Tampilkan postingan dengan label Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tampilkan semua postingan

Perolehan Sains Anak Usia Dini (Contoh Praktik)

Senin, 03 Oktober 2022

Setelah kita mengetahui tentang konsep sains anak usia dini dan pengetahuan apa yang bisa diberikan anak pada tahapan awal tentang sains.


Kali ini kita lanjut pada pembahasan tentang perolehan sains pada anak usia dini. Pembahasan tentang perolehan sains pada anak usia dini, adalah berbicara seputar apa saja yang anak peroleh dari pembelajaran sains dan juga manfaatnya untuk anak.


kegiatan sains anak usia dini


Untuk itu makna melibatkan anak dalam pembelajaran sains adalah melatih anak untuk mengetahui langsung tentang sebuah permasalahan yang harus dihadapi, hal ini menimbulkan banyak efek positif bagi anak. 


Anak yang didekatkan dan bersahabat dengan alam memiliki makna melatih anak untuk memilki kepribadian yang telaten dan tekun, selain itu juga diharapkan akan membangun kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.


Pendapat para Ilmuan tentang Sains Anak USia Dini


Agar lebih menguatkan konsep ini, mari kita telaah bersama tentang pendapat para ahli tentang pendidikan sains anak usia dini.


Menurut Sumaji 


Sumaji memberi pandangan bahwa sains bagi anak usia dini diharapkan mampu memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak terhadap tempat berpjak dimana dia hidup. Maksudnya adalah anak mampu menghargai bumi sebagai tempat tinggalnya.


Menurut Abrucasto. 


Abrucasto berpendapat bahwa sains akan membangun dan mengembangkan semua sisi atau aspek domain yang dimiliki anak. Baik aspek kognitif, psikomotor maupun afektif anak.


Menurut Liek Wilarjo


Pendidikan sains bagi anak memiliki fokus dan tekanan yang terletakpada bagaimana kita mendekatkan dan mengenalkan anak pada alam. Hal ini agar anak dididik oleh alam dan tumbuh menjadi manusia yang lebih baik.


Manfaat dan Tujuan Pembelajaran Sains bagi Anak Usia Dini


Banyak manfaat yang akan diperoleh oleh anak jika anak diberikan pengetahuan tentang sains dari sejak dini. Hal yang harus ditekankan dalam pengenalan sains pada anak usia dini adalah agar anak mengenal siapa dirinya dan juga Tuhan penciptanya. 


Untuk mengenal Tuhannya, anak perlu diperkenalkan terhadap alam dan segala benda hasil ciptaan Tuhan yang maha kuasa yang dia temukan di alam. 


Konsep dan ruang lingkup sains bagi anak usia dini yang berkisar pada mengenalkan anak pada alam dan penciptanya agar anak lebih mengenal dirinya juga sang penciptanya, menjadikan sains bagi anak usia dini sangat penting.


Sains bukan hanya melatih anak pada domain kognitif saja, bahkan pada domain afektif dan psikomotor yang seimbang. Pembelajaran sains bagi anak usia dini juga diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir.


Hal ini kelak akan sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi peran yang lebih luas dan kompleks di kehidupannya. Praktik sains pada anak merupakan permainan yang bisa melatih kesabaran pada anak. 


Selain itu kerjasama yang baik yang dilakukan saat praktik sains juga merupakan bentuk permainan yang kooperatif bagi anak. 


Pengembangan sains bagi anak usia dini harus meliputi tujuan yang jelas, karena dengan tujuan yang jelas dapat meningkatkan standar ketercapaian dan keberhasilan.


Suatu tujuan dikatakan terstandar dan memiliki karakteristik yang ideal apabila tujuan yang dirumuskan memilki ketepatan (validity) kebermaknaan (meaningfulness), fungsional serta relevansi tinggi dengan kebutuhan dan karakteristik sasaran.


Untuk itu keterampilan proses sains dasar yang dapat dikembangkan pada anak usia dini adalah dengan cara mengobservasi, mengukur, mengkomunikasikan dan mengklasifikasikan.


materi sains untuk anak usia dini

Dari beberapa keterampilan dasar proses sains di atas maka akan diperoleh beberapa manfaat dari mengenalkan sains pada anak sejak dini, diantaranya, yaitu:


Sains Melatih Fungsi Panca Indra Secara Aktif


Sains melatih anak lima panca indra anak untuk mengenali gejala alam, benda dan peristiwa. Melalui pembelajaran sans yang melibatkan anak turun langsung akan melatih anak melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar.


Semakin banyak keterlibatan indra maka akan semakin melatih anak untuk mengaktifkan segala kelebihan yang dimilikinya. Anak akan memperoleh pengetahuan baru dan mudah memahami apa yang diperolehnya.


Melalui proses sains anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan sederhana tersebut melatih anak untuk menghubungkan sebab dan akibat. Hal ini dapat melatih anak untuk berpikir logis.


Sains Melatih anak Mengenal Konsep Pengukuran


Melalui Sains anak dilatih untuk bisa mengukur dan mengenal alat ukur. Mulai dari alat ukur yang non standar seperti mengukur dengan menggunakan jari jemari seperti 1 ruas jari, satu jengkal, satu depa, satu kaki.


Selanjutnya anak juga bisa dikenalkan dengan alat ukur standar seperti penggaris, meteran, gelas ukur dan lainnya yang berbentuk sederhana.


Efeknya diharapkan anak akan terlatih mengenal satuan dan membangun konsep berpikir logis dan rasional. Dengan demikian sains akan meningkatkan intelektual berpikir pada anak. 


Beberapa Contoh Praktik Sains


Berikut saya sertakan beberapa contoh praktik sains yang bisa dikenalkan pada anak usia dini, yang bisa dijadikan sebagai materi sains untuk anak usia dini, diantaranya yaitu:


Percobaan Mengembangkan Balon tanpa Ditiup


sains anak usia dini



Percobaan Sains Anak USia Dini Tentang Pembiasan Cahaya


sains anak usia dini



Percobaan Sains Anak Usia Dini tentang Pengaruh Berat Jenis Air


permainan sains  anak usia dini

eksperimen hujan pelangi




 Demikian beberapa perolehan dan praktik sains yang bisa diberikan pada anak usia dini. Selamat mempraktikan di rumah bersama anak-anak, bisa bersama peserta didik maupun bersama anak sendiri. 


Summary


Perolehan sains anak usia dini adalah proses mengenalkan sains pada anak dan anak mendapatkan manfaat dai kegiatan yang diberikan melalui percobaan-percobaan yang terkait sains.

Melalui sains, anak mendapatkan pengetahuan tentang zat padat, zat cair, dan makhluk hidup serta makhluk tak hidup.

Perolehan sains pada anak usia dini bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tentang hal yang berkaitan dengan sains, namun urgensi yang terpenting dari pembelajaran sains anak usia dini adalah semakin mendekatkan anak pada penciptanya.

Untuk itu ketika mengajak anak mempraktikan pelajaran sains maka giring anak untuk memiliki rasa syukur kepada Tuhan sang pencipta. Sisipkan kalimat-kalimat tauhid dan pujian ketika menyaksikan berbagai ketaajuban.

Memulai setiap kegiatan dengan membaca basmallah dan mengakhirinya dengan hamdalah. Hal ini dilakukan agar anak lebih mengenal dirinya dan penciptanya serta memupuk kecintaan anak pada agamanya.



Referensi


melatih motorik anak


Pengertian Anak Usia Dini dan Apa sih Ciri-cirinya?

Siapakah anak usia dini? Sepertinya kita perlu memahami pengertian anak usia dini dari berbagai persepsi agar kita tidak mengalami kesalahan dalam memberikan stimulaasi kepada anak dalam rentang usia ini.

pengertian anak usia dini


Anak adalah makhluk lemah yang sangat membutuhkan peran serta orangtuanya dalam membantunya agar kelak hidupnya bisa mandiri tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap terjun di dalam masyarakat luas.

Mari kita bahas satu persatu persepsi yang melandasi tentang pengertian anak usia dini, baik pengertian anak usia dini menurut para ahli, undang-undang, unesco dan juga asosiasi internasional lainnya.

Pengertian Anak


Beberapa pengertian tentang anak saya kutip dari berbagai sumber, diantaranya yaitu:

Menurut  KBBI


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anak memiliki pengertian sebagai turunan kedua

Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak


Sedangkan dalam undang-undang perlindungan anak No.23 tahun 2002 secara garis besar menjelaskan bahwasannya anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan yang maha esa, dan Allah memberikan harkat serta martabat sebagai manusia secara utuh.


Menurut Pakar Pendidikan


Beberapa pakar pendidikan diantaranya Husen menjelaskan bahwa anak merupakan amanah yang memiliki hak yang harus dipenuhi dan diperhatikan oleh orangtuanya, sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al-Hadis. Sedangkan menurut Romli Atmasasmita anak adalah seseorang yang usianya masih berkategori di bawah umur dan belum dewasa

Pengertian Anak Usia Dini


Karena pembahasan kita terfokus pada pendidikan anak usia dini, maka perlu kiranya kita juga mengetahui hakikat makna dari anak usia dini itu sendiri. Silahkan bandingkan pengertian anak usia dini yang saya kutip dari beberapa rujukan dengan pengertian anak. Adakah bedanya?

Pengertian Anak USia Dini Menurut Unesco dan NAEYC 


Anak Usia Dini menurut Unesco adalah anak yang berhak menerima pengajaran pada jenjang pendidikan pra sekolah di level 0, jenjang ini memiliki rentang usia dari usia 3 sampai 5 tahun.

NAEYC atau National Association for The Education Young Children merumuskan pengertian tentang anak usia dini adalah sosok individu yang berada pada rentang 0 sampai dengan 8 tahun. Pada masa ini seorang manusia sedang mengalami aspek pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dalam rentang masa hidupnya.

NAEYC adalah sebuah organisasi yang mengurusi permasalahan anak usia dini yang berpusat di Amerika.

Pengertian Anak USia Dini Menurut Undang-undang


Dalam undang-undang No. 20 tentang sistem pendidikan nasiaonal tahun 2003 merumuskan secara garis besar bahwasannya anak usiadini adalah seorang anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun.

Pengertian Anak Usia Dini Menurut Para Ahli


Banyak pandangan dari para ahli tentang anak usia dini, salah satu rujukan yang saya ambil adalah pendapat dari Maria Montessori seorang pakar pendidikan anak usia dini yang juga seorang dokter wanita pertama di Italia pada masanya.

Maria Montessori merumuskan bahwasannya anak usia dini adalah sesosok manusia yang sedang berada pada masa penyerapan otak di skala tertinggi, yang berada pada rentang usia 0 sampai dengan 6 tahun.

Pengertian Anak usia dini menurut Hurlock adalah anak yang berada dalam jenjang prasekolah atau prakelompok, yang berada pada rentang usia 2 sampai dengan usia 6 tahun. Pada usia ini anak mulai menyenangi interaksi sosial dan ingin mengenal lingkungan lebih jauh lagi.

Anak Usia Dini Menurut Perspektif Al-Quran


Setelah kita membahas pengertian anak usia dini dalam perspektif umum, perlu kiranya kita bahas juga pengertian anak usia dini menurut perspektif Al-Quran, agar pengetahuan dan pandangan kita tentang anak usia dini lengkap ditinjau dari berbagai sudut pandang.


pengertian anak usia dini



Anak di dalam Al-Quran memiliki beberapa sudut pandang aspek pemikiran. Ditinjau dari pembagian katanya yang memiliki makna anak adalah ath-thifl, ash-shabi, al-walad, al-ibnu, al-bin dan al-ghulam.

Dalam pandangan kata ini yang memiliki arti anak usia dini adalah ath-thifl dan ash-shabi. As-shabi adalah anak usia dini yang berada pada rentang 0 sampai dengan 2 tahun. Sedangkan ath-thifl adalah anak usia dini yang berada pada rentang 3 sampai dengan 6 tahun.

Ayat Al-Quran tentang Anak USia Dini


Salah satu ayat dalma Al-Quran yang membahas masalah anak usia dini adalah surat al-mu'min(40) ayat ke 67.


pengertian anak usia dini

 Manusia dilahirkan sebagai seorang anak yang pada awalnya berasal dari setetes mani dan berubah menjadi segumpal darah dan seterusnya, berawaldari makhluk yang lemah. Anak terlahir fitrah, untuk itu butuh orangtua yang ikut andil dalam perkembangan agamanya.

Karakteristik Anak Usia Dini


Anak usia memiliki perbedaan karakter dengan anak remaja atau pun manusia dewasa. Ciri-ciri khusus ini membuat sosok anak usia dini menjadi sosok yang spesial. Berikut adalah karakteristik atau ciri khusus yang ada dalam anak usia dini, diantaranya yaitu:


anak usia dini adalah


Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar


Pada usia ini anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, untuk itu jangan heran jika kita mendapati anak-anak pada rentang usia dini selalu banyak bertanya karena ingin mengetahui sesuatu yang menurut mereka adalah hal baru bagi mereka.

Untuk itu dibutuhkan bimbungan yang intens dari para orangtua, pendidik juga lingkungan.


Merupakan Pribadi yang Unik


Setiap anak memiliki pembawaan yang berbeda-beda, meski anak kembar sekali pun. Untuk itu setiap anak merupakan pribadi yang memiliki keunikan atau perbedaan masing-masing. Untuk itu perlakukan yang diberikan pun tidak boleh disamakan.

Senang Berfantasi dan Berimajinasi


Anak usia dini adalah sosok anak yang senang berfantasi dan berimajinasi. Teman-teman bisa perhatikan bagaimana cara anak usia dinbermain dengan temannya. Mereka bisa berbicara sendiri memainkan tokoh yang berbeda-beda untuk boneka mainannya.

Masa Paling potensial untuk Belajar


Karena masa usia dini adalah masa penyerapan optimal terhadap segala hal, untuk itu masa ini bisa dikatakan masa yang paling potensial untuk menerima pelajaran

Berbicara dengan temannya memposisikan dirinya sebagai sosok yang berbeda-beda. Kadang menjadi seorang dokter, seorang polisi atau yang lainnya.


Menunjukkan Sikap Egosentris


Anak pada masa ini cenderung egois dan mudah marah. Karena biasanya anak ingin menarik perhatian para orangtuanya agar dirinya diperhatiakan dan keberadaannya diakui, sebagai sosok manusia yang baru.

Memiliki Rentang Daya Konsentrasi yang Pendek


Anak usia dini biasanya tidak bisa diam berlama-lama dalam suatu keadaan. Untuk itu bisa teman-teman perhatikan beberapa anak usia dini yang tidak bisa diam di tempat ketika sudah terlalu lama harus menerima sebuah pelajaran.


Disarankan dalam memberikan pengajaran kepada anak usia dini dengan membiarkan anak ikut aktif dan ikut andil atau biasa disebut juga dengan pembelajaran aktif. Biarkan anak bergerak dan mendapatkan pengalaman mencoba sendiri atau disebut juga dengan hand eksperience.

Sebagai Bagian dari Makhluk Sosial


Ini yang perlu mendapat perhatian besar dari para orangtua dan pendidik. Anak adalah makhluk sosial yang juga butuh berinteraksi dengan anak-anak lain baik yang sebaya maupun di atas usianya, agar cepat mengalami perkembangan dan mendapatkan stimulasi dari sekelilingnya.

Karakter Anak Usia Dini Menurut Kategori umur


Anak usia dini memiliki perilaku dan karakteristik berbeda di setiap kategori atau kelompok umur. Kategori atau pengelompokkan unur ini terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:

anak usia dini adalah

Kelompok Umur 0 sampai dengan 1 tahun


Pada usia ini anak usia dini adalah anak yang memiliki karakter:

1. Sedang senang aktif bergerak, dari mulai berguling, jalan, merangkak, duduk dan berdiri, karena pada usia ini anak baru mengenal gerakan-gerakan tersebut. 

2. Mengembangkan keterampilan panca indera.

3. Mengembangkan komunikasi sosial melalui respon verbal dan non verbal melalui stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa.

Kelompok Umur 2 sampai dengan 3 tahun


1. Aktif mengeksplore atau mencari tahu benda-benda di sekelilingnya

2. senang mengembangkan pengetahuan bahasanya, karena dalam usia ini anak sedang mulai belajar aneka kosakata dan maknanya.

3. Emosi anak mulai berkembang sesuai dengan stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.

Kelompok Umur 4 sampai dengan 6 Tahun


1. Mulai senang beraktifitas fisik untuk mengambangkan otot-ototya dan kemampuan psikomotornya seperti memanjat, melompat, berlari dan lainnya.

2. Kemampuan anak untuk berkomunikasi dan mengerti makna kata semakin berkembang.

3. Kognitif anak pun berkembang sangat pesat melalui berbagai stimulasi yang diberikan dan diterimanya.

4. Senang melakukan aktivitas bermain bersama walaupun sifatnya individu bukan sosial.

Karakter anak dibentuk oleh orangtua para pendidik dan juga lingkungannya. Karakter anak ditentukan oleh tiga unsur ini.  Untuk itu pendidikan karakter harus diterapkan sejak dini.


Summary


Demikianlah sekilas tentang pengertian anak usia dini dari berbagai persepsi dan sudut pandang beserta karakteristik dasar yang dimiliki anak-anak pada tingkatan usia ini. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rentang usia dari 0 sampai dengan 6 tahun, ada juga yang menggolongkan bahwa anak usia dini adalah anak yang memiliki retang usia dari 0 sampai 8 tahun.

Semoga bermanfaat. Salam edukasi dan Happy parenting



anak usia dini jurnal






Pengetahuan Awal Sains pada Anak Usia Dini dan Manfaatnya

Jumat, 23 September 2022

Anak di masa awal perkembangannya membutuhkan perhatian yang intens dari para orangtua dan pendidik. Tiga tahun di masa awal kehidupannya merupakan masa emas. Otaknya berkembang sangat pesat pada usia ini.


permaianan sains anak usia dini

Mengenalkan sains pada anak usia dini merupakan salah satu upaya pemberian stimulasi bagi perkembangan otak dan aspek lainnya. Pengenalan konsep sains secara tepat yang diberikan untuk anak akan membantu perkembangannya secara optimal.


Nah, Sains. Setelah mengerti batasan ruang lingkup sains untuk anak usia dini di postingan sebelumnya sekarang kita beranjak pada pengetahuan awal  sains pada anak usia dini beserta manfaatnya.


Mengoptimalkan perkembangan anak adalah perkara yang kompleks. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan agar usaha kita untuk mengupayakan tumbuh kembang si kecil tidak salah penerapan.


Pengenalan konsep sains untuk anak usia dini melalui eksperimen sederhana yang diberikan kepada anak, diharapkan menjadi salah satu sarana dalam pemberian stimulasi untuk tumbuh kembang anak. Jika dilakukan dengan tepat maka akan berpotensi besar pada optimalisasi kemampuan anak.


Materi sains untuk anak usia dini yangdiberikan melalui berbagai eksperimen diharapkan bisa melatih motorik anak, baik motorik kasar dan motorik halus. Materi yang dijelaskan pada artikel ruang lingkup sains anak usia dini.


Pengetahuan Awal Sains pada Anak Usia Dini


lalu apa yang harus dikenalkan terlebih dahulu pada anak usia dini dalam pembelajaran sains? Nah, akan saya coba tuliskan di sini mengutip dari pakar anak  M. Solehuddin dan Ihat Hatimah bahwa proses perkembangan pengetahuan sains anak usia dini berkembang melalui tahapan diantaranya:


1. Bersifat komulatif.


Pengalaman awal anak bersifat komulatif maksudnya adalah jika anak mempunyai pengalaman yang sedikit tentang sesuatu maka pengaruhnya pun sedikit, sedangkan pengalaman yang banyak maka akan menciptakan daya ingat yang kuat pada anak.


Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam mengenalkan pembelajaran harus ada interaksi langsung, bisa disebut juga hand experience bersentuhan langsung dengan tangan. Jika hanya berupa hafalan saja, maka anak akan sulit untuk memahami.


Pengetahuan sains yang dilakukan langsung melakukan uji coba akan membantu mengembangkan aspek kognitif anak. Beberapa permainan sains anak usia dini bisa dikenalkan diantaranya permainan membuat jet atau eksperimen hujan pelangi.


Indikasi lain jika anak tak menguasai sains maka anak akan cenderung tidak mampu berpikir kritis. Untuk itu sangat penting jika anak diperkenalkan dengan pengetahuan awal sains. Karena sains akan membantu anak berpikir cermat, logis dan sistematis, menimbangkan sebuah masalah dari berbagai sudut pandang.


2. Pengetahuan Behavioral


Pengetahuan pada anak awalnya bersifat behavioral yang sederhana lalu berkembang ke arah simbolik atau disebut juga representasional yang lebih kompleks.


Bisa dikatakan bahwa anak pada awalnya mendapatkan pengetahuan dari berbagai pengalaman yang dia dapatkan bisa dari orangtuanya atau dari gurunya dan juga dari lingkungan sekitarnya secara langsung. Untuk selanjutnya akhirnya bisa dikembangkan pada tahap simbolik.


Maksudnya dari apa yang dia lihat secara langsung, anak bisa menuangkannya dalam bentuk simbol-simbol berupa gambar, tulisan atau permainan peran atau pun teknologi terapan sederhana dan sejenisnya. 


Nah, berdasarkan prinsip pengetahuan awal sains yang dijabarkan di atas bisa dikategorikan bahwa anak adalah sosok yang pada dasarnya akan senang menerima hal-hal baru yang menarik perhatiannya.

 

Secara psikologis anak siap menerima hal baru dan mengakumulasikannya sebagai pembelajaran. Anak mampu menerima pembelajaran dari yang sederhana menuju ke arah yang kompleks.


Proses Pembelajaran Sainstifik Untuk Anak


Proses pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.


Lima cara belajar sains untuk anak usia dini ini diterapkan ke dalam  strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan.


Pendekatan saintifik/ilmiah menjadikan anak lebih aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Anak juga lebih mampu mengkonstruksi informasi dalam otaknya secara utuh. 


Pendekatan saintifik juga mendorong anak untuk lebih perduli dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Anak terdorong untuk menemukan fakta-fakta dari sebuah kejadian.


Pembelajaran sains untuk anak usia dini diharapkan dapat mendekatkan dengan alam. Permainan sains anak usia dini yang disesuaikan diharapkan dapat membentuk kepribadian anak menjadi pribadi yang berpikir ilmiah.


Diharapkan anak mampu mengembangkan kreativitasnya mengelola pemikirannya menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya di lingkungannya.


Eksperimen Sains untuk Anak Membentuk Struktur Kognitif Anak Lebih Matang


Dengan melakukan banyak eksperimen diharapkan struktur kognitif anak akan berkembang dan lebih matang. Struktur kognitif anak perlu dikembangkan dengan cara melatih anak melalui keterampilan berpikir secara ilmiah dan ikut terlibat secara langsung.


Senada dengan pernyatan Usman Samatowa, bahwa belajar melalui pengalaman langsung (learning by doing) sangat cocok untuk anak Indonesia. 


Belajar melalui pengalaman langsung membutuhkan biaya relatif murah karena menggunakan alat peraga yang ditemui di lingkungan sekitar. Metode ini juga dapat memperkuat daya ingat anak. 


Selain ranah kognitif ada  ranah lainnya yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran sains


Ranah Pengembangan dalam Pendidikan Sains Untuk Anak Usia Dini


Pengembangan pendidikan sains untuk anak usia dini selain mencakup ranah kognitif juga mencakup ranah afektif (sikap dan nilai), psikomotor (keterampilan) serta ranah interkonektif, yaitu perpaduan dari tiga ranah ini yang melahirkan suatu kreativitas yang dapat menggali sistem nilai dan moral yang dikandung dalam bahan ajar.


Kemajuan ilmu sains cepat berkembang pesat. Untuk itu pembelajaran sains tidak bisa diabaikan begitu saja dalam agenda pengenalan terhadap anak.


Manfaat Sains Untuk Anak USia Dini


eksperimen sains untuk anak usia dini


Apa aplikasi dari sebuah sains? tentu saja teknologi! Teknologi bisa dimanfaatkan untuk melestarikan lingkungan. Dengan teknologi bisa memudahkan kahidupan manusia. Bisa diartikan juga bahwa dengan teknologi manusia bisa memakmurkan bumi.


Di tengah berkembangnya teknologi canggih yang ada di bumi, dunia pendidikan harus tetap mempertahankan etika dan nilai yang dapat menguatkan karakter anak.


Memberdayakan pelajaran sains dengan fokus pada pengembangan sikap ilmiah yaitu tanggung jawab, jujur, bisa bekerjasama, percaya diri, ingin tahu dan kreatif. Pembelajaran sains dapat berpengaruh positif pada anak.


Selain itu sains juga dapat melatih anak menggunakan 5 panca indera nya untuk mengenal segala gejala dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau dan mendengar. Hal ini akan memudahkan penilaian pada setiap aspek kemampuan pada anak.


Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, maka anakakan semakin memahami. Semakin banyak pengalaman yang diterima oleh anak, maka anak akan semakin memahami.


Penekanannya terhadap doing science agar anak mampu bertindak dan berpikir secara logis. Meskipun kelak anak-anak bukan menjadi seorang ilmuan, namun tetap bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di dalam segala aspek.


Summary


Sains untuk anak usia dini sangat perlu diperkenalkan agar anak-anak mampu mengelola kehidupannya dengan baik secara logis. Mendukung anak mengembangkan kemampuan berpikir dari sejak awal pertumbuhan dan perkembangannya akan membawa anak dengan mudah memahami hal lainnya.


Menggiring mereka berpikir ke ranah akademis lain akan mendukung rasa percaya diri pada anak. Anak semakin mudah memahami proses pembelajaran yang lain. jangan lupa untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk anak.


Pembelajaran yang disampaikan dengan riang gembira dan melibatkan anak, akan memudahkan anak memahami pembelajaran yang diberikan. Selamat mencoba mempraktikan and happy educating




materi sains untuk anak usia dini


Konsep Sains dan Ruang Lingkup Sains Anak Usia Dini

Kamis, 22 September 2022

Bisakah sains diperkenalkan pada anak sejak dini? Perlukah? Tentu saja bisa dan tentu saja sains sangat perlu diperkenalkan kepada anak sejak dini. Karena anak berinteraksi langsung dengan alam. Anak pun harus dikenalkan sejak dini dengan diri dan lingkungannya secara ilmiah.


ruang lingkup sains anak usia dini

Tentu saja cara mengajarkan sains pada anak usia dini tidak lah sama dengan cara mengenalkan sains pada orang dewasa. Sains untuk anak usia dini lebih ditekankan pada hal-hal yang bersifat konkret. Bukan pada hal-hal yang bersifat konsep.


Pembelajaran sains pada anak usia dini dilakukan dengan menyenangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan anak serta kemampuan anak. Sains untuk anak usia dini akan terasa menyenangkan jika penyampaiannya tepat, santai dan penuh riang gembira. Terapkan konsep bermain sambil  belajar pada anak.


Ruang lingkup sains anak usia dini baik dari sisi materi maupun cakupan bidang pengembangannya disesuaikan dengan kemampuan anak.


Tentu saja teman-teman sering kali menyaksikan ketertarikan anak pada hal-hal konkret di sekitarnya. Misalnya pada hewan, hujan, petir, tumbuhan, air dan bahkan terhadap dirinya sendiri. Hal inilah yang dapat memantik anak untuk memiliki daya tarik terhadap dunia sains.


Pernah juga, kan, teman-teman melihat anak-anak menarik buntut kucing dengan sangat gemas, atau mencoba meniup balon dengan mimik yang lucu? Ada hal-hal ilmiah yang bisa kita jelaskan pada anak pada sesuatu yang menjadi daya tariknya. 


Sebagai orangtua ketika mengetahui hal ini tentu saja berkewajiban untuk memfasilitasi serta menstimulasi daya pikir dan daya tarik anak terhadap sains atau hal ilmiah dengan cara yang mengasyikkan dan disukai oleh anak tentunya.


Pengertian Sains


Sebelum kita beranjak lebih jauh pada konsep sains bagi anak usia dini, perlu kiranya kita memahami makna sains itu sendiri. Ngomong-ngomong pembahasan kita tentang sains pas banget, nih dengan panggilan buat para pecinta Ruang Narasi dan Inspirasi Nita yaitu Sains (sahabat Insnita)😊.


Sains Secara Etimologi


Sains dalam bahasa Indonesia berasal dari serapan bahasa Inggris "science". Kata science ini pun diambil dari bahasa latin, yaitu scientia yang memiliki asal kata scine, artinya mengetahui. Sedangkan dalam Bahasa Arab sains diterjemahkan sebagai, al-'Ilm.


Para ahli mengambil batasan yang tepat tentang sains ini yaitu dari bahasa Jerman dari kata "Wissenschaft" yang memiliki arti pengetahuan yang tersusun atau terorganisasi secara sistematis.


Sains Secara Terminologi


Sains pada hakikatnya adalah aktifitas memecahkan masalah yang dilakukan oleh manusia karena ada motivasi rasa ingin tahu tentang alam sekitar. 


Terminologi sains akan saya jabarkan di sini melalui berbagai sudut pandang, agar teman-teman lebih memahami lagi makna konsep sains secara utuh. Beberapa referensi yang saya gunakan dari beberapa sumber terpercaya dan para pakar, diantaranya, yaitu:


Sains dalam Webster New Colligiate Dictionary


Sains merupakan pengetahuan yang diperoleh proses pembelajaran dan pembuktian. Sains juga bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang merupakan bukti pembenaran dari suatu hukum. Sebagai contoh hukum fenomena alam yang dibuktikan melalui metode ilmiah.


Sains Menurut Para Ahli


Menurut Kilmer dan Hofman Sains merupakan proses yang digunakan untuk mengumpulkan informasi-informasi tentang fenomena tertentu sebagai bentuk adaptasi manusia terhadap lingkungan.


Amien mendefinisikan bahwa sains adalah bidang ilmu ilmiah yang mengupas permasalahan tentang energi dan ruang lingkup zat baik makhluk hidup dan benda mati. Sains lebih banyak mengangkat masalah tentang alam atau natural science seputar biologi, kimia dan fisika.


James Conant menjelaskan bahwa sains adalah deretan konsep melalui skema konseptual dari serangkaian percobaan dan pengamatan yang bisa diuji coba lebih lanjut.


Fisher mendefinisikan sains sebagai kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan cara mengumpulkan metode-metode yang berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan penuh ketelitian.


Pentingnya Sains bagi Anak Usia Dini


Anak Usia Dini


Anak usia dini atau anak yang berada dalam rentang masa emas perkembangan otaknya. Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa perkembangan otak anak akan berkembang sebanyak 50 % dan akan terus berkembang sampai usia 8 tahun sampai mencapai 80 %.


Anak usia dini adalah anak-anak yang sedang berada pada masa proses pertumbuhan dan perkembangan dan memiliki keunikan. 


Unik di sini bermakna  bahwa memiliki pola perkembangan dan pertumbuhan yang unik dari aspek koordinasi motorik halus dan kasar, intelegensi mencakup daya pikir, daya cipta kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual.


Begitu juga dengan perkembangan aspek sosial emosional yang mencakup sikap dan perilaku. Perkembangan bahasa dan komunikasi disesuaikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. 


Menurut Piaget anak prasekolah di usia 4-6 tahunberada pada fase perkembangan pra operasional menuju konkret operasioanal. untuk itu kegiatan sains sebaiknya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik anak.


Untuk itu usaha maksimal harus diupayakan oleh para orangtua agar otak anak bisa berkembang secara optimal. Salah satunya dengan memberikan stimulasi dengan proses sains.  Sepertinya merupakan sebuah keharusan membiasakan anak dengan sains juga matematika dari sejak usia dini.


Sains untuk Anak Usia Dini


Mengenalkan sains dan matematika bagi anak usia dini bukan berarti mengenalkan konsep rumit serta rumus-rumus yang memberatkan. Cara mengajarkan sains pada anak usia dini harus disertai dengan cara yang fun dan membuat anak bahagia.


Anak yang diajarkan sesuatu hal dalam keadaan yang ceria maka akan mudah menerima. Interaksi pun akan berjalan dengan sangat mudah. Anak akan bertanya terhadap sesuatu hal yang membuat menarik dirinya.


Cara mengajarkan sains pada anak usia dini tidak dengan cara menjejalkan, namun lebih dititik beratkan pada keaktifan anak. Anak distimulasi untuk menemukan permasalahan sendiri dengan tetap ada pengawasan yang terarah dari guru.


Teori experimental learning dari Carl Roger mengisyaratkan bahwa pentingnya pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak. Secara alami anak harus ditumbuhkan minat dan kemauannya untuk belajar. Para pendidik berfungsi memberikan fasilitas dan membantu  anak bisa belajar dan mengembangkan dirinya secara optimal.


Ruang Lingkup Sains  Anak Usia Dini


ruang lingkup sains anak usia dini


Setelah kita membahas Sains secara umum, teman-teman pasti sudah lebih memahami apa itu sains dari banyak pemahaman para pakar. Dan seberapa penting sains itu diperkenalkan kepada anak dari sejak dini.


Kini kita mulai membahas ruang lingkup sains untuk anak usia dini. Pembelajaran sains untuk anak usia dini bukanlah berdasarkan konsep atau teori semata. Namun lebih kepada pemberian stimulasi pada  perkembangan anak, untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh anak.


Sedangkan ruang lingkup sains untuk anak usia dini mencakup 2 hal, yaitu:


1. Lingkup Materi


Materi yang diberikan untuk anak seputar pengetahuan tentang ilmu bumi, ilmu hayati atau biologi dan fisika kimia. 


2. Lingkup Pengembangan


Lebih menitik beratkan pada perkembangan potensi anak. Mengoptimalkan kemampuan anak baik dari segi penguasaan produk, penguasaan proses sains dan penguasaan sikap sains (jiwa keilmuan).


Pengembangan potensi yang dimiliki anak bisa dilakukan dengan melatih keterampilan sains pada anak usia dini melalui beberapa proses, diantaranya adalah:


cara mengajarkan sains pada anak usia dini



1. Mengamati


Ajak anak untuk mengamati fenomena alam dan hal-hal lainnya yang terjadi di sekelilingnya. Bisa dari fenomena turun hujan, angin bertiup dan menggoyangkan dedaunan, suara tetesan air dan lain sebagainya.


2. Mengelompokkan


Mengajak anak untuk menggolongkan benda sesuai dengan jenisnya. Misalnya benda mati diantaranya apa saja. minta anak untuk memilih benda-benda yang ada di sekelilingnya, bisa batu, mainan, sepatu, sandal dan lain sebagainya. Menggolongkan benda hidup seperti semut, capung, ikan, pohon-pohonan dan lain sebagainya.


3. Memprediksi


Ajak anak untuk memprediksi dengan cara memperhatikan berapa lama lilin akan mencair, es akan mencair dan sebagainya.


4. Menghitung


Kita coba mengajak anak untuk menghitung benda-benda yang ada di sekeliling dan jangan lupa juga sisipkan pengenalan bentuk benda, seperti bulat, pesegi panjang, kubus dan lain sebagainya.


Materi Contoh Permasalahan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini


Beberapa contoh materi sains yang sesuai dengan anak usia dini adalah yang memberikan pengalaman langsung untuk anak. Maksudnya adalah anak mengalami langsung, memegang langsung atau disebut juga hand experience.


contoh media pembelajaran saians untuk anak usia dini


Sains anak usia dini bukan mempelajari hal-hal yang abstrak, namun diutamakan untuk mengembangkan kemampuan observasi, klarifikasi, pengukuran menggunakan bilangan dan juga mengidentifikasi sebab akibat.


Selain itu juga mengajak anak melakukan pengamatan langsung pada alam sekitar menimbulkan pengalaman belajar dengan cara melihat (seeing), berbuat sesuatu (doing), melibatkan diri dalam proses belajar (undergoing) serta mengalami secara langsung (experiencing). Jangan lupa untuk menyediakan media pembelajaran sains yang pas untuk anak.


Kegiatan akan terasa lebih bermakna bagi anak karena anak dihadapkan pada keadaan yang sebenarnya. Pembelajara yang nyata akan terasa lebih faktual dan dapat membuktikan kebenaran yang dilihatnya. Selain itu belajar sambil bermain yang melatih kesabaran pada anak.


Tujuan Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini 


Pembelajaran sains bagi anak dari sejak awal sudah dijelaskan bukanlah aktivitas mengenalkan dan mengajarkan konsep sains, namun upaya untuk menstimulasi aspek perkembangan lain yang dimiliki oleh anak secara menyeluruh.


Kenapa sains penting dikenalkan pada anak sejak usia dini? Berikut akan dijabarkan mengapa sains untuk anak usia dini penting. Beberapa diantaranya bahwa sains untuk anak usia dini diharapkan dapat menumbuhkan hal-hal di bawah ini:


  1. Membantu anak memahami sains pada kehidupannya sehari-hari.
  2. Membantu mengembangkan pengetahuan dan ide-ide tentang alam sekitar melalui keterampilan proses sains.
  3. Membantu menumbuhkan minat anak untuk mengetahui kejadian dan proses alam yang terjadi dan dipikirkan secara ilmiah.
  4. Memfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu,tekun, terbuka, kritis, mawas diri, tanggung jawab, mampu bekerjasama serta mandiri pada diri anak.
  5. Membantu anak dapat menerapkan berbagai konsep sains.
  6. Mengenalkan anak pada teknologi sederhana.
  7. Memupuk anak mencintai alam dan teknologi.


contoh sains untuk anak usia dini


Tujuan pembelajaran sains sejalan dengan tujuan kurikulum yang ada di sekolah yaitu mengembangkan potensi anak secara utuh baik pikirannya, hatinya, maupun jasmani.


Mengembangkan intelektual, emosional, fisik jasmani atau aspek kognitif, afektif dan psikomotor anak. Untuk itu ruang lingkup sains anak usia dini, mencakup bidang materi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan anak dan juga aspek yang menunjang perkembangan anak.



contoh sains untuk anak usia dini



Contoh Permainan Kooperatif bagi Anak, Apa Saja, sih?

Senin, 04 Juli 2022

Banyak sekali jenis permainan yang mendidik untuk anak. Papmam bisa mengenalkannya satu persatu kepada anak, agar anak memiliki pengalamanyang beragam. Salah satu jenis permaian yang baik untuk anak adalah permainan kooperatif. Bermain ular tangga merupakan salah satu contoh permaianan yang kooperatif bagi anak. 


Bermain dalam kehidupan anak sangatlah berarti. Kehidupan sejatinya bagi seorang anak adalah bermain, untuk itu bermain merupakan pekerjaan bagi seorang anak yang akan membantu anak untuk mengoptimalkann kemampuannya. 


Kegiatan bermain pada anak merupakan satu kesatuan yang dapat mendukung seluruh aspek perkembangan anak secara optimal, selaras dengan yang dikemukakan oleh Caron and Jas bahwa bermain merupakan aktivitas anak dalam berimajinasi, berekksplorasi dan menciptakan sesuatu yang baru.


Bermain akan memberikan dampak yang baik bagi anak dan sangat bermanfaat untuk kehidupannya di masa dewasa kelak. Karenanya Bruner menyatakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang sanagt wajib bagi anak. 


Setelah kita mengetahui betapa pentingnya kegiatan bermain bagi anak, kita juga perlu tahu jenis permainan yang baik untuk anak. Apa saja? Banyak sekali, diantaranya ada permainan kompetitif, kooeratif, permainan fisik, permainan konstruktif, permainan simbol, bermain asosiatif dan sebagainya.


Pada artikel kali ini ruang narasi dan inspirasi Nita akan membahas jenis permainan kooperatif untuk anak. Next insyaallah kita bahas lagi ya, jenis permainan anak yang lainnya.


Permainan Kooperatif untuk Anak


Permainan kooperatif adalah jenis permainan untuk anak yang mengedepankan kegiatan bermain dengan cara bekerjasama antara anak yang satu dan lainnya. Anak akan dilibatkan dalam aturan dalam sebuah tim demi mewujudkan cita-cita bersama.


Permainan ini sangat bermanfaat untuk anak. Melalui permainan ini anak-anak dapat dilatih jiwa sosialnya, berusaha untuk mau bekerjasama dengan teman lainnya dalam satu tim untuk menggapai tujuan bersama.


Jenis permaian yang kooperatif bagi anak bisa dimainkan ketika anak sudah memasuki usia di atas 3 tahun biasanya.


Contoh Permainan yang Kooperatif bagi Anak


contoh permainan kooperatif


Permainan kooperatif pada anak memiliki prinsip kerjasama antara anggota yang satu dengan yang lainnya dalam satu tim. Hal in merupakan prinsip yang harus dilakukan oleh anak dalam jenis permainan yang kooperatif.


Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa jenis permainan ini baru bisa dimainkan oleh anak di atas usia 3 tahun, beberapa diantaranya yaitu bermain lego, bermain gobak sodor, bermain galaksin, bermain sepak bola, bermain ludo, bermain petak umpet, dan lainnya.


Pada permainan lego jika dilakukan bersama dibutuhkan kerjasama agar permainan bisa berjalan dengan tertib. Orang dewasa atau Papmam bisa membantu menerapkan peraturan selama bermain. Jenis peraturan dan permainannya sesuaikan dengan usia anak.


jangan dibayangkan bemain gobak sodor yang dilakukan oleh manusia dewasa, cukup bisa digunakan untuk anak dengan modifikasi pola yang memudahkan untuk anak juga. Begitupun dengan permainan jenis kooperatif yang lainnya.


Manfaat Permainan yang Kooperatif bagi Anak


Bermain pada anak usia dini sangat diperlukan untuk tumbuh dan kembang anak. Semua aspek perkembangan pada anak bisa distimulasi melaui proses bermain yang dilakukan anak.


Pola permainan kooperatif akan berdampak baik pada anak terutama untuk perkembangan sosial anak yang diantaranya terdiri dari sikap empati, bisa bekerjasama dengan baik, bertanggung jawab serta menerima kekalahan dengan legowo dan bisa melatih anak dalam dunia persaingan. Persaingan itu wajar asal dilakukan dengan sehat dan jujur.


Untuk itu sebaiknya dalam proses anak bermain ada orangtua yang membatasi dan memberikan pengertian pada anak tentang aturan bermain, dan mengajak anak untuk menjalankan pola berbagi dalam kehidupan real.


Gimana Papmam, sudah mendapatkan titik cerah, kan, tentang contoh permainan yang kooperatif untuk anak. Papmam bisa mencoba menerapkannya pada anak diawali dari dalam rumah, yaitu dimulai dengan bermain bersama orangtua.


Selamat bermain bersama putra putri tercinta. Salam Pengasuhan. Happy parenting.






Referensi


Setiawan, M Heri Yuli, Permainan Kooperatif dalam Mengembangkan Keterampilan Anak Usia Dini,  Jurnal AUDI, Volume 1, Nomor 1, hlm 32 – 37.


https://www.ibudanbalita.com/artikel/mengenal-aneka-permainan

https://www.diadona.id/family/11-jenis-permainan-yang-bagus-untuk-perkembangan-anak-200115j.html

5 Permainan Untuk Melatih Kesabaran Anak

Minggu, 26 Juni 2022
Kesabaran pada anak merupakan hal yang harus dilatih dari sejak dini. Membiasakan berperilaku sabar pada anak bisa diterapkan melalui konsep bermain sambil belajar. Sebagai orangtua kita harus memahami bagaimana memilih permainan untuk melatih kesabaran anak.


permainan untuk melatih kesabaran anak


Tingkat Kesabaran pada Anak


Anak adalah manusia muda pemilik fase perkembangan kepribadian yang sangat pesat di usianya. Untuk itu sebagai orangtua kita harus mengupayakan untuk menanamkan sifat baik pada anak.

Sosok kecil yang sedang bertumbuh dan berkembang ini sedang melalui masa kritis. Gejolak emosi masih sangat labil, karenanya anak sering terpancing emosi jika ada hal yang kurang berkenan pada dirinya.

Otak anak sedang mengalami masa perkembangan yang amat pesat. Anak belum bisa berpikir matang dan memahami konsep-konsep yang merupakan sesuatu yang baru menurutnya. Bermain sambil belajar belajar sambil bermain bisa digunakan untuk melatih kesabaran anak.

Anak usia dini belum mampu berpikir masalah konsep, usianya hanya mampu berpikir secara faktual. Untuk itu anak belum mampu memahami konsep sabar untuk menunggu dan berbagi.

Dari sebuah penelitian seorang pakar psikolog anak Pamela Cole menyatakan bahwa seorang anak memiliki tingkat kesabaran yang berbeda-beda, dan ini disesuaikan dengan tingkat umur si anak.

Makin bertambah usia anak maka kesabaran semakin meningkat. Anak berumur 18 sampai dengan 24 bulan disinyalir tahan menunggu hingga 8 menit. Setelah itu dia akan mencari orangtua yang biasa selalu lekat dengan dia. Makin bertambah usia anak, maka tingkat kesabaran anak semakin bertambah.


Jenis Permainan Untuk Melatih Kesabaran Anak


Untuk melatih kesabaran anak bisa dilakukan secara menyenangkan tanpa harus menyulut emosi papmam. Bagaimana caranya? Tentunya dengan mengikuti fitrah kejiwaan anak yang menyukai bermain.

Banyak sekali jenis permainan yang bisa kita berikan kepada anak, beberapa diantaranya bisa kita jadikan sebagai media untuk melatih kesabaran anak.

permainan untuk melatih kesabaran anak



Bukan saja jenis permainan yang  lagi ngehits di kalangan para orangtua dan anak yang bisa melatih kesabaran. Namun, permainan tradisional anak bisa mengajarkan makna sabar kepada anak. Beberapa diantaranya juga bisa dibuat sendiri di rumah, tanpa perlu mengeluarkan biaya yang banyak.

Yuk, kita coba list beberapa jenis permaian Untuk melatih kesabaran anak, Papam bisa sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Permainan tersebut diantaranya, yaitu:

Permainan Tebak Gambar


Melalui permainan tebak gambar anak akan dirangsang berpikir mengingat-ngingat nama dari binatang yang dia sedang lihat, bisa di kartu, di buku atau di majalah. Berbagai macam media bisa digunakan oleh ayah bunda untuk dijadikan alat bermain bersama buah hati.

Anak akan berusaha menyimak gambar, berlatih menanti papmam ketika memilih dan mengajukan pertanyaan tebak gambar. Terutama jika dilakukan berbarengan. Ananda akan dilatih bersabar untuk mendapatkan giliran menebak gambar.

Tentukan di awal tentang peraturan permainan yang harus di taati oleh sang buah hati. Permainan ini bisa mulai dicoba untuk anak di atas 3 tahun.

Permainan Tebak Kata dan Tebak Huruf


Begitu pun dengan permainan ini, anak akan dilatih kesabaran mengikuti aturan permaiann yang telah ditetapkan di awal. Terutama jika permainan ini dilaksanakan secara berkelompok. Anak juga akan dilatih bergantian menebak kata dengan temannya.

Anak juga akan dilatih kesabarannya dalam menyambung huruf-huruf yang tertera dalam kartu, kertas, buku atau media lainnya.

Usahakan untuk memilih kata-kata yang mudah untuk anak. Permainan ini selain berguna untuk melatih kesabaran anak, juga bisa membantu mempeerlancar anak yang sedang berproses belajar membaca.

Permainan ini bisa diterapkan bagia anak-anak dengan rentang usia di atas 5 tahun. Lebih tepatnya untuk anak yang sudah mulai belajar membaca dan mengenal huruf. Selain tebak kata, papmam juga bisa memulainya dengan tebak huruf.

Permainan Puzzle


Proses mencocokkan bentuk yang tepat di sebuah bidang, atau biasa kita sebut dengan permainan puzzle, sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran.


Proses anak mencocokkan satu bentuk ke skema garis yang tepat, diharapkan akan membantu melatih kesabaran anak. Memilih bentuk membutuhkan waktu, mencocokkannya pun membutuhkan ketelatenan. Dengan ini Anak akan dilatih untu bersabar menikmati proses permainan puzzle.

Permainan Memancing


Jika Papmam senang mengajak anak bermain ke alun-alun kota atau ke pusat permaianan anak, papmam akan mendapatkan permaianan pancing ikan yang disediakan di arena bermain. Jenis permainan ini bisa menjadi sarana melatih kesabaran pada anak.

Selain menyenangkan permainan ini diharapkan mampu membentuk karakter sabar pada anak. Tidak melulu harus pergi ke tempat sara bermain anak, Papmam juga bisa menyediakannya di rumah. Di toko penjual alat bermain anak, sudah banyak yang menyediakan alat pancingan.

Papmam bisa mengaplikasikannya kepada anak kapan pun yang anak mau dan sesering yang anak suka. Proses memancing merangsang anak untuk berusaha mendapatkan barang yang dia inginkan. Anak dilatih untuk berpikir juga bersabar. 

Agar berhasil mendapatkan barang pancingan tentunya anak harus berusaha untuk terus mencoba. dalam usaha mencoba terus, kesabaran anak diharapkan bisa terbentuk menjadi sebuah karakter.

Berkegiatan bersama Orangtua


Permainan jenis ini bisa beragam penerapannya. Papmam bisa mengajak anak untuk masak bersama, berkebun bersama, mencuci bersama, bersih-bersih rumah bersama, melipat baju bersama, dan kegiatan rutinitas harian lainnya.

Papmam bisa selalu melibatkan ananda untuk mau ikut serta dalam membantu pekerjaan orangtuanya. walaupun anak belum terampil untuk memegang sapu, alat kain pel dan lainnya, di sinilah saat yang tepat bagi Papmam untuk membiasakan anak dengan barang-barang tersebut.

Selama barang yang diperkenalkan tidak mengandung bahaya, Papmam bisa mebiarkan anak mengeksplor sesering yang anak suka. Namun, untuk alat yang bisa membahayakan seperti penggunaan benda tajam yang bisa menciderai butuh perhatian dan pengawasan ekstra dalam melatihnya.

Proses belajar melakukan kegiatan rtinitas harian yang dilakukan bersama Papmam diharapkan dapat melatih kesabaran si kecil. Tentunya dengan diiringi kesabaran pula yang diterapkan oleh ayah bundanya.


melatih anak mengerjakan pekerjaan rumah


Permainan Tradisional


Permainan tradisional yang umumnya sudah banyak dikenal oleh banyak kalangan, semisal petak umpet, ular naga panjangnya, gobak sodor, dan beberapa perainan tradisional lainnya bisa juga dijadikan sebagai ajang melatih kesabaran anak.

Proses menjalani pemainan ular naga, melatih anak untuk mau bersabar dalam memasuki lorong tangan temannya, serta berusaha untuk tetap rapih dalam barisan. Hal ini diharapkan bisa membentuk karakter sabar pada anak.

Begitu juga dengan permainan petak umpet. Anak dilatih untuk bersabar menemukan teman yang sedang bersembunyi jika dia kebagian menjaga. 

Ketika dia mendapat giliran yang harus bersembunyi maka anak dilatih kesabaran untuk mencari tempat bersembunyi dan bersabar untuk tetap di tempatnya agar tak ditemukan oleh sang penjaga. Hal ini juga diharapkan bisa membentuk karakter sabar pada anak.

Permainan tradisional anak bisa mengajarkan   kesabaran dan berbagi antar sesama teman. Papmam tak perlu risau ketika anak ingin bermain keluar bersama temannya. Dalam proses bermain bersama teman, ada proses belajar yang anak lewati.

Permainan tradisional ini bisa mulai diperkenalkan pada anak dengan rentang usia 5 tahun ke atas. Anak 5 tahun ke atas sudah mulai mampu berkoordinasi dengan temannya. Mulai mengerti sebuah peraturan yang ditetapkan.


Demikianlah 5 jenis permaian untuk melatih kesabaran anak. Papmam bisa mencoba menerapkan untuk sang buah hati. Usaha orangtua dalam mendidik anak-anaknya akan membuahkan hasil jika dilakukan dengan kesabaran dan ketelatenan. Jangan lupa untuk menyelipka do'a dalam setiap usaha yang kita kerjakan.

Bagi sahabat insnita yang belum memiliki putra putri, bisa juga, nih, diterapkan kepada ponakan, atau adik, jika masih memiliki adik yang masih kecil. So keep spirit and happy. Salam pengasuhan.

3 Aspek Pendidikan yang Mempengaruhi pengembangan Nilai Agama Anak

Senin, 06 Juni 2022

Menurut catatan akademis, belum ada kepastian tentang sebab musabab pertumbuhan jiwa keagamaan pada manusia, namun peran aspek pendidikan terbukti  mempengaruhi jiwa keagamaan pada seseorang. Ada beberapa aspek pendidikan yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang sebagai esensi untuk mengembangkan nilai agama pada anak. 


Mengembangkan nilai agama pada anak


Aspek Pendidikan Mempengaruhi Pengembangan Nilai Agama pada Anak


Seseorang yang berasal dari keluarga yang paham agama dan mempraktikan kaidah-kaidah agama dengan taat, biasanya akan membentuk individu yang senang melakukan aktivitas keagamaan juga. Sebagai contoh saya punya teman, berasal dari keluarga yang taat menjalankan hukum-hukum agama, dalam hal ini hukum Islam. 


Dia adalah anak seorang kyai pemilik sebuah pondok pesantren. Predikat orangtua yang seorang Kyai dan hidup di lingkungan pesantren, bisa digambarkan, bahwa kehidupan yang dia temui sehari-hari adalah melihat kebanyakan orang beribadah dan belajar tentang kegamaan secara terus- menerus. Secara sadar maupun tidak disadari dia telah mendidik dirinya sendiri untuk berperilaku serupa dengan apa yang dia lihat.


 Awalnya saya agak heran, karena dia merupakan teman saya di sekolah menengah pertama yang nota bene merupakan sekolah umum, bukan sekolah Islam. Bergumam dalam hati, kok, bisa masuk ke sekolah umum, ya, kenapa ga langsung dimasukkan ke pesantren juga, agar bisa mewarisi kemampuan ayahnya kelak. Dan mengurus pondoknya.


Terakhir bertemu ketika kami sudah sama-sama memasuki usia yang sangat matang, dan saya melihat teman saya ini berpenampilan layaknya seorang kyai pada umumnya, bersorban, berjubah dan berkopeah. Waw, dari sini saya belajar dan mencoba menganalisis kecil dan berusaha mengiyakan berbagai teori yang pernah saya baca tentang teori  humanistis, lingkungan sangat berpengaruh kuat dalam pembentukan karakter seseorang. MasyaAllahu tabarakallahu.


Kembali berbicara tentang beberapa aspek pendidikan yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang. Di sini saya akan memaparkan pendapat yang menjelaskan tentang aspek pendidikan apa saja yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang. Dalam buku "Psikologi Agama" karya profesor jalaluddin Rahmat dijelaskan, bahwa aspek pendidikan yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang diantaranya adalah:

1. Aspek Pendidikan Keluarga

2. Aspek Pendidikan Kelembagaan

3. Aspek Pendidikan 



Aspek Pendidikan Keluarga


Pendidikan keluarga sangatlah penting bagi pembentukan karakter anak, karena sejak dari lahir sampai anak memasuki usia sekolah, sebagian besar waktunya dihabiskan bersama keluarga intinya. Anak mencontoh dan meniru apa yang dilakukan oleh anggota keluarganya. Karakternya terbentuk melalui pembiasaan yang dia terima. Seorang anak akan berkembang selayaknya dan semestinya jika Akal, fisik dan jiwanya distimulasi oleh orang disekitarnya.


Berangkat dari penelitian dua orang psikolog Itard dan Sanguin tentang 2 bayi yang terlepas dari keluarganya, hilang di tengah hutan dan akhirnya diasuh oleh sekelompok serigala yang tinggal di sebuah gua. Kedua bayi manusia ini ditemukan oleh bapak Itard dan Senguin sudah masuk usia kanak-kanak. Pengasuhan yang diterima dari sekelompok serigala menjadikan bayi-bayi ini tidak berkembang selayaknya kehidupan manusia pada umumnya.


Ketika ditemukan oleh kedua ilmuwan psikolog ini, anak-anak yang diasuh oleh sekelompok serigala bertingkah layaknya seorang serigala. Maksudnya gimana bertingkah seperti serigala? Anak-anak tersebut makan dengan cara yang dilakukan oleh serigala yaitu dijilat dan sambil merangkak, pertumbuhan gigi hampir mirip serigala dengan gigi taring yang lebih runcing, kuat di udara yang dingin tanpa perlu mengenakan pakaian. 


Keadaan ini membuktikan, seorang anak tumbuh dan berkembang benar-benar atas bimbingan, pemeliharaan, dan pengawasan dari orang-orang sekitarnya, dalam hal ini adalah keluarganya. Anak akan berkembang sesuai bimbingan yang didapatkan. belajar dari kasus sekelompok serigala yang mengasuh anak manusia, bahwasannya manusia bisa bertingkah seperti binatang, karena dia berkembang sesuai dengan pengasuh yang membimbingnya.


Manusia memerlukan pemeliharaan, pengawasan, dan bimbingan yang serasi agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Untuk itu Menurut WH Clark, bayi manusia memerlukan pengawasan dan stimulasi yang diberikan secara terus menerus sebagai modal dasar untuk dapat berkembang secara alami sesuai dengan kodratnya sebagai seorang manusia. ~ WH Clark ~


Keluarga merupakan inti pendidikan. Keluarga merupakan madrasah yang utama dan pertama. kedua orangtua memiliki fitrah untuk menyayangi anaknya dan memberikan pendidikan yang baik dan layak agar anaknya bertumbuh dan berkembang secara layak dan menjadi sosok yang mandiri dan membanggakan.


Begitupun dengan pendidikan agama dan pemahaman nilai-nilai agama. Orangtua memegang peranan penting dalam hal menumbuhkan kecintaan anak pada agama. Kebiasaan perilaku keagamaan pada orangtua akan berimbas pada perilaku keagaaman pada anak. Untuk itu sebagai orangtua kita harus menjadikan kita sebagai contoh atau tauladan yang baik untuk anak-anak kita.


Menurut Rasulullah salallahu 'alaihi wa salam, orangtua memegang andil besar dalam pembentukan fitrah keagamaan pada anak. Karena sejatinya setiap anak yang dilahirkan sudah dibekali dengan potensi keagamaan, namun orangtuanyalah yang akan membentuk ke arah mana, orangtuanyalah yang menjadikan dia  Nasrani, Yahudi atau Majusi sesuai dengan hadits Rasulullah salallaahu 'alaihi wa salam.



Pendidikan Kelembagaan


Aspek pendidikan yang mempengaruhi jiwa keagamaan seseoorang yang selanjutnya adalah pendidikan kelembagaan. Pendidikan kelembagaan yang dimaksud adalah pendidikan tambahan selain pendidikan keluarga dan berada di luar lingkungan keluarga. Pendidikan kelembagaan ini bisa berupa pendidikan Formal maupun non formal. 

Pendidikan kelembagaan ini diterapkan untuk melengkapi pendidikan di dalam keluarga. Ketika orangtua tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk membekali anak-anaknya dengan aneka disiplin ilmu, pilihan bisa dijatuhkan pada sekolah-sekolah yang memiliki kredibilitas bagus dalam menerapkan konsep pendidikan. Bisa disesuaikan apa yang menjadi tujuan para orangtua ketika memilih lembaga sekolah untuk anak. 

Kemampuan anak yang mana yang ingin ditonjolkan, berbasis pada hal ini, orangtua bisa memasukkan anak pada sekoloah yang tepat sasaran. Jika pendidikan kelembagaan yang orangtua pilih untuk menanamkan nilai keagamaan pada anak, hendaknya masukkan anak pada lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan. 

Mengambil kisah dari pengalaman yang ditemui, biasanya anak-anak yang dimasukkan pada lembaga pendidikan Islam, mereka dibiasakan untuk mengamalkan ajaran Islam, ini bisa menjadi salah satu strategi untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada anak.  Kebetulan saya juga memilihkan lembaga pendidikan Islam, sebagai sekolah pertama yang diperkenalkan kepada anak-anak. para orangtua harus memiliki perencanaan yang matang dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada anak. Adanya lembaga pendidikan Islam, orangtua terbantu dalam membentuk jiwa keagamaan anak, karena hal ini sangat mempengaruhi perkembangan nilai agama. 


Menurut Yong Pendidikan Keagamaan sangat mempengaruhi tingkah laku keagamaan


Selain memasukkan anak pada lembaga pendidikan Islam untuk mengembangkan nilai agamanya, pembiasaan yang ditanamkan pada anak di rumah juga harus diselaraskan dengan apa yang didapat dari sekolah. Pembiasaan menurut M. Buchari adalah perlakuan yang diperbuat secara beragam. Jadi orangtua harus melanjutkan apa yang sudah didapatkan di sekolah untuk diterapkan di rumah, agar anak terbiasa dengan hal-hal baik yang sudah diajarkan di sekolah. Hal ini diharapkan kelak anak akan mencintai agamanya dan tumbuh sebagai generasi yang cinta Allahu dan Rasulnya.

Ada dua cara dalam membentuk kebiasaan diantaranya pertama dengan cara pengulangan, dan yang kedua dengan cara disengaja dan direncanakan. ~ watherington ~

Sekolah merupakan pelanjut pendidikan di rumah, sekolah memperkuat pengembangan nilai agama pada anak. Tugas guru adalah nilai keagamaan pada anak, membuat anak mau menerima ajaran agama yang dianutnya.

Ada tiga tahapan yang harus dilalui anak agar dia mau menerima ajaran yang diterapkan pada dirinya, dalam hal ini mengembangkan nilai agamanya. Tahapan tersebut diantaranya yaitu: Perhatian, pemahaman, penerimaan. ~Djamaludin Ancok~


Perhatian


Sebagai guru jika ingin mendapat perhatian dari muridnya, hendaknya harus pandai dalam meracik materi pembelajarang yang diberikan. Mempersiapkan metode yang mudah diterima oleh anak, sehingga anak akan merasa suka cita dalam menerima dan menyerap pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya.


Pemahaman


Para guru harus mampu membuat murid paham dengan pembelajaran yang disampaikannya. Untuk itu harus ada tips dan trik khusus agar anak dapat memahaminya. Contoh-contoh yang aplikatif bisa memudahkan murid memahami pembelajaran dari pada hanya sekedar teori.


Penerimaan



Penerimaan murid terhadap pembelajaran guru adalah karena adanya kesesuaian, apa yang disampaikan guru kepada muridnya. Apa yang dimaksud kesesuaian? Yang dimaksud kesesuaian di sini adalah nilai kebaikan yang disampaikan kepada murid, terlebih dahulu harus sudah diterapkan oleh sang guru. Anak langsung mendapatkan uswah dari gurunya. Sifat guru yang amanah serta jujur merupakan kunci utama agar apa yang dibawanya bisa diterima oeh para muridnya.


Aspek Pendidikan dalam Lingkungan Masyarakat


Masyarakat memiliki andil besar dalam perkembangan kehidupan seorang manusia, dari mulai lahir samapi meninggalkan dunia. Lingkungan amsyarakat yang baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, akan membentuk seseorang menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama juga.

Jika seseorang berdiam dalam sebuah lingkungan seniman, besar kemungkinan orang tersebut akan tumbuh menjadi seorang yang mencintai seni, bahkan bisa jadi menggeluti bidang kesenian. Jika seseorang tinggal di dalam lingkungan pesantren, diharapkan juga tumbuh sebagai orang yang alim dan menjadi santri.

Untuk itu bergaullah dengan orang-orang yang berakhlak mulia dan mengamalkan aajaran agama dengan baik di lingkungan masyarakat yang baik. maka pengembangan nilai agama pada anak atau seseorang akan baik pula.

Mari kita sehatkan lingkungan keluarga kita, lingkungan sekolah anak, juga lingkungan masyarakat tempat tinggal kita, agar ketiganya berkesinambungan bahu membahu saling menunjang untuk mencetak generasi yang cinta Allah dan Rasulullah. Generasi yang berakhlaqul karimah, generasi yang cinta Quran dan hadits. Menjadi khalifatul fil ardy yang amanah dan benar-benar bisa menjaga bumi. Salam Ukhuwah.



Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger