Mengenal Ciri-ciri Autisme Pada Anak

Sabtu, 20 Mei 2023
Siang itu diskusi berjalan sangat kondusif. Para mahasiswa antusias dalam memberikan pertanyaan pada materi pembahasan siang itu, yaitu  permasalahan autisme pada anak. Banyak orang yang masih belum mengenal apa itu autisme. Bahkan bukan tidak mungkin ketika sudah diterangkan dengan panjang lebar, gambaran utuh tentang autisme ini juga belum didapat.

autisme pada anak


Banyak hal yang memerlukan contoh konkret agar kita bisa mengerti sesuatu, termasuk permasalahan autisme pada anak. Sebenarnya agar mendapatkan gambaran yang jelas, perlu kiranya berhadapan dengan anak autisme secara langsung agar lebih mudah memahami kondisi autisme yang terjadi pada anak.

Para mahasiswa yag notabene merupakan praktisi Pendidikan Anak Usia Dini mendapatkan pembekalan tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus, yang notabene dimasukkan dalam mata kuliah di program study  PIAUD. Nah, dari sekian banyak klasifikasi anak berkebutuhan khusus, jenis autisme paling sering mereka jumpai di sekolah tempat mereka mengajar.

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan sekolah tempat mereka mengajar merupakan sekolah reguler yang diperuntukkan untuk anak-anak reguler. Anak autisme memiliki ciri-ciri fisik hampir menyamai anak normal pada umumnya. 

Program pendidikan inklusi yang mengharuskan sekolah reguler menyediakan kuota 1 sampai 2 orang  anak yang memiliki kebutuhan khusus, agar bisa ikut mengenyam pendidikan bersama anak-anak normal lainnya. Hal ini bertujuan agar anak-anak yang memiliki kelebihan dan kekurangan diharapkan bisa saling melengkapi.

Alasan inilah yang menjadikan para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus jenis autis, tidak ragu untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah reguler. Mereka ingin anaknya mendapatkan kesempatan langsung untuk berinteraksi bersama anak-anak normallainnya. Karena jika ditilik dari tampilan fisik mereka tidak memiliki kekurangan anggota gerak tubuh atau indra yang lainnya. Semua berfungsi normal, namun ada sedikitgangguan di sistem syaraf otak. 

Bahkan tak jarang banyak juga orang tua yang tidak memahami keadaan anak mereka jika terkena gangguan autisme. Untuk itu Minsnita di sini akan mencoba memberikan tips mudah untuk mengenali ciri-ciri anak yang memiliki gangguan autisme.

Secara umum ciri-ciri anak yang memiliki gangguan autis memiliki gangguan pada 2 faktor, yaitu ganguan interaksi dan komunikasi sosial dan juga adanya perilaku berulang yang dilakukan secara tidak wajar. Namun seringkali orang tua salah megartikan kondisi anak yang terlihat memiliki ciri seperti yang disebutkan di atas. Untuk itu, yuk kita simak penjelasan dari ahlinya.

Ciri Autisme pada Anak


Apa saja, sih, ciri autisme pada, agar tidak menimbulkan asumsi yang rancu? Saya akan mengutip perkataan dari Profesor Hardiono seorang guru besar Universitas Indonesia yang menekuni permasalahan anak.

Profesor Hardiono Pusponegoro merupakan dokter spesialis anak yang menekuni bidang gangguan autisme pada anak memberikan kata kunci yang memudahkan dalam memahami ciri autisme yang menyertai anak. Ada 2 poin yang dijadikan patokan utama mengetahui ciri autisme pada anak, diantaranya, yaitu:


1. Gangguan Interaksi dan Komunikasi sosial


Anak autis biasanya tidak suka bergaul dan berinteraksi sosial, baik dengan teman sebaya, orang yang lebih besar atau yang lebih kecil dari dirinya. Dia lebih suka banyak beraktivitas dengan benda kesayangannya. Bermain sendiri dan mengurung diri karena merasa tidak nyaman jika bermain dengan anak-anak lain. Biasanya anak autis tidak mau disentuh. Selain bahasa tubuh yang dia utarakan secara verbal, bahasa tubuh yang tergolong nonverbal juga ikut terganggu. 

Salah satunya, biasanya anak-anak autisme selain tidak senang berkomunikasi dengan orang lain, dia juga tidak senang jika bagian tubuhnya disentuh.

2. Perilaku Berulang dengan Intensitas yang Tak Wajar


Perilaku berulang yang dimaksud adalah sang anak misalnya suka dengan gerakan tepuk tangan, maka sang anak akan terus melakukan gerakan tepuk tangan dengan intensitas yang sering dan terlihat tidak wajar. Atau misal kegiatan yang lain lagi seperti memutar pedal roda sepeda terus menerus yang dilakukan secara berulang.

Masih menurut Profesor Hardiono, ketika para orang tua sudah bisa mendeteksi kondisi anak apakah  mengidap autis atau tidak, ada beberapa redflags gejala paling dini yang bisa dideteksi apakah anak benar-benar mengidap gangguan autisme.  Meskipun, ya, meskipun, nih, jika ada ciri-ciri ini menyertai anak belum tentu juga bisa didiagnosis sebagai pengidap gangguan autisme, perlu didiagnosa oleh para ahli. Namun beberapa ciri di bawah ini bisa dijadikan acuan agar orang tua bisa mengambil keputusan cepat untuk menanggulangi keadaan anak. Beberapa hal tersebut, diantaranya yaitu:

  1. Umur satu tahun belum bisa menunjuk
  2. Umur 16 bulan belum bisa mengeluarkan kati yang berarti.
  3. Umur 10 bulan mulai memperlihatkan gejala yang aneh, misalnya memutar roda sepeda terus menerus dan berulang.
  4. Pada usia 6 bulan ketika dipanggil namanya tidak menoleh. Jika yakin pendengaran si anak bagus ketika dilakukan screening di awal kelahiran, maka bisa jadi diagnosanya adalah gejala awal autis.

Beberapa waktu lalu autis dibagi memnajadi beberapa golongan, namun saat ini anak gangguan autism digabung dalam golongan spectrum autisme atau ASD Autisme Spectrum Disorder, yang membedakan adalah ringan, sedang dan berat kondisi gangguan autismenya pada anak. 

Nah, apakah gangguan autisme ini bisa dideteksi sejak dalam kandungan? Ada tes DNA, whole Genome Secuencing. Ada juga menggunakan ultrasonografi, yang bisa mendeteksi adanya gangguan autisme dari sejak dalam kandungan. Biasanya autisme ini terjadi diakibatkan adanya gangguan kromosom minor.


Apakah Autisme pada Anak Bisa Sembuh? 


Dengan kecanggihan ilmu kedokteran serta teknologi. Gangguan autisme bisa diupayakan kesembuhannya. Ada banyak jenis terapi yang bisa diterapkan demi kesembuhan anak penderita autis. Terapi yang bisa diusahakan adalah melalui terapi Applied Behavioral Analysis (ABA), terapi wicara, terapi okupasi, terapi fisik, terapi sosial, terapi bermain, terapi perilaku, terapi perkembangan, terapi visual, terapi biomedis, terapi musik dan lainnya.

Melalui terapi yang intensif dan juga peran keluarga  yang memberikan support pada anak, diharapkan bisa menjanjikan masa depan penuh harapan pada anak-anak penderita autisme. 
Orang tua selayaknya mengikuti saran terapis dan melanjutkan terapi di rumah dengan mengikuti arahan terapis. Bekerjasama, bahu membahu dan mengupayakan komunikasi yang baik yang terjalin antara orang tua dan para terapis.

Lalu apa saja yang dimaksud dengan macam-macam terapi yang disebutkan di atas dan apa saja faktor penyebab anak bisa mengidap autis?? kita akan bahas pada artikel selanjutnya, insyaallahu. So... stay tune yaa...! Semoga artikel singkat tentang mengenal ciri-ciri autisme pada anak ini bisa bermanfaat. Salam pengasuhan.
2 komentar on "Mengenal Ciri-ciri Autisme Pada Anak"
  1. Keponakan saya autis...sekarang sudah berusia mau 23 tahun...baru mau beres studi kuliah..dulu pengetahuan tentang autis ini masih kurang. Alhamdulillah mamanya hebat dan gercep untuk menangani putranya hingga bisa mandiri seperti sekarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. masyaallahu tabarakallahu, hebatnya sang mamah...:1

      Hapus

Trimakasih sudah berkunjung ke ruang narasi Inspirasi Nita, semoga artikel yang disuguhkan bisa memberikan manfaat.

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger