Sebagai orang tua, kita selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Pertanyaannya bukan “bisakah” kita mewujudkannya, tapi “bagaimana caranya” kita melakukannya dengan tepat di era teknologi ini?
Tempo hari saya mendapat curhatan dari seorang teman, Laras, sahabat dari zaman putih abu dulu, dia bilang saat ini dia sedang dibingungkan oleh anaknya yang katanya sudah mulai menunjukkan kejenuhan dengan metode belajar konvensional. Setiap kali dia meminta anaknya untuk "belajar" responnya selalu sama: "Boleh main game dulu, Ma?" Sepertinya kata “belajar merupakan momok yang menjenuhkan bahkan menakutkan bagi Rio anaknya yang saat ini berusia 8 tahun.
Sebagai seorang ibu yang bekerja di bidang pendidikan, saya menyadari bahwa perlawanan terhadap teknologi bukanlah solusi. Justru sebaliknya, ini merupakan tantangan bagi kita bagaimana caranya jika kita bisa mengubah "waktu bermain gadget" menjadi "waktu belajar" yang bermakna?
Sebagai seorang ibu jangan sampai kehabisan akal ketika kita menghadapi berbagai persoalan yang anak kita hadapi. Mencari solusi aternatif adalah usaha yang kita coba. Menjadikan teknologi gadget bukan sebagai musuh tapi sebagai teman yang bisa membantu kita keluar dari kesulitan dan juga dilema disaat anak ingin selalu dekat dengan benda yang satu ini. Perasaan khawatir pasti ada, tapi tentu saja kita harus mencari win-win solution atas keadaan ini. Jangan sampai kalah sama anak! Ini mungkin menjadi statemen yang selalu tertanam di hati ketika slogan apapun akan kulakukan demi kebaikan buah hatiku.
Aku pernah mendengar juga kisah dari temanku Hana yang juga terhitung fokus pada permasalahan gadget yang melanda di kalangan anak-anak. Dia cerita bahwa dia rela mencari ragam permainan berbasis gadget yang benar-benar bisa dijadikan penyambung dari kegiatan belajar yang menyenangkan. Pencariannya dimulai dengan pertanyaan sederhana: Apakah benar-benar ada platform yang bisa menggabungkan pendidikan dan hiburan secara seimbang?
Di tengah penelusurannya, dia menemukan sebuah platform yang cukup unik, yaitu Culinaryschools.org. Awalnya dia mengira ini hanya situs tentang sekolah kuliner biasa. Ternyata, platform ini menawarkan lebih dari yang dia bayangkan. Dan dia tetiba teringat kalau putrinya itu sanagt tertarik jika diajak turun ke dapur, dia selalu minta mamanya untuk mau mempraktikan menu-menu yang dia jumpai pada iklan-iklan yang berseliweran di gadgetnya.
Tanpa pikir panjang, Hana langsung melakukan penelusuran mendalam pada situs ini, dan dia dibuat kagum dengan situs ini. Banyak sekali penawaran yang menarik yang bisa diarahkan sebagai media belajar yang menyenangkan untuk Nadin putrinya. Selain game berbasis pengetahuan tentang kuliner, banyak juga permainan edukatif tema lain yang bisa diperkenalkan.
CulinarySchools.org ternyata adalah platform pendidikan menyeluruh yang tidak hanya menyediakan informasi tentang pendidikan kuliner, tapi juga memiliki koleksi ratusan permainan edukatif untuk anak-anak. Ini menarik karena menunjukkan bahwa pendidikan holistik bisa dimulai dari berbagai sudut pandang.
Platform culinayschools.org menyediakan informasi lengkap tentang berbagai program seni di bidang kuliner dari berbagai institusi terkemuka bahkan mengarahkan jalur karir yang tersedia di industri kuliner. Bisa dikatakan platform ini bisa menjadi jalan membuka peluang pendidikan kuliner untuk masa depan. Nggak tanggung-tanggung bahkan disediakan peluang beasiswa untuk siswa berprestasi. Bisa diakui bahwa saat ini menjadi seorang chef adalah profesi yang sangat menjanjikan dan menjadi wawasan industri dan tren terkini.
Yang menarik lagi, platform ini menjadi jembatan pemahaman dari konsep abstrak kepada sesuatu yang real. Anak-anak lebih menyukai sesuatu yang real karena disuguhkan pengalaman yang nyata sehingga mereka bisa cepat tangkap dan paham.
Serunya platform ini bisa memadukan konsep ini dengan sangta cantik, mereka mengintegrasikan konsep "belajar melalui bermain" dengan menyediakan permainan edukatif yang bisa memperkenalkan anak-anak pada berbagai konsep, termasuk dasar-dasar kuliner, logika, dan keterampilan hidup.
Antusias sekali aku kala itu ketika mendengar cerita Hana tentang penemuannya yang menakjubkan, dan aku pun tetiba teringat pernyataan dari seorang pakar Dr. Rhenald Kasali, yang notabene adalah guru besar hakultas ekonomi dan bisnis Universitas Indonesia, dalam bukunya "Disruption" menyatakan bahwa "platform edukatif yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu dapat menjadi katalis dalam mengembangkan kemampuan adaptasi dan pemecahan masalah anak di era digital." Wow amazing, ternyata ada linieritasnya dengan teori para ahli.
Dalam perjalanan eksplorasinya ini, Hana terus menggali dan akhirnya dia menemukan bahwa permainan edukatif online modern umumnya terbagi dalam beberapa kategori permainan yaitu tentang mengasah otak dengan cara yang menyenangkan, Mengasah motorik lewat permainan berjenis arcade dan juga menajamkan teknik dan strategi di jenis permainan sport games.
Permainan games digital bisa dijadikan alternatif belajar yang menyenangkan bagi anak lintas usia. Bagi anak usia dini juga bisa membantu menstimulasi aspek perkembangannya secara hoslistik, dari mulai kemampuan motorik, kognitif, bahasa, emosional, bahkan seni. Sama halnya yang ditawarkan di platform https://www.culinaryschools.org/kids-games/ ada berbagai macam jenis games yang dikelompokkan dalam 4 kategori ini.
Sebagai praktisi pendidikan anak usia dini, tentu saja pemaparan Hana menggelitik rasa peasaranku untuk mengeksplor lebih dalam lagi, manfaat permainan digital ini dengan pernyataan para ahli, agar argument-argumen yang ada bisa diperkuat melalui penelitian yang komprehensif. Dari hasil dari penelusuran aku menemukan beberapa statemen ahli yang memperkuat bahwa permainan edukatif digital dalam 4 jenis ini bisa memberikan manfaat positif bagi anak, diantaranya yaitu:
Game ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membangun pemahaman tentang nutrisi, tanggung jawab, manajemen waktu, dan bahkan kewirausahaan melalui simulasi yang seperti nyata di sebuah restoran. Dengan aneka pilihan permainan yang aman dan edukatif, anak-anak dapat bermain sambil mempersiapkan keterampilan hidup praktis untuk masa depan mereka.
Di kategori ini ada berbagai macam game yang melatih otak, seperti permainan kartu, teka-teki logika, sampai game mahjong yang sudah disesuaikan buat anak-anak. Prof. Dr. Seto Mulyadi, M.Si., Psikolog anak yang juga dikenal sebagai Kak Seto, menjelaskan bahwa “Daya kritis anak akan meningkat jika anak dilibatkan dalam permainan memecahkan masalah melalui strategi berpikir analisis situasi yang kompleks”
Berdasarkan cerita Hana, putrinya Nadine ketika pertama kali mencoba game spsifikasi ini dan memilih permainan beberapa puzzle logika online, Hana terkejut melihat bagaimana Nadine bisa fokus selama 30 menit penuh, durasi yang hampir mustahil dicapai saat mengerjakan soal matematika tradisional. Hana merasa ini sebuah prestasi. Bukankah daya focus anak biasanya memiliki rentang yang pendek? Tapi ternyata lewat cara yang mengasyikkan dan menyenangkan, kitab isa melatih daya focus anak sehingga anak bisa memiliki daya focus yang lebih Panjang.
Permainan olahraga virtual seperti soccer, basketball, atau golf ternyata tidak hanya menghibur. Menurut penelitian dari Dr. Conny Semiawan, Guru Besar Psikologi Pendidikan Universitas Indonesia, permainan yang melibatkan koordinasi mata dan tangan dapat meningkatkan kemampuan visual-spasial anak sekaligus melatih konsentrasi mereka. Kemampuan visual spasial anak sangat bermanfaat sekali untuk menunjang aspek perkembangan lainnya terutama untuk mengembangkan fungsi eksekutif anak.
Kemampuan akademis dalam bidang matematika sangat erat kaitannya dengan kemamouan visual spasial, terutama dalam mengenal bagun geometri pengukuran dan memecahkan masalah yang melibatkan bangun ruang. Kemampuan ini menjadi dasar untuk profesi seperti arsitek, insinyur, desainer, pilot, dokter bedah, dan berbagai bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).
Ada banyak jenis games dalam spesifikasi arcade games ini, Platform games, match-3, dan running games yang dirancang dengan baik dapat melatih refleks dan koordinasi motoric anak sehingga anak bisa memiliki kemampuan multitasking, serta kemampuan untuk bertahan, persistence dan resilience anak bisa berkembang melalui games spsifikasi arcade.
Cerita pengalaman Hana yang menurutku sangat bermanfaat ini sangat perlu sekali aku bagikan pada semua parents yang sedang mendampingi tumbuh kembang anaknya dan ingin melihat anaknya menjadi generasi panutan dan harapan orang tua.
Dan tentu saja juga cerita ini aku langsung bagikan pada Laras sahabatku yang sedang mengeluhkan Rio putra semata wayangnya yang katanya lagi pobia mendengar kata “belajar” Ketika kuceritakan pengalaman Hana dalam membersamai Nadine memberikan stimulasi dengan cara menyenangkan lewat games digital edukatif di platform www.culinary, Laras pun memutuskan untuk mencoba mengenalkannya juga pada Rio, dan bersaha untuk mendampingi Rio dengan instensif, sampai Rio merubah persepsi konsep belajar yang membosankan menjadi sesuatu yang dirindukan dan dinanti.
Beberapa waktu setelah kuceritakan hal ini pada Laras, ternyata Laras langsung menerapkannya pada Rio, 2 bulan kemudian kami bertemu Kembali, dan kulihat betapa wajah Laras berseri-seri ketika bertemu denganku dan dengan antusiasnya langsung bercerita tentang Rio.
Dengan mata berbinar laras menjelaskan bahwa salah satu momen "aha!" yang terjadi pada Rio ketika Rio bermain sebuah game yang mengharuskannya mengontrol mobil drift. Awalnya aku skeptis, bukankah ini terlalu “game-y” untuk tujuan edukatif? Ternyata aku salah. Game tersebut melatih prediksi dan antisipasi (memprediksi jalur mobil) koordinasi antara mata dan tangan, kemampuan belajar dari kegagalan (trial and error) serta spatial awareness atau kesadaran spasial yang tinggi.
Tempo hari saya mendapat curhatan dari seorang teman, Laras, sahabat dari zaman putih abu dulu, dia bilang saat ini dia sedang dibingungkan oleh anaknya yang katanya sudah mulai menunjukkan kejenuhan dengan metode belajar konvensional. Setiap kali dia meminta anaknya untuk "belajar" responnya selalu sama: "Boleh main game dulu, Ma?" Sepertinya kata “belajar merupakan momok yang menjenuhkan bahkan menakutkan bagi Rio anaknya yang saat ini berusia 8 tahun.
Sebagai seorang ibu yang bekerja di bidang pendidikan, saya menyadari bahwa perlawanan terhadap teknologi bukanlah solusi. Justru sebaliknya, ini merupakan tantangan bagi kita bagaimana caranya jika kita bisa mengubah "waktu bermain gadget" menjadi "waktu belajar" yang bermakna?
Jadikan Gadget Sarana Belajar Mengasyikkan untuk Anak
Sebagai seorang ibu jangan sampai kehabisan akal ketika kita menghadapi berbagai persoalan yang anak kita hadapi. Mencari solusi aternatif adalah usaha yang kita coba. Menjadikan teknologi gadget bukan sebagai musuh tapi sebagai teman yang bisa membantu kita keluar dari kesulitan dan juga dilema disaat anak ingin selalu dekat dengan benda yang satu ini. Perasaan khawatir pasti ada, tapi tentu saja kita harus mencari win-win solution atas keadaan ini. Jangan sampai kalah sama anak! Ini mungkin menjadi statemen yang selalu tertanam di hati ketika slogan apapun akan kulakukan demi kebaikan buah hatiku.
Aku pernah mendengar juga kisah dari temanku Hana yang juga terhitung fokus pada permasalahan gadget yang melanda di kalangan anak-anak. Dia cerita bahwa dia rela mencari ragam permainan berbasis gadget yang benar-benar bisa dijadikan penyambung dari kegiatan belajar yang menyenangkan. Pencariannya dimulai dengan pertanyaan sederhana: Apakah benar-benar ada platform yang bisa menggabungkan pendidikan dan hiburan secara seimbang?
Dari Pendidikan Kuliner hingga Permainan Anak
Di tengah penelusurannya, dia menemukan sebuah platform yang cukup unik, yaitu Culinaryschools.org. Awalnya dia mengira ini hanya situs tentang sekolah kuliner biasa. Ternyata, platform ini menawarkan lebih dari yang dia bayangkan. Dan dia tetiba teringat kalau putrinya itu sanagt tertarik jika diajak turun ke dapur, dia selalu minta mamanya untuk mau mempraktikan menu-menu yang dia jumpai pada iklan-iklan yang berseliweran di gadgetnya.
Tanpa pikir panjang, Hana langsung melakukan penelusuran mendalam pada situs ini, dan dia dibuat kagum dengan situs ini. Banyak sekali penawaran yang menarik yang bisa diarahkan sebagai media belajar yang menyenangkan untuk Nadin putrinya. Selain game berbasis pengetahuan tentang kuliner, banyak juga permainan edukatif tema lain yang bisa diperkenalkan.
CulinarySchools.org ternyata adalah platform pendidikan menyeluruh yang tidak hanya menyediakan informasi tentang pendidikan kuliner, tapi juga memiliki koleksi ratusan permainan edukatif untuk anak-anak. Ini menarik karena menunjukkan bahwa pendidikan holistik bisa dimulai dari berbagai sudut pandang.
Platform culinayschools.org menyediakan informasi lengkap tentang berbagai program seni di bidang kuliner dari berbagai institusi terkemuka bahkan mengarahkan jalur karir yang tersedia di industri kuliner. Bisa dikatakan platform ini bisa menjadi jalan membuka peluang pendidikan kuliner untuk masa depan. Nggak tanggung-tanggung bahkan disediakan peluang beasiswa untuk siswa berprestasi. Bisa diakui bahwa saat ini menjadi seorang chef adalah profesi yang sangat menjanjikan dan menjadi wawasan industri dan tren terkini.
Yang menarik lagi, platform ini menjadi jembatan pemahaman dari konsep abstrak kepada sesuatu yang real. Anak-anak lebih menyukai sesuatu yang real karena disuguhkan pengalaman yang nyata sehingga mereka bisa cepat tangkap dan paham.
Serunya platform ini bisa memadukan konsep ini dengan sangta cantik, mereka mengintegrasikan konsep "belajar melalui bermain" dengan menyediakan permainan edukatif yang bisa memperkenalkan anak-anak pada berbagai konsep, termasuk dasar-dasar kuliner, logika, dan keterampilan hidup.
Antusias sekali aku kala itu ketika mendengar cerita Hana tentang penemuannya yang menakjubkan, dan aku pun tetiba teringat pernyataan dari seorang pakar Dr. Rhenald Kasali, yang notabene adalah guru besar hakultas ekonomi dan bisnis Universitas Indonesia, dalam bukunya "Disruption" menyatakan bahwa "platform edukatif yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu dapat menjadi katalis dalam mengembangkan kemampuan adaptasi dan pemecahan masalah anak di era digital." Wow amazing, ternyata ada linieritasnya dengan teori para ahli.
Menemukan Kategori Permainan Game yang Tepat
Dalam perjalanan eksplorasinya ini, Hana terus menggali dan akhirnya dia menemukan bahwa permainan edukatif online modern umumnya terbagi dalam beberapa kategori permainan yaitu tentang mengasah otak dengan cara yang menyenangkan, Mengasah motorik lewat permainan berjenis arcade dan juga menajamkan teknik dan strategi di jenis permainan sport games.
Permainan games digital bisa dijadikan alternatif belajar yang menyenangkan bagi anak lintas usia. Bagi anak usia dini juga bisa membantu menstimulasi aspek perkembangannya secara hoslistik, dari mulai kemampuan motorik, kognitif, bahasa, emosional, bahkan seni. Sama halnya yang ditawarkan di platform https://www.culinaryschools.org/kids-games/ ada berbagai macam jenis games yang dikelompokkan dalam 4 kategori ini.
Sebagai praktisi pendidikan anak usia dini, tentu saja pemaparan Hana menggelitik rasa peasaranku untuk mengeksplor lebih dalam lagi, manfaat permainan digital ini dengan pernyataan para ahli, agar argument-argumen yang ada bisa diperkuat melalui penelitian yang komprehensif. Dari hasil dari penelusuran aku menemukan beberapa statemen ahli yang memperkuat bahwa permainan edukatif digital dalam 4 jenis ini bisa memberikan manfaat positif bagi anak, diantaranya yaitu:
1. Kids Food Games: Jadi Koki Pintar sekaligus Pengusahsa Pintar
Parents bisa kenalkan juga alternatif games menyenangkan ini untuk ananda, ini merupakan alternatif gaming yang mendidik. Kids Food Games menawarkan pengalaman belajar yang menyenangkan dimana anak-anak dapat mengeksplorasi dunia kuliner secara virtual. Mereka akan belajar membedakan makanan sehat vs tidak sehat, memahami proses pertanian, mengikuti resep dasar, dan mengembangkan keterampilan multitasking di dapur.
Game ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membangun pemahaman tentang nutrisi, tanggung jawab, manajemen waktu, dan bahkan kewirausahaan melalui simulasi yang seperti nyata di sebuah restoran. Dengan aneka pilihan permainan yang aman dan edukatif, anak-anak dapat bermain sambil mempersiapkan keterampilan hidup praktis untuk masa depan mereka.
2. Brain Games: Asah Otak dengan Cara Menyenangkan
Di kategori ini ada berbagai macam game yang melatih otak, seperti permainan kartu, teka-teki logika, sampai game mahjong yang sudah disesuaikan buat anak-anak. Prof. Dr. Seto Mulyadi, M.Si., Psikolog anak yang juga dikenal sebagai Kak Seto, menjelaskan bahwa “Daya kritis anak akan meningkat jika anak dilibatkan dalam permainan memecahkan masalah melalui strategi berpikir analisis situasi yang kompleks”
Berdasarkan cerita Hana, putrinya Nadine ketika pertama kali mencoba game spsifikasi ini dan memilih permainan beberapa puzzle logika online, Hana terkejut melihat bagaimana Nadine bisa fokus selama 30 menit penuh, durasi yang hampir mustahil dicapai saat mengerjakan soal matematika tradisional. Hana merasa ini sebuah prestasi. Bukankah daya focus anak biasanya memiliki rentang yang pendek? Tapi ternyata lewat cara yang mengasyikkan dan menyenangkan, kitab isa melatih daya focus anak sehingga anak bisa memiliki daya focus yang lebih Panjang.
2. Sports Games Sarana Mengembangkan Koordinasi dan Strategi
Permainan olahraga virtual seperti soccer, basketball, atau golf ternyata tidak hanya menghibur. Menurut penelitian dari Dr. Conny Semiawan, Guru Besar Psikologi Pendidikan Universitas Indonesia, permainan yang melibatkan koordinasi mata dan tangan dapat meningkatkan kemampuan visual-spasial anak sekaligus melatih konsentrasi mereka. Kemampuan visual spasial anak sangat bermanfaat sekali untuk menunjang aspek perkembangan lainnya terutama untuk mengembangkan fungsi eksekutif anak.
Kemampuan akademis dalam bidang matematika sangat erat kaitannya dengan kemamouan visual spasial, terutama dalam mengenal bagun geometri pengukuran dan memecahkan masalah yang melibatkan bangun ruang. Kemampuan ini menjadi dasar untuk profesi seperti arsitek, insinyur, desainer, pilot, dokter bedah, dan berbagai bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).
3. Arcade Games Hiburan yang Bermakna
Ada banyak jenis games dalam spesifikasi arcade games ini, Platform games, match-3, dan running games yang dirancang dengan baik dapat melatih refleks dan koordinasi motoric anak sehingga anak bisa memiliki kemampuan multitasking, serta kemampuan untuk bertahan, persistence dan resilience anak bisa berkembang melalui games spsifikasi arcade.
Mengubah Perspektif tentang Games Digital
Cerita pengalaman Hana yang menurutku sangat bermanfaat ini sangat perlu sekali aku bagikan pada semua parents yang sedang mendampingi tumbuh kembang anaknya dan ingin melihat anaknya menjadi generasi panutan dan harapan orang tua.
Dan tentu saja juga cerita ini aku langsung bagikan pada Laras sahabatku yang sedang mengeluhkan Rio putra semata wayangnya yang katanya lagi pobia mendengar kata “belajar” Ketika kuceritakan pengalaman Hana dalam membersamai Nadine memberikan stimulasi dengan cara menyenangkan lewat games digital edukatif di platform www.culinary, Laras pun memutuskan untuk mencoba mengenalkannya juga pada Rio, dan bersaha untuk mendampingi Rio dengan instensif, sampai Rio merubah persepsi konsep belajar yang membosankan menjadi sesuatu yang dirindukan dan dinanti.
Beberapa waktu setelah kuceritakan hal ini pada Laras, ternyata Laras langsung menerapkannya pada Rio, 2 bulan kemudian kami bertemu Kembali, dan kulihat betapa wajah Laras berseri-seri ketika bertemu denganku dan dengan antusiasnya langsung bercerita tentang Rio.
Dengan mata berbinar laras menjelaskan bahwa salah satu momen "aha!" yang terjadi pada Rio ketika Rio bermain sebuah game yang mengharuskannya mengontrol mobil drift. Awalnya aku skeptis, bukankah ini terlalu “game-y” untuk tujuan edukatif? Ternyata aku salah. Game tersebut melatih prediksi dan antisipasi (memprediksi jalur mobil) koordinasi antara mata dan tangan, kemampuan belajar dari kegagalan (trial and error) serta spatial awareness atau kesadaran spasial yang tinggi.
Rio pun menurut Laras jadi tidak anti pati lagi ketika diminta untuk belajar. Karena dia memiliki cara pilihan belajar yang variatif. Ada batasan waktu yang jelas antara bermain games kesenangannya dan sekaligus tempat belajar dia dalam perspektif yang lain menjadi pemacu juga buat dia belajar di dimensi lainnya. Mengerjakan PR, mengerjakan matematika, menjadi proses menyenangkan buat dia. Laras pun lega karena dia sudah bisa mengambil langkah bjak unuk anak kesayangannya.
Dr. Arief Rachman, M.Pd., seorang pakar pendidikan, menjelaskan bahwa “permainan yang mengharuskan anak untuk bereaksi cepat dan membuat keputusan dalam waktu singkat dapat meningkatkan kemampuan fokus dan kecepatan pemrosesan informasi anak."
Kemampuan ini juga bisa diaplikasikan dalam dunia nyata dan diaplikasikan pada aktivitas sehari-hari. Diharapkan peningkatan fokus saat mengerjakan tugas sekolah dan juga kemampuan problem solving yang lebih baik. Selain itu juga anak-anak akan mampu bertahan saat mengerjakan soal yang sulit. Koordinasi motorik juga akan berkembang lebih baik saat, sehingga ketika membantu pekerjaan rumah anak akan trampil mengkoordinasikan alat geraknya. Kemampuan literasi pun berkembang secara natural.
Berdasarkan pengalaman dan riset yang saya lakukan, berikut kriteria platform permainan edukatif yang baik:
Platform terbaik menawarkan berbagai jenis permainan yang dikategorisasi dengan baik. Ini memungkinkan orang tua untuk memilih jenis stimulasi kognitif yang dibutuhkan anak.
Permainan yang baik dimulai dari level dasar dan secara bertahap meningkatkan kompleksitas, mengikuti prinsip "zone of proximal development" dari Vygotsky.
Platform yang fokus pada pembelajaran biasanya memiliki iklan yang minimal atau tidak mengganggu gameplay, sehingga anak bisa fokus pada aktivitas belajar.
Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D., ahli pendidikan dari Universitas Indonesia, menekankan pentingnya “bermain yang bermakna”, yaitu bermain yang memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dalam sebuah bimbingan. Ketika enjoy dan dalam perasaan hembira, informasi berupa pembelajaran sekalipun akan sangat mudah masuk dan diterima. Game edukatif yang bagus akan menjadi sebuah cara untuk belajar yang pas banget buat anak-anak kita.
Tapi ingat ya, game digital ini cuma salah satu cara aja untuk belajar. Tetap harus seimbang antara main game, olahraga, dan sosialisasi dengan teman-teman dan lingkungan, agar perkembangan anak tetap menyeluruh. Keseimbangan antara bermain digital, aktivitas fisik, dan interaksi sosial tetap krusial untuk perkembangan anak yang menyeluruh. Lalu apa saja langkha yang harus diamnil oleh parents agar Ananda tetap terarah dan terbimbing ketika germain game digital? Coba kita terapkan hal di bawah ini ya.
Sesekali bermain bersama anak dapat membantu kita memahami konten permainan dan tentu saja hal ini juga akan menjadi sarana menciptakan ikatan yang kuat antara parents dan Ananda. Bonding moment tentu saja akan memberikan kesempatan untuk guided learning.
Jangan lupa setelah sesi bermain, ajukan pertanyaan pada ananda seperti misalnya "Apa strategi yang kamu gunakan untuk menyelesaikan level ini? Apa yang kamu pelajari dari permainan tadi? Bagaimana cara ini bisa membantu kamu di sekolah?” atau pertanyaan lain yang sifatnya bisa membangun dan ini akan sangat berarti untuk memantau kebermanfaatan permainan games yang dilakukan oleh ananda.
Perhatikan perkembangan skills anak di area lain setelah mereka rutin bermain permainan edukatif tertentu. Bagaimana perkembangan bahasanya, perkembangan motoriknya, empatinya, kemampuan sosialnya serta kepeduliannya terhadap lingkungannya. Semua harus berjalan seimbang dan menyeluruh.
Agar anak memahami Batasan waktu dan juga paham akan tanggung jawab parents harus memberikan Batasan waktu, caranya tetapkan jadwal bermain harian misalnya acara main games bisa dilakukan selama 1-2 jam setelah PR selesai, atau maksimal 3 jam di weekend.
Strateginya bisa diatur dengan cara memasang timer visual yang bisa dilihat anak, beri peringatan 15 menit sebelum habis. Buat aturan untuk menyelesaikan level game sebelum berhenti, bukan stop mendadak.
Berikan konsekuensi yang jelas ketika anak melanggar kesepakatan bersama yang sudah dibuat. Jika melanggar artinya besok tidak boleh main lagi dan jika mematuhi peraturan durasi bermain bisa ditambah bonus 30 menit saat akhir pekan.
Upayakan juga alternatif permainan menarik lainnya dengan menyiapkan aktivitas seru lain setelah gaming selesai misalnya olahraga jalan bareng, main bola bareng, main permainan tradisional bareng, dan lainnya. Libatkan anak ketika membuat kesepakatan bersama tentang waktu, jangan sepihak. Dan terapkan secara konsisten, adil, dan ada reward ketika ananda mematuhi kesepakatan yang dibuat.
Perjalanan para orang tua dalam membersamai buah hatinya dan membentuk buah hatinya menjadi generasi yang membanggakan cerdas pasti banyak cerita di dalamnya. Termasuk dalam mengatasi screen time saat ini yang menjadi momok menyeramkan bagi para parents.
Mencari permainan edukatif yang tepat mengajarkan satu hal penting yaitu bukan tentang menghindari teknologi, tapi tentang menggunakannya dengan bijak. Ketika kita berhasil menemukan platform dan permainan yang tepat, screen time bukan lagi menjadi “guilty pleasure” tapi berubah menjadi valuable learning investment.
Rio sekarang tidak lagi melihat “belajar” dan “bermain” sebagai dua hal yang berbeda. Game edukatif berhasil menyatukan kesenangan dan belajar jadi satu paket, ini yang selama ini kita impikan dalam dunia pendidikan. Sebagai orang tua di era digital, tantangan kita bukan menjauhkan anak dari teknologi, tapi membekali mereka dengan kemampuan untuk memilih konten digital yang berkualitas dan bermanfaat. Dan permainan edukatif yang tepat bisa menjadi jembatan yang sempurna untuk mencapai tujuan tersebut.
Sharing dong pengalaman parents dalam membersamai sang buah hati, siapa tahu bisa menjadi inspirasi para orang tua yang lain lho, dalam membersamai buah hatinya. Silahkan tulis di kolom komentar yaa…Happy parenting, dan salam pengasuhan.
Dr. Arief Rachman, M.Pd., seorang pakar pendidikan, menjelaskan bahwa “permainan yang mengharuskan anak untuk bereaksi cepat dan membuat keputusan dalam waktu singkat dapat meningkatkan kemampuan fokus dan kecepatan pemrosesan informasi anak."
Kemampuan ini juga bisa diaplikasikan dalam dunia nyata dan diaplikasikan pada aktivitas sehari-hari. Diharapkan peningkatan fokus saat mengerjakan tugas sekolah dan juga kemampuan problem solving yang lebih baik. Selain itu juga anak-anak akan mampu bertahan saat mengerjakan soal yang sulit. Koordinasi motorik juga akan berkembang lebih baik saat, sehingga ketika membantu pekerjaan rumah anak akan trampil mengkoordinasikan alat geraknya. Kemampuan literasi pun berkembang secara natural.
Panduan Memilih Platform yang Tepat
Berdasarkan pengalaman dan riset yang saya lakukan, berikut kriteria platform permainan edukatif yang baik:
1. Variety dan Kategorisasi yang Jelas
Platform terbaik menawarkan berbagai jenis permainan yang dikategorisasi dengan baik. Ini memungkinkan orang tua untuk memilih jenis stimulasi kognitif yang dibutuhkan anak.
2. Tingkat Kesulitan yang Adaptif
Permainan yang baik dimulai dari level dasar dan secara bertahap meningkatkan kompleksitas, mengikuti prinsip "zone of proximal development" dari Vygotsky.
3. Minimal Distraksi
Platform yang fokus pada pembelajaran biasanya memiliki iklan yang minimal atau tidak mengganggu gameplay, sehingga anak bisa fokus pada aktivitas belajar.
Tips Bagi Orang Tua dalam Menerapkan Pendekatan yang Seimbang
Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D., ahli pendidikan dari Universitas Indonesia, menekankan pentingnya “bermain yang bermakna”, yaitu bermain yang memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dalam sebuah bimbingan. Ketika enjoy dan dalam perasaan hembira, informasi berupa pembelajaran sekalipun akan sangat mudah masuk dan diterima. Game edukatif yang bagus akan menjadi sebuah cara untuk belajar yang pas banget buat anak-anak kita.
Tapi ingat ya, game digital ini cuma salah satu cara aja untuk belajar. Tetap harus seimbang antara main game, olahraga, dan sosialisasi dengan teman-teman dan lingkungan, agar perkembangan anak tetap menyeluruh. Keseimbangan antara bermain digital, aktivitas fisik, dan interaksi sosial tetap krusial untuk perkembangan anak yang menyeluruh. Lalu apa saja langkha yang harus diamnil oleh parents agar Ananda tetap terarah dan terbimbing ketika germain game digital? Coba kita terapkan hal di bawah ini ya.
1. Menerapkan Bermain Bersama
Sesekali bermain bersama anak dapat membantu kita memahami konten permainan dan tentu saja hal ini juga akan menjadi sarana menciptakan ikatan yang kuat antara parents dan Ananda. Bonding moment tentu saja akan memberikan kesempatan untuk guided learning.
2. Luangkan Waktu untuk Refleksi
Jangan lupa setelah sesi bermain, ajukan pertanyaan pada ananda seperti misalnya "Apa strategi yang kamu gunakan untuk menyelesaikan level ini? Apa yang kamu pelajari dari permainan tadi? Bagaimana cara ini bisa membantu kamu di sekolah?” atau pertanyaan lain yang sifatnya bisa membangun dan ini akan sangat berarti untuk memantau kebermanfaatan permainan games yang dilakukan oleh ananda.
3. Progress Tracking
Perhatikan perkembangan skills anak di area lain setelah mereka rutin bermain permainan edukatif tertentu. Bagaimana perkembangan bahasanya, perkembangan motoriknya, empatinya, kemampuan sosialnya serta kepeduliannya terhadap lingkungannya. Semua harus berjalan seimbang dan menyeluruh.
4. Beri Batasan Waktu yang Jelas
Agar anak memahami Batasan waktu dan juga paham akan tanggung jawab parents harus memberikan Batasan waktu, caranya tetapkan jadwal bermain harian misalnya acara main games bisa dilakukan selama 1-2 jam setelah PR selesai, atau maksimal 3 jam di weekend.
Strateginya bisa diatur dengan cara memasang timer visual yang bisa dilihat anak, beri peringatan 15 menit sebelum habis. Buat aturan untuk menyelesaikan level game sebelum berhenti, bukan stop mendadak.
Berikan konsekuensi yang jelas ketika anak melanggar kesepakatan bersama yang sudah dibuat. Jika melanggar artinya besok tidak boleh main lagi dan jika mematuhi peraturan durasi bermain bisa ditambah bonus 30 menit saat akhir pekan.
Upayakan juga alternatif permainan menarik lainnya dengan menyiapkan aktivitas seru lain setelah gaming selesai misalnya olahraga jalan bareng, main bola bareng, main permainan tradisional bareng, dan lainnya. Libatkan anak ketika membuat kesepakatan bersama tentang waktu, jangan sepihak. Dan terapkan secara konsisten, adil, dan ada reward ketika ananda mematuhi kesepakatan yang dibuat.
Mengubah Paradigma Screen Time
Perjalanan para orang tua dalam membersamai buah hatinya dan membentuk buah hatinya menjadi generasi yang membanggakan cerdas pasti banyak cerita di dalamnya. Termasuk dalam mengatasi screen time saat ini yang menjadi momok menyeramkan bagi para parents.
Mencari permainan edukatif yang tepat mengajarkan satu hal penting yaitu bukan tentang menghindari teknologi, tapi tentang menggunakannya dengan bijak. Ketika kita berhasil menemukan platform dan permainan yang tepat, screen time bukan lagi menjadi “guilty pleasure” tapi berubah menjadi valuable learning investment.
Rio sekarang tidak lagi melihat “belajar” dan “bermain” sebagai dua hal yang berbeda. Game edukatif berhasil menyatukan kesenangan dan belajar jadi satu paket, ini yang selama ini kita impikan dalam dunia pendidikan. Sebagai orang tua di era digital, tantangan kita bukan menjauhkan anak dari teknologi, tapi membekali mereka dengan kemampuan untuk memilih konten digital yang berkualitas dan bermanfaat. Dan permainan edukatif yang tepat bisa menjadi jembatan yang sempurna untuk mencapai tujuan tersebut.
Sharing dong pengalaman parents dalam membersamai sang buah hati, siapa tahu bisa menjadi inspirasi para orang tua yang lain lho, dalam membersamai buah hatinya. Silahkan tulis di kolom komentar yaa…Happy parenting, dan salam pengasuhan.