Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

Berkreasi Membuat Kue Putu Ayu Bareng Si Kecil Tingkatkan Daya Imajinasi Anak

Kamis, 06 Januari 2022
Teman-teman semua pasti punya hobi dan kesukaan yang unik serta berbeda satu sama lain tentunya, ya. Nah, kalo aku sukanya sama camilan kue yang satu ini nih. Siapa sih yang tidak suka dengan camilan yang satu ini...? sepertinya sangat jarang ya? Kue ini masuk kategori bolu tradisional. Banyak orang mengenalnya dengan sebutan kue putu ayu. kue ini memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang light karena tidak menggunakan tambahan margarin, butter ataupun minyak di dalamnya.


Pun dengan aromanya yang memiliki keharuman pandan dan legitnya kelapa menggugah kita untuk pingin ngemil lagi dan lagi, pas banget jadi camilan yang asyik sebagai temen ngeteh ataupun kopi. hm... kebayang, kan, di setiap sruputan kopi pasti memberi nuansa yang berbeda karena diselingi dengan gigitan kue putu ayu. So perpaduan antara aroma khas dari pandan dan santan kelapa serta gurihnya kelapa muda parut....bikin lidah kita bergoyang dengan manjanya...hihi. Kebayang, kaan legitnya!?



Yang terpenting,  kue ini juga bisa dijadikan camilan sehat untuk si kecil.  O.. iya bagi sista yang sudah punya momongan, jangan lupa ajak si kecil juga yaa...baik dalam proses pembuatannya atau saat menikmatinya. Selain lebih seru berfungsi juga sebagai penguat bonding antara sista dan si kecil.


Moment ini bisa dijadikan media stimulasi bagi kemampuan kognitif serta perkembangan motorik kasar dan halus anak, lho. Ko, bisa...? Bisa, dunk! Gini ya Sist, proses stimulasi itu kita lakukan dengan mengajak si kecil turut serta dalam membuat kue putu ayu. Kita bisa membuat variasi bentuk pada kue putu ayu, misal dengan menggunakan cetakan berbentuk segi tiga akan menghasilkan putu ayu yang berbentuk segi tiga, atau dengan menggunakan cetakan berbentuk lingkaran, segi empat, dan persegi panjang, atu bentuk lainnya, guna mengenalkan aneka bentuk pada anak. Kegiatan ini bisa dijadikan sarana belajar sambil bermain, bermain sambil belajar, guna mengembangkan kemampuan kognitif pada anak.


Masih pada Domain Kognitif anak, selain mengenalkan aneka bentuk, kita juga bisa mengenalkan aneka warna kepada anak, yaitu dengan menciptakan variasi warna pada kue putu ayu. Tambahkan essen pewarna makanan pada kue putu ayu. Biarkan anak yang memilih warnanya dan bundapun mengajak anak untuk menyebutkannya. Merah,... kuning..., hijau..., oranye..., ungu, dan lainnya. Lakukan dengan suara lantang dan riang gembira agar anak menikmati prosesnya.


Untuk perkembangan motorik halusnya, sista bisa meminta si kecil untuk menuangkan adonan ke dalam cetakan, atau membantu menuangkan essen pewarna, sekaligus mengaduknya. Sstt...tenang aja sist, cake ini anti gagal-gagal klub yaa, walau diaduk tidak terlalu beraturan 😉, tidak menyebabkan bantat, berbeda dengan cake jenis sponge atau pound, jadi masih aman kalo mengikut sertakan si kecil, dalam proses pengadukan, asal di bagian akhir proses, sista yang mengambil alih secara paripurna proses pengadukannya,...hihi.


Untuk motorik kasarnya, sista bisa meminta bantuan si kecil untuk mengambilkan loyang di sudut dapur, mengambilkan spatula di atas meja, mengambilkan panci dan lain sebagainya. Melalui proses ini si kecil bergerak ke sana ke mari, dengan lincahnya. kegiatan ini bermanfaat untuk menguatkan otot kakinya dan si kecil jadi lebih terampil menggunakan organ alat gerak tubuhnya. So pasti dengan arahan yang jelas dari bundanya, ya...!!! supaya si kecil dapat memahami instruksi yang sista berikan..


Dengan cara ini, proses pembuatan kue putu ayu selain menyenangkan namun juga bermanfaat. Kuncinya, bundanya juga harus melakukannya dengan rileks dan penuh suka cita, alias jangan sedikit-sedikit dicampur pake adonan emosi, hehe.


Okay, sist,....kita mulai nih pada proses pembuatan kue putu ayu-nya. Resep dan step by step pembuatannya, saya share di bawah ini. ada juga yang versi vidionya lho. 😍



Putu Ayu

By: Insnitaa

Bahan 1:

  • 2 butir Telur 
  • 150 gr gula pasir
  • 1/2 sdt emulsifier
  • 1/2 sdt Vanila
  • 1/2 sdt garam

Bahan 2:

  • 175 gr tepung terigu
  • 25 gr tepung tapioka
  • 150 ml santan ( dari 1 sachet 65 ml santan instan ditambahkan air menjadi 150 ml)

Bahan 3:

  • 1/2 Kelapa muda parut 
  • 1/2 sdt Garam 
  • 1 sdt maizena
  • Pasta pandan dan Pewarna sesuai selera

Cara:

  • Campur dan  Aduk bahan 3, lalu kukus selama 10 menit.
  • kocok bahan 1 menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi selama 5 menit, sampai putih kental berjejak, jngn terlalu lama, krn akan menyebabkan bantat.
  • Masukkan bahan 2 selang seling antara tepung dan santan. Aduk dngn mixer kecepatan rendah. Aduk lg dengan spatula untuk memastikan adonan benar2 tercampur tdk ada endapan cairan.
  • Beri pewarna sesuai selera.
  • Beri campuran kelapa kukus d dasar loyang yg telah diolesi minyak dan tekan2, lalu tuangkan adonan 3/4 loyang.
  • Masukkan ke dalam kukusan yg telah dipanaskan sebelumnya. Kukus adonan dengan api besar selama 10-15 menit. Tes tusuk.


Untuk step by step lebih jelasnya, sista juga bisa melihat cara pembuatannya di link video berikut:

https://youtu.be/WJsMNSDx7I4


Selamat, mencobaa sista. Kue ini cocok untuk acara me time di sore hari, selonjoran di teras rumah, sambil nyeruput teh atau kopi bareng si dia. Jangan lupa juga dibarengi diskusi ringan, mendengarkan celoteh si kecil. Pastikan sikecil ikut melahapnya juga.  eiitts,...tapiii....moment ini lebih tepatnya, disebut me time atau family time, yaa...wkwkwk.


Kegiatan bikin kue bareng ini bisa dilakukan bersama si kecil yang sudah memasuki usia 3 tahun ke atas, atau sista bisa menyesuaikan dengan kemampuannya. Melalui proses pengamatan daily actvity  si kecil, pasti sista mengerti apakah si kecil sudah bisa diajak bekerja bersama atau belum cukup.


Selamat melalui hari dengan penuh suka cita bersama si kecil. Jadikan setiap moment yang kita lalui setiap harinya, menjadi hal yang indah. Mengukir hari, mengabdikan diri pada keluarga, sekaligus juga jangan lupa untuk tetap memelihara kesehatan jiwa dan raga.

Salam pengasuhan...💓











Dampak Buruk Gadget, 5 Tips Agar Anak Tidak Candu pada Gadget

Minggu, 21 November 2021

Pagi itu dalam sebuah seminar parenting, dokter Tiwi, seorang dokter spesialis anak lulusan FKUI ini, menceritakan tentang seorang anak yang tidak bisa berkonsentrasi duduk diam di tempat, selalu berputar-putar tanpa kenal lelah. Usut punya usut melalui Analisis dan penelitian, ternyata anak dengan kondisi seperti ini, terindikasi kecanduan alat digital sejak bayi. Entah itu disuguhkan tontonan dari televisi ataupun gadget di hampir sebagian besar waktunya.



Anak merupakan karunia yang harus dijaga dan diarahkan. Makhluk titipan Allah yang diberikan kepada orangtuanya ini butuh bimbingan dan diberikan pendidikan yang memadai. Adalah tanggung jawab orang tua dalam menjaga kesehatan fisik dan psikis anak. Pendidikan yang terarah dan berkesinambungan perlu ditanamkan pada anak dari sejak dini. 

Dokter Maria Montessori seorang pakar anak usia dini di dalam Gettman mengatakan bahwa secara fundamental anak usia dini berbeda dengan orang dewasa. Pikiran anak bagaikan spons, mudah menyerap materi, terutama pada rentang usia 0 – 3 tahun. Masa ini merupakan pembentukan yang paling utama atau formatif. fundamental sebagai pijakan perkembangan sampai usia dewasa.

Alangkah bijaknya jika para orangtua membekali dirinya dengan ilmu Pendidikan orangtua atau lebih dikenal dengan istilah ilmu parenting. Dengan tujuan agar pendidikan yang diberikan kepada anak lebih terarah, dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang bagaimana memecahkan masalah yang terjadi pada anak.

Dampak buruk gadget sebagaimana yang dipaparkan oleh dokter spesialis jiwa dan psikiatri, Kristiana Siste, bahwa gadget memiliki dampak yang buruk terhadap Kesehatan jiwa anak. Bahkan parahnya, kesalahan tindakan yang dilakukan ketika masa kecil akan berdampak sampai dewasa. mengetahui fakta ini, tentunya kita sebagai orang tua, akan mengupayakan yang terbaik untuk menjaga kesehatan fisik dan psikis anak.
 

#Faktor Risiko yang Ditimbulkan Jika Anak Ketergantungan pada Gadget


Apa saja faktor risiko ketergantungan gadget terhadap kejiwaan Anak? Dipaparkan oleh dr. Kristiana Siste, Sp.Kj(K), diantaranya yaitu:

1. Anak akan kekurangan kepercayaan, keterbukaan dan kepatuhan.
2. Mengalami kelebihan perasaan dalam hal kecemasan, kebencian, depresi dan impulsive.
3. Kehilangan tahap perkembangan diri yang normal.
4. Sebagian besar waktu dalam hidupnya diisi dengan penggunaan internet.
5. Kurang inisiatif.
6. Kurang mampu mengatasi masalah.
7. Hubungan intra personal yang buruk dan antipati terhadap lingkungan sosial.

Yang lebih ditakutkan lagi dampak buruk yang disebabkan ketergantungan gadget adalah adanya kerusakan pada otak bagian depan yang memiliki fungsi eksekusi untuk perencanaan penentuan prioritas dan gangguan fungsi kognitif.

Selain itu juga terdapat gangguan pada sistem limbik otak yang berperan terhadap empati dan emosi terhadap sesama, cenderung temperamen dan seringkali mengalami tantrum. Memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga, memiliki nilai dua kali lebih buruk, agresifitas tinggi, kemarahan yang tak terkontrol dan meningkatnya distraksi bahkan beresiko gampang untuk memutuskan bunuh diri. serem banget ngebayanginnya ya!?

Faktor Penyebab Anak Ketergantungan pada Gadget

Apa saja sih yang menyebabkan anak bisa ketergantungan pada gadget? Banyak faktor yang mendorong ke arah sana. Penerapan pola asuh yang salah dari orang tua menjadi penyebab utama anak ketergantungan pada gadget. 

Orangtua adalah figur  yang dapat memberikan contoh nyata bagi anaknya. Perilaku  orangtua akan sangat membekas pada perilaku anak. Orang tua yang kesehariannya mengisi hari-harinya dengan berasyik masyuk menggunakan gadget, mengakibatkan anak untuk cenderung meniru hal yang serupa. 

Anak selalu memperhatikan polah tingkah orangtuanya dan akan dengan cepat meniru hal yang dilakukan orangtua. menyaksikan ketergantungan orangtuanya pada gadget anak pun akan gandrung pula dengan gadget. 

Faktor lain adalah tingkat kesibukan orangtua yang tinggi. Hal ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap anak menjadi kurang. Orang tua yang banyak menghabiskan waktunya di luar seringkali menyerahkan pengasuhan anak pada “Mba” atau “Baby Sitter” yang notabene akan mengambil jalan “Asal Anak Senang” dengan membiarkan kegiatan apapun asal anak bisa tenang maka akan diberikan tanpa menerapkan aturan main.


#Ciri Anak yang Ketergantungan pada Gadget


Apa saja ciri-ciri anak yang sudah memiliki ketergantungan pada gadget? 
Masih dituturkan oleh dokter Kristiana, anak yang sudah kecanduan dan ketergantungan pada gadget cenderung merasa depresi, cemas, merasa sepi dan sendirian sehingga sulit mencari teman dan membentuk relasi bila tak ada gadget di sampingnya atau di genggamannya. gadget sudah selayaknya sahabat sejati yang akan dia temani terus dan menemani dia terus. Jiwanya serasa tak sempurna bila gadget tak di sampingnya. Duh...duh...udah kaya ke belahan jiwa aja yaa perlakuannya. hihi.

#5 Tips Pencegahan Anak Ketergantungan pada Gadget





Lalu, bagaimana pola asuh yang tepat di era digital ini … ? Era dimana akan menjadi sangat sulit jika one hudreth percent menjauhkan anak dari gadget. 

Lima tips berikut bisa dijadikan terapi kejiwaan sebagai solusi menghindarkan anak dari ketergantungan gadget sejak dini. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah:

Pertama yang dilakukan adalah memberikan pengertian pada anak tentang bahaya bila menggunakan gadget terlalu lama, dengan menyuguhkan hal-hal yang informatif, melalui gambar, video atau artikel bacaan jika anak sudah cukup mengerti.

Kedua, membangun hubungan yang nyata, misalnya arahkan anak untuk bermain di lingkungan rumahnya bersama teman sebaya, dari sini anak akan mengisi waktunya dengan kegiatan sosial yang akan membawanya kepada hubungan sosial yang baik kelak.

Ketiga, mengajak anak berkomunikasi dan berpikir, dengan cara sering melakukan diskusi dengan anak melalui permainan yang menarik minat anak, melakukan pembelajaran sambil bermain, melibatkan anak dalam aktifitas sehari-hari, menyediakan buku-buku dengan tema yang menarik perhatian anak dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak harus diusahakan  dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga anak menjadi fun, enjoy dan happy.

Keempat, ciptakan hubungan dan kerjasama yang baik dalam keluarga. Misalnya dengan mengadakan kegiatan piknik terjadwal, sesekali makan di luar dengan suasana yang menyenangkan dan dilakukan bersama anggota keluarga.

Kelima, Membuat perjanjian kontrak antara anak dan orangtua tentang jadwal terencana bermain gadget, dan menemani anak sebisa mungkin ketika menggunakan gadget, sehingga orangtua bisa memberikan arahan dan pengetahuan yang baik tentang tayangan yang sedang dilihat oleh anak.

Yuk, Bunda sebisa mungkin cegah anak kita agar tidak ketergantungan pada gadget sejak dini. Usaha yang diupayakan dengan sungguh-sungguh pastinya akan memberikan hasil baik. Dan jangan lupa menyisipkan doa di setiap usaha kita, karena setiap do'a harus linier dengan apa yang diusahakan. Semangat untuk tetap menjaga buah hati, ya bunda.

Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger