Hakikat Psikologi Agama dan Ruang Lingkupnya

Selasa, 20 Juni 2023

Psikologi agama merupakan pembelajaran penting yang harus dipahami oleh setiap insan jika dia ingin benar-benar memahami hakikat jati dirinya sebagai manusia. Hakikatnya psikologi agama secara aplikatif berkaitan dengan tiga ranah petensi dalam diri manusia yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut akan berdampak pada kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki oleh setiap individu.


Dalam konsep psikologi Islam, bagaimana penjabaran dari ketiga ranah tersebut? Yuk baca terus penjabaran berikut ini, mari kita urai dan kaji satu persatu tentang pengertian dan definisi psikologi, definisi agama, fitrah manusia dan hal yang terkait lainnya menurut penjabaran para tokoh Psikologi Islam. Semoga pemahaman yang utuh dalam hal ini akan mengantarkan kita menjadi seseorang yang memiliki kematangan dalam beragama.


definisi agama


Latar Belakang Permasalahan dalam Psikologi Agama


Manusia dilahirkan ke dunia ini dengan membawa fitrah, sebagai bekal dirinya untuk menjalani kehidupan. Fitrah memiliki banyak makna yang berbeda, tergantung sisi pandang yang menyertainya. Namun secara global fitrah diartikan sebagai potensi yang dibawa dari sejak lahir. Potensi sendiri berasal dari Bahasa latin Potentia yang artinya kemampuan. Dalam kamus ensiklopedi fitrah diartikan sebagai kemampuan yang masih dapat berkembang.

Fitrah yang dibawa oleh manusia bersifat suci. Dengan fitrah itulah manusia mampu mengemban tugasnya sebagai seorang khalifah, menjalankan titah suci dari Tuhan yang maha Esa sebagai penciptanya. Sesuai dengan yang tertera dalam Al-Quran sura ar-Ruum ayat 30:

kepercayaan dan keyakinan

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk yang beragama. Abdul Aziz menerangkan Manusia menjalankan kehidupannya melalui keyakinan adanya Tuhan. Hal ini diperoleh dari penjabaran yang dijelaskan dalam kitab suci. Ayat di atas menegaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang membutuhkan petunjuk berupa agama.

Manusia yang fitrahnya masih lurus akan menganggap bahwa kitab suci merupakan aturan dan kaidah yang perlu dijadikan pegangan dalam kehidupannya sebagai bekal yang menuntunnya untuk mencapai keselamatan di dunia dan akhirat.

Agama dan Manusia   


Harun Nasution
menjabarkan bahwa Agama merupakan ikatan suci yang tanggungjawabnya diperuntukkan pada sesuatu yang memiliki kekuatan luar biasa. Dzat yang ghaib, yang keberadaannya tidak dapat ditangkap oleh panca indera, namun pengaruhnya sangat luar biasa.

Ramayulis menyatakan bahwa manusia yang memiliki pengetahuan agama yang matang maka akan memiliki kepribadian yang matang. Sebagaimana dijelaskan juga oleh Koswara bahwa Konsep beragama yang dijelaskan berdasar konsep psikologi Islam bahwasannya aplikasi agama pada diri seseorang meliputi seluruh aspek yang ada dalam dirinya.

Aspek tersebut diataranya yaitu aspek kognitif berupa pengetahuan tentang agama, aspek afektif yaitu berkaitan dengan motivasi yang timbul dari dalam dirinya untuk beragama serta aspek psikomotor yang berkaitan dengan kemampuan dan kemauan dia dalam melaksanakan aturan dalam agama.

Kemampuan dan kemauan untuk memperkaya pengetahuan agama yang timbul dalam diri manusia masuk ke dalam aspek kognitif. Cerminan kepribadian yang ditunjukkan oleh seorang yang memiliki ilmu termasuk dalam ranah afektif.  Setelah dia memiliki pengetahuan soal agamanya maka hal yang berkaitan tentang kesadaran menjalankan aturan dalam agama masuk dalam aspek psikomotor.

Selain aspek-aspek tersebut yang bisa mempengaruhi kematangan dalam jiwa keagamaan seseorang, ada dua faktor penyerta yang juga sangat berpengaruh dalam membentuk jiwa keagamaan seseorang,diantaranya yaitu:

1. Faktor internal 


Faktor internal bersumber dari dalam diri manusia itu sendiri. Bisa berupa segala sesuatu yang dibawanya dari sejak lahir yaitu berupa fitrah yang diberikan oleh Allah atau berasal dari usaha yang dia lakukan atas dasar kemauan dan kemampuan yang timbul dari dalam dirinya.

2. Faktor eksternal

 
Faktor eksternal merupakan bentuk pemahaman dan kesadaran yang diperoleh karena ada pengaruh  dari luar dirinya. Pengaruh tersebut bisa didapatkan dari lingkungan sekitarnya yaitu lingkungan rumah, lingkungan masyarakat tempatnya tinggal dan juga melalui lembaga pendidikan yang dipilihnya. 


Hakikat  Psikologi Agama


Makna Psikologi


Istilah psikologi agama mungkin tidak asing bagi sebagian kita. Namun perlu kiraya kita gali pengertian istilah psikologi agama dari sisi kajian kata atau etimologi dan juga kajian bahasa atau etimologi.

Dari beberapa referensi ditemukan beberapa penjelasan yang terkait dengan dua kata ini. Secara etimologi, psikologi biasa disebut juga dengan Ilmu Jiwa. Psiko berarti jiwa dan logos berarti ilmu.

Sedangkan dari sisi terminologi, psikologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan manusia yang berhubungan dengan lingkungannya.

Ilmu Jiwa / Psikologi adalah cabang ranting dari ilmu filsafat. Ranah keilmuan ini mempelajari tentang gejala kejiwaan secara umum yang melingkupi pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan kehendak (conasi). 

Pada dekade akhir, para ahli kejiwaan menambahkan bahwa hal yang berkaitan dengan  gejala kejiwaan terdiri dari empat empat ranah, yaitu menambahkan intelegensi, kelelahan, maupun sugesti termasuk dalam lingkup ilmu jiwa atau psikologi. Distilahkan dengan gejala campuran. Iustrasinya bisa dilihat pada bagan di bawah ini.



psikologi agama



Makna  Agama


Agama jika ditinjau dari sudut kata atau etimologi
. Menurut Harun Nasution ada beberapa penjabaran yang bisa diungkap dari makna agama secara etimologi, diantaranya yaitu:

  1. Al-Din dalam bahassa Semit artinya undang-undang, dalam Bahasa Arab artinya menguasai.
  2. Religi dalam Bahasa latin artinya mengumpulkan dan membaca.
  3. Agama terdiri dari dua suku kata yaitu “A” mengandung arti tidak dan gam mengandung arti pergi, jika keduanya dilebur mengandung arti tidak pergi, tetap di tempat atau bisa juga diartikan menetap dan diwarisi secara turun temurun.

Agama ditinjau dari makna Terminologi. Harun Nasution menjabarkan bahwa Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini bentuknya adalah hal gaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera tetapi memiliki andil yang besar terhadap kehidupan manusia. Agama merupakan sistem yang mengajarkan tata cara keimanan , ibadah dan hubungan sosial.

Muhammaddin menguraikan bahwa Asy-syahrastani dalam al-Milal wa an- Nihal merumuskan pengertian tentang agama pada hal-hal yang cenderung pada ketaatan dan wujud penghambaan, implementasinya pada sebuah pembalasan dan perhitungan ( amal perbuatan di akhirat).

Namun yang perlu kita garis bawahi dan maknai dengan penuh kesadaran bahwa agama adalah hal yang perlu kita yakini dengan hati dan pikiran serta kaidahnya kita laksanakan dengan tindakan, sehingga nantinya akan membekas secara positif pada tingkah laku kita sehari-hari.


Makna Psikologi Agama


Setelah kita mengupas tentang makna dari psikologi dan agama, selanjutnya akan kita urai pengertian tentang psikologi agama menurut beberapa pendapat ilmuwan yang mendalami bidang ini. Pengertian psikologi agama menurut para ahli diantaranya adalah:

1. Robert H Thoules: Psikologi agama merupakan cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan menerapkan psinsip psikologi secara umum.

2. Zakiah Daradjat: Psikologi agama merupakan kajian ilmu yang mempelajari kehidupan beragama seseorang dan pengaruhnya terhadap tingkah laku, pemikiran dan sikap hidup. Psikologi agama merupakan kajian empiris yang mempelajari tingkah laku manusia berdasarkan keyakinan yang dianutnya sesuai dengan tahap perkembangan di setiap tingkat usia.

Menurut Profesor Zakiah Daradjat, para ahli dalam menetapkan definisi tentang ilmu jiwa agama harus  harus mencakup segala hal yang dikaitkan dengan aturan dan kaidah yang ada dalam agama. Untuk itu makna dari psikologi agama sampai saat ini masih terus dikembangkan. 

Bahasan dalam agama bukan hanya terkait pada perkara bahasan yang menyangkut hal-hal obyektif. Zaman yang terus bekembang dan persoalan hidup manusia yang juga terus berkembang dengan kondisi latar belakang yang juga terus berkembang serta berbeda-beda membuat hukum dalam agama juga bersifat dinamis menyesuaikan dengan kondisi dan zaman. Untuk itu makna agama juga disusun dari sudut pandang yang berbeda.

Ruang lingkup Psikologi Agama


Setelah kita kaji makna dari psikologi agama, perlu dipahami juga apa saja ruang lingkup dalam psikologi agama? Zakiyah Daradjat menuturkan bahwa psikologi agama atau ilmu jiwa agama memiliki ruang lingkup ilmu jiwa yang berbeda dengan ilmu kejiwaan lainnya.

Ilmu jiwa agama atau psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia  dipandang dari tingkah lakunya dan segala hal yang menyertainya dengan menyandarkannya kepada kaidah agama.  

Kaidah ilmu jiwa agama disandarkan pada dua unsur yang tidak bisa dipisahkan, yaitu unsur ilmu jiwa dan unsur ilmu agama, yang keduanya memiliki urgensi atau makna yang berbeda. Untuk itu ruang lingkup psikologi agama mencakup hal-hal di bawah ini:
  1. Emosi yang dimiliki setiap individu berdampak pada kehidupan agama seseorang.
  2. Pengalaman atau kesan seorang hamba terhadap Tuhannya.
  3. Kepercayaan yang tertanam terhadap kehidupan setelah kematian (kehidupan akhirat).
  4. Seorang hamba menyadari sikap dan akhlaknya dalam kehidupan yang dia jalani.
  5. Dampak adanya ketenangan batin karena penghayatan terhadap ayat-ayat dalam kitab suci.

Cara manusia berpikir, bertingkah laku, berekspresi tidak bisa keluar dari apa yang menjadi keyakinannya. Sesuatu yang menjadi pegangan dan keyakinan, akan mempengaruhi bentukan bangunan perilaku seseorang. Akhlak yang tercermin dari diri seseorang merupakan pengamalan dari ilmu yang dimiliki dirinya

Menurut Zakiah Daradjat psikologi agama membahas tentang kesadaran agama (religious counciousness), yaitu kesadaran diri yang dapat dirasakan oleh pikiran dan hati dalam melaksanakan kaidah dalam beragama. Psikologi agama juga membahas tentang pengalaman agama (religious experience), yaitu ketika pikiran dan hati kita telah sadar dalam melaksanakan kaidah beragama, hati dan perasaan kita juga membenarkan apa yang sudah kita amalkan.

Lapangan kajian psikologi agama adalah proses beragama, perasaan dan kesadaran agama serta segala bentuk pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Objek pembahasan psikologi agama adalah gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan. Manusia berpikir, bersikap, bertingkah laku tidak dapat dipisahkan dari keyakinan yang dianutnya, karena keyakinan akan berdampak pada pembentukan kepribadian seseorang.

Psikologi agama tidak mengkaji masalah yang abstrak seperti konsep ke-Tuhanan atau hakikat kebenaran surga dan neraka, kebenaran suatu agama atau kitab suci yang menyertainya. Namun, psikologi agama diharapkan dapat membantu manusia lebih memahami jati diri mereka sesungguhnya dan membantu mereka untuk lebih cinta pada agama yang mereka anut. Membentuk manusia memiliki karakter yang baik.

Psikologi agama membantu menangani berbagai konflik dalam diri seseorang, sehingga mereka lebih taat pada agama yang dianutnya atau bisa jadi malah meninggalkannya, ketika dia merasakan agama yang dianutnya sudah tidak lagi sesuai dengan hati dan pikirannya.

Kesimpulan


Psikologi Agama adalah kajian ilmu yang mempelajari kehidupan beragama seseorang dan pengaruhnya terhadap tingkah laku, pemikiran dan sikap hidup. Sedangkan ruang lingkup dari psikologi agama membahas tentang kesadaran agama (religious counciousness), yaitu kesadaran diri yang dapat dirasakan oleh pikiran dan hati dalam melaksanakan kaidah dalam beragama. 

Psikologi agama juga memiliki ruang lingkup pembahasan tentang pengalaman agama (religious experience), yaitu ketika pikiran dan hati kita telah sadar dalam melaksanakan kaidah beragama, hati dan perasaan kita juga membenarkan apa yang sudah kita amalkan.

Dengan psikologi agama diharapkan setiap manusia mampu memahami hakikat sejati dirinya, untuk apa dia hidup, bagaimana dia menjalani hidup, kemana akhir dari hidupnya. Dengan psikologi agama juga diharapkanyang memahami hakikat bahagia hidup sebagai hamba Allah. akan membentuk setiap insan menjadi hamba Have a barakah life. Salam Literasi


Referensi


Ahyadi, Abdul aziz. Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung: Sinar Baru, 1991
Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2015.
Daradjat, Zakiah. Peranan Agama dalam Keseshatan Mental. Jakarta: Gunung Agung, 1971.
Guntur Cahaya Kesuma, konsep fitrah manusia perspektif pendidikan Islam, Jurnal Pengembangan Masyarakat.
Jalaluddin, Psikologi Agama: Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi, Jakarta, Raja Grafindo Persada. 2012.
Koswara, Teori-teori Kepribadian, Bandung: Eresco, 1991.
Muhammaddin. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. Jurnal Ilmu Agama UIN Raden Fatah. Vol.15, Nomor 1, Tahun 2013.
Nasution, Harun. Islam di Tinjau dari Beberapa Aspeknya. Jakarta: UI Press, 1979.
Pamungkas, Pakhi. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997.
Munib, Ahmad. Konsep fitrah dan Implikasinya terhadap Pendidikan. Jurnal Progres Volume 5, No. 2 Desember, 2017.
Raharjo, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Semarang: Pustaka rizki putra, 2012.
Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 2004.
Yusuf, Samsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.





 

37 komentar on "Hakikat Psikologi Agama dan Ruang Lingkupnya"
  1. Alhamdulillah, dapat banyak ilmu di pembahasan ini,
    Makasih, mbaa 🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah jika bermanfaat. Sama2 mba, terimakasih sudah mampir:1

      Hapus
  2. Masya Allah, ketika ilmu psikologi dikorelasikan dengan sudut pandang agama, maka jadilah mata air ilmu yang selalu memancarkan wawasan pengetahuan bagi banyak orang, termasuk saya yg membaca tulisan ini dan mendapatkan ilmu gratis tentang seluk beluk psikologi agama. Terima kasih untuk ulasannya mba Nita 😊

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, sama-sama Mba IIn, kita sama-sama belajar, ya mba. terimakasih sudah berkunjung:1

    BalasHapus
  4. Makasih sharingnya mba, jadi nambah ilmu sepenting itu ternyata psikologi agama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, sama-sama kak. trimakasih sudah berkunjung :1

      Hapus
  5. Masyaallah, serasa masuk bangku kuliah lagi saya. Dalem ilmunya, keren. 😄

    BalasHapus
  6. Masyaallah, serasa masuk bangku kuliah lagi saya. Dalem ilmunya, keren. 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...biar berasa awet muda ya kak, kuliah terus. trimakasih untuk kunjungannya :1

      Hapus
  7. terima kasih ilmu barunya kak, saya baru mengerti yang dimaksud dengan psikologi agama ini, pastinya manfaatnya memangs sangat banyak untuk kebaikan hidup kita ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah jika bermanfaat, trimakasih sudah berkunjung, kak :1

      Hapus
  8. Makasih sharing ilmunya mbak,
    Semoga semakin berkah ilmunya ❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin...aamiin,..trimakasih sudah berkunjung kak...:1

      Hapus
  9. Cantik banget blognya kak. Gambarnya dibuat dengan aplikasi apa kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. trimakasih, pake aplikasi Ibis, Kak. trimakasih sudah berkunjung :1

      Hapus
  10. Ilmu psikologi bersama ilmu agama, keren. Korelasi yang apik

    BalasHapus
  11. iya,mba, masyaAllah tabarakallahu. trimakasih kunjungannya :1

    BalasHapus
  12. MasyaAllah meleburkan agama dengan psikologi, perbaikan akhlak akan lebih mudah dilakukan oleh para pendidik maupun orang tua. Tdrimakasih ilmunya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, mba, trimakasih sudah berkunjung:1

      Hapus
  13. Psikolgi dan agama hakikatnya memang dekat ya mba, terimakasih ilmunya mba. Keren banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba betul, trimakasih juga sudah berkunjung:1

      Hapus
  14. Masyaallah. Jazakillah khairan katsitan atas ilmunya, Mbak. Sangat bermanfaat. Jadi berasa ikut kelasnya juga. 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah jika bermanfaat, trimakasih juga atas kunjungannya:1

      Hapus
  15. psikologi agama ini apakah ada kejuruan khusus seperti psikologi anak, psikologi medis dsb mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya di kampus2 Islam buka jurusan Psikologi Islam, mba, semisal UIN, Universitas Muhammadiyah dsb. Trimakasih sudah berkunjung:1

      Hapus
  16. mbak lengkap banget pembahasannya, izin ngepin tulisan ini ya mbak..

    BalasHapus
  17. Fitrah memiliki banyak makna yang berbeda, tergantung sisi pandang yang menyertainya. Namun secara global fitrah diartikan sebagai potensi yang dibawa dari sejak lahir. Potensi sendiri berasal dari Bahasa latin Potentia yang artinya kemampuan. Dalam kamus ensiklopedi diartikan sebagai kemampuan yang masih dapat berkembang.
    Terimakasih untuk penjelasan yang sangat luar biasanya ibu dosen

    BalasHapus
  18. Fitrah memiliki banyak makna yang berbeda, tergantung sisi pandang yang menyertainya. Namun secara global fitrah diartikan sebagai potensi yang dibawa dari sejak lahir. Potensi sendiri berasal dari Bahasa latin Potentia yang artinya kemampuan. Dalam kamus ensiklopedi diartikan sebagai kemampuan yang masih dapat berkembang.

    BalasHapus
  19. Alhamdulillah bagus sekali tulisannya Kak. Berasa baca buku.

    Selain faktor internal, faktor eksternal juga penting ya. Jadi emang wajib milih2 teman dan circle yang baik. Yang sama2 mengingatkan untuk rajin ibadah, bukan yang sebaliknya.

    BalasHapus
  20. Baca artikel ini jadi seperti belajar lagi waktu kuliah hehe, karena kebetulan jurusan kuliah daku ahwal Syakhsiyyah kak. Semangat terus kak buat artikelnya, karena jadi simple memahaminya

    BalasHapus
  21. wah saya lagi mencerna nih tentang psikologi agama, ternyata ada ya tentang psikologinya untuk lebih bisa memahami agama, jadi lebih bisa memahami secara logis yaa

    BalasHapus
  22. Menarik nih saya baru tahu kalau ada psikologi agama. Coba deh saya pahami dulu bener-bener

    BalasHapus
  23. Ilmu yang saya dapat tinggi sekali kali ini. Terimakasih Mbak. Berasa dapat dosen tamu yang mendatangi saya membahas artikel ini. Alhamdulillah saya bisa mengetahui sedikit demi sedikit mengenai
    Psikologi Agama ini

    BalasHapus
  24. psikologi agama plus filsafat makin seru kali ya, makin bikin rambut rontok belajarnya XD

    BalasHapus
  25. Psikologi ini luas banget ya mbak, ternyata ada psikologi agama juga, jadi lebih paham saya, terima kasih ya

    BalasHapus
  26. Tulisannya kayak skripsi, Mbak.. Barakallah.. 🤗
    Memang ilmu psikologi dan filsafat itu luasss banget ya, bisa dikaitkan dengan bidang keilmuan apa aja. That's way mereka yang lulusan Psikologi sebenarnya dibutuhkan di hampir semua bidang karena selalu berhubungan dengan masalah kejiwaan dan interaksi dengan dunia sekitar.

    BalasHapus

Trimakasih sudah berkunjung ke ruang narasi Inspirasi Nita, semoga artikel yang disuguhkan bisa memberikan manfaat.

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger