Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Manusia memiliki kebutuhan agama dalam upaya menjaga fitrah yang telah dibawanya dari sejak lahir (Andriyani, 2015). Fitrah manusia disertai dengan empat potensi yang satu sama lainnya saling melengkapi dan saling membutuhkan.Potensi-potensi tersebut diantaranya adalah potensi fisik atau psikomotor, potensi Intellectual Question (IQ), Sosial Emosional Question (EQ) dan Spiritual Question (SQ).
Fitrah yang dimiliki manusia masih dapat berkembang ke arah yang lebih baik atau malah sebaliknya sesuai dengan usaha manusia dalam menjaga fitrah yang dimilikinya.
Selain itu juga hidayah dari Allah ta’ala juga menjadi penentu baik atau buruknya perkembangan fitrah yang dimiliki manusia, untuk itu teruslah untuk menggenggam erat hidayah yang sudah kita miliki dan mengejarnya jika kita belum dapat. Bagaimana cara menjaga dan mendapat hidayah? Yaitu dengan cara mengusahakannya lewat menuntut ilmu dan belajar.
Agama merupakan penuntun jalan bagi seseorang agar dia tidak tersesat di dunia yang asing bagi dirinya. Agama merupakan pedoman hidup. Agama mampu mematangkan pola pikir seseorang. Menuntunnya menuju suatu hal yang mampu menyelamatkannya dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Hakikat Manusia
Sebagai manusia, kita perlu mengetahui hakikat keberadaan diri kita sendiri. Siapakah kita, Dari mana kita berasal, mengapa kita diciptakan, kemana kita akan kembali dan bagaimana kita diciptakan?
Hakikat Manusia Menurut Para Ahli
Ramayulis (2018) menerangkan, manusia merupakan bagian dari sejarah. Keberadaan manusia dibuktikan dari perjalanan sejarah manusia itu sendiri. Sastraprateja (1982) menambahkan bahwa hasil pengamatan dari proses perjalanan manusia merupakan rangkaian dari anthropological constant atau disebut juga sebagai hasrat permanent yang dimiliki oleh manusia.
- Hubungan antara manusia, raga, nature dan lingkungan.
- Hubungan yang harmonis dengan sesama.
- Terhubung dengan struktur sosial dan institusional.
- Memiliki ketergantungan tempat dan waktu dalam komunitas masyarakat dan kebudayaan.
- Antara teori dan praktik terjadi hubungan yang saling berkaitan.
- Kesadaran beragama bagi para pemeluknya.
Murthada Mutahhari memberikan penggambaran manusia sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur'an, bahwasannya manusia adalah makhluk pilihan Tuhan yang diutus sebagai khalifah, memiliki tugas untuk bertanggung jawab atas dirinya dan alam semesta, serta kepada Tuhannya.
Syafri menjabarkan bahwa teori manusia dikembangkan dari pemikiran filsafat barat yang mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang terdri dari unsur materi dan roh.
Hakikat Manusia Menurut Al-Qur'an
Al-Qur'an menjelaskan eksistensi manusia dari mulai diciptakannya Nabi Adam sebagai manusia pertama dan juga terciptanya manusia yang dimulai sejak dari rahim ibu, proses kejadiannya digambarkan dalam Al-Qur'an surat Al-Mukminun (23) ayat 12-14
Ayat lain yang menjelaskan tentang keberadaan manusia diantaranya al-A’raf (7): 172-174, ayat ini menjelaskan agar manusia tidak durhaka terhadap Tuhannya. Al-Baqarah (2): 30, mengisyaratkan bahwa manusia diciptakan untuk menjadi seorang khalifah di bumi.
Adz-Dzariyat (51): 56, mengisyaratkan bahwa tugas manusia adalah mengabdi pada Allah. Al-Hujurat (49): 13, mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunitas. Al-Baqarah (2): 31-32, yang mengisyaratkan agar manusia terus belajar dan mengajarkan.
Eksistensi Manusia di dalam Al-Qur'an
1. Bani Adam
2. Al-insan
3. Al-Basyaru
4. An-Naas
5. Al-Ins
Fungsi dan Posisi agama bagi Manusia
Agama merupakan risalah yang ditetapkan oleh Allah sebagai pegangan dalam kehidupan yang dijalani oleh manusia, memberi tuntunan bagi manusia agar tidak tersesat. Hukum dan peraturan yang ditetapkan oleh Allah diupayakan agar membentuk manusia menjadi pribadi yang matang dan bertanggung jawab.
Secara umum dari zaman dahulu kala agama telah hadir di dunia, pembuktiannya ditemukan beberapa artefak yang melambangkan pada kegiatan ritual manusia di zaman dahulu. Ini menunjukkan bahwa agama benar-benar kebutuhan mendasar bagi manusia.
Sedangkan dalam Islam, dari sejak nabi Adam dan Ibu hawa diciptakan, Agama tauhid sudah menyertai kedatangan mereka ke dunia. Untuk itu Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, seperti yang diterangkan dalan Al-Quran surat Asy-syura (42): 13, Allah berfirman:
5 Alasan Mengapa Manusia Membutuhkan Agama
Mengapa mansuia membutuhkan agama? Bayak sekali alasan yang menyertainya, saya di sini akan menuliskan ada lima alasan yang menyertai kebutuhan manusia terhadap agama, diantaranya yaitu:
1. Manusia Memiliki Fitrah.
2. Mengatasi Tantangan dan Ujian
3. Manusia Ingin Mempertahankan Dirinya sebagai Makhluk Mulia
4. Untuk Membimbing Akal
5. Mengatasi kelemahan dan kekurangan
Hubungan Manusia Secara Vertikal dan Horizontal
Manusia diciptakan secara sempurna oleh Allah Azza wa Jalla, perannya di dunia ini pun diatur secara sempurna. Ada dua hubungan yang harus manusia jaga, yaitu hubungan secara vertical yang lebih menjurus pada hubungan antara manusia dengan sang Khaliq atau penciptanya.
Aplikasi Hubungan Vertikal dan Horizontal
Kaidah Salat
Antara hubungan vertikal dan hubungan horizontal saling terkait satu sama lain, misal dalam perkara salat. Manusia salat diniatkan beribadah semata-mata hanya ditujukan pada Allah ta’ala ini kaitannya dengan hubungan vertikal atau hablun minallah.
Kaidah Zakat
Contoh lain lagi pada perkara zakat. Zakat dikerjakan memiliki dua unsur tujuan yaitu pertama sebagai wujud bakti manusia terhadap sang khaliq, karena zakat merupakan perintah dari Rabbul alamiin dan ini masuk dalam konteks hablun minallah.
Kesimpulan
Dari beberapa ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang manusia, didapatkan kesimpulan bahwasannya Agama Islam meandang bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah azza wa jalla dengan kondisi yang sempurna, diciptakan dari material tanah dan air yang terpancar. Pada proses selanjutnya ditiupkan roh kehidupan oleh Allah.
Fitrah tauhid menyertai setiap anak cucu Adam dari sejak dilahirkan. Melalui panca indera yang dibekali oleh Allah. Manusia dibekali potensi fasik dan taat, karenanya manusia merupakan makhluk yang membutuhkan komunitas dari satuan terkecil yaitu keluarga sampai pada satuan besar yaitu negara.
Selain itu juga manusia diberi kesempatan untuk menentukan jalan hidupnya dan disarankan untuk terus belajar agar tak salah dalam membuat pilihan. Mengajarkan apa yang diketahui, juga termasuk kesempatan yang diberikan oleh Allah, agar manusia bisa terus berbuat baik dan melaksanakan tugasnya sebagai pengabdi Tuhan dan khalifatul fil ardi.
Fitrah yang dimiliki manusia, mempertahankan kemuliaannya, serta melindungi dirinya dari potensi keburukan serta menjaga akalnya agar tetap tunduk pada syariah Tuhan merupakan alas an manusia bahwa dirinya benar-benar membutuhkan agama.
Hablun minallah dan hablun minannas harus benar-benar dijalankan secara baik oleh manusia, dalam rangka mewujudkan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai hamba yang memiliki posisi khalifatu fi al-ardy.
REFERENSI
Andriyani, Isnanita Novia. Menjaga kesucian fitrah manusia. Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 4, Nomor 2, Desember 2015.
Syafri, Ulil Amri. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam Bandung: al-Ma’arif, 1980.
Muhammaddin. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. Jurnal Ilmu Agama UIN Raden Fatah. Vol.15, Nomor 1, Tahun 2013.
Sastraprateja. Manusia Multidimensial: Sebuah Renungan Filsafat. Jakarta: Gramedia, 1982.
https://kbbi.web.id/didik