat pada Guru ini menitik beratkan guru lebih aktif dan siswa lebih banyak menjadi pendengar, namun bukan berarti tidak terlibat sama sekali. Prosentase keterlibatan siswa lebih sedikit dibanding dengan pendekatan student centered learning.



pendekatan keterampilan proses sains

Jenis Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Sifatnya



Ada 3 jenis pendekatan berdasarkan penggolongan sifatnya, yaitu pendekatan yang bersifat situasional, pendekatan yang bersifat terpisah atau tersendiri dan pendekatan yang bersifat merger atau digabungkan atau terintegrasi.


Untuk penjelasannya bisa teman-teman telaah dalam skema di bawah ini:


lembar observasi keterampilan proses sains


Pendekatan Berdasarkan Ruang Lingkup


Berdasarkan ruang lingkup pendekatan dalam pembelajaran dibagi menjadi lima, diantaranya yaitu:

1. Pendekatan Tujuan


Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir sebuah pembelajaran. Melalui pendekatan ini semua komponen pembelajaran ditata dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 

Manfaat dari pendekatan ini guru dituntut untuk mengetahui tujuan akhir yang akan dicapai bagi para siswanya.

2. Pendekatan konsep


Pendekatan ini mengajak siswa untuk secara langsung memahami konsep, tanpa memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami sebuah konsep. Konsep yang diterima oleh siswa merupakan hasil perolehan dari bukti atau fakta, pengalaman, kejadian yang diperoleh dari keumuman serta berpikir abstrak.

3. Pendekatan Inkuiri


Mengutip pernyataan Piaget bahwa Inquiri adalah pembelajaran yang disiapkan untuk anak agar melakukan eksperimen sendiri. Terbiasa melakukan instruksi dalam pembelajaran sendiri. Menggunakan simbol dan mencari jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan sendiri.

Membandingkan penemuan sesuatu dengan penemuan yang lain. Membandingkan penemuan dirinya dan temannya.

Adapun urutan dalam pendekatan inkuiri adalah:
  • Menemukan masalah
  • Menyusun hipotesis
  • merencanakan eksperimen
  • menjalankan eksperimen
  • mengeuji hipotesis 
  • mensistesis pengetahuan
  • mengembangkan aneka sikap diantaranya sikap objektif, rasa keingin tahuan, jujur serta bertanggung jawab.

4. Pendekatan Proses


Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa untuk ikut terlibat pada proses pembelajaran, menemukan dan menyusun suatu konsep sebagai sebuah keterampilan proses.

Pendekatan ini dilatar belakangi oleh aliran naturalis romantis dan kognitif gestalt. Naturalis romantis menuntut pada aktifitas siswa. Teori kognitif gestalt menekankan pemahaman dan kesatu paduan yang menyeluruh.

5. Pendekatan SETS 


Pendekatan sets merupakan singkatan dari Science, environment, technology, and society.  Dibahasa Indonesiakan dan populer dengan istilah saling temas yaitu singkatan dari sains lingkungan teknologi serta masyarakat.

Pendekatan SETs membantu peserta didik mengenal sains melalui cara sederhana dengan langsung mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari melalui objek yang ditemukan dari kejadian sehari-hari pula.

Pendekatan ini membahs dan mengkaji hal-hal yang terjadi secara nyata dari kehidupan disekeliling, mudah dipahami, mudah dibahas serta dapat dijangkau oleh penglihatan.


pengertian keterampilan proses sains menurut para ahli

Pendekatan Apa yang Terbaik?


Setelah kita mengetahui berbagai macam pendekatan pembelajaran yang bisa kita terapkan kepada peserta didik sebagaiana yang telah dipaparkan di atas, lantas pendekatan seperti apakah yang terbaik yang diterapkan kepada anak?

Manakah program pendekatan yang dianggap terbaik untuk diterpkan pada proses pengembangan pembelajaran sains untuk anak usia dini?

Jawaban pertanyaan di atas adalah tentu saja yang sesuai dengan keadaan anak serta lingkungan tempat proses pembelajaran serta tujuan yang hendak dicapai, ketersediaan sumber dan bahan yang akan digunakan, serta kemampuan guru. Intinya adalah fleksibel dilihat dari situasi dan kondisi.

Untuk itu pendekatan yang terbaik bisa dikatakan jika berpatokan pada kesesuaian standar, dilakukan secara maksimal dan optimal, jelas ukurannya, tergambar targetnya dan memenuhi kualifikasi yang diharapkan, sudah bisa dikategorikan sebagai pendekatan yang baik.

Pendekatan Terintegrasi diharapkan yang paling Tepat 


Namun agar memudahkan guru untuk mengambil keputsan dan memilkiki patokan serta gambaran yang tepat, maka pendekatan yang layak serta simpel dan sampai sekarang dipertahankan untuk digunakan pada pembelajaran anak usia dini adalah pendekatan keterampilan proses sains yang terintegrasi.

Pendekatan spontanitas yang terpisah tidak dianjurkan untuk diterapkan kepada anak usia dini, karena biasanya terdapat kelemahan yang paling mendasar, yaitu kemunculan fenomena sains bagi anak akan sulit diprediksi, apakah muncul atau tidak sama sekali.

Pendekatan terpisah juga memiliki kelemahan lain, yaitu ditakutkan anak akan menjadi bosan, karena lebih mengarak pada kegiatan yang bersifat akademis dan prestatif. Hal ini ditakutkan akan membuat anak mogok belajar.

Walau meski biasanya melalui pendekatan ini, anak akan banyak memperoleh pengetahuan sains yang lebih banyak dari pendekatan yang lainnya. Namun perlu diingat bahwa kita mengenalkan Sains kepada anak usia dini yang kemampuan kognitifnya belum matang secara sempurna.

Nah, untuk itu tugas kita lah para praktisi pendidikan, mengupayakan aspek kognitif dan aspek pertumbuhan dan perkembangan lainnya diupayakan secara optimal. Apa saja aspekpertumbuhan dan perkembangan anak? Silahkan dibaca artikel tentang Deteksi Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia dini.

Jadi, pendekatan pembelajaran sains untuk anak usia dini yang paling tepat diterapkan adalah pendekatan keterampilan proses sains yang disesuaikan dengan karakteristik anak terutama golongan usia.


pendekatan keterampilan proses sains


Pendekatan Keterampilan Proses Sains


Keterampilan proses sains bisa dikatakan sebagai seseorangg terampil di dalam kegiatan sains. Keterampilan proses sains diperoleh karena banyak melakukan aktivitas langsung dengan kegiatan sains.

Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan, mengembangkan, mempraktikan konsep, prinsip, hukum dan teori sains, baik berupa keterampilan mental, fisik maupun sosial.

Diharapkan melalui keterampilan proses sains semua individu dapat berkembang secara optimal dengan memaksimalkan segala aspek kemampuan diri.

Pendekatan kterampilan proses sains adalah pendekatan atau cara mengajarkan menggunakan pendekatan dengan cara  melakukan aktivitas secara langsung. Peserta didik ikut mengobservasi atau mengamati, mengukur, mengkomunikasikan, dan mengelompokkan, memprediksi.


contoh pendekatan keterampilan proses sains

Dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses sains pada anak-anak hendaklah para guru melakukan langkah berikut:

Proses Pemanasan


Proses pemanasan yang dilakukan pada anak-anak, untuk menyiapkan perhatian anak agar bisa fokus pada pembelajaran, baik secara mental, fisik maupun emosional.Para guru bisa melakukan hal-hal di bawah ini:

1. Menceritakan pengalaman berkesan pada pelajaran sebelumnya yang telah dipraktikan temannya atau gurunya sendiri.

2. Menceritakan pelajaran sebelumnya.

3. Menarik perhatian anak dengan bertanya hal-hal menarik yang ingin dilakukan melalui pendapat dari anak. Bisa juga dengan menunjukkan gambar, film dan video, slide menarik atau yang lainnya.

Proses Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran, hendaknya selalu libatkan anak aktif dan ikut serta, agar kemampuan anak untuk mengamati, mengelompokkan, mengukur, memprediksi atau meramal serta mengkomunikasikan hasil kerjanya bisa berkembang. 


Tahapan Perkembangan Keterampilan Proses Sain



Ada 3 tahapan yang dilalui dalam menerapkan keterampilan proses sains pada anak. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya, yaitu:

1. Tahapan Dasar


Tahapan ini diperuntukkan bagi anak umur 5 tahun ke atas. Penerapan keterampilan proses sains dilakukan melalui 5 proses, yaitu  mengamati, membandingkan, mengklasifikasikan (mengelompokkan), mengkomunikasikan, mengukur/menghitung.


2. Tahapan Intermediate


Tahapan ini diperuntukkan bagi anak pada rentang usia 9 sampai dengan 11 tahun. Penerapan keterampilan proses sains dilakukan melalui proses memprediksikan, dan menarik kesimpulan.

3. Tahapan Advanced


Tahapan ini diperuntukkan bagi anak uisa 12 tahun ke atas. Penerapan keterampilan proses sainsdilakukan melaui proses merumuskan hipotesis dan ketermpilan menggunakan serta mengontrol variabel.

Alasan Perlunya Keterampilan Proses Sains


Mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan pada anak? Kenapa Pendekatan keterampilan proses sains dipilih sebagai pendekatan yang paling tepat untuk mengenalkan sains pada anak? Berikut ini alasan-alasannya:

pengertian pendekatan keterampilan proses sains

Hal yang perlu Diperhatikan oleh Guru dalam Pengembangan Program Sains Secara Umum


Jika para praktisi pendidikan dalam hal ini para guru telah menemukan program serta pendekatan yang tepat yang akan diterapkan pada anak, maka langkah selanjutnya adalah menentukan teknis atau cara kerja yang akan diterapkan dalam pengembangan program pembelajaran sains.

contoh pendekatan keterampilan proses sains

Langkah-langkah yang diambil dalam penerapan proses sains, bisa dilihat dalam skema di bawah ini. Bisa dilihat di sini bahwa guru PAUD merupakan titik sentral bagi keberhasilan proses pembelajaran keterampilan proses sains.



contoh pendekatan keterampilan proses sains



Guru sebagai pengembang keterampilan proses sains harus mampu mengintegrasikan antara anak dan aspek sains secara harmonis.

Untuk itu setiap guru harus secara seksama dalam menyusun setiap program, karena program yang disusun oleh guru akan menentukan keberhasilan program keterampilan proses sains yang akan dia terapkan pada anak. Bahasa sakleknya berhasi atau gagalnya program pembelajaran terletak di tangan guru.

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses sains?


Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru disaat hendak melakukan proses pembelajaran adalah dengan mengutamakan penerapan beberapa komponen pembelajaran dengan mengkaji kompetensi dasar, mengidentifikasi materi pokok, mengembangkan kegiatan pembelajaran, merumuskan indikator menentukan kompetensi yang dicapai, menentukan jenis dan cara penilaian, menentukan lamanya pembelajaran, menentukan sumber bahan pembelajaran.


Summary


Pendekatan pembelajaran bisa diartikan sebagai titik awal atau sudut pandang pada proses pembelajaran dalam menentukan sebuah ide objek kajian. Pendekatan merupakan proses  menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teori tertentu.


Dalam menentukan pendekatan pembelajaran, hendaknya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi anak serta kebutuhan dan karakteristiknya. 


Pendekatan keterampilaan proses sains merupakan pendekatan yang paling tepat dalam mengenalkan sains kepada anak.  Anak diajak untuk terlibat secara langsung dalam aktivitas pembelajaran. Hal ini diharapkan akan membantu mengembangkan segala aspek yang dimiliki oleh anak.


Selamat bersenang-senang dengan pembelajaran sains. Happy parenting dan salam pengasuhan.






referensi pendekatan keterampilan proses sains


Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger