Tampilkan postingan dengan label Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tampilkan semua postingan

Pendekatan Keterampilan Proses Sains

Sabtu, 08 Oktober 2022

Masih dalam rangkaian pembahasan sains untuk anak usia dini. Kali ini saya mengangkat tema tentang pendekatan keterampilan proses sains. 


pendekatan keterampilan proses sains


Bicara tentang pendekatan alias PDKT kalau kata kaum milenial mangsa ayeuna, jadi mengingatkan saya pada sebuah kisah asmara sepasang muda-mudi yang sedang mabuk cinta, dan berhasrat ingin menyatukan rasa cinta mereka ke arah yang lebih dekat, bahkan kalau bisa sampai ke jenjang saling menghalalkan. Eaa.


Eitts, kok jauh amat yaa perumpamaannya! Biar makin melekat dalam ingatan! Lanjut, ya? Dua sejoli yan saling jatuh cinta ini tentunya akan melakukan pendekatan jika ingin keduanya saling kenal. Banyak ragam teknik dan cara yang digunakan untuk mendekati sang pujaan hati, agar sampai akhirnya bisa saling memiliki dan menghalalkan.


Nah, begitu pula dalam pembelajaran Sains, apalagi peruntukkannya ditujukan bagi anak usia dini. Perlu pendekatan khusus agar anak-anak ingin mengenal dan mau belajar sains dengan rasa suka dan penuh cinta.


Sains dan Pemahaman Agama


Sebelum kita lanjut ke pembahasan inti, saya ingin menceritakan terlebih dahulu rasa kagum saya ketika saya mencoba merenungi dan mengambil ibrah keterkaitan Sains dengan Islam.


Yuk coba  kita telaah lagi materi sebelumnya tentang "Perolehan Sains Anak Usia Dini" dan juga materi tentang "Pengetahuan Awal Sains dan Manfaatnya". di situ dijelaskan bahwa mengembangkan keterampilan proses sains dasar pada anak adalah dengan cara Mengobservasi (mengamati), Mengklasifikasikan (mengelompokkan), Mengukur atau menghitung, Memprediksi, dan mengkomunikasikan.


Jika menelaah materi yang dijabarkan dalam Al-Quran. Sebagian besar merupakan kisah yang disampaikan tentang pelajaran yang diambil dari  para nabi dan rasul. Seperti halnya kisah Nabi Ibrahim 'alaihi salam tentang pencariannya terhadap hakikat Tuhan.


Diceritakan dalam Al-Quran melalui firman Allah surat al-An'am ayat 75 sampai 78 bahwa Nabi ibrahim melakukan observasi ketika ingin mengetahui keberadaan Rabb yang maha agung, pencipta alam ini. Silahkan teman-teman renungkan dan analisis ayat berikut:


keterampilan proses sains

keterampilan proses sains


Dalam ayat di atas, Nabi Ibrahim melakukan observasi dan berusaha memberikan prediksi kepada bulan lantas matahari, bahwa kemungkinan mereka adalah Tuhan. Namun hasil observasinya terhadap kelompok benda-benda langit ini tak memuaskan, dan akhirnya Nabi Ibrahim berlepas dari hasil prediksi awalnya.

 Nabi Ibrahim pun mengkomunikasikan kepada orantuanya tentang hakikat keberadaan Rabb sang pencipta.


Begitulah keterampilan proses sains telah dikenalkan langsung dan akhirnya diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Pelajaran di atas disampaikan agar kita lebih menjiwai materi tentang sains dan segala yang berkaitan di dalamnya. 


Sains diharapkan dapat menumbuhkan rasa kecintaan kita semakin dalam kepada Agama kita dan juga kepada sang khalik azza wa jalla.


Hakikat Pendekatan Pembelajaran


Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Lanjut pada materi inti. Sebelum melangkah pada pembahasan pendekatan keterampilan proses sains, kita kupas dulu pengertian tentang pendekatan agar lebih mudah memahami dalam pengaplikasiannya.


Pendekatan pembelajaran bisa diartikan sebagai titik awal atau sudut pandang pada proses pembelajaran dalam menentukan sebuah ide objek kajian. Pendekatan merupakan proses  menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teori tertentu.


Jenis Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Subjek


Ada dua macam pendekatan pembelajaran yang biasa diterapkan, yaitu;


1. Pendekatan SCA atau student centered approach


Pada pendekatan SCA  atau pendekatan yang berpusat pada murid ini titik beratnya adalah siswa lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran. Guru bertindak sebagai pembimbing dan tutor saja. Siswa diarahkan untuk aktif mencari banyak informasi dan ikut terlibat dalam proses pembelajaran.


2. Pendekatan TCA atau Teacher Centered Approach


Pada pendekatan TCA atau pendekatan berpusat pada Guru ini menitik beratkan guru lebih aktif dan siswa lebih banyak menjadi pendengar, namun bukan berarti tidak terlibat sama sekali. Prosentase keterlibatan siswa lebih sedikit dibanding dengan pendekatan student centered learning.



pendekatan keterampilan proses sains

Jenis Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Sifatnya



Ada 3 jenis pendekatan berdasarkan penggolongan sifatnya, yaitu pendekatan yang bersifat situasional, pendekatan yang bersifat terpisah atau tersendiri dan pendekatan yang bersifat merger atau digabungkan atau terintegrasi.


Untuk penjelasannya bisa teman-teman telaah dalam skema di bawah ini:


lembar observasi keterampilan proses sains


Pendekatan Berdasarkan Ruang Lingkup


Berdasarkan ruang lingkup pendekatan dalam pembelajaran dibagi menjadi lima, diantaranya yaitu:

1. Pendekatan Tujuan


Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir sebuah pembelajaran. Melalui pendekatan ini semua komponen pembelajaran ditata dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 

Manfaat dari pendekatan ini guru dituntut untuk mengetahui tujuan akhir yang akan dicapai bagi para siswanya.

2. Pendekatan konsep


Pendekatan ini mengajak siswa untuk secara langsung memahami konsep, tanpa memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami sebuah konsep. Konsep yang diterima oleh siswa merupakan hasil perolehan dari bukti atau fakta, pengalaman, kejadian yang diperoleh dari keumuman serta berpikir abstrak.

3. Pendekatan Inkuiri


Mengutip pernyataan Piaget bahwa Inquiri adalah pembelajaran yang disiapkan untuk anak agar melakukan eksperimen sendiri. Terbiasa melakukan instruksi dalam pembelajaran sendiri. Menggunakan simbol dan mencari jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan sendiri.

Membandingkan penemuan sesuatu dengan penemuan yang lain. Membandingkan penemuan dirinya dan temannya.

Adapun urutan dalam pendekatan inkuiri adalah:
  • Menemukan masalah
  • Menyusun hipotesis
  • merencanakan eksperimen
  • menjalankan eksperimen
  • mengeuji hipotesis 
  • mensistesis pengetahuan
  • mengembangkan aneka sikap diantaranya sikap objektif, rasa keingin tahuan, jujur serta bertanggung jawab.

4. Pendekatan Proses


Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa untuk ikut terlibat pada proses pembelajaran, menemukan dan menyusun suatu konsep sebagai sebuah keterampilan proses.

Pendekatan ini dilatar belakangi oleh aliran naturalis romantis dan kognitif gestalt. Naturalis romantis menuntut pada aktifitas siswa. Teori kognitif gestalt menekankan pemahaman dan kesatu paduan yang menyeluruh.

5. Pendekatan SETS 


Pendekatan sets merupakan singkatan dari Science, environment, technology, and society.  Dibahasa Indonesiakan dan populer dengan istilah saling temas yaitu singkatan dari sains lingkungan teknologi serta masyarakat.

Pendekatan SETs membantu peserta didik mengenal sains melalui cara sederhana dengan langsung mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari melalui objek yang ditemukan dari kejadian sehari-hari pula.

Pendekatan ini membahs dan mengkaji hal-hal yang terjadi secara nyata dari kehidupan disekeliling, mudah dipahami, mudah dibahas serta dapat dijangkau oleh penglihatan.


pengertian keterampilan proses sains menurut para ahli

Pendekatan Apa yang Terbaik?


Setelah kita mengetahui berbagai macam pendekatan pembelajaran yang bisa kita terapkan kepada peserta didik sebagaiana yang telah dipaparkan di atas, lantas pendekatan seperti apakah yang terbaik yang diterapkan kepada anak?

Manakah program pendekatan yang dianggap terbaik untuk diterpkan pada proses pengembangan pembelajaran sains untuk anak usia dini?

Jawaban pertanyaan di atas adalah tentu saja yang sesuai dengan keadaan anak serta lingkungan tempat proses pembelajaran serta tujuan yang hendak dicapai, ketersediaan sumber dan bahan yang akan digunakan, serta kemampuan guru. Intinya adalah fleksibel dilihat dari situasi dan kondisi.

Untuk itu pendekatan yang terbaik bisa dikatakan jika berpatokan pada kesesuaian standar, dilakukan secara maksimal dan optimal, jelas ukurannya, tergambar targetnya dan memenuhi kualifikasi yang diharapkan, sudah bisa dikategorikan sebagai pendekatan yang baik.

Pendekatan Terintegrasi diharapkan yang paling Tepat 


Namun agar memudahkan guru untuk mengambil keputsan dan memilkiki patokan serta gambaran yang tepat, maka pendekatan yang layak serta simpel dan sampai sekarang dipertahankan untuk digunakan pada pembelajaran anak usia dini adalah pendekatan keterampilan proses sains yang terintegrasi.

Pendekatan spontanitas yang terpisah tidak dianjurkan untuk diterapkan kepada anak usia dini, karena biasanya terdapat kelemahan yang paling mendasar, yaitu kemunculan fenomena sains bagi anak akan sulit diprediksi, apakah muncul atau tidak sama sekali.

Pendekatan terpisah juga memiliki kelemahan lain, yaitu ditakutkan anak akan menjadi bosan, karena lebih mengarak pada kegiatan yang bersifat akademis dan prestatif. Hal ini ditakutkan akan membuat anak mogok belajar.

Walau meski biasanya melalui pendekatan ini, anak akan banyak memperoleh pengetahuan sains yang lebih banyak dari pendekatan yang lainnya. Namun perlu diingat bahwa kita mengenalkan Sains kepada anak usia dini yang kemampuan kognitifnya belum matang secara sempurna.

Nah, untuk itu tugas kita lah para praktisi pendidikan, mengupayakan aspek kognitif dan aspek pertumbuhan dan perkembangan lainnya diupayakan secara optimal. Apa saja aspekpertumbuhan dan perkembangan anak? Silahkan dibaca artikel tentang Deteksi Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia dini.

Jadi, pendekatan pembelajaran sains untuk anak usia dini yang paling tepat diterapkan adalah pendekatan keterampilan proses sains yang disesuaikan dengan karakteristik anak terutama golongan usia.


pendekatan keterampilan proses sains


Pendekatan Keterampilan Proses Sains


Keterampilan proses sains bisa dikatakan sebagai seseorangg terampil di dalam kegiatan sains. Keterampilan proses sains diperoleh karena banyak melakukan aktivitas langsung dengan kegiatan sains.

Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan, mengembangkan, mempraktikan konsep, prinsip, hukum dan teori sains, baik berupa keterampilan mental, fisik maupun sosial.

Diharapkan melalui keterampilan proses sains semua individu dapat berkembang secara optimal dengan memaksimalkan segala aspek kemampuan diri.

Pendekatan kterampilan proses sains adalah pendekatan atau cara mengajarkan menggunakan pendekatan dengan cara  melakukan aktivitas secara langsung. Peserta didik ikut mengobservasi atau mengamati, mengukur, mengkomunikasikan, dan mengelompokkan, memprediksi.


contoh pendekatan keterampilan proses sains

Dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses sains pada anak-anak hendaklah para guru melakukan langkah berikut:

Proses Pemanasan


Proses pemanasan yang dilakukan pada anak-anak, untuk menyiapkan perhatian anak agar bisa fokus pada pembelajaran, baik secara mental, fisik maupun emosional.Para guru bisa melakukan hal-hal di bawah ini:

1. Menceritakan pengalaman berkesan pada pelajaran sebelumnya yang telah dipraktikan temannya atau gurunya sendiri.

2. Menceritakan pelajaran sebelumnya.

3. Menarik perhatian anak dengan bertanya hal-hal menarik yang ingin dilakukan melalui pendapat dari anak. Bisa juga dengan menunjukkan gambar, film dan video, slide menarik atau yang lainnya.

Proses Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran, hendaknya selalu libatkan anak aktif dan ikut serta, agar kemampuan anak untuk mengamati, mengelompokkan, mengukur, memprediksi atau meramal serta mengkomunikasikan hasil kerjanya bisa berkembang. 


Tahapan Perkembangan Keterampilan Proses Sain



Ada 3 tahapan yang dilalui dalam menerapkan keterampilan proses sains pada anak. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya, yaitu:

1. Tahapan Dasar


Tahapan ini diperuntukkan bagi anak umur 5 tahun ke atas. Penerapan keterampilan proses sains dilakukan melalui 5 proses, yaitu  mengamati, membandingkan, mengklasifikasikan (mengelompokkan), mengkomunikasikan, mengukur/menghitung.


2. Tahapan Intermediate


Tahapan ini diperuntukkan bagi anak pada rentang usia 9 sampai dengan 11 tahun. Penerapan keterampilan proses sains dilakukan melalui proses memprediksikan, dan menarik kesimpulan.

3. Tahapan Advanced


Tahapan ini diperuntukkan bagi anak uisa 12 tahun ke atas. Penerapan keterampilan proses sainsdilakukan melaui proses merumuskan hipotesis dan ketermpilan menggunakan serta mengontrol variabel.

Alasan Perlunya Keterampilan Proses Sains


Mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan pada anak? Kenapa Pendekatan keterampilan proses sains dipilih sebagai pendekatan yang paling tepat untuk mengenalkan sains pada anak? Berikut ini alasan-alasannya:

pengertian pendekatan keterampilan proses sains

Hal yang perlu Diperhatikan oleh Guru dalam Pengembangan Program Sains Secara Umum


Jika para praktisi pendidikan dalam hal ini para guru telah menemukan program serta pendekatan yang tepat yang akan diterapkan pada anak, maka langkah selanjutnya adalah menentukan teknis atau cara kerja yang akan diterapkan dalam pengembangan program pembelajaran sains.

contoh pendekatan keterampilan proses sains

Langkah-langkah yang diambil dalam penerapan proses sains, bisa dilihat dalam skema di bawah ini. Bisa dilihat di sini bahwa guru PAUD merupakan titik sentral bagi keberhasilan proses pembelajaran keterampilan proses sains.



contoh pendekatan keterampilan proses sains



Guru sebagai pengembang keterampilan proses sains harus mampu mengintegrasikan antara anak dan aspek sains secara harmonis.

Untuk itu setiap guru harus secara seksama dalam menyusun setiap program, karena program yang disusun oleh guru akan menentukan keberhasilan program keterampilan proses sains yang akan dia terapkan pada anak. Bahasa sakleknya berhasi atau gagalnya program pembelajaran terletak di tangan guru.

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses sains?


Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru disaat hendak melakukan proses pembelajaran adalah dengan mengutamakan penerapan beberapa komponen pembelajaran dengan mengkaji kompetensi dasar, mengidentifikasi materi pokok, mengembangkan kegiatan pembelajaran, merumuskan indikator menentukan kompetensi yang dicapai, menentukan jenis dan cara penilaian, menentukan lamanya pembelajaran, menentukan sumber bahan pembelajaran.


Summary


Pendekatan pembelajaran bisa diartikan sebagai titik awal atau sudut pandang pada proses pembelajaran dalam menentukan sebuah ide objek kajian. Pendekatan merupakan proses  menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teori tertentu.


Dalam menentukan pendekatan pembelajaran, hendaknya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi anak serta kebutuhan dan karakteristiknya. 


Pendekatan keterampilaan proses sains merupakan pendekatan yang paling tepat dalam mengenalkan sains kepada anak.  Anak diajak untuk terlibat secara langsung dalam aktivitas pembelajaran. Hal ini diharapkan akan membantu mengembangkan segala aspek yang dimiliki oleh anak.


Selamat bersenang-senang dengan pembelajaran sains. Happy parenting dan salam pengasuhan.






referensi pendekatan keterampilan proses sains


Deteksi Tumbuh Kembang Anak USia Dini

Jumat, 07 Oktober 2022

Buah hati kita adalah aset yang tak ternilai. Alangkah bahagianya para orantua jika menyaksikan  pertumbuhan dan perkembangan anak bisa optimal dan sesuai standart yang telah ditentukan, atau bahkan bisa di atas rata-rata, tentu saja sebagai orangtua kita akan merasa bahagia.


Deteksi tumbuh kembang anak usia dini sangatlah perlu dilakukan bahkan dari sejak anak dilahirkan. Karena menurut Jamaris pertumbuhan dan perkembangan bersifat kumulatif, artinya perkembangan dari awal atau sebelumnya akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya.


deteksi tumbuh kembang anak usia dini




Menurut Maria Montessori seorang pakar anak usia dini yang juga seorang dokter, masa usia dini merupakan masa keemasan anak, di usia ini anak akan mudah menerima stimulus. anak mulai peka menerima berbagai stimulus dari lingkungannya.


Berdasarkan tinjauan pedagogis masa usia dini merupakan  dasar atau pondasi awal untuk pertumbuhan dan perkembangan anak ke depannya. Untuk mengoptimalkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak harus menciptakan lingkungan yang kondusif disaat memberikan stimulasi.


Sebelum jauh panjang lebar membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, mari kita kupas dulu, yuk, pengertian pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri, agar jelas dalam memahami dan memaknai. Tentang keriteria anak usia dini, sains bisa menelusuri artikel tentang Pengertian anak usia dini dan cirinya.


Apa yang Dimaksud Pertumbuhan dan Perkembangan 


Sebenarnya antara pertumbuhan dan perkembangan saling terkait satu sama lain dan saling mendukung. Namun yang membedakan diantara keduanya adalah pertumbuhan lebih kepada perhitungan kuantitatif atau terkait fisik dan struktur tubuh dari seorang anak.


Sementara pengertian perkembangan lebih kepada perhitungan kualitatif atau berdasarkan perkembangan mental anak.


Pertumbuhan akan memberikan dampak pada perkembangan sedangkan pertumbuhan dan perkembangan akan berdampak pada perubahan.


3 Landasan Analisis Perkembangan


Ada 3 landasan analisis perkembangan yang bisa kita jadikan pegangan dan tolak ukur, untuk mendeteksi tumbuh kembang anak. Saya akan coba menjabarkannya dengan mengutip beberapa pendapat ahli berikut:


manfaat deteksi dinitumbuh kembang anak



Karakteristik Aspek Tumbuh Kembang pada Anak Usia Dini


Dalam Mulyasa di bukunya manajemen pendidikan anak usia dini dijelaskan bahwa ada 8 aspek pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini, kedelapan aspek ini harus dioptimalkan secara menyeluruh karena saling berkait satu sama lain.


Dibutuhkan ketelatenan orangtua dalam mengusahakan agar anak bertumbuh dan berkembang secara optimal. bebrepa aspek tumbuh kembang anak  yang harus diperhatikan, diantaranya perkembangan fisik dan motorik, kognitif, perkembangan bahasa, berbicara, emosi, sosial serta moral dan spiritual.


deteksi tumbuh kembang anak usia dini

Perkembangan Fisik dan Motorik


Perkembangan  fisik anak terkait pada berat badan, ukuran lingkar kepala, tinggi badan, pertumbuhan gigi geligi, serta tulang-tulang pada anak. Kita bisa menggunakan acuan tabel tumbh kembang anak IDAI sebagai patokan.


Sedangkan untuk perkembangan motoriknya anak mampu mengkordinasikan motoriknya sesuai dengan umur. Anak mampu bergerak secara lincah dan gesit. di usia ini anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan yang lincah.


Tepat kiranya sejak usia dini, seorang anak mulai diajarkan menulis, bermain bola, menggambar, berenang dan aktifitas ringan fisik lainnya, asalkan dengan penuh keriangan dan membahagiakan anak, bukan dengan tekanan. 


Kenalkan berbagai aktivitas dengan konsep bermain. Bermain bagi anak merupakan belajar. Belajar untuk anak dilakukan dengan cara bermain. Beberapa aneka permainan untuk anak Sains juga bisa telusuri di artikel permainan kooperatif untuk anak.


Perkembangan Kognitif


Kognitif sering juga diartikan sebagai intelektual. Kognitif anak sudah harus banyak diberikan stimulasi agar anak cepat matang dalam berpikir dan mampu menghadapi kehidupan real di hadapannya.


Perkembangan kognitif ini sangat perlu diperhatikan karena hal ini yang akan mempermudah proses anak dalam belajar. Saran dari seorang Piaget yang merupakan tokoh psikoogi kognitif, dalam menghadapi seorang anak, perlu kiranya para orangtua dan pendidik menganggap anak sebagai seorang ilmuwan.


Anak memerlukan jawaban yang sistematis terhadap setiap permasalahan yang membutuhkan jawaban. Pertanyaan yang dilontarkan oleh anak harus dijawab segamlang dan sejelas mungkin agar anak benar-benar paham dan mengerti.


Perkembangan Bahasa dan Berbicara

 

Bahasa sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Bahasa merupakan alat komunikasi sebagai sarana mengutarakan keinginan, Baik secara lisan, tulisan, simbol, isyarat dan lainnya.


Bahasa bisa distimulasi dengan cara sering melakukan dialog dengan anak secara aktif. Stimulasi bahasa yang dilakukan secara aktif dapat memudahkan anak berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih luas dan penguasaan bahasa yang lebih kaya.


Perkembangan Sosial dan Emosional


Perkembangan emosi pada seorang anak memiliki pola yang sama dengan variasi yang berbeda. Perbedaan emosi pada anak biasanya ditunjukkan berdasarkan perbedaan umur.


Keadaan emosi anak mudah berubah dikarenakan suasana yang menyertainya. Anak yang sedang marah bisa tiba-tiba menjadi riang gembira karena bujuk rayu orang dewasa di sekitarnya atau pun teman sebaya.


Perilaku emosional anak yang baik akan menyebarkan aura kebahagiaan bagi sekelilingnya. Perkembangan sosial yang dimiliki oleh anak berkembang sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh lingkungannya.


Budaya lingkungan mempengaruhi perkembangan sosial anak. Pengaruh tersebut paling kuat pada masa kanak-kanak dan pada masa remaja awal.


Perkembangan Agama dan Moral


Begitu pun pada perkembangan agama dan moral anak, ini sangat dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan. Profesor Mulyasa menambahkan, selain faktor lingkunagn dan keluarga, faktor pemberian makanan halal juga akan berpengaruh pada perkembangan moral dan agama anak.


Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan anak


Ada dua faktor yang mendukung serta memiliki pengaruh yang besar terhadap tumbuh kembang anak agar memudahkan kita untuk mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal. Dua faktor tersebut diantaranya:


1. Faktor Genetik

 

Faktor genetik merupakan faktor penentu pertumbuhan anak, genetik ini merupakan modal dasar anak untuk bertumbuh dan berkembang ke depannya. Faktor genetik merupakan bawaan dasar anak yang menjadi ciri khasnya.


2. Faktor Lingkungan


Faktor lingkungan ini merupakan sarana penyedia bagi anak untuk bertumbuh dan berkembang. Potensi bagus yang menjadi pembawaan anak akan berkembang secara optimal tergantung dengan lingkungan yang mempengaruhi anak.


Potensi bawaan anak yang baik akan berkembang baik di lingkungan yang baik, dan sebaliknya, potensi bawaan anak bisa menjadi buruk jika berinteraksi di lingkungan yang buruk. Untuk ituperlu kiranya orangtua mengusahakan lingkungan yang baik untuk anak, agar anak bertumbuh dan berkembang dengan baik.


Faktor Penghambat  Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Jika pertumbuhan dan perkembangan anak ingin optimal, tentunya ada usaha yang harus dilakukan oeh para orangtua untuk memenuhi target yang telah dijelaskan di atas.


Untuk itu beberapa faktor penyebab yang akan menjadi penghambat pertumbuhan dan perkembangan anak perlu di tekan seminimal mungkin.


Beberapa faktor yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak yang perlu diwaspadai oleh para orangtua diantaranya, yaitu


deteksi dini tumbuh kembang anak

Kelima faktor di atas perlu disiasati oleh para orangtua agar bisa diatasi sedini mungkin, dan ditekan seminimal mungkin. Cacat tubuh juga bisa dihindari dan diupayakan dengan mengatur pola asupan makanan serta pola hidup yang baik sejak dalam kandungan dan sering memeriksakan diri ke dokter.


Bismillah semoga usaha papmam dalam mengupayakan yang terbaik dimudahkan dan dilancarkan jalannya. Niat harus dibarengi dengan usaha dan juga do'a.


Apa Yang Dimaksud Deteksi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini


Deteksi memiliki pengertian usaha untuk mengetahui apakah ada kekurangan atau kelainan secara fisik maupun mental, dengan menggunakan sebuah metode.


Deteksi tumbuh kembang anak usia dini memiliki pengertian usaha mendeteksi kekurangan dan kelainan yang terjadi pada anak baik dari sisi fisik maupun mental yang dilakukan sejak dini agar tidak fatal dampaknya dan bisa diatasi dengan segera.


Bagaimana Cara  Deteksi Tumbuh Kembang Anak usia dini?


Hal-hal yang perlu diperhatkan oleh orangtua dalam melakukan deteksi tumbuh kembang anak sejak dini adalah pada seputar pertumbuhan fisik anak dan kemampuan motorik anak serta segala aspek karakteristik yang mempengaruhi tumbuh kembang anak seperti yang telah dijabarkan di atas. 


Deteksi tumbuh kembang anak yang dilakukan sejak dini kelak akan memudahkan kita mengupayakan stimulasi dalam pencapaian pertumbuhan dan perkembangan serta kemampuan dasar yang dimiliki anak secara optimal.


Ada 2 cara yang bisa kita lakukan untuk deteksi tumbuh kembang anak, diantaranya yaitu:


1. Pengukuran Antropometri


Pengukuran ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada berat badan, tinggi badan anak, pertumbuhan besar lingkar kepala, lingkar lengan bagian atas. Hal ini harus dibantu oleh yang ahlidibidangnya. Papmam bisa membawa buah hati ke bidan atau pun dokter spesialis anak.


Dari pengukiran di atas yang dilakukan terhadap anak, dapat mendeteksi tentang status gizi seorang anak apakah terlalu berlebihan atau malah kekurangan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization).


Jika diketahui permasalahannya, selanjutnya mengambil tindakan terbaik apa yang harus dilakukan ke depannya untuk mengatasi kekurangan yang belum sesuai dengan standar.


2. Memantau dan Membina Aspek Tumbuh dan Kembang Anak


Hal yang harus dilakukan untuk memantau dan membina aspek tumbuh kembang anak sesuai dengan buku tumbuh kembang anak kemenkes tahun 2005, diantaranya adalah:


Gerak kasar/motorik kasar

Kemampuan anak untuk melakukan gerakan tubuh menggunakan otot-otot besar seperti duduk, berlari, meloncat, merangkak.

Gerak halus/motorik halus

Kemampuan anak untuk melakukan gerakan tubuh menggunakan otot-otot kecil yang memerlukan kecermatan dan koordinasi yang baik seperti menggunting, melipat, menulis, menjepit dan lainnya.  

Kemampuan berbicara dan bahasa

Kemampuan anak untuk memberikan respon kepada aneka suara, mampu berbicara dan berinteraksi dengan cara berkomunikasi dan mampu mengikuti perintah yang diberikan.

Soasialisasi dan kemandirian

Kemampuan anak untuk bergaul dengan orang lain dan lingkungannya dan mampu melakukan kegiatan ringan secara mandiri seperti membereskan mainannya sendiri, makan sendiri.


Tahap Pencapaian Pertumbuhan dan Perkembangan anak Usia Dini


Ada beberapa panduan yang bisa digunakan untu mengetahui capaian pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya dengan menggunakan tabel tumbuh kembang anak dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).


Atau bisa juga merujuk pada permendikbud (peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan) No. 137 tahun 2014. Panduan capaian pertumbuhan dan perkembangan anak menurut kelompok usia bisa teman-teman lihat di bawah ini:


tabel tumbuh kembang anak idai



Manfaat Deteksi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini


So,...jangan ragu ya papmam untuk mendeteksi Pertumbuhan dan Perkembangan buah hati kita melalui analisis aspek pertumbuhan dan perkembangan yang telah dijabarkan di atas.


Jika kita telah memperthatikan dan mengopti,alkan beberapa aspek tumbuh kembang pada anak yang harus dioptimalkan, maka akan banyak manfaat yang didapat, diantaranya, yaitu:


formulir tumbuh kembang anak usia dini


Summary


Deteksi tumbuh kembang anak usia dini sangat perlu dilakukan agar kita bisa melakukan intervensi pada kekurangan dan kelainan yang berusaha kita deteksi dari awal.

Sebaiknya para orangtua dan pendidik melakukan deteksi pada pertumbuhan dan perkembangan anak dari sejak usia dini melalui aspek yang sudah ditentukan dalam buku panduan tumbuh kembang anak dari kemenkes (kementrian kesehatan) dan Permendikbud No 137 tahun 2014.

Selamat berikhtiar untuk mengoptimalkan tumbuh kembang buah hati kita. Salam pengasuhan. Happy parenting



Perolehan Sains Anak Usia Dini (Contoh Praktik)

Senin, 03 Oktober 2022

Setelah kita mengetahui tentang konsep sains anak usia dini dan pengetahuan apa yang bisa diberikan anak pada tahapan awal tentang sains.


Kali ini kita lanjut pada pembahasan tentang perolehan sains pada anak usia dini. Pembahasan tentang perolehan sains pada anak usia dini, adalah berbicara seputar apa saja yang anak peroleh dari pembelajaran sains dan juga manfaatnya untuk anak.


kegiatan sains anak usia dini


Untuk itu makna melibatkan anak dalam pembelajaran sains adalah melatih anak untuk mengetahui langsung tentang sebuah permasalahan yang harus dihadapi, hal ini menimbulkan banyak efek positif bagi anak. 


Anak yang didekatkan dan bersahabat dengan alam memiliki makna melatih anak untuk memilki kepribadian yang telaten dan tekun, selain itu juga diharapkan akan membangun kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.


Pendapat para Ilmuan tentang Sains Anak USia Dini


Agar lebih menguatkan konsep ini, mari kita telaah bersama tentang pendapat para ahli tentang pendidikan sains anak usia dini.


Menurut Sumaji 


Sumaji memberi pandangan bahwa sains bagi anak usia dini diharapkan mampu memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak terhadap tempat berpjak dimana dia hidup. Maksudnya adalah anak mampu menghargai bumi sebagai tempat tinggalnya.


Menurut Abrucasto. 


Abrucasto berpendapat bahwa sains akan membangun dan mengembangkan semua sisi atau aspek domain yang dimiliki anak. Baik aspek kognitif, psikomotor maupun afektif anak.


Menurut Liek Wilarjo


Pendidikan sains bagi anak memiliki fokus dan tekanan yang terletakpada bagaimana kita mendekatkan dan mengenalkan anak pada alam. Hal ini agar anak dididik oleh alam dan tumbuh menjadi manusia yang lebih baik.


Manfaat dan Tujuan Pembelajaran Sains bagi Anak Usia Dini


Banyak manfaat yang akan diperoleh oleh anak jika anak diberikan pengetahuan tentang sains dari sejak dini. Hal yang harus ditekankan dalam pengenalan sains pada anak usia dini adalah agar anak mengenal siapa dirinya dan juga Tuhan penciptanya. 


Untuk mengenal Tuhannya, anak perlu diperkenalkan terhadap alam dan segala benda hasil ciptaan Tuhan yang maha kuasa yang dia temukan di alam. 


Konsep dan ruang lingkup sains bagi anak usia dini yang berkisar pada mengenalkan anak pada alam dan penciptanya agar anak lebih mengenal dirinya juga sang penciptanya, menjadikan sains bagi anak usia dini sangat penting.


Sains bukan hanya melatih anak pada domain kognitif saja, bahkan pada domain afektif dan psikomotor yang seimbang. Pembelajaran sains bagi anak usia dini juga diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir.


Hal ini kelak akan sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi peran yang lebih luas dan kompleks di kehidupannya. Praktik sains pada anak merupakan permainan yang bisa melatih kesabaran pada anak. 


Selain itu kerjasama yang baik yang dilakukan saat praktik sains juga merupakan bentuk permainan yang kooperatif bagi anak. 


Pengembangan sains bagi anak usia dini harus meliputi tujuan yang jelas, karena dengan tujuan yang jelas dapat meningkatkan standar ketercapaian dan keberhasilan.


Suatu tujuan dikatakan terstandar dan memiliki karakteristik yang ideal apabila tujuan yang dirumuskan memilki ketepatan (validity) kebermaknaan (meaningfulness), fungsional serta relevansi tinggi dengan kebutuhan dan karakteristik sasaran.


Untuk itu keterampilan proses sains dasar yang dapat dikembangkan pada anak usia dini adalah dengan cara mengobservasi, mengukur, mengkomunikasikan dan mengklasifikasikan.


materi sains untuk anak usia dini

Dari beberapa keterampilan dasar proses sains di atas maka akan diperoleh beberapa manfaat dari mengenalkan sains pada anak sejak dini, diantaranya, yaitu:


Sains Melatih Fungsi Panca Indra Secara Aktif


Sains melatih anak lima panca indra anak untuk mengenali gejala alam, benda dan peristiwa. Melalui pembelajaran sans yang melibatkan anak turun langsung akan melatih anak melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar.


Semakin banyak keterlibatan indra maka akan semakin melatih anak untuk mengaktifkan segala kelebihan yang dimilikinya. Anak akan memperoleh pengetahuan baru dan mudah memahami apa yang diperolehnya.


Melalui proses sains anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan sederhana tersebut melatih anak untuk menghubungkan sebab dan akibat. Hal ini dapat melatih anak untuk berpikir logis.


Sains Melatih anak Mengenal Konsep Pengukuran


Melalui Sains anak dilatih untuk bisa mengukur dan mengenal alat ukur. Mulai dari alat ukur yang non standar seperti mengukur dengan menggunakan jari jemari seperti 1 ruas jari, satu jengkal, satu depa, satu kaki.


Selanjutnya anak juga bisa dikenalkan dengan alat ukur standar seperti penggaris, meteran, gelas ukur dan lainnya yang berbentuk sederhana.


Efeknya diharapkan anak akan terlatih mengenal satuan dan membangun konsep berpikir logis dan rasional. Dengan demikian sains akan meningkatkan intelektual berpikir pada anak. 


Beberapa Contoh Praktik Sains


Berikut saya sertakan beberapa contoh praktik sains yang bisa dikenalkan pada anak usia dini, yang bisa dijadikan sebagai materi sains untuk anak usia dini, diantaranya yaitu:


Percobaan Mengembangkan Balon tanpa Ditiup


sains anak usia dini



Percobaan Sains Anak USia Dini Tentang Pembiasan Cahaya


sains anak usia dini



Percobaan Sains Anak Usia Dini tentang Pengaruh Berat Jenis Air


permainan sains  anak usia dini

eksperimen hujan pelangi




 Demikian beberapa perolehan dan praktik sains yang bisa diberikan pada anak usia dini. Selamat mempraktikan di rumah bersama anak-anak, bisa bersama peserta didik maupun bersama anak sendiri. 


Summary


Perolehan sains anak usia dini adalah proses mengenalkan sains pada anak dan anak mendapatkan manfaat dai kegiatan yang diberikan melalui percobaan-percobaan yang terkait sains.

Melalui sains, anak mendapatkan pengetahuan tentang zat padat, zat cair, dan makhluk hidup serta makhluk tak hidup.

Perolehan sains pada anak usia dini bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tentang hal yang berkaitan dengan sains, namun urgensi yang terpenting dari pembelajaran sains anak usia dini adalah semakin mendekatkan anak pada penciptanya.

Untuk itu ketika mengajak anak mempraktikan pelajaran sains maka giring anak untuk memiliki rasa syukur kepada Tuhan sang pencipta. Sisipkan kalimat-kalimat tauhid dan pujian ketika menyaksikan berbagai ketaajuban.

Memulai setiap kegiatan dengan membaca basmallah dan mengakhirinya dengan hamdalah. Hal ini dilakukan agar anak lebih mengenal dirinya dan penciptanya serta memupuk kecintaan anak pada agamanya.



Referensi


melatih motorik anak


Pengertian Anak Usia Dini dan Apa sih Ciri-cirinya?

Siapakah anak usia dini? Sepertinya kita perlu memahami pengertian anak usia dini dari berbagai persepsi agar kita tidak mengalami kesalahan dalam memberikan stimulaasi kepada anak dalam rentang usia ini.

pengertian anak usia dini


Anak adalah makhluk lemah yang sangat membutuhkan peran serta orangtuanya dalam membantunya agar kelak hidupnya bisa mandiri tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap terjun di dalam masyarakat luas.

Mari kita bahas satu persatu persepsi yang melandasi tentang pengertian anak usia dini, baik pengertian anak usia dini menurut para ahli, undang-undang, unesco dan juga asosiasi internasional lainnya.

Pengertian Anak


Beberapa pengertian tentang anak saya kutip dari berbagai sumber, diantaranya yaitu:

Menurut  KBBI


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anak memiliki pengertian sebagai turunan kedua

Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak


Sedangkan dalam undang-undang perlindungan anak No.23 tahun 2002 secara garis besar menjelaskan bahwasannya anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan yang maha esa, dan Allah memberikan harkat serta martabat sebagai manusia secara utuh.


Menurut Pakar Pendidikan


Beberapa pakar pendidikan diantaranya Husen menjelaskan bahwa anak merupakan amanah yang memiliki hak yang harus dipenuhi dan diperhatikan oleh orangtuanya, sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al-Hadis. Sedangkan menurut Romli Atmasasmita anak adalah seseorang yang usianya masih berkategori di bawah umur dan belum dewasa

Pengertian Anak Usia Dini


Karena pembahasan kita terfokus pada pendidikan anak usia dini, maka perlu kiranya kita juga mengetahui hakikat makna dari anak usia dini itu sendiri. Silahkan bandingkan pengertian anak usia dini yang saya kutip dari beberapa rujukan dengan pengertian anak. Adakah bedanya?

Pengertian Anak USia Dini Menurut Unesco dan NAEYC 


Anak Usia Dini menurut Unesco adalah anak yang berhak menerima pengajaran pada jenjang pendidikan pra sekolah di level 0, jenjang ini memiliki rentang usia dari usia 3 sampai 5 tahun.

NAEYC atau National Association for The Education Young Children merumuskan pengertian tentang anak usia dini adalah sosok individu yang berada pada rentang 0 sampai dengan 8 tahun. Pada masa ini seorang manusia sedang mengalami aspek pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dalam rentang masa hidupnya.

NAEYC adalah sebuah organisasi yang mengurusi permasalahan anak usia dini yang berpusat di Amerika.

Pengertian Anak USia Dini Menurut Undang-undang


Dalam undang-undang No. 20 tentang sistem pendidikan nasiaonal tahun 2003 merumuskan secara garis besar bahwasannya anak usiadini adalah seorang anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun.

Pengertian Anak Usia Dini Menurut Para Ahli


Banyak pandangan dari para ahli tentang anak usia dini, salah satu rujukan yang saya ambil adalah pendapat dari Maria Montessori seorang pakar pendidikan anak usia dini yang juga seorang dokter wanita pertama di Italia pada masanya.

Maria Montessori merumuskan bahwasannya anak usia dini adalah sesosok manusia yang sedang berada pada masa penyerapan otak di skala tertinggi, yang berada pada rentang usia 0 sampai dengan 6 tahun.

Pengertian Anak usia dini menurut Hurlock adalah anak yang berada dalam jenjang prasekolah atau prakelompok, yang berada pada rentang usia 2 sampai dengan usia 6 tahun. Pada usia ini anak mulai menyenangi interaksi sosial dan ingin mengenal lingkungan lebih jauh lagi.

Anak Usia Dini Menurut Perspektif Al-Quran


Setelah kita membahas pengertian anak usia dini dalam perspektif umum, perlu kiranya kita bahas juga pengertian anak usia dini menurut perspektif Al-Quran, agar pengetahuan dan pandangan kita tentang anak usia dini lengkap ditinjau dari berbagai sudut pandang.


pengertian anak usia dini



Anak di dalam Al-Quran memiliki beberapa sudut pandang aspek pemikiran. Ditinjau dari pembagian katanya yang memiliki makna anak adalah ath-thifl, ash-shabi, al-walad, al-ibnu, al-bin dan al-ghulam.

Dalam pandangan kata ini yang memiliki arti anak usia dini adalah ath-thifl dan ash-shabi. As-shabi adalah anak usia dini yang berada pada rentang 0 sampai dengan 2 tahun. Sedangkan ath-thifl adalah anak usia dini yang berada pada rentang 3 sampai dengan 6 tahun.

Ayat Al-Quran tentang Anak USia Dini


Salah satu ayat dalma Al-Quran yang membahas masalah anak usia dini adalah surat al-mu'min(40) ayat ke 67.


pengertian anak usia dini

 Manusia dilahirkan sebagai seorang anak yang pada awalnya berasal dari setetes mani dan berubah menjadi segumpal darah dan seterusnya, berawaldari makhluk yang lemah. Anak terlahir fitrah, untuk itu butuh orangtua yang ikut andil dalam perkembangan agamanya.

Karakteristik Anak Usia Dini


Anak usia memiliki perbedaan karakter dengan anak remaja atau pun manusia dewasa. Ciri-ciri khusus ini membuat sosok anak usia dini menjadi sosok yang spesial. Berikut adalah karakteristik atau ciri khusus yang ada dalam anak usia dini, diantaranya yaitu:


anak usia dini adalah


Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar


Pada usia ini anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, untuk itu jangan heran jika kita mendapati anak-anak pada rentang usia dini selalu banyak bertanya karena ingin mengetahui sesuatu yang menurut mereka adalah hal baru bagi mereka.

Untuk itu dibutuhkan bimbungan yang intens dari para orangtua, pendidik juga lingkungan.


Merupakan Pribadi yang Unik


Setiap anak memiliki pembawaan yang berbeda-beda, meski anak kembar sekali pun. Untuk itu setiap anak merupakan pribadi yang memiliki keunikan atau perbedaan masing-masing. Untuk itu perlakukan yang diberikan pun tidak boleh disamakan.

Senang Berfantasi dan Berimajinasi


Anak usia dini adalah sosok anak yang senang berfantasi dan berimajinasi. Teman-teman bisa perhatikan bagaimana cara anak usia dinbermain dengan temannya. Mereka bisa berbicara sendiri memainkan tokoh yang berbeda-beda untuk boneka mainannya.

Masa Paling potensial untuk Belajar


Karena masa usia dini adalah masa penyerapan optimal terhadap segala hal, untuk itu masa ini bisa dikatakan masa yang paling potensial untuk menerima pelajaran

Berbicara dengan temannya memposisikan dirinya sebagai sosok yang berbeda-beda. Kadang menjadi seorang dokter, seorang polisi atau yang lainnya.


Menunjukkan Sikap Egosentris


Anak pada masa ini cenderung egois dan mudah marah. Karena biasanya anak ingin menarik perhatian para orangtuanya agar dirinya diperhatiakan dan keberadaannya diakui, sebagai sosok manusia yang baru.

Memiliki Rentang Daya Konsentrasi yang Pendek


Anak usia dini biasanya tidak bisa diam berlama-lama dalam suatu keadaan. Untuk itu bisa teman-teman perhatikan beberapa anak usia dini yang tidak bisa diam di tempat ketika sudah terlalu lama harus menerima sebuah pelajaran.


Disarankan dalam memberikan pengajaran kepada anak usia dini dengan membiarkan anak ikut aktif dan ikut andil atau biasa disebut juga dengan pembelajaran aktif. Biarkan anak bergerak dan mendapatkan pengalaman mencoba sendiri atau disebut juga dengan hand eksperience.

Sebagai Bagian dari Makhluk Sosial


Ini yang perlu mendapat perhatian besar dari para orangtua dan pendidik. Anak adalah makhluk sosial yang juga butuh berinteraksi dengan anak-anak lain baik yang sebaya maupun di atas usianya, agar cepat mengalami perkembangan dan mendapatkan stimulasi dari sekelilingnya.

Karakter Anak Usia Dini Menurut Kategori umur


Anak usia dini memiliki perilaku dan karakteristik berbeda di setiap kategori atau kelompok umur. Kategori atau pengelompokkan unur ini terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:

anak usia dini adalah

Kelompok Umur 0 sampai dengan 1 tahun


Pada usia ini anak usia dini adalah anak yang memiliki karakter:

1. Sedang senang aktif bergerak, dari mulai berguling, jalan, merangkak, duduk dan berdiri, karena pada usia ini anak baru mengenal gerakan-gerakan tersebut. 

2. Mengembangkan keterampilan panca indera.

3. Mengembangkan komunikasi sosial melalui respon verbal dan non verbal melalui stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa.

Kelompok Umur 2 sampai dengan 3 tahun


1. Aktif mengeksplore atau mencari tahu benda-benda di sekelilingnya

2. senang mengembangkan pengetahuan bahasanya, karena dalam usia ini anak sedang mulai belajar aneka kosakata dan maknanya.

3. Emosi anak mulai berkembang sesuai dengan stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.

Kelompok Umur 4 sampai dengan 6 Tahun


1. Mulai senang beraktifitas fisik untuk mengambangkan otot-ototya dan kemampuan psikomotornya seperti memanjat, melompat, berlari dan lainnya.

2. Kemampuan anak untuk berkomunikasi dan mengerti makna kata semakin berkembang.

3. Kognitif anak pun berkembang sangat pesat melalui berbagai stimulasi yang diberikan dan diterimanya.

4. Senang melakukan aktivitas bermain bersama walaupun sifatnya individu bukan sosial.

Karakter anak dibentuk oleh orangtua para pendidik dan juga lingkungannya. Karakter anak ditentukan oleh tiga unsur ini.  Untuk itu pendidikan karakter harus diterapkan sejak dini.


Summary


Demikianlah sekilas tentang pengertian anak usia dini dari berbagai persepsi dan sudut pandang beserta karakteristik dasar yang dimiliki anak-anak pada tingkatan usia ini. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rentang usia dari 0 sampai dengan 6 tahun, ada juga yang menggolongkan bahwa anak usia dini adalah anak yang memiliki retang usia dari 0 sampai 8 tahun.

Semoga bermanfaat. Salam edukasi dan Happy parenting



anak usia dini jurnal






Pengetahuan Awal Sains pada Anak Usia Dini dan Manfaatnya

Jumat, 23 September 2022

Anak di masa awal perkembangannya membutuhkan perhatian yang intens dari para orangtua dan pendidik. Tiga tahun di masa awal kehidupannya merupakan masa emas. Otaknya berkembang sangat pesat pada usia ini.


permaianan sains anak usia dini

Mengenalkan sains pada anak usia dini merupakan salah satu upaya pemberian stimulasi bagi perkembangan otak dan aspek lainnya. Pengenalan konsep sains secara tepat yang diberikan untuk anak akan membantu perkembangannya secara optimal.


Nah, Sains. Setelah mengerti batasan ruang lingkup sains untuk anak usia dini di postingan sebelumnya sekarang kita beranjak pada pengetahuan awal  sains pada anak usia dini beserta manfaatnya.


Mengoptimalkan perkembangan anak adalah perkara yang kompleks. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan agar usaha kita untuk mengupayakan tumbuh kembang si kecil tidak salah penerapan.


Pengenalan konsep sains untuk anak usia dini melalui eksperimen sederhana yang diberikan kepada anak, diharapkan menjadi salah satu sarana dalam pemberian stimulasi untuk tumbuh kembang anak. Jika dilakukan dengan tepat maka akan berpotensi besar pada optimalisasi kemampuan anak.


Materi sains untuk anak usia dini yangdiberikan melalui berbagai eksperimen diharapkan bisa melatih motorik anak, baik motorik kasar dan motorik halus. Materi yang dijelaskan pada artikel ruang lingkup sains anak usia dini.


Pengetahuan Awal Sains pada Anak Usia Dini


lalu apa yang harus dikenalkan terlebih dahulu pada anak usia dini dalam pembelajaran sains? Nah, akan saya coba tuliskan di sini mengutip dari pakar anak  M. Solehuddin dan Ihat Hatimah bahwa proses perkembangan pengetahuan sains anak usia dini berkembang melalui tahapan diantaranya:


1. Bersifat komulatif.


Pengalaman awal anak bersifat komulatif maksudnya adalah jika anak mempunyai pengalaman yang sedikit tentang sesuatu maka pengaruhnya pun sedikit, sedangkan pengalaman yang banyak maka akan menciptakan daya ingat yang kuat pada anak.


Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam mengenalkan pembelajaran harus ada interaksi langsung, bisa disebut juga hand experience bersentuhan langsung dengan tangan. Jika hanya berupa hafalan saja, maka anak akan sulit untuk memahami.


Pengetahuan sains yang dilakukan langsung melakukan uji coba akan membantu mengembangkan aspek kognitif anak. Beberapa permainan sains anak usia dini bisa dikenalkan diantaranya permainan membuat jet atau eksperimen hujan pelangi.


Indikasi lain jika anak tak menguasai sains maka anak akan cenderung tidak mampu berpikir kritis. Untuk itu sangat penting jika anak diperkenalkan dengan pengetahuan awal sains. Karena sains akan membantu anak berpikir cermat, logis dan sistematis, menimbangkan sebuah masalah dari berbagai sudut pandang.


2. Pengetahuan Behavioral


Pengetahuan pada anak awalnya bersifat behavioral yang sederhana lalu berkembang ke arah simbolik atau disebut juga representasional yang lebih kompleks.


Bisa dikatakan bahwa anak pada awalnya mendapatkan pengetahuan dari berbagai pengalaman yang dia dapatkan bisa dari orangtuanya atau dari gurunya dan juga dari lingkungan sekitarnya secara langsung. Untuk selanjutnya akhirnya bisa dikembangkan pada tahap simbolik.


Maksudnya dari apa yang dia lihat secara langsung, anak bisa menuangkannya dalam bentuk simbol-simbol berupa gambar, tulisan atau permainan peran atau pun teknologi terapan sederhana dan sejenisnya. 


Nah, berdasarkan prinsip pengetahuan awal sains yang dijabarkan di atas bisa dikategorikan bahwa anak adalah sosok yang pada dasarnya akan senang menerima hal-hal baru yang menarik perhatiannya.

 

Secara psikologis anak siap menerima hal baru dan mengakumulasikannya sebagai pembelajaran. Anak mampu menerima pembelajaran dari yang sederhana menuju ke arah yang kompleks.


Proses Pembelajaran Sainstifik Untuk Anak


Proses pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.


Lima cara belajar sains untuk anak usia dini ini diterapkan ke dalam  strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan.


Pendekatan saintifik/ilmiah menjadikan anak lebih aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Anak juga lebih mampu mengkonstruksi informasi dalam otaknya secara utuh. 


Pendekatan saintifik juga mendorong anak untuk lebih perduli dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Anak terdorong untuk menemukan fakta-fakta dari sebuah kejadian.


Pembelajaran sains untuk anak usia dini diharapkan dapat mendekatkan dengan alam. Permainan sains anak usia dini yang disesuaikan diharapkan dapat membentuk kepribadian anak menjadi pribadi yang berpikir ilmiah.


Diharapkan anak mampu mengembangkan kreativitasnya mengelola pemikirannya menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya di lingkungannya.


Eksperimen Sains untuk Anak Membentuk Struktur Kognitif Anak Lebih Matang


Dengan melakukan banyak eksperimen diharapkan struktur kognitif anak akan berkembang dan lebih matang. Struktur kognitif anak perlu dikembangkan dengan cara melatih anak melalui keterampilan berpikir secara ilmiah dan ikut terlibat secara langsung.


Senada dengan pernyatan Usman Samatowa, bahwa belajar melalui pengalaman langsung (learning by doing) sangat cocok untuk anak Indonesia. 


Belajar melalui pengalaman langsung membutuhkan biaya relatif murah karena menggunakan alat peraga yang ditemui di lingkungan sekitar. Metode ini juga dapat memperkuat daya ingat anak. 


Selain ranah kognitif ada  ranah lainnya yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran sains


Ranah Pengembangan dalam Pendidikan Sains Untuk Anak Usia Dini


Pengembangan pendidikan sains untuk anak usia dini selain mencakup ranah kognitif juga mencakup ranah afektif (sikap dan nilai), psikomotor (keterampilan) serta ranah interkonektif, yaitu perpaduan dari tiga ranah ini yang melahirkan suatu kreativitas yang dapat menggali sistem nilai dan moral yang dikandung dalam bahan ajar.


Kemajuan ilmu sains cepat berkembang pesat. Untuk itu pembelajaran sains tidak bisa diabaikan begitu saja dalam agenda pengenalan terhadap anak.


Manfaat Sains Untuk Anak USia Dini


eksperimen sains untuk anak usia dini


Apa aplikasi dari sebuah sains? tentu saja teknologi! Teknologi bisa dimanfaatkan untuk melestarikan lingkungan. Dengan teknologi bisa memudahkan kahidupan manusia. Bisa diartikan juga bahwa dengan teknologi manusia bisa memakmurkan bumi.


Di tengah berkembangnya teknologi canggih yang ada di bumi, dunia pendidikan harus tetap mempertahankan etika dan nilai yang dapat menguatkan karakter anak.


Memberdayakan pelajaran sains dengan fokus pada pengembangan sikap ilmiah yaitu tanggung jawab, jujur, bisa bekerjasama, percaya diri, ingin tahu dan kreatif. Pembelajaran sains dapat berpengaruh positif pada anak.


Selain itu sains juga dapat melatih anak menggunakan 5 panca indera nya untuk mengenal segala gejala dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau dan mendengar. Hal ini akan memudahkan penilaian pada setiap aspek kemampuan pada anak.


Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, maka anakakan semakin memahami. Semakin banyak pengalaman yang diterima oleh anak, maka anak akan semakin memahami.


Penekanannya terhadap doing science agar anak mampu bertindak dan berpikir secara logis. Meskipun kelak anak-anak bukan menjadi seorang ilmuan, namun tetap bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di dalam segala aspek.


Summary


Sains untuk anak usia dini sangat perlu diperkenalkan agar anak-anak mampu mengelola kehidupannya dengan baik secara logis. Mendukung anak mengembangkan kemampuan berpikir dari sejak awal pertumbuhan dan perkembangannya akan membawa anak dengan mudah memahami hal lainnya.


Menggiring mereka berpikir ke ranah akademis lain akan mendukung rasa percaya diri pada anak. Anak semakin mudah memahami proses pembelajaran yang lain. jangan lupa untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk anak.


Pembelajaran yang disampaikan dengan riang gembira dan melibatkan anak, akan memudahkan anak memahami pembelajaran yang diberikan. Selamat mencoba mempraktikan and happy educating




materi sains untuk anak usia dini


Custom Post Signature

Custom Post  Signature
Educating, Parenting and Life Style Blogger