Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

Keluarga Tempat Mula Membentuk Karakter Bermartabat

Selasa, 08 Maret 2022

Lengkap sudah rasanya jika seorang manusia dikatakan memiliki keluarga. Keluarga adalah tempat mula bertumbuh dan berkembang serta membentuk karakter. keluarga adalah tempat kembali pertama kali. keluarga adalah tempat mengadu yang paling aman. keluarga adalah harapan. hanya di keluarga kita bisa bebas beraksi berlaku menjadi diri sendiri. keluarga adalah tanggung jawab. keluarga adalah sebuah alasan. banyak sekali filosofi yang tersematkan dengan berlatang belakang keluarga.


Dilansir dari dosenpendidikan.co.id, ditilik dari asal bahasa, keluarga berasal dari bahasa sangsekerta yaitu kula dan warga menjadi "Kulawarga" yang memiliki arti anggota dan juga kelompok kerabat. Dalam wikipedia dijelaskan bahwa keluarga menurut istilah merupakan satuan terkecil dari sebuah masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, atau ibu dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atu suami dan istri. ayah dan ibu bertanggung jawab terhadap anaknya, begitupula sebaliknya. Dalam jurnal Lipi dijelaskan bahwa keluarga merupakan sebuah hubungan yang terjalin interaksi satu sama lain memiliki hubungan darah, hubungan perkawinan atau juga bisa berlandaskan dari peristiwa sebuah adopsi sehingga di dalamnya terjadi ikatan secara interpersonal.


Dalam sebuah keluarga hakikatnya para anggotanya bertanggung jawab terhadap anggota yang lainnya. orangtua memiliki tanggungjawab terhadap pendidikan anaknya, dan para anak juga memiliki kewajiban untuk menghormati dan mematuhi orang tuanya.






Keluarga Sebagai Wadah Penyemai Kasih Sayang dan Penyambung Keturunan


Berawal dari rasa cinta dan kasih sayang, keluarga menjadi wadah penyemai benih yang di dalamnya tumbuh dan berkembang anak keturunan yang saling mendukung satu sama lain. Orangtua sebagai sosok yang diberikan amanah utuk mendidik anak-anaknya tumbuh menjadi hamba yang bertanggung jawab terhadap Tuhannya. Anak merupakan anugerah yang dirasakan setiap orangtua, karena anak merupakan penyambung ketururunan, penyemat sebuah rasa bangga bagi orang tuanya.


Seperti halnya Al-Qur'an telah mengisyaratkan hal ini melalui Firman Allah pada surat al-Mu'minun ayat 12 - 14 yang berbunyi:




Keluarga Tempat Mula Membentuk Karakter


Dasar dari pendidikan awal dibentuk dalam sebuah keluarga. Penanaman karakter pada anak dibangun dari sejak masih dalam kandungan oleh kedua orang tuanya. Untuk itu keluarga merupakan muara pertama terbentuknya sebuah karakter kuat, yang kelak akan sangat berdampak pada kehidupan di skala yang lebih besar. Mengutip pernyataan John Dewey, bahwa  kehidupan yang sesungguhnya diawali dari pendidikan, tanpa pendidikan tidak ada kehidupan.  keluarga adalah tempat yang paling indah dan ternyaman serta bernilai. Nilainya akan semakin tinggi jika kehidupan dalam keluarga selalu dihiasi dengan cinta dan kasih sayang.


Pendidikan dalam keluarga yang dilandasi dengan nilai cinta dan kasih sayang akan membentuk karakter kuat pada para anggotanya. Bukan hanya orang tua ke anak bahkan anak ke orang tua. Karena sesungguhnya hubungan yang sehat ada timbal balik di dalamnya. Dikutip dari rumusan Karakter Ratna Megawangi bahwasannya nilai tanggung jawab, rasa hormat, keadilan, keberanian, kejujuran, cinta negara, kedisiplinan, kepedulian serta ketekunan yang merupakan sembilan pilar karakter yang dicanangkan oleh pemerintah. Nilai-nilai ini akan mudah mewarnai karakter anggota keluarga yang dilandasi dengan cinta dan kasih sayang.



Bermula dari Keluarga Sebuah Peradaban Tercipta.


Adanya sesuatu yang besar diawali dari sesuatu yang kecil. Bangsa yang mimiliki peradaban yang tinggi bisa dipastikan penggemblengan pendidikan karakter dalam keluarganya juga menjadi fokus yang utama. Layaknya Jepang yang memfokuskan keutamaan karakter yang kuat dalam memajukan peradaban bangsanya. Pemerintahnya memiliki fokus pendidikan yang diterapkan dari sejak awal kehidupan manusia di dalam keluarga, sehingga Jepang menjadikan pendidikan dalam keluarga sebagai pilar utama.


Sudah selayaknya kita mengedepankan persoalan pendidikan karakter, karena karakter merupakan pilar penting untuk menghindari degradasi  Moral  yang akan berujung pada hancurnya suatu bangsa. Konsep menghormati yang berjalan dari anak kepada orang tua dan konsep menghargai yang terjalin dari orang tua ke anak, kakak ke adik atau adik ke kakak, harus dilatih dari sedini mungkin yang beranjak dari satuan terkecil, yaitu keluarga.


Sebagai bangsa Muslim yang besar Indonesia akan menjadi bangsa yang bermartabat jika menjadikan keluarga sebagai wadah awal dalam membentuk karakter yang bermartabat pada diri setiap anggota keluarganya. Sebagaimana janji Allah dalam firmanNya di dalam Al-Qur'an surat al-Anbiya ayat 105.





Kenapa bumi diwariskan pada orang sholih? karena orang sholih pasti memiliki karakter yang mulia dan bermartabat. Orang sholih memiliki value positif dalam sudut pandang dan akhlaknya. Apabila seorang individu memiliki sifat dan karakter yang mulia dan bermartabat, maka akan mulia juga negara dan bangsanya.


Untuk itu marilah kita bekali diri kita dengan akhlak yang mulia. Jika kita seorang wanita, bekali diri kita dengan ilmu-ilmu kewanitaan dan akhlak yang terpuji, ilmu tentang parenting dan diperkuat dengan ilmu agama agar kita bisa membekali anak-anak kita dengan pengetahuan-pengetahuan dasar yang memiliki nilai unggul. begitu pula jika kita seorang lelaki yang dibebankan sebagai kepala keluarga. Bekali diri dengan ilmu yang luas dan cukup agar kita bisa membina dan membimbing istri serta anak-anak kita menjadi generasi yang unggul dan berakhlak. Keluarga memiliki peran yang strategis dalam membentuk karakter anak. Keluarga bahagia keluarga sejahtera adalah keluarga yang memiliki karakter bermartabat. Salam literasi.




Referensi


Megawangi, Ratna.Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Depok: Indonesia Heritage Foundation, 2016.


hamid, Hamdani dan Beni Ahmad Saebani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2013.


https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-keluarga-menurut-para-ahli/


https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga

 

Mengembangkan Potensi Anak Melalui Pengenalan Aneka Suara

Jumat, 25 Februari 2022
Teman-teman tentunya pernah menyaksikan bahwa manusia sejak mula dilahirkan sudah amat cenderung pada bunyi-bunyian, untuk itu seorang bayi seringkali diberikan stimulasi menggunakan alat permainan yang menimbulkan bunyi-bunyian seperti kencringan atau iringan musik yang memang sengaja diperdengarkan oleh orang tuanya. Bahkan kegiatan ini dilakukan sejak sang anak masih dalam kandungan, berupa alunan murattal, suara nyanyian merdu bundanya atau senandung berkharisma dari sang ayah. Mengenalkan bunyi-bunyian atau suara dari macam-macam media dikategorikan dalam Pendidikan seni bagi anak usia dini.

Dijelaskan oleh para ahli bahwa potensi seni masuk ke dalam kecerdasan majemuk karena Pendidikan seni berperan mengaktifkan kemampuan dan fungsi otak secara seimbang antara otak kanan dan otak kiri sehingga anak mampu mengembangkan berbagai potensi kecerdasan yang dimilikinya (Pekerti, 2018: 1.23).

Dalam artikel ini saya ingin menguraikan tentang manfaat memperkenalkan aneka jenis bunyi-bunyian, pada anak, dari mulai bunyi-bunyian sederhana sampai dengan bunyi-bunyian yang bersifat complicated atau rumit karena berasal dari hasil campuran berbagai suara seperti halnya permainan alat musik.

Aneka Suara yang Dapat dikenalkan pada Anak


Banyak sumber suara atau bunyi-bunyian yang bisa kita jumpai, baik suara yang bersumber dari alam maupun suara yang dihasilkan dari buatan.

Suara yang bersumber dari alam diantaranya:

1. Suara hewan seperti suara harimau, kucing, ayam, burung dan lainnya.

2. Suara kejadian alam seperti suara angin, suara hujan, suara petir, suara deburan ombak, suara air terjun, gesekan daun, gesekan ranting, aliran sungai dan lainnya.






Suara yg dihasilkan dari buatan diantaranya:


1. Suara rebana, suara kendang yang dipukul.

2. Suara piano, suara gitar dan suara alat music lainnya.

3. Suara panci, penggorengan cangkir, piring yang dipukul serta alat dapur lainnya.

4. Suara gesekan berbagai macam benda, misalnya gesekan pintu yang diterpa angin, gesekan jendela, gesekan pedal sepeda dan lainnya.

5. Suara deruman mobil, motor, kereta dan lainnya.





Cara Mengenalkan Aneka Suara kepada Anak


Dalam mengenalkan aneka suara kepada anak kita bisa mengajak anak untuk berinteraksi langsung dengan sumber suara tersebut, agar anak bisa mengenal secara real sumber suaranya. Berikut beberapa cara mengenalkan macam-macam suara pada anak.

1. Mengenalkan suara deburan ombak. kita bisa mengajak anak langsung pergi ke pantai dan menyaksikan keindahan pantai yang memiliki suara deburan ombak, sambil bercerita kepada anak, apa yang menyebabkan terjadinya ombak, melalui bahasa sederhana yang dapat dengan mudah dipahami oleh anak. Jangan lupa juga disisipi dengan penjelasan bahwa yang menciptakan pantai dan ombak adalah Allah ta’ala, sekaligus mengenalkan anak kepada sang pencipta. Mempedengarkan suara ombak dan sesekali mengajaknya untuk meniru suara deburan ombak. Jika tidak memungkinkan untuk datang ke lokasi langsung, papa mama bisa mengenalkannya lewat media sosial atau media lainnya.

2. Mengenalkan suara alat transportasi. Dengan mengajak anak melihat dan jika memungkinkan bisa juga dengan mengendarainya, menjadi cara mengenalkan jenis suara yang dikeluarkan dari aneka alat transportasi semisal, mobil, motor, sepeda, perahu, kereta, dan lainnya. Ajak anak untuk menirukan suaranya dengan sebelumnya bisa diberikan contoh terlebih dahulu oleh bunda. Alat ransportasi bisa dengan mudah kita jumpai di sekitar tempat tinggal kita.

3. Mengenalkan suara binatang. Sama halnya dengan mengenalkan suara ombak dan alat transportasi. Anak dikenalkan langsung kepada obyek aneka jenis binatang, tentu saja bisa dimulai dari binatang-binatang yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar seperti ayam, burung, kucing, anjing, domba dan lainnya. Minta anak untuk memperhatikan kucing mengelus-ngelus, sehingga sang kucing mengeong dan anak bisa mendengarnya, papa mama bisa memulai untuk meniru suara kucing dan mengajak anak untuk ikut menirukan juga. Ingat ya papa mama, selalu awasi anak ketika sedang bermain dengan binatang. Jika anak takut terhadap kucing atau binatang lainnya, bisa mengenalkannya dari jauh.


Manfaat Mengenalkan Aneka Suara Kepada Anak


Beberapa manfaat yang akan diperoleh dari aktivitas mengenal suara sangat beragam. Terutama jika bunda juga menyisipkan metode bercerita di dalamnya (Ridwan, 2021:39), beberapa manfaat yang diperoleh diantaranya, yaitu:

1. Kemampuan menyimak pada anak jadi terlatih.

2. Mengembangkan gerak pikir dan rasa pada anak.

3. Membangkitkan semangat dalam jiwa anak.

4. Mendorong anak untuk mengekspresikan perasaannya.

5. Mengembangkan imajinasi anak.

6. Mengajak anak mengeksplorasi perbedaan suara bunyi.

7. Dengan timbulnya rasa kagum dan gembira pada anak, mampu membangkitkan kepuasan jasmani dan rohani anak.



Demikian sekelumit uraian tentang mengembangkan potensi anak melalui pengenalan aneka jenis suara. Dengan mengenalkan aneka suara pada anak, papa mama juga bisa menyisipkan nilai sosial emosional, misalnya meminta anak memperlakukan binatang dengan penuh kasih sayang, tidak merusak, berhati-hati, dan nilai-nilai lainnya yang bisa papa mama ajarkan ketika proses mengenalkan suara sedang dijalankan. Bisa dikatakan bukan hanya satu aspek yang dikembangkan namun potensi kognitif, afektif dan psikomotor anak juga bisa ikut terasah dan berkembang. Selamat bereksplor bareng si kecil. Salam pengasuhan!

 



Referensi


Pekerti, Widia dkk. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka, 2018.

Ridwan dan Bangsawan Indra. Seni Bercerita Bermain dan Bernyayi. Jambi: Anugerah Pratama Press, 2021.

 

Banana Cake untuk Me Time Si Buah Hati Upaya Mengembangkan Sikap Sosial dan Emosional pada Anak

Minggu, 09 Januari 2022

Pada siang hari, di sebuah komplek perumahan, terlihat bocah cilik berlari menuju rumahnya. Candra Amin nama bocah cilik itu, berusia lima tahun lebih 5 bulan, dalam keadaan berseragam, bergegas langkahnya,  nampaknya dia baru saja pulang dari sekolah, yang memang masih terletak di komplek perumahan tempatnya tinggal. Setiba di depan pintu rumahnya, dia mengetuk dan mengucapkan salam dengan penuh semangat seperti ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting, pada bundanya. 

"Assalamualaikum, anybody home?" 

"Bund,... Bunda...bukain pintu, Bund!" 

Dari arah dapur muncul sosok wanita yang tak lain adalah bundanya, dengan suka cita menyambut kedatangan baby boy, yang kini dirasakannya sudah tumbuh menjadi seorang bocah lelaki yang mandiri dan sangat cerdas. Bertumbuh dan berkembang dengan sangat sesuai harapannya, dari hari ke hari, masyaallah tabarakallah, membuat hatinya sebagai seorang ibu merasa bangga dan bahagia. 

Baby boy nya ini seringkali membuat dirinya takjub akan celotehannya yang terkadang di luar dugaannya. Pemikiran dan celotehan Candra Amin putra bungsunya ini bisa membuat dirinya geleng-geleng kepala, karena tidak menyangka bisa terlontar dari bibir mungil seorang bocah cilik, putra kesayangan dan kebanggannya itu.

Kini  jagoan ciliknya itu tengah berdiri di depan rumahnya, melongok-longokkan kepalannya ke dalam rumah, melalui jendela dengan wajah tersenyum lebar.

"Eh... anak bunda sudah pulang sekolah. Kelihatannya, kok kaya yang bahagia banget! ada apa, nih?"

Candra Amin menghambur ke pelukan bundanya dan berkata seraya berbisik.

"Bund, kalo Adek minta sesuatu hari ini, kira-kira, Bunda mau, ga nurutin permintaan Adek?" Seraya mencium tangan bundanya.

"Permintaan apa, tuuuh?"

"Ya... mau aja, dunk, asal permintaannya masih bisa bunda kabulkan, why not?"

"Tadi Faiz bilang di sekolah, Bund, ajakin adek main bareng di taman komplek, boleh, Bund?"

"Boleh, dunk, biasanya Adek memang suka main sama Faiz di taman, kan?"

"Iya, sih, Bund, tapi yang ini beda, Faiz sama teman-teman yang lain juga, pinginnya sambil camping-campingan, gitu Bund. Gelar tikar, terus bawa makanan!"




Sembari merajuk pada bunda, Candra membayangkan keseruan kegiatan dengan temannya sore nanti, sambil berharap bundanya akan membuatkan banana cake, kue kesukaannya.

"Bunda mau, gak, bikinin Adek kue buat sore nanti?!" sedikit memelas, wajahnya menengadah, memandang bundanya."

"hm... bikin kue apa, ya? coba Bunda liat persediaan di dapur dulu, ya!"

Dalam benak seorang bunda, bisa mengabulkan permintaan anak adalah merupakan hal yang sangat membahagiakan dan melegakan hati. Apalagi hal yang diminta si kecil adalah hal yang wajar dan juga bermanfaat. Hal yang diminta Candra kali ini, dia pikir akan sangat bermanfaat bagi perkembangan sosial emosionalnya. Candra akan belajar bagaimana caranya mengendalikan emosi dan perannya dalam lingkungan pergaulannya. Anak yang sering bergaul akan terlatih untuk peka terhadap keadaan sekitarnya dan mampu merespon dengan baik keadaan di lingkungannya. Pendapat ini diperkuat oleh Ali Nugraha dalam bukunya metode pengembangan sosial emosional. 

Bunda dan candra menuju dapur, dan ternyata mereka melihat ada pisang yang sudah sangat matang. Si Adek terlihat sumringah, dan langsung berteriak.

"Ada pisang, Bund, kita bikin banana cake yuk!" spontan teriak loncat kegirangan ketika melihat pisang.

"Coba Bunda lihat bahan yang lainnya dulu, ya." Bunda menimpali

Bunda memeriksa locker tempat persediaan bahan makanan mentah, dan alhamdulillah menemukan semua apa yang dibutuhkan. Tepung gandum, butter, telur, gula, vanila, baking soda dan baking powderpun tersedia. akhirnya tanpa ragu bundapun menyetujui permintaan Si Adek.

"Okay, lets go, langsung kita ekseskusi, Dek, mumpung masih siang. nanti pas waktunya  Adek kumpul sama teman-teman, kuenya sudah matang, deh!"

"Lets go kita come on, Bund!" Candra menimpali perkataan bundanya sambil bersorak gembira.


Oke, kuy, sist, kita mulai coba campur-campur bahan dan kita sulap biar jadi cake yang lezat dan syarat nutrisi untuk bocil. berikut bahan-bahan yang harus disiapkan.


Banana Bread

By: Insnita


Bahan 1:

  • 100 gr butter
  • 100 gr margarin
  • 100 gr gula pasir halus
  • 50 gr gula palm/aren

Bahan 2:

  • 3 butir telur uk besar
  • 1 sdt vanila (bisa bubuk atau essens)
  • 1/2 sdt garam

Bahan 3:

  • 300 gr tepung terigu protein sedang
  • 1 1/2 sdt baking soda
  • 1/2 sdt kayu manis bubuk

Bahan 4:

  • 200 ml Butter milk 

Bahan 5:

  • 450 gr pisang ambon matang, haluskan.
  • Secukupnya pisang ambon, iris sebagai garnish.


Cara:

Kocok bahan 1 sampai pucat dan mengembang, dengan speed tinggi lalu masukkan bahan 2 secara bertahap.


Campur bahan 3, ayak. Masukkan kedalam kocokan adonan, kocok dengan speed rendah selang seling dengan bahan 4 dalam 3 tahap. Pastikan adonan tercampur rata dengan mengaduk kembali menggunakan spatula. Gunakan teknik aduk balik.

Masukan bahan 5. Aduk rata.


Masukkan ke dalam loyang segi empat ukuran 20×20×7 cm, yg telang diolesi mentega. aku disini pake loyang loaf ukuran 18x7x5 dan sisa adonan dimasukkan ke dalam loyang muffin. 

sesuaikan saja ya bunda. karena biasanya si kecil suka dengan benda yang bentuknya kecil sesuai dengan ukuran tangannya yang masih mungil, agar mereka mudah memegangnya.


Panggang dalam oven yg telah dipanaskan sebelumnya selama 50 menit dengan suhu 180 'C, atau sesuaikan waktunya dengan oven masing-masing yang bunda miliki di rumah.


Untuk lebih jelasnya ada vidio proses pembuatannya, ya sist. untuk step by step lengkapnya bisa dilihat di link berikut 👇

https://www.youtube.com/watch?v=zJ3mttWbZzc&t=294s


Setelah kurang lebih 2 jam  dari mulai proses persiapan sampai cake siap dihidangkan. Candra menemani bundanya, menyaksikan step by step cara pembuatan kue, sambil sesekali diminta membantu bunda untuk mencampurkan sesuatu atau mengambilkan hal yang dibutuhkan.


Alangkah bahagianya Candra ketika melihat hasil banana cake yang menggugah selera lapar kekanakannya. Bundanya membuatkan dua bentuk, yang satu dibentuk dalam cup kecil dan adonan yang lainnya dibentuk dalam loyang loaf. Candra memutuskan kue berbentuk cup mungil untuk dibawa ke taman. rencananya mau tuker-tukeran penganan bareng temannya.  


Hm... kreatif juga nih ide si bocah,  udah macam ibu-ibu ariasan ajah. hehe. Have a joy, yaa, Adek Candra!


Sista! Banana cake ini selain rasanya moist, enak dan harum karena ada tambahan gula aren, namun juga kaya akan nutrisi. Dilansir dari hello sehat dan sebuah Journal kesehatan, beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan banana cake ini memiliki kandungan nutrisi yang memang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. kandungan dari bahan-bahan utama banana cake ini diantaranya, yaitu:



 

Terbukti, ya sist, banana cake mengandung banyak nutrisi yang baik bagi anak. karena mengandung tinggi karbohidrat, banana cake bisa dijadikan pengganti penganan di kala si kecil sedang sulit makan nasi.


Adapun manfaat yang dapat diambil dari bahan-bahan tersebut, bisa kita bahas di lain waktu, yaa. sementara sista bisa googling-googling dulu aja, yaa...😘


Ketika putra-putri kita ingin me time bersama teman-temannya, demi perkembangan sosial emosionalnya, sista harus mengijinkan putra-putri sista bermain bersama teman-temannya. Karena kegiatan sosial harus dibina sejak anak masih dalam usia dini, agar emosionalnya berkembang secara matang. Kelak ketika dewasa, mereka siap menghadapi tantangan kehidupan dunia yang makin hari makin keras penuh persaingan. 

Ketika krucils sedang me time dengan teman-temannya, bunda juga bisa melakukan hal yang sama. Sekedar kongkow di depan rumah sambil menikmati banana cake yang super moist ala coffe shop yang bergengsi ituuh, rasa penat akan segera lepas. apalagi jika ditemani secangkir coffee favorit, (kalo aku americano with less sugar😘) atau teh kesukaan.  Selamat mencobaaa! have a joy juga buat bunda. Healthy life, happy family. Salam Pengasuhan,... 💓



Referensi

Nugraha, Ali dan Yeni Rachmawati, Metode Pengembangan Sosial Emosional, Tangerang : Universitas Terbuka, 2013.

http://e-journal.uajy.ac.id/228/3/2BL01051.pdf

https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-dan-risiko-makan-telur/

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3630867/butter-lebih-banyak-manfaat-atau-bahayanya


Berkreasi Membuat Kue Putu Ayu Bareng Si Kecil Tingkatkan Daya Imajinasi Anak

Kamis, 06 Januari 2022
Teman-teman semua pasti punya hobi dan kesukaan yang unik serta berbeda satu sama lain tentunya, ya. Nah, kalo aku sukanya sama camilan kue yang satu ini nih. Siapa sih yang tidak suka dengan camilan yang satu ini...? sepertinya sangat jarang ya? Kue ini masuk kategori bolu tradisional. Banyak orang mengenalnya dengan sebutan kue putu ayu. kue ini memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang light karena tidak menggunakan tambahan margarin, butter ataupun minyak di dalamnya.


Pun dengan aromanya yang memiliki keharuman pandan dan legitnya kelapa menggugah kita untuk pingin ngemil lagi dan lagi, pas banget jadi camilan yang asyik sebagai temen ngeteh ataupun kopi. hm... kebayang, kan, di setiap sruputan kopi pasti memberi nuansa yang berbeda karena diselingi dengan gigitan kue putu ayu. So perpaduan antara aroma khas dari pandan dan santan kelapa serta gurihnya kelapa muda parut....bikin lidah kita bergoyang dengan manjanya...hihi. Kebayang, kaan legitnya!?



Yang terpenting,  kue ini juga bisa dijadikan camilan sehat untuk si kecil.  O.. iya bagi sista yang sudah punya momongan, jangan lupa ajak si kecil juga yaa...baik dalam proses pembuatannya atau saat menikmatinya. Selain lebih seru berfungsi juga sebagai penguat bonding antara sista dan si kecil.


Moment ini bisa dijadikan media stimulasi bagi kemampuan kognitif serta perkembangan motorik kasar dan halus anak, lho. Ko, bisa...? Bisa, dunk! Gini ya Sist, proses stimulasi itu kita lakukan dengan mengajak si kecil turut serta dalam membuat kue putu ayu. Kita bisa membuat variasi bentuk pada kue putu ayu, misal dengan menggunakan cetakan berbentuk segi tiga akan menghasilkan putu ayu yang berbentuk segi tiga, atau dengan menggunakan cetakan berbentuk lingkaran, segi empat, dan persegi panjang, atu bentuk lainnya, guna mengenalkan aneka bentuk pada anak. Kegiatan ini bisa dijadikan sarana belajar sambil bermain, bermain sambil belajar, guna mengembangkan kemampuan kognitif pada anak.


Masih pada Domain Kognitif anak, selain mengenalkan aneka bentuk, kita juga bisa mengenalkan aneka warna kepada anak, yaitu dengan menciptakan variasi warna pada kue putu ayu. Tambahkan essen pewarna makanan pada kue putu ayu. Biarkan anak yang memilih warnanya dan bundapun mengajak anak untuk menyebutkannya. Merah,... kuning..., hijau..., oranye..., ungu, dan lainnya. Lakukan dengan suara lantang dan riang gembira agar anak menikmati prosesnya.


Untuk perkembangan motorik halusnya, sista bisa meminta si kecil untuk menuangkan adonan ke dalam cetakan, atau membantu menuangkan essen pewarna, sekaligus mengaduknya. Sstt...tenang aja sist, cake ini anti gagal-gagal klub yaa, walau diaduk tidak terlalu beraturan 😉, tidak menyebabkan bantat, berbeda dengan cake jenis sponge atau pound, jadi masih aman kalo mengikut sertakan si kecil, dalam proses pengadukan, asal di bagian akhir proses, sista yang mengambil alih secara paripurna proses pengadukannya,...hihi.


Untuk motorik kasarnya, sista bisa meminta bantuan si kecil untuk mengambilkan loyang di sudut dapur, mengambilkan spatula di atas meja, mengambilkan panci dan lain sebagainya. Melalui proses ini si kecil bergerak ke sana ke mari, dengan lincahnya. kegiatan ini bermanfaat untuk menguatkan otot kakinya dan si kecil jadi lebih terampil menggunakan organ alat gerak tubuhnya. So pasti dengan arahan yang jelas dari bundanya, ya...!!! supaya si kecil dapat memahami instruksi yang sista berikan..


Dengan cara ini, proses pembuatan kue putu ayu selain menyenangkan namun juga bermanfaat. Kuncinya, bundanya juga harus melakukannya dengan rileks dan penuh suka cita, alias jangan sedikit-sedikit dicampur pake adonan emosi, hehe.


Okay, sist,....kita mulai nih pada proses pembuatan kue putu ayu-nya. Resep dan step by step pembuatannya, saya share di bawah ini. ada juga yang versi vidionya lho. 😍



Putu Ayu

By: Insnitaa

Bahan 1:

  • 2 butir Telur 
  • 150 gr gula pasir
  • 1/2 sdt emulsifier
  • 1/2 sdt Vanila
  • 1/2 sdt garam

Bahan 2:

  • 175 gr tepung terigu
  • 25 gr tepung tapioka
  • 150 ml santan ( dari 1 sachet 65 ml santan instan ditambahkan air menjadi 150 ml)

Bahan 3:

  • 1/2 Kelapa muda parut 
  • 1/2 sdt Garam 
  • 1 sdt maizena
  • Pasta pandan dan Pewarna sesuai selera

Cara:

  • Campur dan  Aduk bahan 3, lalu kukus selama 10 menit.
  • kocok bahan 1 menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi selama 5 menit, sampai putih kental berjejak, jngn terlalu lama, krn akan menyebabkan bantat.
  • Masukkan bahan 2 selang seling antara tepung dan santan. Aduk dngn mixer kecepatan rendah. Aduk lg dengan spatula untuk memastikan adonan benar2 tercampur tdk ada endapan cairan.
  • Beri pewarna sesuai selera.
  • Beri campuran kelapa kukus d dasar loyang yg telah diolesi minyak dan tekan2, lalu tuangkan adonan 3/4 loyang.
  • Masukkan ke dalam kukusan yg telah dipanaskan sebelumnya. Kukus adonan dengan api besar selama 10-15 menit. Tes tusuk.


Untuk step by step lebih jelasnya, sista juga bisa melihat cara pembuatannya di link video berikut:

https://youtu.be/WJsMNSDx7I4


Selamat, mencobaa sista. Kue ini cocok untuk acara me time di sore hari, selonjoran di teras rumah, sambil nyeruput teh atau kopi bareng si dia. Jangan lupa juga dibarengi diskusi ringan, mendengarkan celoteh si kecil. Pastikan sikecil ikut melahapnya juga.  eiitts,...tapiii....moment ini lebih tepatnya, disebut me time atau family time, yaa...wkwkwk.


Kegiatan bikin kue bareng ini bisa dilakukan bersama si kecil yang sudah memasuki usia 3 tahun ke atas, atau sista bisa menyesuaikan dengan kemampuannya. Melalui proses pengamatan daily actvity  si kecil, pasti sista mengerti apakah si kecil sudah bisa diajak bekerja bersama atau belum cukup.


Selamat melalui hari dengan penuh suka cita bersama si kecil. Jadikan setiap moment yang kita lalui setiap harinya, menjadi hal yang indah. Mengukir hari, mengabdikan diri pada keluarga, sekaligus juga jangan lupa untuk tetap memelihara kesehatan jiwa dan raga.

Salam pengasuhan...💓











Dampak Buruk Gadget, 5 Tips Agar Anak Tidak Candu pada Gadget

Minggu, 21 November 2021

Pagi itu dalam sebuah seminar parenting, dokter Tiwi, seorang dokter spesialis anak lulusan FKUI ini, menceritakan tentang seorang anak yang tidak bisa berkonsentrasi duduk diam di tempat, selalu berputar-putar tanpa kenal lelah. Usut punya usut melalui Analisis dan penelitian, ternyata anak dengan kondisi seperti ini, terindikasi kecanduan alat digital sejak bayi. Entah itu disuguhkan tontonan dari televisi ataupun gadget di hampir sebagian besar waktunya.



Anak merupakan karunia yang harus dijaga dan diarahkan. Makhluk titipan Allah yang diberikan kepada orangtuanya ini butuh bimbingan dan diberikan pendidikan yang memadai. Adalah tanggung jawab orang tua dalam menjaga kesehatan fisik dan psikis anak. Pendidikan yang terarah dan berkesinambungan perlu ditanamkan pada anak dari sejak dini. 

Dokter Maria Montessori seorang pakar anak usia dini di dalam Gettman mengatakan bahwa secara fundamental anak usia dini berbeda dengan orang dewasa. Pikiran anak bagaikan spons, mudah menyerap materi, terutama pada rentang usia 0 – 3 tahun. Masa ini merupakan pembentukan yang paling utama atau formatif. fundamental sebagai pijakan perkembangan sampai usia dewasa.

Alangkah bijaknya jika para orangtua membekali dirinya dengan ilmu Pendidikan orangtua atau lebih dikenal dengan istilah ilmu parenting. Dengan tujuan agar pendidikan yang diberikan kepada anak lebih terarah, dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang bagaimana memecahkan masalah yang terjadi pada anak.

Dampak buruk gadget sebagaimana yang dipaparkan oleh dokter spesialis jiwa dan psikiatri, Kristiana Siste, bahwa gadget memiliki dampak yang buruk terhadap Kesehatan jiwa anak. Bahkan parahnya, kesalahan tindakan yang dilakukan ketika masa kecil akan berdampak sampai dewasa. mengetahui fakta ini, tentunya kita sebagai orang tua, akan mengupayakan yang terbaik untuk menjaga kesehatan fisik dan psikis anak.
 

#Faktor Risiko yang Ditimbulkan Jika Anak Ketergantungan pada Gadget


Apa saja faktor risiko ketergantungan gadget terhadap kejiwaan Anak? Dipaparkan oleh dr. Kristiana Siste, Sp.Kj(K), diantaranya yaitu:

1. Anak akan kekurangan kepercayaan, keterbukaan dan kepatuhan.
2. Mengalami kelebihan perasaan dalam hal kecemasan, kebencian, depresi dan impulsive.
3. Kehilangan tahap perkembangan diri yang normal.
4. Sebagian besar waktu dalam hidupnya diisi dengan penggunaan internet.
5. Kurang inisiatif.
6. Kurang mampu mengatasi masalah.
7. Hubungan intra personal yang buruk dan antipati terhadap lingkungan sosial.

Yang lebih ditakutkan lagi dampak buruk yang disebabkan ketergantungan gadget adalah adanya kerusakan pada otak bagian depan yang memiliki fungsi eksekusi untuk perencanaan penentuan prioritas dan gangguan fungsi kognitif.

Selain itu juga terdapat gangguan pada sistem limbik otak yang berperan terhadap empati dan emosi terhadap sesama, cenderung temperamen dan seringkali mengalami tantrum. Memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga, memiliki nilai dua kali lebih buruk, agresifitas tinggi, kemarahan yang tak terkontrol dan meningkatnya distraksi bahkan beresiko gampang untuk memutuskan bunuh diri. serem banget ngebayanginnya ya!?

Faktor Penyebab Anak Ketergantungan pada Gadget

Apa saja sih yang menyebabkan anak bisa ketergantungan pada gadget? Banyak faktor yang mendorong ke arah sana. Penerapan pola asuh yang salah dari orang tua menjadi penyebab utama anak ketergantungan pada gadget. 

Orangtua adalah figur  yang dapat memberikan contoh nyata bagi anaknya. Perilaku  orangtua akan sangat membekas pada perilaku anak. Orang tua yang kesehariannya mengisi hari-harinya dengan berasyik masyuk menggunakan gadget, mengakibatkan anak untuk cenderung meniru hal yang serupa. 

Anak selalu memperhatikan polah tingkah orangtuanya dan akan dengan cepat meniru hal yang dilakukan orangtua. menyaksikan ketergantungan orangtuanya pada gadget anak pun akan gandrung pula dengan gadget. 

Faktor lain adalah tingkat kesibukan orangtua yang tinggi. Hal ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap anak menjadi kurang. Orang tua yang banyak menghabiskan waktunya di luar seringkali menyerahkan pengasuhan anak pada “Mba” atau “Baby Sitter” yang notabene akan mengambil jalan “Asal Anak Senang” dengan membiarkan kegiatan apapun asal anak bisa tenang maka akan diberikan tanpa menerapkan aturan main.


#Ciri Anak yang Ketergantungan pada Gadget


Apa saja ciri-ciri anak yang sudah memiliki ketergantungan pada gadget? 
Masih dituturkan oleh dokter Kristiana, anak yang sudah kecanduan dan ketergantungan pada gadget cenderung merasa depresi, cemas, merasa sepi dan sendirian sehingga sulit mencari teman dan membentuk relasi bila tak ada gadget di sampingnya atau di genggamannya. gadget sudah selayaknya sahabat sejati yang akan dia temani terus dan menemani dia terus. Jiwanya serasa tak sempurna bila gadget tak di sampingnya. Duh...duh...udah kaya ke belahan jiwa aja yaa perlakuannya. hihi.

#5 Tips Pencegahan Anak Ketergantungan pada Gadget





Lalu, bagaimana pola asuh yang tepat di era digital ini … ? Era dimana akan menjadi sangat sulit jika one hudreth percent menjauhkan anak dari gadget. 

Lima tips berikut bisa dijadikan terapi kejiwaan sebagai solusi menghindarkan anak dari ketergantungan gadget sejak dini. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah:

Pertama yang dilakukan adalah memberikan pengertian pada anak tentang bahaya bila menggunakan gadget terlalu lama, dengan menyuguhkan hal-hal yang informatif, melalui gambar, video atau artikel bacaan jika anak sudah cukup mengerti.

Kedua, membangun hubungan yang nyata, misalnya arahkan anak untuk bermain di lingkungan rumahnya bersama teman sebaya, dari sini anak akan mengisi waktunya dengan kegiatan sosial yang akan membawanya kepada hubungan sosial yang baik kelak.

Ketiga, mengajak anak berkomunikasi dan berpikir, dengan cara sering melakukan diskusi dengan anak melalui permainan yang menarik minat anak, melakukan pembelajaran sambil bermain, melibatkan anak dalam aktifitas sehari-hari, menyediakan buku-buku dengan tema yang menarik perhatian anak dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak harus diusahakan  dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga anak menjadi fun, enjoy dan happy.

Keempat, ciptakan hubungan dan kerjasama yang baik dalam keluarga. Misalnya dengan mengadakan kegiatan piknik terjadwal, sesekali makan di luar dengan suasana yang menyenangkan dan dilakukan bersama anggota keluarga.

Kelima, Membuat perjanjian kontrak antara anak dan orangtua tentang jadwal terencana bermain gadget, dan menemani anak sebisa mungkin ketika menggunakan gadget, sehingga orangtua bisa memberikan arahan dan pengetahuan yang baik tentang tayangan yang sedang dilihat oleh anak.

Yuk, Bunda sebisa mungkin cegah anak kita agar tidak ketergantungan pada gadget sejak dini. Usaha yang diupayakan dengan sungguh-sungguh pastinya akan memberikan hasil baik. Dan jangan lupa menyisipkan doa di setiap usaha kita, karena setiap do'a harus linier dengan apa yang diusahakan. Semangat untuk tetap menjaga buah hati, ya bunda.

Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger