Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Kamis, 02 November 2023

Beberapa Teori perkembangan bahasa yang dirumuskan para ahli ini bisa dijadikan pijakan bagi kita dalam memberikan stimulasi kebahasaan pada buah hati kita atau pada peserta didik jika kita seorang guru. 


Konon kemahiran berbahasa seseorang menunjukkan tingkat kecerdasannya. Betul atau betul? Beberapa pakar bahasa memberikan pernyataan tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan. Begitu pula jika disandarkan pada pengalaman kita bergaul dan berinteraksi di dalam sebuah lingkup sosial, kita seperti dimanjakan ketika mendengarkan cerita atau percakapan yang tersusun runut dalam pengucapannya. 


teori perkembangan bahasa anak usia dini


Begitupula halnya jika kita bertemu dengan seorang anak kecil yang pandai pandai berceloteh di usianya yang masih sangat dini, katakanlah di usia 3 tahun, kita langsung berujar, duh, ini anak calon pintar! Masyaallahu gemes deh. 


Nah, jadi pingin banget, kan punya buah hati yang pandai berceloteh. Apa, sih resepnya? O, iya, sebelumnya saya sudah membahas tahap perkembangan bahasa pada anak. Sekarang kita pelajari dulu, yuk, beberapa teori tentang perkembangan bahasa pada anak usia dini yang sudah dirumuskan para ahli bahasa dan perkembangan jiwa. 


Teori Perkembangan Bahasa Anak USia Dini


Riset tentang cara yang bisa digunakan dalam mengembangkan bahasa anak yang dilakukan oleh para ilmuan ini diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi para orang tua dan pendidik dalam memberikan stimulasi terhadap pengembangan bahasa anak usia dini.  Hal apa saja yang bisa dilakukan agar anak pandai berbahasa?


Bagaimana membuat anak bisa dengan mudah memahami bahasa orang dewasa sekitarnya, lantas menyerap ke dalam memorinya sebagai bentuk kemampuan bahasa reseptif pada anak kemudian mengekspresikannya dalam bentuk bahasa lisan? Untuk itu kita perlu sekali kita mengetahui bagaimana cara anak memahami bahasa.


Perlu kiranya kita sebagai orang tua dan juga pendidik membekali diri kita dengan pengetahuan tentang teori para ahli tentang perkembangan bahasa pada anak. Beberapa teori perkembangan bahasa tersebut diantaranya, yuk disimak friends. 


1. Teori Nativis


Tokoh yang disandarkan pada teori perkembangan bahasa nativis adalah Noam Chomsky. Bapak Chomsky terkenal dengan kontribusinya dalam mengembangkan pemikiran, bahwasannya setiap manusia memiliki kapasitas untuk mengembangkan kemampuan bahasa dalam dirinya, karena setiap manusia dibekali kemampuan berpikir.


Bapak Chomsky juga mengemukakan bahwa ilmu semantik lebih memiliki peran yang penting dalam perkembangan bahasa dibanding tata bahasa, atau dalam istilah bahasa Inggris disebut transformational grammar theory. Kenapa? Karena jika kita berinteraksi dengan seseorang, fokus kita adalah pada makna dari sebuah kalimat, penekanan bukan pada struktur kalimat.


Menurut teori nativis kemampuan berbahasa manusia diibaratkan dengan kemampuan berjalan, makan, minum dan lainnya yang dipengaruhi oleh kemampuan otak. Jika fungsi otaknya bagus maka kemampuan berbahasanya pun akan bagus pula.


Para kaum nativis meyakini bahwasannya perkembangan bahasa pada anak dibentuk oleh stimulasi yang didapatkan dari lingkungannya, melalui kapasitas internal yang dimiliki anak dari sejak lahir. Jadi menurut kaum nativis kemampuan berbahasa anak sudah dimiliki sejak bawaan lahir sebagai anugerah yang diberikan oleh sang pencipta.


Jika berkaca pada pemahaman para kaum nativis, untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak usia dini diperlukan lingkungan yang mendukung pengembangan bahasa agar kemampuan natural yang dimiliki oleh anak bisa lebih terasah dan berkembang optimal. 


2. Teori Behavioristik


Menurut teori behavioristik yang ditokohi oleh Skinner kemampuan bahasa anak diperoleh dari stimulasi yang diberikan oleh lingkungan melalui proses imitasi yang diberikan oleh orang dewasa dan juga reinforcement atau penguatan.


Menurut Bapak Skinner, imitasi, reward dan reinforcemet serta frekuensi memberikan stimulasi merupakan faktor penting yang diterapkan pada anak dalam mempelajari permasalahan bahasa. lingkungan sangat berpengaruh dalam membentuk bahasa pada anak.


Teori behavioristik juga mengedepankan pemberian reward yang disesuaikan dengan kebutuhan anak untuk merangsang semangat belajar anak. Punishment lebih cenderung diabaikan. Anak banyak belajar bahasa dari stimulasi yang diberikan oleh ibunya sebagai penguat. Pendidikan dalam keluarga sangat menentukan perkembangan bahasa pada anak.


Dalam teori behavioristik, perkembangan bahasa pada anak sangat besar dipengaruhi oleh sang ibu sebagai sosok yang banyak berinteraksi dengan anak. Ibu disarankan memberikan penguatan yang berarti dengan semantik serta sintaksis bahasa yang bagus, agar anak juga menyerap bahasa dengan sangat baik baik dari sisi makna maupun dari susunan katanya. Buat para ibu, yuk, bekali dan perbaiki pengetahuan bahasanya.


teori perkembangan bahasa anak usia dini


3. Teori Kognitif


Berbeda halnya dengan teori behavioristik yang lebih menekankan peran lingkungan terhadap perkembangan bahasa anak, teori kognitif lebih menekankan bahwa perkembangan bahasa pada anak adalah peran aktif anak terhadap lingkungannya. 


Kekayaan bahasa yang diperoleh oleh anak merupakan keaktifan yang anak lakukan terhadap lingkungannya. Sang tokoh teori kognitif yaitu Bapak Piaget menegaskan bahwa proses berpikir yang dilakukan oleh anak adalah prasyarat bagi anak dalam mengembangkan bahasanya.


Perkembangan bahasa yang diperoleh oleh anak sangat erat kaitannya dengan pengalaman yang diperoleh oleh anak. keterlibatan anak dalam berkegiatan memberikan pengalaman pada panca indra yang dimiliki anak, dalam artian jika anak terlibat dalam sebuah kegiatan anak bisa langsung menyentuh, mendengar, menyaksikan, merasakan dan mencium objek serta kejadian yang dia alami atau saksikan.


Tokoh kognitif yang lain yaitu Bapak Vygotsky, mengembangkan teori kognitif ini dengan pernyataan bahwa perkembangan bahasa pada anak sangat erat kaitannya dengan budaya serta lingkungan tempat anak berinteraksi.


Vigotsky juga membagi dua bagian konsep belajar pada anak dan mengistilahkannya dengan Zona Perkembangan Proximal atau sering disebut dengan istilah ZPD Zona Proximal Development. Konsep pembelajaran pada ZPD lebih menekankan pada proses sosial yang dinamis yang diperoleh dari pengalaman anak. Konsep belajar ZPD yang dikembangkan oleh Bapak Vigotsky dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu:


1. Tahap Rendah


Pada tahapan proses belajar yang lebih rendah pada anak adalah pembelajaran yang masih disesuaikan dengan kemampuan anak dan anak dapat mengatasi masalah sendiri melalui kemampuan yang dimilikinya, atau biasa disebut dnegan inner teacher yang ada dalam diri anak.


2. Tahap Tinggi


Pada tahapan ini proses pembelajaran yang diterima oleh anak biasanya butuh bimbingan orang dewasa, karena sudah melewati batas kemampuan anak-anak. Orang dewasa diharapkan bisa memberikan penjelasan dan membimbing anak agar mendapatkan penjelasan yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan anak.


Antara Vygotsky dan Piaget meskipun sama-sama tokoh aliran kognitif, namun keduanya memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda terhadap proses perkembangan bahasa pada anak usia dini. Vygotsky berpendapat bahwa perkebangan bahasa pada anak sangat dipengaruhi oleh sosialisasi anak.


Piaget berpendapat bahwa perkembangan bahasa pada anak usia dini tidak dipengaruhi oeh keadaan sosial namun bersifat egosentris atau lebih berpusat pada anak itu sendiri. Jadi usaha dari anak sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak.


Teori kognitif juga berpendapat bahwa perkembangan bahsa pada anak terjadi di usia 18 bulan, dimana pada usia ini anak sudah mampu mengeksplore lebih luas kemampuan sensorik yang dimilikinya. Pada usia ini anak juga sudah mulai mampu memahami pada obyek tertentu yang ditemuinya, meskipun belum memiliki kemampuan berbicara.


Ada satu hal yang disayangkan dalam dunia pendidikan, bahwasannya teori kognitif ini mendapatkan banyak kritikan atas penyatannya bahwa kemampuan berbahasa pada diri anak sangat kecil pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif anak. Bagaimana kira-kira, nih, setuju atau tidak?


Sementara itu ada penelitian yang membuktikan bahwa pengetahuan dan pemahaman baru akan diperoleh dan ditingkatkan melalui proses berbicara dan menulis.


4. Teori Pragmatik


Nah, setelah kita mengenal tiga teori perkembangan bahasa pada anak yang penjabarannya panjang lebar, maka penjelasan teori pragmatik cukup singkat dan sederhana, sesederhana konsep pragmatis pada kehidupan manusia, hehehe.


Tokoh teori pragmatik seperti Bapak Halliday dan yang lainnya menjelaskan bahwa anak-anak dalam mempelajari bahasa memiliki tujuan agar bisa bersosialisasi dan bisa mengarahkan perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya, dalam artian lawan bicaranya mampu mengerti apa yang dimaksudkan oleh sang anak.


Misalnya ungkapan kata "makan" yang diucapkan oleh seorang anak sambil memegang piring, dan ia tujukan pada orang dewasa  dikarenakan anak paham bahwa bahasa yang diucapkannya dapat menjadi pengantar pada orang dewasa apa yang ia inginkan. Hal ini didapat dari hasil dengan lingkungannya.


Teori ini menggarisbawahi bahwasannya anak mempelajari bahasa melalui proses interaksi yang dilakukan dengan mencoba memahami bentuk dan arti bahasa juga fungsi dari bahasa itu sendiri yang akan memberikan manfaat bagi mereka.


Untuk itu Bapak Halliday menjelaskan beberapa tahapan pengenalan bahasa yang terjadi pada anak melalui tahapan sebagai berikut:


  1. Penerapan bahasa instrumental diterapkan seperti pada ungkapan kata "Aku ingin ... "
  2. Penerapan bahasa dogmatis atau disebut juga regulatory languange diterapkan seperti pada ungkapan "Berikan padaku ... "
  3. Penerapan bahasa personal seperti pada ungkapan " Aku suka itu ... "
  4. Penerapan bahasa interaksional  seperti pada penerapan kalimat " Ajak aku ke sana ..."
  5. Penerapan bahasa heuristik seperti pada penerapan ungkapan " Kenapa? Bagaimana?"
  6. Penerapan bahasa imajinasi seperti diungkapkan seperti pada kalimat "jika aku ..."
  7. Penerapan bahasa imajinasi diungkapkan dengan kalimat "Aku ingin katakan ..."


5. Teori Interaksionis


Teori interaksionis menyatakan bahwa anak memperoleh pengetahuan bahasa dari lingkungan tempatnya berinteraksi. Tokoh teori interaksionis diantaranya Bloom dan Tinker.


 Para tokoh interaksionis merumuskan dua cara anak memperoleh bahasa, yaitu keterlibatan aktif dengan lingkungan sosialnya dan juga usaha sang anak untuk mengerti arti dari sisi linguistik, ungkapan perasaan, dan ekspresi fisik.


Pendapat ini mematahkan asumsi bahwasannya perkembangan bahasa bersifat natural tanpa diperlukan usaha yang dilakukan secara sadar. Anak merupakan komunikator pemula dan orang dewasa sebagai pendukung usaha anak untuk memahami bahasa.


Kesimpulan


Ada beberapa tahapan pemerolehan bahasa pada anak usia dini, beberapa teori di atas menjelaskan bahwa faktor lingkungan serta kemampuan yang ada pada diri anak menjadi faktor yang menentukan kemampuan berbahasa pada anak.

Teori Nativis menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh anak sangat tergantung pada kemampuan otak yang dimiliki oleh anak. 

Teori Behavioristik menyatakan bahwa kemampuan berbahasa pada anak sangat bergantung pada banyaknya pengalaman anak bergaul di lingkungannya, sehingga anak mampu melakukan imitasi bahasa atas apa yang dia peroleh dari orang dewasa dan lingkungan di sekelilingnya. Bukan hanya itu menurut teori ini peran orang dewasa untuk memberikan penguatan sangat besar.

Teori kognitif menyatakan bahwa kemampuan berbahasa pada anak titik penekanan yang paling berpengaruh adalah keaktifan anak menyerap bahasa dari lingkungannya, semakin aktif anak nmempusatkan dirinya pada lingkungannya semakin bagus perkembangan bahasanya.

Teori pragmatik menjelaskan bahwa anak-anak dalam mempelajari bahasa memiliki tujuan agar bisa bersosialisasi dan bisa mengarahkan perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya, melalui proses interaksi yang dilakukan dengan lingkungannya.

Teori interaksionis menjelaskan bahwasannya dalam tahap pemerolehan bahasa pada anak dengan cara ikut terlibat aktif dengan lingkungan sosialnya dan juga usaha sang anak untuk mengerti arti bahasa dari sisi linguistik, ungkapan perasaan, dan ekspresi fisik.

Jadi, dari beberapa teori tentang perkembangan bahasa anak usia dini manakah yang paling tepat? Jika memperhatikan penjelasan dan pendapat dari para tokoh yang merumuskan teori perkembangan bahasa anak di atas, saya setuju dengan pendapat pakar bahasa dan anak Ibu Beverly Otto.


Dia menjelaskan dalam bukunya yang berjudul "Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini" bahwa teori perkembangan bahasa pada anak usia dini yang dijelaskan oleh para ahli di atas semua benar dan saling melengkapi.


Nah, sudah jelas bukan bagaimana anak memperoleh pengetahuan berbahasanya menurut para pakar? Untuk itu kita sebagai orang dewasa yang mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dianjurkan untuk mengoptimalkan kemampuan berbahasa pada anak, memperhatikan kebutuhannya dan menyediakan lingkungan yang mampu meningkatkan kemampuan berbahasanya.


Menyiapkan lingkungan atau prepared environment dan juga menyiapkan kapasitas diri kita sebagai orang tua atau disebut juga prepared adult sangat penting agar tahapan perkembangan bahasa pada anak bisa dieksploere secara maksimal dan optimal. Salam pengasuhan. Happy parenting.



Referensi


Beverly Otto, Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini, Jakarta:Prenada Media Grup, 2015.


Enny Zubaedah. Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini,  Pendidikan dasar dan Prasekolah, Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurbiana Dhiani. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.


Hafidzah Batubara, Proses Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak, Jurnal Bahasa Vol.10/edisi Desember/2021.










12 komentar on " Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini"
  1. Setuju juga sih sama teori Nativis. Perkembangan bahasa pada anak dibentuk oleh stimulasi yang didapatkan dari lingkungannya. Emang uda dibekali dari lahir namun stimulasi dari lingkungan juga menunjang untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, lingkungan memang sangat berpengaruh ya pada perkembangan hidup manusia.

      Hapus
  2. Ah semakin paham, pantesan anak-anak saya nih perkembangan bahasanya sepertinya kadang di luar nalar saya, anak TK bisa menyusun kalimat yang terdiri dari 6 kata, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi, speertinya banyak juga dari buku bacaan nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, mba, apalagi mamahnya kaya Mba Dyah, senang menulis dan bercerita, auto deh anak-anaknya dapet uswah yang tepat:1

      Hapus
  3. Masyaallah keren banget bahasanya, dilengkapi teori plus literaturnya. Semoga bisa menerapkan ya Kak

    BalasHapus
  4. Anak harus diajak ngobrol agar bisa belajar berbicara. Saya pernah mendapati seorang anak belum bisa bicara di usia yang seharusnya sudah bisa berbicara ternyata gak pernah diajak ngobrol.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayang ya, mba. Itulah sebabnya mungkin zaman gadis wanita itu cenderung pendiam, setelah jadi ibu jadi makin cerewet yaa..hehe

      Hapus
  5. MasyaAllaah baca artikel ini jadi kayak manggut2 sendiri. Soalnya selama ini melatih anak untuk ngomong, memperkaya kosa kata, ngga ada teorinyaa wkwkwkwk (ibuknya pemalas emang huh), sebenernya kalo tahu tipenyaa jadi bisa diarahkan dan dimaksimalkan yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, mba...betul sekali, teori ini jadi membuka wawasan kita tentang mengembangkan bahasa buat anak. Bisa juga di terapkan semuanya pada anak kita ya...tinggal diobservasi nanti mana yang lebih pas untuk anak:1

      Hapus
  6. Penasaran untuk kasus speech delay, teori-teori ini kemudian bagaimana dijadikan landasan untuk melatih terapinya ya? Lalu pandangan masing2 teori pada kasus terlambat bicara itu seperti apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti kita cari tahu referensinya, ya, mba. Mungkin tergantung penyebab speech delaynya ya, mba. Harus observasi dulu, baru nanti dicari solusi tepatnya. thanks mba:1

      Hapus

Trimakasih sudah berkunjung ke ruang narasi Inspirasi Nita, semoga artikel yang disuguhkan bisa memberikan manfaat.

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger