Saat matahari mulai beranjak turun, rumah kakek mulai dipenuhi dengan aroma hidangan khas Ramadhan. Kurma, kolak, dan aneka takjil dan gorengan menggugah selera tersaji di meja panjang teras samping rumah. Anak-anak berlarian di halaman, sementara para orang tua sibuk berbagi kabar dan cerita. Inilah momen yang dinanti-nanti, ketika ikatan keluarga semakin erat terjalin di bulan suci.
Kenalan dengan Game Finansial dari Anak Gen Alpha
Tahun ini terasa istimewa karena ponakan terkecil yang kini bersekolah di TK akhirnya bisa menjalankan puasa penuh untuk pertama kalinya. Yap, usianya kini 6 menjelang 7 tahun. Afra Namanya. Wajahnya berseri-seri saat adzan maghrib berkumandang, bangga akan pencapaiannya yang disambut dengan tepuk tangan dan pelukan hangat dari seluruh keluarga. Afra memiliki makanan favorit yang katanya dia siapkan sendiri, yaitu goreng sosis! Hm …salut juga dengan anak perempuan mungil ini, kecil-kecil sudah cukup mandiri.
Tradisi bukber ini bukan sekadar tentang makanan atau berkumpul, tetapi juga menjadi wadah untuk berbagi keberkahan dan silaturahmi. Di sela-sela santap malam, kami selalu berbagi cerita, dan ponakan terkecilku yang bernama Afra ini biasanya senang berada di pangkuanku. Dia pernah berceloteh kalau merasa nyaman jika duduk dan bercerita bersamaku, hehe.
Maklum kali ya, mungkin dia paham kalau Wawanya ini seorang Praktisi PAUD yang memang sehari-hari berkecimpung di dunia anak kecil. Sepertinya dia bisa membaca gelagat saya yang selalu memasang radar "mode guru TK" aktif kapanpun bertemu anak-anak. Sepertinya dia bisa menangkap aura khas "Bunda PAUD" yang terpancar dari cara saya tersenyum, berbicara dengan nada ceria yang otomatis keluar, atau bahkan berbicara mengikuti gaya dia berbicara yang memang suaranya sangat kecil dan lembut.
Seperti umumnya anak gen alpha zaman now, Afra ini juga anak yang melek digital, ketika dalam pangkuanku dia menunjukkan HP nya dan bilang kalau dia punya game yang sekarang sedang menjadi favorit permainannya.
“Wa, lihat, ade lagi mainan ini lho.” Dia mengarahkan layar HP ke wajahku.
“Wah apa nih, kok menarik sekali, uwa belum pernah lihat deh kayanya game ini. Mau dong diajarin.” Aku berujar pada Afra sambil memperhatikan game yang dia tunjukkan. Ya di situ terpampang desain kota yang tertata posisinya. Hmm,…kagum juga terhadap anak kecil ini, dia sudah mahir menyusun rumah-rumah begitu tertata, ada jalan penghubung antar rumah, taman komplek dan juga pepohonan yang ditata sekelilingnya. Duh, duh bak seorang arsitek dia menata sebuah kota kecil sesuai dengan imajinasinya.
Selanjutnya Afra juga menunjukkan sebuah permainan khas anak perempuan.Yup, Kasir-kasiran. Dia berbelanja beberapa item barang yang dia pilih lalu menghitungnya. Game ini membantu kita jeli dalam harga barang dan juga membantu mengajarkan anak menjumlahkan semua item yang dibelanjakan.
Benar adanya sebuah teori dari Maria Montessori bahwasannya "Otak anak itu seperti spons, menyerap semua informasi dengan cepat " Untuk itu di era digital ini, kita perlu memilih media pembelajaran yang tepat untuk anak-anak kita. Seperti halnya game yang disajikan dalam aplikasi game edukasi anak bisa menjadi pilihan game orang tua untuk anak-anaknya dalam rangka memberikan stimulasi untuk perkembangan kognitifnya.
Aku juga jadi menyelusuri website game ini, dan memang banyak sekali ternyata game edukatif di dalamnya. Aku pikir ini akan sangat banyak manfaatnya untuk anak jika disesuaikan dengan kebutuhan anak dan tentu saja melalui pendampingan dan pengarahan ya tentunya. Supaya lebih yakin, yuk kita kupas nih apa yang aku pernah dapatkan ilmu-ilmu perkembangan anak dari para pakar.
Pendapat Para Pakar tentang Manfaat Game Edukasi Finansial
Penelitian Prof. Jean Piaget, menyatakan bahwa anak usia 7-11 tahun sedang berada di tahap operasional konkret. Mereka mulai memahami konsep abstrak melalui pengalaman nyata. Nah, game edukatif keuangan dalam aplikasi mortgagecalculator.org/money-games/ bisa menjadi jembatan yang bagus untuk mengajarkan konsep abstrak seperti menabung, investasi, atau bahkan inflasi dengan cara yang konkret dan menyenangkan
![]() |
Pendampingan Orang Tua pada Anak-Anaknya Akan Berdampak Positif bagi Perkembangan Anak |
Aplikasi game keuangan ini juga bisa kita jadikan media untuk mengajarkan anak tentang manfaat menabung dan betapa bermanfaatnya ketika kita bisa mengelola keuangan. Membeli hal yang dirasa penting dan menahan untuk membeli hal yang di luar kebutuhan. Seorang pakar psikologi perkembangan anak Dr. Howard Gardner dengan teori kecerdasan majemuknya juga mendukung penggunaan game sebagai media belajar.
Melalui game edukatif anak jadi banyak belajar, asal tetap di bawah pengawasan orang tua dan dengan Batasan waktu yang disesuaikan dengan usia serta kebutuhan anak. Game edukatif keuangan tidak hanya mengembangkan kecerdasan logis-matematis tapi juga kecerdasan interpersonal saat anak bermain bersama teman atau keluarga.
Pikiranku teringat juga dengan sebuah pertanyaan yang dilontarkan seorang mahasiswi tentang seorang anak yang sudah kecanduan gadget. Apakah game digital malah akan memperburuk?
"Pertanyaan bagus!" kataku kala itu. Aku lanjut menerangkan dengan mengutip perkataan Dr. Daniel Siegel, seorang pakar neurobiologi interpersonal, Beliau menyarankan kepada orang tua dengan memberikan batasan yang jelas terhadap hal yang disukai anak aagar anak memahami Batasan serta tanggung jawabnya.
Ini memiliki arti anak boleh bermain game digital, namun sebagai orang tua kita perlu mendampingi serta menetapkan batasan waktu yang jelas, pendampingan serta komunikasi yang intensif dengan anak. Perkara game edukatif keuangan, sebenarnya baik digital maupun konvensional, tetap memiliki manfaat kognitif yang serupa.
Aku juga teringat dengan pernyataan seorang bapak yang membagikan pengalamannya pada sebuah akun media sosial Twitter yang saat ini berganti X, dia membagikan pengalamannya mengajarkan literasi keuangan pada anaknya dengan menggunakan game. Amazing, katanya "Anak saya yang tadinya boros, sekarang punya tabungan sendiri dan bisa membedakan mana kebutuhan vs keinginan. Semua ini dampak dari hasil main “Game berbasis financial” bareng tiap weekend.
Waw, takjub juga mendengarnya, sebuah metode yang layak juga dicoba oleh para orang tuanya, mendidik dengan cara mengasyikkan yang membawa kebahagiaan bagi anak juga orang tuanya kalau begini. Nggak ada salahnya kita coba mengikuti jejak bapak tersebut dalam mengedukasi masalah keuangan pada anak kita melalui aneka games berbasis keuangan, contohnya game yang tersedia di mortgagecalculator.org/money-games/ sebagai pilihan permainan game keuangan untuk anak kita.
Macam-macam Game yang Ada Di Mortgagecalculator.org
![]() |
Aneka Permainan Game Finansial Pilihan yang ada di Mortgagecalculator.org |
Bagusnya anak bermain game berbarengan dengan teman sebaya atau dengan orang tuanya ada penelitiannya juga nih dari Dr. Lev Vygotsky yang menerangkan bahwa proses belajar paling baik bagi anak adalah dalam konteks sosial, yaitu ketika anak bermain game keuangan bersama orang tua atau teman sebaya, mereka tidak hanya belajar konsep keuangan, tapi juga kemampuan berpikir kritis, pengambilan keputusan, dan juga mengembangkan keterampilan sosial emosionalnya. Anak harus mau bekerja sama dan juga sabar menunggu giliran bahkan juga bisa berbesar hati ketika mengalami kekalahan.
Hmm, kalau sudah yang bicara para ahli pasti papa mama sebagai orang tua jadi lega ya, dan tidak merasa bersalah ketika mengizinkan anaknya untuk mengenal media digital. Tapi ingat ya pap mam, banyak syaratnya, lho. Asal syaratnya diikuti dan dijalankan tetap aman terkendali
Apalagi ada tambahan penguatan lagi, nih dari Prof. Carol Dweck dengan konsep growth mindset-nya, menurut Profesor Carol game edukatif mengajarkan pada anak tentang kegagalan yang dialami merupakan bagian dari proses belajar. Jika anak mengalami kekalahan dalam game mereka bisa mulai lagi dan belajar dari kesalahan sebelumnya. Ini sangat penting untuk perkembangan kognitif dan emosional anak."
Dalam ilmu neurologi otak anak-anak sangat plastis, artinya sangat mudah dibentuk dan beradaptasi. Saat bermain game keuangan, atau game kognitif edukatif lainnya akan mengaktifkan aktivitas di prefrontal cortex bagian otak yang mengatur fungsi eksekutif seperti perencanaan dan pengambilan keputusan. Konon proses kerjanya akan meningkat secara signifikan.
Jadi baiknya anak-anak lebih condong dikenalkan pada game edukasi keuangan dan game edukasi lainnya dari pada dikenalkan pada game yang bernuansa kekerasan. Dengan menstimulasi otak anak melalui game edukatif, memiliki arti mengaktifkan kerja otak dan berdampak pada aktivitas kognitif tinggi.
Kalau gitu, biar lebih jelas lagi, yuk kita bikin list, apa saja yang perlu menjadi rambu-rambu yang diterapkan oleh orang tua pada anaknya, biar lebih ingat, nih:
- Orang tua harus tetap mengawasi.
- Memberikan batasan waktu yang jelas yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak.
- Orang tua harus siap memberikan pendampingan yang intensif pada anak.
- Rajin melakukan komunikasi efektf dengan anak.
- Selektif dalam memilihkan jenis game bagi anak harus mengandung unsur edukatif yang sangat bermanfaat pada perkembangan kognitif anak, misalnya game edukasi finansial.
- Orang tua siap bermain bersama anak untuk menciptakan konteks sosial dalam pembelajaran.
- Beri pemahaman pada anak jika mengalami kekalahan saat main game bahwasannya itu adalah bagian dari proses belajar.
- Lebih memprioritaskan game yang bersifat edukatif dari pada game bernuansa kekerasan.
O, iya, aku juga jadi teringat lagi nih, tentang sebuah webinar parenting yang aku ikuti secara online, kala itu pembicaranya pakar anak yang sangat terkenal dengan panggilan akrabnya Kak Seto. Beliau mengatakan bahwa game edukatif keuangan itu seperti vaksin, dalam arti mencegah 'penyakit finansial' di masa depan. Dan pada saat itu ada seorang ibu yang berbagi cerita bahwasannya anaknya yang saat itu duduk di kelas 5 SD sekarang sudah mengerti tentang bunga majemuk gara-gara main game investasi bareng bapaknya tiap weekend. Hmm,… keren juga pikirku. Patut dicoba, nih.
Jadi orang tua itu gampang tapi susah ya? Aku membatin sendiri, pikiranku berimajinasi tentang sebuah investasi yang menguntungkan dan juga teringat perkataan salah seorang seorang finansial planner anak yang aku dapat dari sebuah podcast. Dia menjelaskan bagaimana game keuangan membantu anak-anak memahami konsep "delayed gratification" atau kepuasan tertunda, artinya anak akan memiliki kemampuan untuk menunda kesenangan sesaat demi keuntungan jangka panjang.
Hmm mungkin ini juga ya yang menjadi salah satu bagian dampak positif yang aku dapatkan karena kesenanganku bermain game finansial berupa monopoli. Coba kala itu sudah kenalan dengan game finansial digital yaa, mungkin kebijakan keuanganku akan lebih canggih kagi dari sekarang.
Huwaaa,… pertanda apa ini? Penyesalan terlahir sebagai Gen tua kah? Wkwkwk…tidak dong, lebih baik sekarang kita sebarkan informasi yang edukatif ini, supaya para generasi alpha kita tambah cerdas dan melek finansial. Yuk papa mama budayakan untuk mendampingi anak kita selalu yaaa. Happy parenting lovely parents.