Pagi itu dalam sebuah seminar parenting, dokter Tiwi, seorang dokter spesialis anak lulusan FKUI ini, menceritakan tentang seorang anak yang tidak bisa berkonsentrasi duduk diam di tempat, selalu berputar-putar tanpa kenal lelah. Usut punya usut melalui Analisis dan penelitian, ternyata anak dengan kondisi seperti ini, terindikasi kecanduan alat digital sejak bayi. Entah itu disuguhkan tontonan dari televisi ataupun gadget di hampir sebagian besar waktunya.
Alangkah bijaknya jika para orangtua membekali dirinya dengan ilmu Pendidikan orangtua atau lebih dikenal dengan istilah ilmu parenting. Dengan tujuan agar pendidikan yang diberikan kepada anak lebih terarah, dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang bagaimana memecahkan masalah yang terjadi pada anak.
Dampak buruk gadget sebagaimana yang dipaparkan oleh dokter spesialis jiwa dan psikiatri, Kristiana Siste, bahwa gadget memiliki dampak yang buruk terhadap Kesehatan jiwa anak. Bahkan parahnya, kesalahan tindakan yang dilakukan ketika masa kecil akan berdampak sampai dewasa. mengetahui fakta ini, tentunya kita sebagai orang tua, akan mengupayakan yang terbaik untuk menjaga kesehatan fisik dan psikis anak.
#Faktor Risiko yang Ditimbulkan Jika Anak Ketergantungan pada Gadget
1. Anak akan kekurangan kepercayaan, keterbukaan dan kepatuhan.
2. Mengalami kelebihan perasaan dalam hal kecemasan, kebencian, depresi dan impulsive.
3. Kehilangan tahap perkembangan diri yang normal.
4. Sebagian besar waktu dalam hidupnya diisi dengan penggunaan internet.
5. Kurang inisiatif.
6. Kurang mampu mengatasi masalah.
7. Hubungan intra personal yang buruk dan antipati terhadap lingkungan sosial.
Yang lebih ditakutkan lagi dampak buruk yang disebabkan ketergantungan gadget adalah adanya kerusakan pada otak bagian depan yang memiliki fungsi eksekusi untuk perencanaan penentuan prioritas dan gangguan fungsi kognitif.
#Ciri Anak yang Ketergantungan pada Gadget
#5 Tips Pencegahan Anak Ketergantungan pada Gadget
Pertama yang dilakukan adalah memberikan pengertian pada anak tentang bahaya bila menggunakan gadget terlalu lama, dengan menyuguhkan hal-hal yang informatif, melalui gambar, video atau artikel bacaan jika anak sudah cukup mengerti.
Kedua, membangun hubungan yang nyata, misalnya arahkan anak untuk bermain di lingkungan rumahnya bersama teman sebaya, dari sini anak akan mengisi waktunya dengan kegiatan sosial yang akan membawanya kepada hubungan sosial yang baik kelak.
Ketiga, mengajak anak berkomunikasi dan berpikir, dengan cara sering melakukan diskusi dengan anak melalui permainan yang menarik minat anak, melakukan pembelajaran sambil bermain, melibatkan anak dalam aktifitas sehari-hari, menyediakan buku-buku dengan tema yang menarik perhatian anak dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak harus diusahakan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga anak menjadi fun, enjoy dan happy.
Keempat, ciptakan hubungan dan kerjasama yang baik dalam keluarga. Misalnya dengan mengadakan kegiatan piknik terjadwal, sesekali makan di luar dengan suasana yang menyenangkan dan dilakukan bersama anggota keluarga.
Kelima, Membuat perjanjian kontrak antara anak dan orangtua tentang jadwal terencana bermain gadget, dan menemani anak sebisa mungkin ketika menggunakan gadget, sehingga orangtua bisa memberikan arahan dan pengetahuan yang baik tentang tayangan yang sedang dilihat oleh anak.
Yuk, Bunda sebisa mungkin cegah anak kita agar tidak ketergantungan pada gadget sejak dini. Usaha yang diupayakan dengan sungguh-sungguh pastinya akan memberikan hasil baik. Dan jangan lupa menyisipkan doa di setiap usaha kita, karena setiap do'a harus linier dengan apa yang diusahakan. Semangat untuk tetap menjaga buah hati, ya bunda.
Terima kasih atas artikelnya, sangat berguna sebagai pegangan orangtua zaman sekarang dalam mendidik anak-anak yang mau tak mau terpapar oleh gadget.
BalasHapusSama-sama, Mba, alhamdulillah,jika bermanfaat.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusuntuk memutus anak yang terlanjur kecanduan hp butuh waktu yang cukup panjang . pernah menghadapi murid yang begitu, itupun minimal 6 bulan harus jauh tanpa hp
BalasHapusIya, betul mba Windi, butuh kesabaran ekstra, ya.
Hapusjahatnya gadget yang tidak disadari, PR besar ini, karena lingkungan sekitar juga banyak menggunakan gadget.
BalasHapusterima kash mbak Nita
btw rumahnya cantik mbak
Iya, Mba. PR besar, Ya. Alhamdulillah pandemi mulai mereda, jadi anak2 sudah mulai beraktivtas lagi dengan teman2nya. hihi...sahabat hosting mba. kan ngiler juga liat yg punya Mba Diyah, hehe.
HapusIni jadi dilema orang tua banget ya, Mbak. Karena selama pandemi ini anak-anak nggak bisa lepas dari gadget. Apalagi kalau yang kedua orang tuanya tidak bisa mengawasi.
BalasHapusMudah-mudahan kita bisa betul-betul memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik, terutama untuk anak-anak.
Saya pun juga sedang berusaha agar anak tidak kecanduan hp.
BalasHapusButuh niat dan usaha yang sungguh-sungguh.. sabar jika anak tantrum, terus memberikan pengertian.
Semoga saya dan ibu-ibu lainnya bisa istiqomah.. 🙏
Segitu hebatnya dampak kecanduan gadget, ya, Mba. Semoga artikel ini jadi pembelajaran berarti bagi pembaca. Sebagai antisipasi minimalisir dampak gadget.
BalasHapusbisa jadi bahan aku belajar klw punya anak nanti
BalasHapusiyah ni mba saya sebagai ibu juga ngalamin bagaimana menghadapi tantangan ini dengan anak-anak saya. dan kuncinya memang ada di orang tua. ortu harus sejak awal meluangkan waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan anak, dan konsisten. jadi anak deket secara emosi dengan kita. kalau kita udah deket sama anak, lebih mudah masuk untuk urusan gadget ini. dan semakin anak tumbuh besar tantangannya akan berubah. kuncinya tetep di hubungan ortu anak. nice post mba...
BalasHapuspenggunaan gadget secara berlebihan memang tidak baik, dan aku setuju akan dampaknya bagi kejiwaan anak.
BalasHapusJadi, bisa dilakukan pemantauan dalam lama penggunaan gadget.
gadget memang bahaya banget bagi anak-anak ya mbak, klo begini kan hubungan orangtua harus benar-benar terjalin dengan anak ya mbak. Alhamdulillah saya juga udah membatasi penggunaan gadget pada anak mbak. Makasih ya mbak infonya, bermanfaat banget bagi saya.
BalasHapusOrang tua wajib baca nih artikel, apalagi anak-anak kita anak yang lahir pada generasi teknologi, generasi alpha yang seua serba berhubungan dengan teknologi, dan teknologi bukan hal asing bagi mereka. Keren ulasannya, Kak
BalasHapusIni tuh yang bikin khawatir kalau adik udah mulai kecanduan gadget. Dan padahal sekarang mah permainan online banyak banget. Hmm...
BalasHapusBetul mbak ... PR sekali ini menjaga anak agar tidak kecanduan gadget. Saya pernah mengajar anak balita yang sudah candu pada gadget. Selain tidak mudah beradaptasi dan berbaur dengan teman-temannya, ia juga jadi mudah tantrum. Haturnuhun sharingnya mbak ...
BalasHapusNampar banget artikelnya mbak. Jujur, sebagai orangtua era digital memang harus lebih hati2 karena anak zaman sekarang mudah terpapar juga. Jadi memang harus benar2 dijaga.
BalasHapustantangan banget emang pake gadget di depan balita 🥺 niat hati ingin cari bahan tulisan eh anak minta buat nonton.. kudu tega liat anak nangis 😟
BalasHapus