Mengenal Konsep Seni

Minggu, 20 Februari 2022

Masa Usia PAUD adalah masa yang paling tepat untuk memberikan stimulasi untuk mengembangkan semua aspek yang ada dalam diri anak. Termasuk juga aspek perkembangan seni. Sebelum masuk pada pendidikan seni untuk anak usia dini, kita ketahui dulu wawasan tentang mengenal konsep seni secara umum.


Pendahuluan



Jika kita diam di suatu tempat yang dihiasi dengan pernak-pernik yang serba indah dan aesthetic, apa yang dirasakan? Pasti mood langsung enak, kan? Segar dan pikiran pun jadi terasa lebih relaks. Dari mata turun ke hati, begitulah sifat keindahan seni. Memandang keindahan, mampu menciptakan ketentraman emosional. 

Pada pertemuan pertama ini, ayo kita kenali dulu konsep tentang seni, sebagai bekal kita untuk memperkenalkannya pada anak didik kita di kegiatan pembelajaran tentang Pendidikan seni bagi anak usia dini.

Bila kita berbicara tentang seni seringkali dikaitkan pada hal yang indah, hal yang menyenangkan, hal yang membangkitkan semangat, hal yang mampu mengangkat adrenalin kita ke puncak bahagia. Ujaran sering dilontarkan oleh para kaum pujangga dengan mengaitkan hal-hal yang membuat pikiran kita bahagia dengan seni. Mengisi draft langkah di setiap kehidupan kita dengan dihiasi seni menjadikan perjalanan hidup ini tak melulu menjenuhkan.

Apakah Seni? Tak mudah untuk menjabarkan hal ini sampai dengan menemukan jawaban yang bermuara pada kepuasan. Tak ubahnya dengan kebahagiaan yang sumbernya lebih pada penekanan terhadap hal yang terkait dengan kejiwaan, begitupun seni. Titik awal seni berangkat dari pemenuhan kebutuhan jiwa.

Jenjang usia dini adalah masa yang paling tepat dalam memperkenalkan segala hal agar lebih mudah membekas dan menempel hingga menjadi sebuah kebiasaan yang berdampak pada kehidupan ke depannya. Masa ini adalah masa emas dari seorang manusia. Seluruh potensi yang ada pada manusia sebaiknya dikembangkan sejak dini. Begitupun seni. Seni merupakan salah satu potensi dasar anak yang masuk ke dalam kecerdasan majemuk. Karena itu sudah sepatutnya seni diperkenalkan pada anak dari sejak dini.

Seni diperkenalkan dengan cara yang menyenangkan kepada anak, misalnya melalui berbagai jenis permainan baik permainan yang pasif maupun permainan yang aktif (Widjanarko, 2017 ).




Pembahasan


Makna Pendidikan Seni


Pendidikan adalah hal mendasar yang dibutuhkan oleh manusia. Pendidikan dapat merubah manusia dari keadaan tidak tahu menjadi mengerti. Pendidikan amat perlu diterapkan dari sejak dini. Termasuk seni.

Seni merupakan komponen yang majemuk yang dipengaruhi oleh banyak faktor, dinamis dan bergerak leluasa. Seni berkembang sesuai dengan kebudayaan yang mempengaruhinya. Sesuai dengan selera yang menyertainya.
Seni mengandung pengertian produk keindahan yang dapat membangkitkan rasa Bahagia (Soraya, 2019)

Mengutip perkataan Soedarso dalam Pekerti DKK, seni berasal dari berbagai kata dan Bahasa. Bahasa Itali menyebut seni dengan istilah I’arte, Bahasa Prancis mengistilahkan seni dengan l’art, el arte dalam Bahasa Spanyol dan art dalam Bahasa Inggris. Semua istilah tersebut diambil dari Bahasa Roma atau populernya dikenal dengan Bahasa Latin ars yang berarti keterampilan, keahlian dan ketangkasan. Sedangkan orang yang memiliki keahlian disebut sebagai artes (Pekerti, 2018:1.5).

Kemudian dalam perkembangannya seni memiliki makna yang lebih luas, sehingga arti seni perlu dijabarkan dalam tiga sisi, diantara yaitu:

1. Seni sebagai hasil karya. Karya seni merupakan hasil dari ungkapan perasaan yang bukan hanya dihasilkan dari luapan rasa bahagia namun juga memiliki arti spiritual. Karya seni merupakan gambaran dari manusia secara personal dan sosial dalam berbagai hasil karya. Hasil karya tersebut misalnya terdapat dalam pahatan Candi Borobudur yang memiliki makna filosofis yang tinggi serta unsur religi.

2. Seni sebagai keahlian. Aristoteles menganggap bahwa seni merupakan hasil luapan emosi yang diwujudkan melalui kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Gagasan yang dimiliki seseorangdisertai dengan keahlian sehingga mampu diwujudkan menjadi sebuah karya seperti gesekan biola, pahatan patung atau pertunjukkan wayang yang dimainkan dengan sangat interaktif.

3. Seni sebagai kegiatan manusia. Seni sebagai kegiatan diartikan sebagai kegiatan olah bentuk, olah pengalaman dari hasil melihat, mendengar, meraba, mencium dan mendengar. Seni juga merupakan kegiatan olah tekhnik contoh seni sebagai kegiatan adalah ekspresi wajah konyol yang dibuat oleh pelawak sehingga mengundang tawa. Atau gerak gemulai para penari yang mengekspresikan perasaan jiwa.

Sifat Dasar Seni


Seni memiliki lima sifat yang menjadi ciri pembentukannya, diantaranya yaitu:

1.   Sifat kreatif. Seni merupakan gagasan baru yang diciptakan oleh individu yang sebelumnya belum pernah ada, atau dikembangkan dari yang telah ada. Misal seperti pahatan patung yang terbuat dari es batu, atau lukisan yang terbuat dari kacang-kacangan, atau pemusik yang menciptakan permaianan musik tradisional dengan menggunakan alat musik yang modern.


2.   Sifat Individualitas. Hasil karya seni merupakan ciri dari orang yang menciptakannya, misal hasil karya lukisan Basuki Abdullah pasti memiliki perbedaan hasil dengan hasil karya pelukis lainnya.


3.   Sifat ekspresif. Perasaan ekspresif seniman dituangkan dalam karya seni yang dia ciptakan. Seni yang terlahir merupakan perwakilan dari kondisi atau ekspresi dari perasaannya,misal karya sebuah lagu yang syairnya berisi tentang kepedulian pada anak-anak terlantar dan kaum tertindas karya Iwan Fals yang berjudul Bongkar atau perasaan cinta yang meluap sebuah lagu yag dibawakan Prinsa untuk ost web series layangan Putus dan yang lainnya.

 

4.   Sifat yang permanent atau abadi. Hasil karya seni yang tercipta yang sudah mendapatkan legitimasi dan penghargaan dari masyarakat tidak akan terhapus, contohnya lagu kebangsaan Indoneisa Raya, tetap diakui sampai dengan sekarang.


5.   Sifat Universal. Seni bersifat universal dalam artian meluas bisa berkembang ke seluruh penjuru dunia. Dari zaman dahulu hingga sekarang seni terus berkembang. Berputar berganti dari masa ke masa mewarnai trend sampai penjuru dunia. Seperti halnya pada trend fashion hasil karya dari seorang fashion desainer di paris bergerak menjalar sampai ke negara lainnya.


Unsur-Unsur Karya Seni


Setiap keindahan selalu didambakan oleh semua orang. Keindahan mampu membangkitkan mood dan aura yang positif. Satu hal yang terlihat tidak menarik jika diberi sentuhan seni akan memiliki kesan yang berbeda. Hasil seni dapat membangkitkan aneka ekspresi dari mulai senang, terkejut, sampai merasa menakutkan. Namun dari semua ekspresi yang keluar, seni tetap memberikan value yang bermakna pada kehidupan, seperti perenungan, kesadaran, berpikir merasa tercerahkan dan menemukan jalan keluar dan lain sebagainya.


Nilai yang bisa kita dapat dari sebuah karya seni dikarenakan ada unsur-unsur penyerta dalam sebuah karya seni. unsur penyerta tersebut  diantaranya adalah:


1.   Struktur Seni. Unsur-unsur dalam seni merupakan perpaduan yang membentuk satu kesatuan utuh. Unsur dalam seni banyak ragamnya diantaranya unsur karya seni rupa yaitu garis, titik, bentuk, warna, tekstur, volume, cahaya. Unsur karya seni musik terdiri dari ekspresi, melodi, irama dan harmoni. Unsur seni tari terdiri dari gerak, ruang dan waktu.



Lukisan abstrak

Lukisan Abstrak. Sumber: Pixabay


Lukisan affandi

Lukisan Kebijaksanaan dari Timur Karya Affandi. sumber: Galeri Lukisan Indonesia

 

Tema dalam seni. Suatu hasil karya seni biasanya lahir dari sebuah tema yang diangkat dari ragam persoalan. Persoalan yang dikaitkan bisa berupa nilai keindahan yang didapat dari alam, benda, kejadian atau peristiwa, metafora (pemakaian kata yang bukan makna sebenarnya, mis: tulang punggung= pemikul tanggung jawab)) dan alegori (cerita yang dipakai sebagai lambing kehidupan manusia yang sebenarnya. Contoh tema dalam karya seni misalnya mengangkat tema cinta tanah air dalam lirik lagu “Tanah Air”.

Namun bukan berarti hal yang tidak memiliki tema tidak dapat disebut sebagai karya seni, misal dalam karya seni abstrak, hanya ada garis, warna, bidang dan bentuk yang tidak mudah dimengerti bentuknya namun menghadirkan komposisi yang bisa mewakili perasaan dan pikiran sang seniman.

Tema mempermudah para penikmat seni membuat perbandingan dari karya seni yang satu terhadap karya seni yang lainnya (Masdiono dan Zahar,



Tari Saman. Sumber: Masbidin.net

1.   Media dalam Seni. Media digunakan sebagai bahan dan alat serta keterampilan teknik. untuk mewujudkan sebuah karya seni. Pada karya seni rupa dua dimensi mediumnya bisa berupa lukisan. Pada karya seni tiga dimensi berupa patung, arca serta medium canggih berbasis digital yang berkembang akhir-akhir ini.


2.   Gaya dalam seni. Gaya seni merupakan penampakan hasil karya seni  dari seorang seniman  yang mempunyai ciri khas. Seperti halnya tarian di yogya tentunya memiliki gaya yang berbeda dengan tarian yang ada di banten atau jawa Barat. Contoh lainnya lagi, corak batik yang dimiliki masing-masing daerah memiliki gaya yang berbeda. atau corak batik pada satu daerah berbeda dengan daerah lainnya. setiap daerah memiliki corak batik yang khas dan memiliki arti filosofi yang berbeda.




Ragam Seni  atau Pengelompokan Seni

 

Seni merupakan kebutuhan jiwa yang tidak kalah penting posisinya dalam kehidupan manusia, seperti telah diungkapkan di awal, seni dapat menimbulkan ketenangan, semangat dan kebahagiaan. Awalnya seni tidak ada pengelompokkan, sejalan dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan akhirnya para pakar mengelompokkan jenis-jenis seni. Para pakar menerjemahkan hasil karya seni  ke dalam pengelompokan berdasarkan bentuk, media, teknik dan fungsi.


Dalam Pekerti (2018) Dari aspek media, seni dikelompokan menjadi tiga, yaitu seni rupa, seni pertunjukkan, dan seni sastra. Seni rupa dibagi menjadi seni murni dan seni terapan, seni pertunjukan dibagi menjadi seni tari, seni musik, seni teater, film, dan yang lainnya. Seni sastra meliputi syair, puisi, pantun, prosa, novel dan hasil karya sastra lainnya. Adapun penjabaran dari tiga kelompok seni di atas adalah sebagai berikut:


1.   Seni rupa merupakan perwujudan seni yang bisa disuguhkan dalam karya dua dimensi,tiga dimensi atau bahkan multi dimensi.

 

Ada sudut pandang berbeda antara seni rupa yang perlu diperhatikan. Seni rupa pada anak berbeda konsepnya dengan seni rupa pada orang dewasa. Seni rupa bagi seorang anak akan berubah pandangannya seiring dengan bertambah umur. pada pertemuan yang akan datang kita akan membahas tentang seni untuk anak lebih mendalam lagi.

 

2.   Seni pertunjukkan merupakan seni yang dipertontonkan di hadapan khalayak ramai, mencakup seni tari, seni musik, drama, film, ketoprak.  Disertai  panggung sebagai saranan untuk mementaskan produk seni. Didukung oleh: Media intrinsik yaitu busana, make-up, alat penunjang dan musik yang mengiringi. Media ekstrinsik yaitu bakat dan keterampilan.

 

3.   Seni sastra. Berguna sebagai perpanjang lidah untuk menggambarkan keadaan sosial masyarakat di suatu masa yang berubah adat dan budayanya, berbentuk penuturan Bahasa yang terstruktur dan enak didengar.

 

 


 

 Kesimpulan


Seni merupakan produk olahan tangan manusia yang menggunakan teknik dan memiliki gaya tertentu. setiap karya seni memiliki perbedaan dan memiliki ciri yang khas antara satu karya seni dengan yang lainnya. karya seni mampu terus berkembang menyesuaikan keadaan zaman, adat istiadat, perkembangan teknologi dan pola pikir manusia.

keindahan karya seni dapat kita nikmati karena adanya unsur yang menyertai tersusun dalam komposisi yang sesuai, antara media seni, gaya seni, dan juga tema seni. karya seni dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu karya seni sastra, karya seni pertunjukkan dan karya seni rupa.





Referensi


Pekerti, Widia dkk. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka, 2018.


Soraya, Nyayu, Ragam Seni Budaya Melayu Pra Islam.  Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Tsaqofah & Tarikh Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2019.


Widjanarko, Paulus. Pendidikan Seni Bermaon dan Bernyanyi pada Anak Usia Dini,  Jurnal Anak Usia Dini, Volume 1, Nomor 1, hlm 25 – 31.


http://umkeprints.umk.edu.my/103/ Masdiono, Toni dan Zahar Iwan. Pentingnya Klasifikasi Tema dalam Pendidikan Seni Rupa Studi Kasus Tema pada Seni Fantastik Indonesia.





 

Pendidikan Agama Islam

Senin, 14 Februari 2022


 

Pendidikan Agama Islam


Pendahuluan


Terkadang kita dibingungkan dengan istilah Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam. Apa perbedaannya? Sedikit saya uraikan dalam pendahuluan materi ini, agar kita langsung memiliki pijakan yang jelas ketika berusaha memahami konsep Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam. Pendidikan Agama Islam merupakan pembelajaran yang dilakukan di lingkup pendidikan formal semisal di madrasah, sekolah dan pesantren. Sedangkan Pendidikan Islam adalah pembelajaran yang dilakukan secara informal misalnya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Singkat, padat dan jelas, bukan?

 

Kini kita beranjak pada esensi dari pendidikan itu sendiri. Manusia dalam upaya menjaga fitrah sangat memerlukan pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi manusia, karena  manusia dilahirkan benar-benar dalam keadaan tak memiliki pengetahuan sedikitpun, keadaan ini digambarkan dalam Al-Qur'an surat an-Nahl: 78,  Allah azza wajalla berfirman:




Ramayulis (menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan sesederhana apapun bentuknya, sekecil apapun komunitas tempatnya berada, karena pendidikan merupakan kebutuhan bagi kehidupan manusia.

Seperti halnya Rasulullah salallahu alaihi wa salam, diperintahkan membaca melalui perantara Jibril alaihi salam, ini merupakan bagian dari proses pendidikan.  Gambaran Rasulullah kala itu diceritakan dalam Al-Qur'an surat al-Alaq ayat 1-5, yang isinya, Allah ta’ala berfirman

 



Firman Allah yang tersurat dalam Al-Qur'an surat al-Alaq ayat 1-5 mengisyaratkan bahwa manusia harus banyak membaca. Membaca merupakan  proses dari belajar.

 

 Pembahasan


1.   Hakikat Pendidikan


a.   Makna Etimologi (Bahasa)


Kata Pendidikan dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “didik”, diberikan imbuhan “pe” dan “an” menjadi “pendidikan”. Dalam Kamus Besar Bhasa Indonesia (KBBI) mengandung arti etimologi yaitu perbuatan atau cara melatih dan mengajar mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Menurut pemaparan Ramayulis (2002), kata pendidikan berasal dari Bahasa Yunani Paedagogos yang memiliki arti membersamai anak-anak. “Paedos” bermakna “anak” dan  agoge memiliki arti saya memimpin atau membimbing. Dahulu di Yunani kuno paedagogos merupakan pelayan yang memiliki peranan sebagai pengantar dan penjemput anak-anak. Namun seiring berjalannya waktu makna kata ini bermetafora, posisi sebagai pelayan berubah menjadi pembimbing, pendidik atau ahli dalam mendidik. Kemudian Bahasa inggris memaknainya dengan kata “Education”, yang artinya pengembangan atau bimbingan.

 

b.      Makna Terminologi


Menurut Ramayulis (2002) ada tiga pandangan yang menyertai makna Pendidikan secara terminology. Pertama ditelaah dari sudut pandang tokoh Pendidikan Indonesia, kedua dari tokoh Pendidikan barat dan yang ketiga dari sistem Pendidikan Nasional.


Secara terminologi, salah satu tokoh Pendidikan Indonesia Hasan Langgulung memaknai pendidikan  dari dua sisi pandang. Pertama dari sudut pandang masyarakat, kedua dari sudut pandang perseorangan. Dari sudut pandang masyarakat, pendidikan bermakna pewarisan kebudayaan yang dilimpahkan generasi tua ke generasi muda, dengan tujuan agar identitas tetap terjaga. Dari sudut pandang perseorangan, Pendidikan memiliki arti potensi atau kemampuan yang belum muncul dari dalam diri manusia berusaha untuk dikembangkan dan membentuk manusia menjadi sosok yang mempuni.


Tokoh Pendidikan barat Coser dkk mengartikan Pendidikan sebagai kegiatan menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta nilai dari guru kepada muridnya, dengan  tujuan agar muridnya tersebut mampu menjalankan hidupnya dan memiliki etika sosial yang baik.


Aristoteles berpendapat bahwa Pendidikan adalah usaha untuk membentuk  manusia agar memiliki akhlak yang pantas.


Dalam Undang-undang SISDIKNAS dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang direncanakan agar peserta didik mampu secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, agar memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta segala macam keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


Dari beberapa penjelasan tentang pendidikan di atas terdapat benang merah yang bisa kita ambil sebagai inti dari makna Pendidikan yaitu:


1. Proses Pendidikan dilakukan secara sadar dan terencana.

2. Pendidik merupakan subjek dalam Pendidikan.

3. Peserta didik sebagai objek dalam Pendidikan.

4. Kompetensi merupakan tujuan dari sebuah Pendidikan

 

 Hakikat Agama Islam

 

Agama


Pengertian agama telah dijelaskan pada pembahasan di pertemuan pertama, dibagian ini saya akan menguraikan aspek yang menyertai keberadaan agama untuk memperjelas hakikat dari agama.  Muhammadin (2013) menjabarkan tentang lima aspek yang menyertai keberadaan agama, diantarnya yaitu:

 

 1. Aspek asal usul. Keberadaan agama berasal dari dua sumber yaitu agama samawi yang berasal dari Tuhan dan agama ardhy yang berasal dari buah pikir manusia.

2. Aspek manfaat. Manfaat agama untuk memberikan kebaikan dan kebahagiaan  di dunia dan akhirat.

3. Aspek ruang lingkup. Agama menjadikan kita yakin akan adanya kekuatan ghaib

4. Aspek kemasyarakatan. Agama diwariskan secara turun temurun, dilanjutkan tongkat estafetnya dari generasi ke generasi.

5. Aspek Sumber. Berasal dari kitab suci yang dijadikan pegangan untuk menuntunnya dalam menjalani perannya sebagai makhluk yang menempati dunia.

 

Islam


Islam sendiri berasal dari kata aslama yang mengandung makna berserah diri, ketundukan dan kepatuhan kepada Rabb sang pencipta. Diambil juga dari kata salima yang memiliki arti keselamatan. Pemeluknya dinamakan Muslim. Pernyataan ini diisyaratkan dalam Al-Quran surat al-Baqaah (2): 112, melalui firman Allah jalla wa ‘ala yang berbunyi:

 



Hakikat Pendidikan Islam


Makna Etimologi (Bahasa).

 

Dalam konteks Islam, Pendidikan memiliki arti yang sangat majemuk dan mendalam. Kata yang satu berkaitan dengan yang lain dan diperdalam lagi dengan kata yang lainnya dengan penjabaran yang lengkap dari sudut pandang Al-Qur'an, as-Sunnah juga Ijma serta Qiyas. Namun saya di sini hanya menjabarkan secara garis  besarnya saja makna dari kata Pendidikan dalam Islam.

 

Ramayulis memaparkan bahwa pendidikan berasal dari tiga kata Bahasa Arab  yang satu sama lainnya saling berkaitan. Tiga kata tersebut diantaranya


  1. At-Tarbiyah, berasal dari kata Rabba yarubbu, yang memiliki arti membimbing, memperbaiki, menguasai, memimpin, memelihara, dan menjaga.
  2. At-Ta’lim, secara lugahwi berasal dari kata ’allama yu’allimu memiliki arti mengajar.
  3. Al-Ta’dib, memiliki asal kata 'addaba yu'addibu, yang memiliki arti beradab.



Dari tiga term di atas, yang paling sering dijadikan rujukan sebagai makna Pendidikan adalah term kata tarbiyah. Tarbiyah mengandung makna kegiatan Pendidikan secara keseluruhan yang mengupayakan kesiapan seorang individu untuk menghadapi dunia lebih matang dan terarah, menjunjung tinggi nilai, etika dan moral kemanusiaan.

Makna Terminologi


Langgulung (1980) menyatakan bahwa Pendidikan Islam merupakan persiapan membentuk para generasi muda agar paham dan sadar posisinya sebagai umat Islam yang harus memaknai nilai-nilai keislaman yang dianutnya. Berusaha menjalankan apa yang ada dalam kaidah Islam agar selamat di dunia dan akkhirat.

 

Dalam Ramayulis (2009), pada tahun 1960, para ahli merumuskan tentang pengertian Pendidikan Islam dalam seminar Pendidikan Islam se-Indonesia. Pendidikan Islam merupakan proses bimbingan yang didasarkan pada nilai-nilai ke-Islaman untuk mengarahkan, melatih, mengasuh, mengajarkan dan membina secara jasmani dan rahani.


Pendikan Islam mengalami banyak perubahan pada dekade ini, yang menjadi latar belakangnya adalah perkembangan zaman dan tatanan sosial yang mengalami perubahan dari masa ke masa. Menurut  Daradjat (2008), Agama Islam dijadikan sumber sebuah kebudayaan yang diciptakan oleh para penganutnya, oleh karenanya kebudayaan di suatu daerah tercermin dari ajaran yang dianut para masyarakatnya.


Para umat Islam untuk melangsungkan keberadaannya wajib  untuk mentarbiyah dirinya dengan Tarbiyah Islamiyah, agar mampu membentuk dirinya menjadi Khalifatul fil-ardi yang Amanah, menjaga titipan yang diberikan kepadanya dengan penuh rasa tanggung jawab. Karena dia paham kaidah yang dianutnya, bahwa segala sesuatu yang dia emban dan dia kerjakan di dunia, segalanya harus dipertanggung jawabkan di kehidupan akhirat kelak.

 

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Armai Arief dalam Rosmiyati Aziz (2019) menerangkan ruang lingkup dari Pendidikan Islam membahas permasalahan yang berhubungan dengan Pendidikan keislaman. Kaidah Pendidikan Islam bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman, ilmu dan teknologi. Pendidikan Islam merupakan bagian yang saling mengikat antara satu dan lainnya, karena nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, merupakan koherensi antara esensi ajaran dan praktik kehidupan sehari-hari.


Ruang lingkup Pendidikan Islam menurut Rahman dalam Rosmiyati Aziz (2019) terdiri dari tuntunan ibadah, aqidah dan muamalah yang berdampak pada proses berpikir dan pembentukan akhlaqul karimah.


Unsur-unsur yang terkait dengan penddikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan mendidik.

2. Peserta didik.

3. Dasar Pendidikan Islam (Al-Qur'an dan Hadits)

4. Tujuan Pendidikan Islam (Akhlaq Mulia)

5. Materi

6. Metode

7. Evaluasi

8. Alat bantu

9. Lingkungan


 

 Manfaat Pendidikan Islam


Manfaat dari Pendidikan Islam yang langsung dapat diaplikasikan, diantaranya adalah:


1. Mendapat kesesuaian antara teori dan praktik.

2. Mendapat informasi yang seimbang antara input dan output.


Tujuan Pendidikan Islam


Abu Ahmadi dalam Ramayulis (2018) membagi tujuan Pendidikan Agama Islam menjadi beberapa tahapan, diantaranya yaitu tujuan tertinggi, tujuan yang bersifat umum, tujuan yang bersifat khusus, dan tujuan yang bersifat sementara. Keempat tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut:


1.  Tujuan tertinggi atau terakhir adalah menjadi insan kamil dengan cara menjadi hamba Allah yang semata-mata mengabdikan dirinya hanya pada Allah dan menjadi khalifah Allah fi al-Ardh yang mampu memakmurkan bumi serta mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.

2. Tujuan Umum meliputi tercapainya perubahan perilaku dan karakter peserta didik kea rah yang lebih baik.

3. Tujuan khusus tergantung pada kebudayaan serta apa yang diinginkan, minat dan bakat peserta didik dalam situasi, kondisi pada jenjang waktu tertentu.

4. Tujuan sementara bersifat kondisional, tergantung latar tempat tinggal peserta didik. Untuk itu Pendidikan Islam mampu beradaptasi dengan berbagai keadaan.


Penutup


Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang mengajarkan tentang membentuk keimanan, melakukan kegiatan beribadah serta membina akhlak manusia menjadi akhlaqul karimah. semua ini bertujuan untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.


Melalui panca indera yang dibekali oleh Allah manusia dibekali potensi fasik dan taat, Manusia diberi kesempatan untuk memilih, karenanya manusia disarankan untuk terus belajar agar tak salah dalam membuat pilihan. Setelah melakukan proses belajar manusia bisa mengajarkan apa yang mampu dia ajarkan. Hal yang paling pamungkas adalah bahwa manusia memiliki tanggun jawab besar yang harus dipikul, yaitu sebagai pengabdi Tuhan dan khalifah fi al-ardh. Bertanggung jawab untuk memakmurkan dan menjaga bumi.

 




Referensi


Andriyani, Isnanita Novia. Menjaga kesucian fitrah manusia. Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 4, Nomor 2, Desember 2015.


Azis, Rosmiyati. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Sibuku, 2019.


Daradjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi aksara, 2008.


Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah. Pendidikan Islam Menggali "tradisi" mengukuhkan eksistensi,  2007.


Firmansyah, Iman. Pendidikan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Dasar, dan Fungsi, Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim. Vol. 17 No. 2 – 2019


Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam Bandung: al-Ma’arif, 1980.


Ramayulis. Dasar-Dasar Kependidikan . Padang: The Zaki Press, 2009.


Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2002.


Subhan, Fauti. Konsep Pendidikan Islam Masa Kini. Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.02 No.02 Hal 355-373, 2013.


https://kbbi.web.id/didik


Kelas Literasi Ibu Profesional Kegiatan Tepat Penghilang Penat

Jumat, 11 Februari 2022

Kelas Literasi Ibu Profesional merupakan alternatif kegiatan untuk mengisi hari dengan kegiatan posisif. Pas banget sebagai healing. Di usia yang tak lagi muda ini, membuat aku benar-benar perhitungan dalam memanfaatkan waktu.  Selektif dan tak sembarang memilih kegiatan untuk mengisi waktu luang. Maklum, ya, Sista, stock umur semakin menipis, hehe.


Pertama Kenal dengan Kelas Literasi Ibu Profesional


Kelas literasi ibu professional yang kudapatkan infonya dari sahabat maya yang tergabung dalam kelas ngeblog dasar, membuat aku mendapatkan pilihan yang selama ini kucari untuk mendukung hobby-ku. Ibarat kata pepatah pucuk dicinta ulampun tiba. Bersyukur sekali dipertemukan dengan kelas ini. Bersyukur sekali dipertemukan dengan komunitas yang mendukung pada kegiatan-kegiatan positif. Bagaikan mata rantai yang sisinya saling bertemu, begitulah jalinan komunitas yang aku ikuti saat ini. Dari satu kegiatan, bersambung dengan kegiatan yang lainnya, bersambung lagi dan bersambung terus. Semua adalah jalinan kegiatan yang membawa dampak positif, bukan hanya ke depan, tapi langsung terasa saat ini juga.


Tak banyak pikir Panjang langsung aku mendaftarkan diri di program kelas Literasi Ibu Profesional ini. Program pertama yang dicanangkan dalam kelas Literasi Ibu Profesional adalah gerbang kelas, isi kegiatannya adalah mendaftar form anggota KLIP dan mengisi hari yang tersisa dengan menyetorkan tulisan. Ketentuan harus memenuhi target penulisan minimal 10 tulisan di bulan januari jika ingin melanjutkan kelas di bulan Februari.



kelas literasi ibu profesional


Tembus Good Badge dan Tersaring dalam 99 Klippers dengan Tulisan Terbanyak


Alhamdulillah, target sepuluh tulisan dalam satu bulan, mampu kutuntaskan, aku berhasil mengumpulkan dua belas tulisan. Andai saat itu tak ada urusan yang menyebabkan aku tak bisa berhadapan dengan laptop. Mungkin bisa lebih dari itu. Hallah…bersyukurlah…!! Untuk sebuah Langkah awal sudah cukup, alhamdulillah.


MasyaAllah komunitas kelas literasi ibu professional ini, menghandle program yang ada, secara  professional. Selalu ada pemberitahuan setiap step kegiatan yang dicanangkan. Ini membuat kami selalu bisa update informasi kegiatan KLIP. Pemberitahuan secara individu disampaikan lewat email, dan juga informasi pelengkap disampaikan lewat facebook dan Instagram KLIP.


Sukses dalam saringan pertama, yaitu target sepuluh tulisan, alhamdulillah aku juga masuk ke saringan ke dua, aku masuk ke grup 99 KLIPERS hyang berhasil mengumpulkan jumlah kata terbanyak. Dan akhirnya akupun diizinkan untuk masuk dalam grup telegram 99 Klipers.


Kelas Persiapan Bersama Bu Septi


Memasuki bulan februari, kelas persiapan mulai diadakan. KLIP mengadakan program Sharing ilmu di periode gerbang persiapan ini. Tak tanggung-tanggung, ada dua program sharing yang diadakan. Program kelas pertama disampaikan oleh Ibu Septi, sebagai founder dari KLIP. Webinar ini mengusung tema tentang Mengenal Diri Sendiri dan Peran kita untuk Keluarga. Dari tema saja kita sudah bisa menduga isinya pasti daging bangets untuk kaum perempuan.


Perempuan begitu dihargai keberadaannya, perempuan begitu dinanti keberadaanya, perempuan begitu dibutuhkan keberadaannya,  karena perempuan adalah tempat menabur benih dari generasi ini berawal.  Perempuan berdaya adalah subuah keharusan yang berawal bukan dari paksaan. Ibu septi menerangkan tentang ciri-ciri Perempuan yang Berdaya, diantaranya yaitu mampu memahami diri dan potensinya, mampu berdaya dan menghadapi perubahan, mampu berdaulat penuh atas dirinya.





Perempuan yang mampu mengenali dirinya adalah tau apa yang dia mau, sehingga apa yang menjadi pilihan hidupnya akan selalu membawa kebahagiaan buat dirinya, tanpa menyalahkan orang lain. Dalam kegiatan menulispun, dia mengerti apa yang disukainya, sehingga ketika menulispun dia merasa enjoy dan merasa Bahagia.


Ketika kita telah tau dan memahami diri sendiri kita akan mampu membawa diri ke arah perubahan yang lebih baik. Memahami strategi di setiap  keadaan, sehingga kita tidak gampang menyerah terhadap komitmen dan konsisten yang kita buat. Ketika kita menemui suatu kendala atas pilihan yang sedang kita jalani, terus melaju adalah pilihan yang akan diambil.


Setelah mampu melewati fase  membawa diri ke arah perubahan yang lebih baik, maka kita sudah sanggup berdaulat penuh atas diri kita. Tidak ada unsur menyalahkan orang lain atas keputusan yang telah kita buat. Jangan terkungkung dengan merasa memiliki potensi yang itu-itu saja, untuk itu beri ruang ekspresi pada diri kita agar kita mengerti potensi kita lebih jauh. KLIP atau kelas literasi Ibu professional merupakan  wadah yang tepat untuk mencari potensi yang banyak yang ada dalam diri kita.


Kebahagiaan kita yang menciptakan, untuk itu kita perlu menantang diri kita sendiri, meski dari rumah, kita bisa berkontribusi kepada dunia. Starting point berangkat dari rumah, dengan mampu mengelola waktu, memilah kegiatan yang membuat kita bahagia dan yang tidak membuat kita bahagia. Perpanjang waktu yang membuat kita Bahagia dan perpendek waktu pada hal yang tidak membuat kita Bahagia. Sehingga hal-hal yang menekan kita, tidak pernah dianggap sebagai batu penghalang namun pemicu semangat. Sehingga jiwa dan raga kita lama kelamaan akan menjadi terbiasa dan merasa ringan. Kita akan merasa semua kegiatan yang kita lalui akan berdampak manfaat dan menimbulkan kebahagiaan. Challenge berkarya dari rumah akan menjadi trigger buat kita.


Closing statement yang bagus dari Bu Septi yang bisa menjadi catatan buat kita, bagi wanita yang telah menikah, mendidik anak, menjemput rezeki dan berkarya itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, apalagi dikorbankan, karena pernikahan itu bukan pengorbanan, namun mencari kebahagiaan. Untuk itu terus berdayakan diri, menggembleng diri menjadi wanita hebat sekaligus ibu hebat. kata-kata Bu Septi ini  seperti guyuran Mutiara dan berlian yang sangat kita nanti, seolah mengingatkan kita pada posisi mulia kita diamanatkan menjadi seorang wanita yang memiliki tanggung jawab terhadap kwalitas penerus bangsa. Yuk, gaes, mari menjadi perempuan berdaya!





Kelas Persiapan Bersama Kak Shanty


Webinar kelas persiapan yang kedua diadakan tiga hari setelahnya, dengan mengusung tema tentang free writing, yang disampaikan oleh Ka Shanty. Ka Shanty memberikan tips kepada kita agar tidak merasa beban dalam menuangkan ide dan gagasan ke dalam tulisan. Ka Santy memberikan saran agar kita menulis apa yang ada dalam pikiran kita, walaupun awalnya kita bingung dan lompat-lompat, istilahnya menulis dengan cepat. Jangan dulu memikirkan aturan, tanda baca, aturan menulis yang baik, dan sebagainya. Tulislah dengan perasaan ringan hanya untuk diri sendiri dulu. Lama kelamaan akan membentuk pola kebiasaan dalam hal gaya menulis, waktu menulis dan cara menulis. Untuk itu jangan banyak menunda.

 

Free writing bisa dijadikan sebagai healing, wadah curhat. Free writing bisa dijadikan jalan keluar ketika sedang writing block. Di awal bisa kalimat tak beraturan namun lama kelamaan kita akan terbiasa Menyusun kalimat yang ngalir dan enak dibaca. Tulis dalam wadah apa saja yang membuat kita mudah untuk menuangkannya, bisa lewat catatan tangan atau ngetik. Saat ini ada aplikasi google line yang bisa memindahkan tulisan tangan kita ke bentuk ketikan dengan memindahkan detail yang sangat lengkap.

 

Setelah itu bisa dibuat program peningkatan dalam skill menulis. Yang perlu ditekankan adalah tetap pada prinsip, menulis yang menyenangkan, waktu yang meningkat sedikit-demi sedikit. Sehingga kita akan terbiasa.


Berikan penghargaan untuk diri kita sendiri, merayakan setiap tantangan yang sudah kita lewati, sekecil apapun. Penghargaan terhadap diri kita bisa mempengaruhi mental kita, untuk tetap semangat. Di akhir kelas Kak Shanty mengungkapkan quotes dari Barbara Fine Clouse, seorang writer yang memiliki segudang prestasi


Menulis akan merangsang pemikiran, jadi jika kita tak mendapatkan ide untuk menulis, tulis apa saja, nanti akan keluar sendiri ide-ide dari pikiran kita. - Barbara Fine Clouse -


Kak Shanty memberikan tips untuk mengembangkan free writing diantaranya adalah jadikan terlihat, jadikan menarik, jadikan mudah, dan jadikan memuaskan. Tips lainnya harus banyak membaca, baca dijadikan cemilan.


Setelah mendengarkan pencerahan dari kak Shanty, lumayan memompa semangat menulis saya, nih. Alhamdulillah hikmah mengikuti program kelas Literasi Ibu Profesional ini, saya jadi ketagihan untuk menulis setiap hari. Awalnya terasa berat harus setiap hari setor tulisan, tapi lama kelamaan seperti kecanduan, jika sehari tidak menulis seperti ada yang hilang dari dalam jiwa. Lebay ga, yaa?!





Kelas Literasi Ibu Profesional Kegiatan Tepat Penghilang Penat


Kelas persiapan berikutnya akan diadakan pada tanggal 2 Maret 2022, di kelasnya kak Wika. Duh, ga sabar, deh menanti kelas ini. Kelas yang diadakan Kelas Ibu Profesional dibikin serasa melanglang di hutan ilmu yang rindang dan kita begitu menikmati keteduhan dan kenyamanan menari-nari di dalamnya.


Aku spill lagi, ya program unggulan dari kelas Literasi Ibu Profesional ini, diantaranya ada setoran rutin yaitu berupa tulisan harian yang disetorkan dengan template bebas, mau di GDoc, bisa di platform medsos semisal facebook atau Instagram, atau di blog. Teman-teman bisa senyaman mungkin memilih platform yang ingin digunakan. 

Selain itu ada juga ruang berbagi yang programnya berisi sharing ilmu yang diadakan di telegram ataupun webinar yang sudah saya ceritakan di atas. Ada klub buku klip. Ada program kenal lebih dekat, biasanya program ini diisi dengan kegiatan dari peserta oleh peserta dan untuk peserta, siapa saja boleh berbagi apa yang mereka punya untuk bisa dibagi, bisa berupa sharing ilmu maupun pengalaman.

Ada juga tema tantangan menulis (TTM), yang biasanya di setiap minggu ada tema berbeda yang ditetapkan, dan ini bisa diikuti oleh semua peserta, bebas, ikut boleh, tidak ikut juga tak mengapa.

Selain yang disebutkan tadi masih banyak lagi kegiatan-kegiatan seru lainnya. Diskusi grupnya juga asyik, ada aja topik menarik yang dijadikan bahan diskusi, masyaAllah. Coach nya juga keren-keren dan ramah-ramah. Doakan aku bisa tetap eksis sampai akhir program, yaa! So aku bisa ikut wisuda dengan peserta Kelas Literasi Ibu Profesional yang keren-keren lainnya. caiiyoo. Aamiin.

Teman-teman Ingin cari kegiatan me time yang asik? Pilih Kelas Literasi Ibu Profesional Kegiatan Tepat Penghilang Penat. Salam Literasi đź’“


Maria Montessori Dokter Perempuan Pertama di Itali Penggagas Metode Montessori

Minggu, 06 Februari 2022

Sahabat insnita, sudah kenalkah dengan tokoh pendidikan perempuan yang satu ini? Ya...beliau adalah Ibu Maria Montessori, seorang tokoh Pendidikan Anak Usia Dini penggagas metode Montessori. Awalnya metode Montessori diperuntukkan bagi Anak usia dini, namun kini metode ini telah berkembang digunakan juga pada jenjang Sekolah Menengah Atas. Pada postingan kali ini, saya ingin bercerita sedikit tentang perjalanan karir dari seorang Maria Montessori.




Maria Montessori lahir di Italia 31 Agustus 1870 di Chiaravalle, sebuah Propinsi kecil di Ancona, Italia. Dia adalah seorang anak tunggal. Ayahnya Alessandro Montessori, seorang manajer bisnis di perusahaan monopoli tembakau negara dan pejabat sipil yang posisi ekonominya berada di kelas menengah borjuis Eropa. Ibunya adalah Renilde Steppani, perempuan berpendidikan dari keluarga terpandang yang sangat mendukung penuh keinginan putrinya untuk menjadi seorang engineering dan seorang dokter yang pada saat itu termasuk hal yang melawan adat istiadat gender abad ke sembilan belas di Italia. Kala itu perempuan Italia tidak diberi kesempatan pendidikan yang sama dengan kaum pria.

Namun berkat kepintarannya, Maria berhasil memenangkan beberapa peluang istimewa untuk mengenyam pendidikan tinggi, walau selama di universitas dia dikucilkan karena merupakan mahasiswa wanita satu-satunya. Namun melalui kesempatan presentasi yang diberikan kepadanya dia mampu membuat mahasiswa yang lainnya berdecak kagum atas kecerdasan dan wawasannya yang luas.  Kepiawayannya dalam berorasi dan kecerdasannya, dia diakui sebagai ilmuwan wanita yang mempuni. Berangkat dari sinilah akhirnya dia mengembangkan keberhasilan yang dia raih untuk berjuang membantu para perempuan lain agar dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan menyuarakan kesetaraan gender melalui kesamaan hak dalam meraih pendidikan. Ibu Maria Montessori laksana Ibu Raden Ajeng Kartini versi dunia.




Minatnya yang besar pada dunia sains dan matematika, membuat dia bertekad keras untuk meluaskan wawasannya di bidang ini. Untuk itu Maria memutuskan untuk hijrah ke Roma. Orang tuanya pindah tugas ke Roma. Keinginan orangtua Maria Montessori untuk menjadikan dia sebagai guru, justru berlawanan pikiran dengan Maria yang memutuskan untuk menekuni bidang engineering. 

Selain ilmu yang berkaitan dengan engineering Maria juga memutuskan untuk mempelajari ilmu kedokteran, untuk itu setelah study di bidang engineering dia selesaikan, maka dia melanjutkan ke bidang kedokteran pada tahun 1890 masih di Universitas yang sama, yaitu Universitas Roma. Dia lulus dengan predikat yang sangat baik dan dinobatkan sebagai wanita pertama yang menyandang gelar dokter dalam bidang kesehatan, di Itali 

Setelah menyelesaikan studinya dia memutuskan untuk bekerja di sebuah klinik  Ortofrenik di Roma.Di klinik ini Maria banyak menangani pasien yang terkena penyakit saraf dan mental. Di sanalah dia kemudian tertarik pada masalah anak-anak. Ide ini dia dapat ketika dia bekerja sama dengan Itard dan Seguin yang pada kala itu penelitiannya berfokus pada orang-orang yang memiliki cacat mental. Dia pun melakukan penelitian dan observasi yang intens di Klinik Bourneville di Paris. karena konsentrasinya dalam menangani anak-anak yang memiliki keterbatasan, akhirnya dia mencoba menggabungkan dunia kedokteran dan dunia pendidikan dalam menangani kasus anak-anak yang memiliki keterbatasan ini. 

Sebagai wanita pertama Itali yang mendapat gelar sarjana kedokteran, ia tertarik untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi pendidikan terutama ditujukan pada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti menderita ketulian, kelumpuhan dan keterlambatan mental. Dia merasa bahwa cacat mental bukan merupakan masalah kedokteran tapi lebih ditekankan pada permasalahan pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar yang dia selenggarakan, dia menemukan hal-hal unik yang dia dapatkan dari hasil observasi yang dia lakukan. Dari hasil observasinya Maria Montessori menyimpulkan bahwa anak- anak cacat dapat diikutsertakan pada ujian untuk anak-anak normal pada umumnya. 

Kala itu Maria menyertakan anak didiknya pada ujian yang diselenggarakan di Roma bersama anak normal lainnya. Ketika mereka berhasil lulus dalam ujian, Montessori melihat suatu keajainban yang dia rasa harus menjadi catatan yang sangat penting.




Dari observasi yang dia lakukan bertahun-tahun terhadap anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, dia melihat ada sesuatu yang selama ini tidak terpikirkan oleh orang lain, sebuah potensi besar dalam diri anak-anak cacat yang masih bisa dikembangkan. Sehingga anak-anak yang memiliki kebituhan khusus ini bisa hidup secara mandiri.

Dia berpikir, jika metode yang dia terapkan selama ini bisa berhasil menjadikan anak-anak yang berkebutuhan khusus menjadi generasi yang mandiri, apalagi jika metode ini diterapkan kepada anak-anak normal, pastia akan lebih bisa menghasilkan output yang bagus bahkan hasilnya lebih cepat.

Dalam rentang waktu yang tak lama, hanya dalam beberapa tahun,  ia memperoleh kesempatan untuk bekerja dengan anak-anak normal. Pada 1907, dia mendirikan “Casa dei Bambini” bahasa Itali yang jika diterjemahkan memiliki arti “Rumah Anak-Anak”. Dan Casa dei bambini, berhasil didirikan pertama kalinya di daerah Roma, tepatnya di San Lorenzo. Maria Montessori memiliki prinsip dasar dalam metode yang dia cetuskan, yaitu memfokuskan anak sebagai children center dan orang dewasa sebagai pembimbing.

Montessori menghadapi penentangan dari para pendukung metode-metode pendidikan Ortodoks yang menganggap sistem pendidikan anak Montessori sangat mendorong kebebasan anak untuk bergerak. Mereka menganggap metode yang diterapkan Montessori memberikan peluang dalam merusak disiplin pada anak.

Namun kala itu mendapat Montessori mendapat dukungan dari para reformer yang antusisas dalam dunia pendidikan dan terus memberikan kesempatan pada montessori untuk mengembangkan metode yang digagasnya.

Karir Montessori makin eksis dan mendapat pengakuan banyak pihak, bukan saja dari negaranya, namun juga berkembang sampai ke luar negeri. Dari tahun 1900 sampai tahun 1907 Maria Montessori mengajar antropologi pendidikan di Universitas Roma dan pada 1922 Montessori ditunjuk oleh pemerintah menjadi inspektur sekolah-sekolah di Italia.

Montessori menelurkan banyak karya dan menulis banyak buku. Menulis lebih dari enam buku tentang pembelajaran dan perkembangan anak-anak. Berawal dari sinilah, metode yang dia kembangkan akhirnya diberi nama Metode Montessori, yang tak lain merupakan nama dirinya sendiri, lebih tepatnya Nama nasab atau nama keluarga.  

Pada tahun selanjutnya Montessori mengembangkan kursus-kursus pelatihan yang berkaitan dengan metode pengajaran Anak Usia Dini yang digagasnya merambah sampai ke Spanyol, India, Inggris, dan Belanda. Metodenya berkembang ke berbagai belahan dunia. Melalui metode yang dia kembangkan kontribusinya sangat besar dalam pengembangan kemampuan anak yang menderita cacat mental. 

Montessori meninggal di Noordwijk ann Zee, sebuah desa kecil di Den Haag, Belanda, pada 06 Mei 1952 di usianya yang ke 81 tahun dan dimakamkan di pemakaman Katholik lokal. Sepeninggal Ide-ide brilliant-nya yang sudah dia kembangkan, akhirnya diteruskan oleh Mario Montessori yang merupakan anak satu-satunya yang dimiliki Maria Montessori. Mario memiliki perhatian yang sama besar seperti mendiang ibunya terhadap dunia pendidikan. Akhirnya Mario diangkat sebagai direksi Association Montessori International yang memiliki kantor pusat di Amsterdam.

Sampai kini, Maria Montessori meninggalkan kenang-kenangan yang sangat berharga pada dunia pendidikan. Metodenya terus berkembang, bahkan sampai di Indonesia, bukan hanya digunakan untuk Pendidikan Anak Usia Dini, namun juga berkembang ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Maria Montessori Dokter Perempuan Pertama di Itali, penggagas Metode Montessori. Di Indonesia Metode ini sudah berkembang ke berbagai daerah di tanah air, dan diakui sebagai metode yang mampu mencetak generasi yang berkarakter. bahkan sudah dikembangkan ke dalam metode Islamic Montessori.  Bagaimana prinsip metode Montessori, tunggu postingan selanjutnya. Salam Literasi, Semangat mendidikđź’“. 




REFERENSI

Maria Montessori dan Gerald Lee Gutek, Metode Maria Montessori: Panduan Wajib Untuk Guru dan Orangtua Didik Pendidikan Anak Usia Dini, diterjemahkan oleh Ahmad Lintang Lazuardi dari judul The Montessori Method: The Origin of an Educational Innovation Including an Abridged and Annotated Edition of Maria Montessori’s The Montessori Methode, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015,

David Gettman, Metode Pengajaran Montessori Tingkat Dasar: Aktivitas Belajar Untuk Anak Balita, diterjemahkan oleh Annisa Nuriowandari dari judul Basic Montessori: Learning Activities for Under Fives, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.

George S. Morrison, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, diterjemahkan oleh Suci Romadhona dan Apri Widiastuti dari judul Fundamentals of Early Childhood Education, Jakarta: Indeks, 2012.

Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks, 2013.




Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger