Pendidikan seni bagi anak usia dini memiliki tingkatan dan penerapan yang khusus disesuaikan dengan perkembangan anak. Seni pada anak tidak bisa disamakan dengan seni bagi orang dewasa. Kegiatan seni berpengaruh terhadap berbagai perkembangan kemampuan dasar pada anak yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, sosial emosional. Potensi atau kemampuan dasar pada anak akan terus berkembang secara terpadu seiring dengan bertambahnya umur pada anak.
Konteks berkegiatan seni pada anak-anak bukan hanya bermain
semata namun terdapat nilai edukasi yang sangat bermanfaat untuk anak. Tokoh yang
pertama kali menemukan bahwa seni memiliki nilai edukasi adalah Herbert Read yang
mengembangkan pemikiran Plato (428-347 SM). Pemikiran Herbert menguraikan bahwa
education through art, dalam artian Pendidikan melalui seni mengambil
konsep pemahaman Plato yang menyatakan bahwa art should be the basis of
education yang artinya seni harus menjadi dasar dari Pendidikan ( Pekerti,
2018:1.22).
Pendidikan pada Anak Usia Dini memiliki tujuan membantu anak
mampu mengungkapkan apa yang mereka temukan dan mereka rasakan. Hasil belajar
bukan merupakan keutamaan, namun lebih kepada proses. Misal dalam proses anak
bermain anak menemukan cara bermain yang mengasyikkan yang dia peroleh dari
pengalamannya melakukan sebuah permainan, ini adalah termasuk dalam bagian
proses yang membawa anak pada pengetahuan baru.
Pembahasan
Pendidikan Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah seorang anak yang sedang mengalami
perkembangan pesat dan mendasar bagi bekal kehidupannya di masa yang akan datang.
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak yang memiliki rentang umur dari
0 sampai dengan 6 tahun. Sedangkan menurut NAEYC (National Association for The
Education of Young Children) Anak Usia Dini adalah anak dalam rentang usia 0
sampai dengan 8 tahun (Sujiono, 2013: 6)
Pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini sebenarnya
adalah pendidikan mendasar yang diberikan pada anak oleh para pendidik dan
orang tua dengan memberikan rangsangan atau stimulasi yang mampu mengeksplor
segala kemampuan yang dimiliki oleh anak. Untuk itu para orang tua hendaklah
mengoptimalkan Pendidikan pada anak sejak usia dini. Memberikan lingkungan yang
menunjang tereksplornya daya imajinasi dan daya kreatifitas anak. Jangan lupa
juga untuk mempertimbangkan kemampuan dan keunikan anak yang berbeda-beda
Morrison, 2012: 32)
Para pendidik anak usia dini perlu memperhatikan aspek yang mempengaruhi perkembangan anak. Pada masa ini anak-anak sedang dalam masa peka yang tinggi, rasa ego juga tinggi, senang meniru, mudah menyerap informasi. Usia dini adalah masapembentukan intelegen permanen di kehidupannya kelak. Untuk itu para pendidik, orang tua dan orang dewasa lainnya di lingkungan sekitar anak harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Sujiono, 2013: 7)
- Memberikan pemahaman secara pelan-pelan ketika menghadapi ego anak yang sedang tinggi di masa ini, bertujuan agar anak memiliki karakter yang unggul.
- Memberikan anak kesempatan untuk bermain dan mengenali alat permainan dengan cukup baik melalui bimbingan orang dewasa.
- Memberikan sajian tontonan atau pemandangan yang baik-baik dengan memilih atau menjadi tokoh yang bisa memberikan pengaruh baik pada anak, karena pada masa ini,anak adalah seorang peniru ulung.
Kenali anak niscaya kita akan menemukan potensi yang begitu
besar yang ada dalam diri anak. Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang
dimiliki oleh orang tua dan pendidik terhadap potensi anak, menyebabkan potensi
anak tidak dapat berkembang secara optimal.
Pembelajaran Seni Anak Usia Dini
Pembelajaran seni bagi anak usia dini lebih menekankan pada stimulasi pada aspek psikomotor, terutama pada motorik halus. Dalam Modul pengembangan seni di TK dijelaskan bahwa Perkembangan motorik merupakan unsur kematangan pada gerak tubuh. Pada anak, motorik kasar lebih berkembang terlebih dahulu dibanding motorik halus. Ini bisa dilihat bahwa anak lebih dahulu mampu bergerak berlari menggunakan kakinya dibanding menggunting, mewarnai dengan jari tangannya. Pembelajaran seni pada anak usia dini mempertimbangkan aspek eksplorasi, aspek ekspresi dan aspek apresiasi.
1. Aspek eksplorasi berfungsi untuk menguji kemampuan anak untuk mengeksplor alam dan dirinya, elemen-elemen dari seni dan musik, mengeksplorasi kreativitas dari anggota tubuh anak. Misalnya dengan melakukan observasi, apakah anak mampu merasakan, menjelaskan keadaan alam serta suara yang didengar, bisa membedakan bunyi-bunyian dari instrumen yang berbeda, bisa membuat garis, bentuk, mengenal warna. Dan juga bisa mudah mengenali ritme, melodi dan memadukannya dengan gerakan.
2. Aspek ekspres. Anak mampu mengekspresikan apa yang mereka lihat dan mereka rasa serta dengar. Mampu mengekspresikannya lewat coretan menjadi sebuah gambar, atau mampu menggenggam alat untuk mengeluarkan bunyi dengan ritme yang sederhana, bernyanyi dan menciptakan lagu sederhana.
3. Aspek apresiasi. Mengajarkan anak agar mampu menikmati hasil karya seni, misalnya dengan cara menggambarkan dan menjelaskan hasil karyanya sendiri.
Tujuan Pembelajaran Seni
Pembelajaran seni bagi Anak Usia Dini memiliki tujuan untuk
memberikan pengalaman pada dunia anak tentang seni. Kelak pengalaman yang
didapatkan akan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian dan mempertajam
sensivitas anak, sehingga anak dapat lebih peka terhadap lingkungannya, dan
membantu membangun impresi atau kesan dalam menikmati hasilkarya seni. Tujuan pembelajaran
seni lebih spesifiknya dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengembangkan sensitivitas dan kreativitas pada anak yang terus berkembang sesuai dengan bertambahnya umur.
2. Kegiatan eksplorasi, berkreasi, mempertunjukkan hasil kreatifitas akan merangsang pertumbuhan ide-ide yang imajinatif.
3. Menghubungkan pengetahuan dan keterampilan seni dengan pembelajaran yang lain.
4. Seni dapat menjadi penghubung anak memahami sejarah dan kearifan budaya local serta global sebagai pembentukan sikap saling toleran dan demokratis dalam masyarakat yang majemuk.
Manfaat Pembelajaran Seni
Dijelaskan dalam pekerti (2018)Terdapat dua manfaat ketika
anak belajar tentang seni, yaitu manfaat langsung dan tidak langsung. Adapun manfaat
langsung diantaranya adalah sebagai sarana menyalurkan ekspresi, sarana
bermain, sarana menyalurkan minat dan bakat, dan juga sebagai sarana bermain. Sedangkan
manfaat tak langsung adalah mengembangkan aneka kemampuan dasar pada anak
melalui aspek Pendidikan seni.
Manfaat Langsung
1. Menyalurkan ekspresi. Anak-anak dapat mengungkapkan ekspresinya sesuai dengan cara yang mereka mampu. Pembelajaran seni memfasilitasi hal ini, membuat anak berekspresi sesuai dengan caranya yang berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya dengan keunikannya masing-masing. Ekspresi adalah ungkapan yang datang dari dalam jiwa seseorang berupa emosi, intuisi, pikiran, daya hayal yang keluar secara spontan dan bebas. Ekspresi pada seni tari bisa berupa liukan gerak yang lambat atau cepat dengan diiringi ekspresi wajah sedih atau senang. Ekspresi pada seni rupa bisa diungkapkan melalui garis lukisan yang menunjukkan keadaan hati. Ekspresi pada seni musik bisa diwujudkan dalam nyanyian dan nada yang tercipta.
2. Sarana bermain. Mengutip pernyataan piaget bermain merupakan sarana untuk menghasilkan kesenangan tanpa melihat kerugian atau keuntungan yang didapat dan dilakukan secara berulang. Begitupula menurut Dockett dan fleer yang mengatakan bahwa bermain merupakan kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi demi mengembangkan kemampuan (Sujiono, 2013: 144). Pembelajaran seni bisa menjadi sarana bermain bagi anak. Bermain pada seni rupa adalah dengan mengeksplor warna dan jenis pewarna, bermain dengan plastisin, dengan boneka tangan dan sebagainya. Dalam seni tari anak-anak bisa menemukan permainan gerak menggunakan selendang, kipas, boneka dan lain sebagainya, dalam seni music anak dapat menemukan sarana bermain lewat bermain piano, kendang dan juga bernyanyi Bersama teman.
3. Sarana komunikasi. Dalam pembelajaran seni anak dilatih untuk mampu berkomunikasi melalui simbol-simbol seni seperti gerak, bunyi atau suara. Seni mengenalkan cara berkomunikasi yang menyenangkan kepada anak.
4. Sarana mengembangkan minat dan bakat. Bakat merupakan kemampuan dasar manusia yang didapatkan tanpa melalui Latihan. Pakar pendidikan memberikan pernyataan bahwa setiap anak memiliki bakat yang dibawa masing-masing dari dalam dirinya, dengan kadar yang berbeda-beda. Untuk mengetahui bakat yang dimiliki, seorang anak dianjurkan untuk mengikuti aktivitas seni.
Manfaat Tidak Langsung
Pembelajaran seni memberikan manfaat secara tidak langsung
bagi perkembangan kemampuan dasar anak, dan kehalusan budi pekerti.
Kesimpulan
Pendidikan seni bagi anak usia dini sangat penting digagas
dalam upaya mengembangkan potensi dasar anak. Anak usia dini yang memiliki
kisaran umur antara 0-6 tahun menurut Undang-Undang Republik indoneisa dan
memiliki rentang usia dari 0 sampai dengan 8 tahun seperti yang sudah
dirumuskan oleh NAEYC, sangat memerlukan peran aktif dari para pendidik serta
orang tua dan orang dewasa dalam menggali minat dan bakatnya. Pendidikan Seni sangat
banyak memberikan manfaat pada perkembangan anak diantaranya sebagai sarana
menyalurkan ekspresi, sebagai sarana bermain, sebagai sarana komunikasi, dan
juga sebagai sarana mengembangkan minat dan bakat.
Referensi
Morisson,
George. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2012.
Pekerti,
Widia dkk. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka, 2018.
Pedoman
Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni di Taman Kanak-Kanak. Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Pembinaan Taman kanak-Kanak dan Sekolah Dasar: Jakarta,
2007.
Sujiono,
Yuliani Nurani. Konsep dasar Pendidikan anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2013.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Trimakasih sudah berkunjung ke ruang narasi Inspirasi Nita, semoga artikel yang disuguhkan bisa memberikan manfaat.